Anda di halaman 1dari 14

M A K A L A H

“Sosialisasi Dan Pembentukan


Kepribadian”

Disusun Oleh :

Kelompok 3
o Sri Mutiara
o Nurul Novita Sari
o Hilal
o Nasrullah

SMA NEGERI 1 MANGGELEWA


TAHUN AJARAN
2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullohi Wabarokatu


Puji syukur kita panjatkan kepada kehadirat Allah swt sebab kemurahan hatinya
kami bisa mengerjakan tugas ini dengan baik. Dan terima kasih banyak untuk guru yang
sudah memberikan kami tugas ini sehingga dapat menambahkan pengetahuan kami
tentang tentang SOSIALISASI DAN PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN. Kami anggota
kelompok III yang sudah bekerja sama untuk memenuhi tugas makalah ini.

Kami sadar bahwa tugas ini jauh dari kesempurnaan, maka kami memerlukan usul
dan kritikan untuk memperbaiki dan melengkapi tugas makalah kami.

Penyusun,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ………………..………………………,,............…...……
A. Latar Belakang ............................................................................
B. Rumusan Masalah ......................................................................
C. Tujuan Penulisan ..........................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Sosialisasi ..........................................................................
B. Media atau Agen Sosialisasi .......................................................
C. Tahap-tahap Sosialisasi ...............................................................
D. Definisi Kepribadian .....................................................................
E. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepribadian ....................
F. Tahap-Tahap Perkembangan Kepribadian Sebagai Hasil
Sosialisasi .......................................................................................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................
B. Saran .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Keluarga merupakan unit social terkecil yang ada dalam masyarakat. Dalam
keluarga proses sosialisasi pertama kali dilakukan. Apa yang di anggap baik dan benar
dalam sebuah masyarakat akan diajarkan oleh orang tua kepada anaknya sehingga akan
mempengaruhi kepribadiannya di masa mendatang.
Proses pembentukan kepribadian seseorang akan berbeda satu sama lain
tergantung dari pola sosialisasi yang di anut oleh masyarakatnya. Walaupun demikian,
setiap masyarakat mempunyai pola-pola prilaku umum yang membatasi prilaku
individu berdasarkan kepribadiannya.
Manusia merupakan mahluk tidak berdaya kalau hanya mengandalkan nalurinya.
Naluri manusia tidak selengkap dan sekuat pada binatang.Untuk mengisi kekosongan
dalam kehidupannya manusia mengembangkan kebudayaan. Manusia harus
memutuskan sendiri apa yang akan dimakan dan juga kebiasaan-kebiasaan lain yang
kemudian menjadi bagian dari kebudayaannya. Manusia mengembangkan kebiasaan
tentang apa yang dimakan, sehingga terdapat perbedaan makanan pokok di antara
kelompok/masyarakat.
Di dalam kehidupan masyarakat ada nilai dan norma sosial sebagai pedoman
berprilaku masyarakat agar kehidupan social menjadi tertib. Perilaku yang tidak sejalan
dengan nilai dan norma sosial disebabkan oleh unsure kesengajaan karna nilai-nilai dan
norma sosial dianggap sebagai ikatan yang mengurangi kebebasan perilaku, juga unsur
ketidaktahuannya karna tidak tersosialisasinya sperangkat nilai-nilai dan norma sosial
yang ada. Hal itu semata-mata didorong oleh keinginan masyarakat agar kelangsungan
hidupnya dapat bertahan, sebab tanpa ketertiban sosial, maka kehidupan sosial tidak
akan bertahan lama.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang makalah “Sosialisasi dan Pembentukan
Kepribadiaan” di atas maka penulis mengambil rumusan masalah sebagai beikut :
1. Apa itu sosialisasi?
2. Apa saja media atau agen sosialisasi?
3. Apa saja tahap-tahap sosialisasi?
4. Apa saja macam-macam sosialisasi?
5. Apa itu kepribadiaan?
6. Factor apa saja yang mempengaruhi kepribadiaan?
7. Tahap-tahap apasaja dalam perkembangan kepribadiaan sebagi hasil sosialisasi?
8. Bagaimana hubungan antara kepribadiaan, sosialisasi dan kebudayaan?

C. TUJUAN PENULISAN
Berdasarkan rumusan makalah “Sosialisasi dan Pembentukan Kepribadiaan” di
atas maka tujuan penulisan adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi sosialisasi.
2. Mengetahui media atau agen sosialisasi.
3. Mengetahui tahap-tahap sosialisasi.
4. Mengetahui macam-macam sosialisasi.
5. Mengetahui apa itu kepribadiaan.
6. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi kepribadiaan.
7. Mengetahui tahap-tahap perkembangan kepribadiaan sebgai hasil sosialisasi

BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI SOSIALISASI
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, sosialisasi berarti suatu proses belajar
seorang anggota masyarakat untuk mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat
dilingkungannya.
Secara sederhana sosialisasi dapat diartikan sebagai sebuah proses seumur hidup
yang berkenaan dengan bagaimana individu mempelajari cara-cara hidup serta norma
dan nilai sosial yang terdapat dalam kelompoknya agar dapat berkembang menjadi
pribadi yang dapat diterima oleh kelompoknya.. Manfaat sosialisasi, masyarakat dapat
memahami perilaku mana yang harusnya diperbolehkan, dan yang tidak diperbolehkan.
Sosialisasi selalu dimulai dari lingkungan keluarga sebagai kesatuan unit terkecil,
misalnya seseorang yang lahir pada awalnya tidak mengetahui siapa dirinya, walaupun
didalam dirinya terdapat potensi untuk berkembang. Potensi ini adalah kemampuan
(capability), bakat (talent) yang terpendam dalam dirinya yang belum dikembangkan
atau diwujudkan. Seseoarng lahir sebagai makhluk sosial yang hidup ditengah
pergaulan manusia dengan tata kelakuan yang menjadi pedoman kelakuan yang baik
dan yang tidak baik.
Pokok pembahasan diatas memberikan deskripsi bahwa hanya melalui proses
sosialisasi saja nilai-nilai dan norma sosial (yang menjadi pedoman tata kelakuan)
dapat diwariskan dan diteruskan ke antargenerasi, terlepas apakah realitas sosial yang
ada mengalami perubahan atau tidak. Melalui sosialisasi para generasi masyarakat
dapat belajar tentang bagaimana mereka seharusnya bertingkah laku dalam kondisi
sosial tertentu ketika berhubungan dengan orang lain.
Berikut ini adalah definisi sosialisasi dari beberapa pakar sosilog adalah sebagai
berikut :
1. Charlotte Buehler, mendefinisikan sosialisasi sebagi proses yang membantu
individu-individu belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan berfikir
kelompoknya agar ia dapat berperan dan berfungsi dalam kelompoknya.
2. Peter Berger, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses dimana anak belajar
menjadi seorang anggota yang berpartisipasi dalam masyarakat.
3. Bruce J. Cohen, mendefinisikan sosialisasi sebagai proses-proses manusia
mempelajari tata cara kehidupan dalam masyarakat, untuk memperoleh kepribadian
dan membangun kapasitas agar berfungsi dengan baik sebagai individu maupun
sebagai anggota satu kelompok.
4. Karel J. Veeger, mendefinisikan sosialisasi sebagai suatu proses belajar mengajar,
melalui individu belajar menjadi anggota masyarakat, dimana prosesnya tidak
semata-mata mengerjakan pola-pola perilaku sosial kepada individu tetapi juga
individu tersebut mengembangkan dirinya atau melakukan proses pendewasaan
dirinya
5. Robert M. Z. Lawang, sosialisasi merupakan proses mempelajari norma, nilai,
peran, dan semua persyaratan lainnya yang diperlukan untuk memungkinkan
partisipasi yang efektif dalam kehidupan social
6. Soerjono Soekamto, soialisasi merupakan proses dimana anggota masyarakat yang
baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat diman ia menjadi
anggota.
7. M. Sitorus, sosialisasi merupakan proses diman seorang mempelajari pola-pola
hidup dalam masyarakat sesuai dengan nilai-nilai, norma dan kebiasaan yang
berlaku untuk berkembang sebagai anggota masyarakat dan sebagai individu
(pribadi).
8. Berdasarkan beberapa pengertian para pakar sosiolog di atas, dapat disimpulkan
bahwa sosialisasi itu ditempuh seorang individu melalui proses belajar untuk
memahami, menghayati, menyesuaikan dan melaksanakan suatu tindakan social
yang sesuai dengan pola prilaku masyarakatnya.

B. MEDIA ATAU AGEN SOSIALISASI


1. Keluarga
Keluarga merupakan media awal dari suatu proses sosialisasi. Begitu anggota
keluarga baru lahir, ia sangat bergantung pada perlindungan dan bantuan anggota
keluarganya. Proses sosialisasi awal ini dimulai dengan proses belajar
menyesuaikan diri dan mengikuti setiap apa yang di ajarkan oleh orang-orang
dilingkungan keluarganya. Oleh karena itu, orang tua sangat berperan untuk :
a) Memberikan pengawasan dan pengendalian yang wajar sehingga anak tidak
merasa tertekan jiwanya;
b) Mendorong agar anak dapat membedakan antara prilaku benar dan salah, baik
dan buruk, dan sebagainya;
c) Memberi contoh prilaku yang baik dan pantas bagi anaknya.
d) Dalam lingkungan keluarga, kita mengenal dua macam pola sosialisasi, yaitu;
dengan cara represif (repressive socialization) yang mengutamakan adanya
ketaatan anak kepada orang tua, dan cara partisipasi (participatory
socialization) yang mengutamakan adanya partisipasi dari anak.

2. Kelompok Bermain (peer group)


Setelah anak dapat berjalan, berbicara, dan berpergian, ia mulai bertemu dan
berinteraksi dengan teman sebayanya, yang biasanya berasal dari keluarga lain.
pada tahap ini, anak memasuki game stage , fase dimana ia mulai mempelajari
berbagai aturan tentang peranan orang-orang yang kedudukannya sederajat.
Dengan bermain ia mulai mengenal nilai-nilai kepemimpinan, keadilan, kebenaran,
toleransi, atau solidaritas, patriotisme dan lain-lain.
3. Lingkungan Sekolah
Disini seseorang akan mempelajari hal baru yang tidak diajarkan di dalam
keluarga maupun kelompok sepermainan. Sekolah mempersiapkannya untuk
peran-peran baru di masa mendatang saat ia tidak tergantung lagi pada orang tua.
Sekolah tidak hanya mengajarkan pengetahuan dan ketrampilan yang bertujuan
memengaruhi perkembangan intelektual anak, tetapi juga mempengaruhi hal lain
seperti kemandirian, tanggungjawab, dan tata tertib.

Menurut Horton, fungsi nyata dari pendidikan antara lain : (1) Sebagai modal
penting dalam menentukan mata pencaharian. (2) Dapat mengembangkan potensi
demi pemenuhan kebutuhan pribadi dan pengembangan masyarakat (3)
Melestarikan kebudayaan dengan cara mewariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya, dan (4) Membentuk kepribadian.

4. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja juga berpengaruh besar pada pembentukan kepribadian.
Pengaruh dari lingkungan kerja tersebut pada umumnya mengendap dalam diri
seseorang dan sulit untuk di ubah, apalagi jika yang bersangkutan telah lama
bekerja dilingkungan tersebut.

Sebagai contoh, seorang anggota tentara akan bersosialisasi dengan cara kerja
lingkungan militer dengan garis komando yang tegas, sedangkan dosen atau guru
lebih banyak bersosialisasi dengan iklim kerja yang lebih demokratis.
5. Media Massa
Para ilmuwan sosial telah banyak membuktikan bahwa pesan-pesan yang
disampaikanmelalui media massa (televisi, radio, film, internet, surat kabar,
makalah, buku, dst.)memberikan pengaruh bagi perkembangan diri seseorang,
terutama anak-anak.

Beberapa hasil penelian menyatakan bahwa sebagaian besar waktu anak-anak


dan remaja dihabiskan untuk menonton televisi, bermain game online dan
berkomunikasi melalui internet atau social media seperti yahoo messenger, google
talk, facebook, bbm, whatsap dll.

C. TAHAP-TAHAP SOSIALISASI
Penyesuaiaan diri terjadi secara berangsur-angsur,seiring dengan perluasan dan
pertumbuhan pengetahuan serta penerimaan individu terhadap nilai dan norma yang
terdapat dalam lingkungan masyarakat tempat ia berada. Perubahan lingkungan dapat
menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan tindakan seseorang karena telah
terjadi penerapan nilai-nilai dan norma-norma baru yang berbeda dari nilai dan norma
yang ia miliki sebelumnya. Beraneka nilai dan norma itu diserap manusia melalui
sosialisasi.
Sejumlah sosiolog menyebut sosialisasi sebagai teori mengenai peran (role
theory), karena dalam proses sosialisasi diajarkan peran-peran yang harus dijalankan
oleh individu. George Herbert Mead berpendapat bahwa sosialisasi yang dilalui
seseorang dapat dibedakan melalui tahap-tahap sebagai berikut :
1. Tahap persiapan (preparatory stage)
Tahap ini dialami sejak manusia dilahirkan, saat seorang anak
mempersiapkan diri untuk mengenal dunia sosialnya, termasuk untuk memperoleh
pemahaman tentang diri sendiri. Pada tahap ini juga, anak-anak mulai melakukan
kegiatan meniru meski tidak sempurna.
Contoh : Kata “makan” yang diajarkan ibu kepada anaknya yang masih balita
diucapkan “mam”. Makna kata tersebut juga belum dipahami secara tepat oleh
anak. Lama kelamaan anak memahami secara tepat makna kata makan tersebut
dengan kenyataan yang dialaminya.

2. Tahap meniru (play stage)


Tahap ini ditandai dengan semakin sempurnanya seorang anak menirukan
peran-peran yang dilakukan oleh orang dewasa. Pada tahap ini mulai terbentuk
kesadaran tentang nama diri dan siapa nama orang tuanya, kakaknya, dan
sebagainya. Anak mulai menyadari tentang apa yang dilakukan seorang ibu dan
apa yang diharapkan seorang ibu dari anaknya. Dengan kata lain, kemampuan
untuk menempatkan diri pada posisi orang lain juga mulai terbentuk pada tahap ini.
Kesadaran bahwa dunia sosial manusia berisikan orang-orang yang jumlahnya
banyak telah mulai terbentuk. Sebagian dari orang tersebut merupakan orang-orang
yang dianggap penting bagi pembentukan dan bertahannya diri, yakni darimana
anak menyerap nilai dan norma. Bagi seorang anak, orang-orang ini disebut orang-
orang yang amat berarti (significant other).

3. Tahap siap bertindak (game stage)


Peniruan yang dilakukan sudah mulai berkurang dan digantikan oleh peran
yang secara langsung dimainkan sendiri dengan penuh kesadaran. Kemampuannya
menempatkan diri pada posisi orang lain pun meningkat sehingga memungkinkan
adanya kemampuan bermain secara bersama-sama. Dia mulai menyadari adanya
tuntutan untuk membela keluarga dan bekerja sama dengan teman-temannya. Pada
tahap ini lawan berinteraksi semakin banyak dan hubungannya semakin kompleks.
Individu mulai berhubungan dengan teman-teman sebaya diluar rumah. Peraturan-
peraturan yang berlaku diluar keluarganya secara bertahap juga mulai dipahami.
Bersamaan dengan itu, anak mulai menyadari bahwa ada norma tertentu yang
berlaku diluar keluarganya.

4. Tahap penerimaan norma kolektif (generalized stage)


Pada tahap ini seseorang telah dianggap dewasa. Dia sudah dapat
menempatkan dirinya pada posisi masyarakat secara luas. Dengan kata lain, ia
dapat bertenggang rasa tidak hanya dengan orang-orang yang berinteraksi
dengannya tapi juga dengan masyarakat secara luas. Manusia dewasa menyadari
pentingnya peraturan, kemampuan bekerja sama, bahkan dengan orang lain yang
tidak dikenalnya. Manusia dengan perkembangan diri pada tahap ini telah menjadi
warga masyarakat dalam arti sepenuhnya.

D. DEFINISI KEPRIBADIAN
Setiap individu memiliki kepribadian melalui sosialisasi sejak dilahirkan.
Kepribadian Menunjuk pada pengaturan sikap-sikap sesorang yang berbuat, berfikir,
dan merasakan, khusunya apabila dia berhubungan dengan orang lain atau menanggapi
satu keadaan. Kepribadian mencakup kebiasaan, sikap, sifat yang dimiliki seseorang
yang berkembang apabila seseorang berhubungan dengan orang lain.
Konsep kepribadian adalah konsep yang luas sehingga tidak mungkin dapat
merumuskan satu definisi yang tajam tapi dapat mencangkup keseluruhannya. Oleh
karena itu, pengertian dari satu ahli dengan lainnya berbeda-beda. Namun demikian,
definisi yang berbeda-beda tersebut saling melengkapi dan memperkaya pemahaman
tentang konsep kepribadian.

E. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPRIBADIAAN


Kepribadian terbentuk, berkembang, dan berubah seiring dengan proses
sosialisasi yang dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut:
1. Faktor biologis
Semuah manusia yang normal dan sehat memiliki persamaan biologis
tertentu,seperti memiliki dua tangan,panca indera,kelenjar seksual,dan otak yang
rumit. Persamaan biologis ini membantu menjelaskan beberapa persamaan dalam
kepribadian dan perilaku semuah orang. Setiap warisan biologis selalu bersifat
unik. Hal yang lain yang juga mempengaruhi kepribadian adalah kematangan
biologis. Tidak semuah factor karakteristik fisik menggambarkan kepribadian
seseorang. Misalnya,orang gemuk adalah orang periang,orang yang keningnya
lebar adalah orang cerdas,dan orang dengan rahang lebar mempunyai kepribadian
kuat.
2. Faktor geografis (lingkungan fisik)
Faktor lingkungan fisik akan mempengaruhi kepribadian seseorang.
Misalnya, masyarakat yang tinggal didaerah subur cenderung memiliki kepribadian
yang ramah, tenang dan sabar. Sebaliknya, mereka yang tinggal didaerah tandus
cenderung rakus, tamak dan egois karena pengaruh lingkungan fisik yang keras.
3. Factor kebudayaan khusus
Setiap daerah memiliki karakteristik yang khas karena pengaruh kebudayaan
yang di anut. Misalnya, kepribadian masyarakat kota berbeda dengan masyarakat
desa atau masyarakat industry berbeda dengan masyarakat tradisional. Begitu juga
menyangkut kepribadian suku bangsa, ras dan kelas sosial tertentu akan berbeda
satu sama lain.
F. TAHAP-TAHAP PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN SEBAGAI HASIL
SOSIALISASI
1. Fase Pertama
Menurut Charles H. Cooley (1864-1929), proses perkembangan kepribadian
seseorang dimulai kurang lebih pada usia 1-2 tahun yang ditandai dengan saat-saat
anak mengenal dirinya sendiri yang dibantu oleh orang-orang dewasa
dilingkungannya.

2. Fase Kedua
Ini merupakan fase perkembangan dimana rasa ego yang dimiliki seorang
anak mulai berkembang karakternya sesuai dengan tipe pergaulan yang ada di
lingkungannya. Fase kedua ini berlangsung relatif panjang hingga menjelang masa
dewasa. Kepribadian tersebut mulai tampak dengan tipe prilaku khas yang tampak
dari perangai, kegemaran, IQ serta bakat-bakatnya.

3. Fase Ketiga
Kepribadian seseorang pada akhirnya mengalami suatu perkembangan yang
relatif tetap, yaitu dengan terbentuknya prilaku-prilaku yang khas sebagai
perwujudan kepribadian yang bersifat abstrak. Fase ketiga ini disebut juga fase
kedewasaan, yang berlangsung kurang lebih pada usia antar 25-28 tahun.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Sosialisasi adalah suatu proses belajar seorang anggota masyarakat untuk
mengenal dan menghayati kebudayaan masyarakat dilingkungannya. Melalui
sosialisasi para generasi masyarakat dapat belajar tentang bagaimana mereka
seharusnya bertingkah laku dalam kondisi sosial tertentu ketika berhubungan dengan
orang lain.
Setiap individu memiliki kepribadian melalui sosialisasi sejak dilahirkan.
Kepribadian Menunjuk pada pengaturan sikap-sikap sesorang yang
berbuat,berfikir,dan merasakan,khusunya apabila dia berhubungan dengan orang lain
atau menanggapi satu keadaan. Konsep kepribadian adalah konsep yang luas sehingga
tidak mungkin dapat merumuskan satu definisi yang tajam tapi dapat mencangkup
keseluruhannya.

B. SARAN
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok
bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya,
kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini.
Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman sudi memberikan kritik
dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan dan
penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Fm, Rudy. 2016. Makalah Sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadian.

http://rudifm14.blogspot.co.id. Diakses pada 09 September 2016.


Gutti. 2011. Makalah tentang Sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadian.

http://gutti211.blogspot.co.id. Diakses pada 27 Oktober 2011.

Irba. 2013. Sosialisasi Dan Pembentukan Kepribadiaan.


http://irwanbahar99.blogspot.co.id.

Diakses pada 17 November 2013.

Jikrillah, Febri. 2013. Macam-macam Sosialisasi. http://febri_zikrillah.blogspot.co.id.

Diakses pada 23 Januari 2013.

Kadhapi, Muamer. 2013. Makalah Sosiaalisasi Dan Pembentukan Kepribadian.

http://ukhuwahislah.blogspot.co.id. Diakses pada 12 Agustus 2013

Anda mungkin juga menyukai