DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I
1. NILA KURNIAWATI
2. TOTO ARDIANTO
3. MUHAMMAD ALFIKRAM
4. ARMANSYAH
Alhamdulillah, puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi Penulis kekuatan dan kemudahan dalam menyelsaikan makalah. Semoga makalah
ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga bisabermanfaat dan menambah wawasan
bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak mengalami kekurangan,
karena itu penulis berharap masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman - temandi yang cukup memberi
kehangatan persaudaraan.
A. LATAR BELAKANG
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala
sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih
kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan diantara
kesatuan sosial walaupun keadaannya relatif kecil. perubahan ini meliputi struktur,
fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi
antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.
Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh
manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala sosial
yang bisa di lihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan.
Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala
tersebut berlangsung secara normal sebagaimana di kehendaki masyarakat yang
bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak di kehendaki merupakan gejala abnormal atau
gejalagejala patologis. Hal tersebut di sebabkan karena unsure-unsur masyarakat tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan
dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut di namakan masalah-masalah sosial.
Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing
datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan
Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara
kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai ras, etnis dan sebagainya.
Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan
perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah
pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di
wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut.
Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu
dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang
kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika
dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup
tertentu yang berbeda dengan orang miskin.
Dengan demikian salah satu dimensi yang harus difahami oleh manusia adalah
dimensi sosial, tanpa melepaskan hubungan imanen (melekat) –nya dengan dimensi-
dimensi lainnya. Mempelajari dimensi sosial manusia berarti menekankan perhatian pada
aspek manusia dalam kerangka kekelompokannya dengan manusia lain, tanpa
mengabaikan hubungan dan kesalingpengaruhannya dengan dimensi lainnya tersebut.
Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain :
keluarga
kerabat
suku
marga
koperasi
klub sepakbola
ensemble musik atau orkes
peperangan
partai politik
parlemen
migrasi
2) HIV/AIDS Tidak Hanya Menyangkut Masalah Medis Tetapi Juga Masalah Sosial
Bagi masyarakat awam keberadaan penyakit HIV dan AIDS dianggap sebagai
sesuatu yang berbahaya. Bagi masyarakat istilah HIV dan AIDS biasanya tergambar
sebagai masalah medis yang timbul akibat suatu perilaku negative dalam
pergaulannya. Penderitanya yang di sebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sering
dijauhi dalam pergaulan karena dianggap perilaku negatifnya dapat menimbulkan
HIV dan AIDS.
4) PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks
bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Memang istilah ini diadaptasi dari
budaya barat dimana orang bebas untuk melakukan hal-hal diatas tanpa takut
menyalahi norma-norma yang ada dalam masyarakat. Berbeda dengan budaya timur
yang menganggap semua itu adalah hal tabu sehingga sering kali kita mendengar
ungkapan “jauhi pergaulan bebas”.
Sebenarnya makna pergaulan bebas tidak sebatas itu. Saya jadi ingat sewaktu
masih kecil, sekitar umur 12 tahun. Pada suatu malam kami sekeluarga makan diluar.
Kebetulan di restoran itu ada satu keluarga ekspatriat yang juga ingin bermakan
malam bersama. Pada waktu itu saya baru mengenal bahasa inggris. Saya mendengar
dengan cermat percakapan yang sedang berlangsung di meja para ekspatriat tersebut.
Salah satu dari mereka masih seumuran saya dan dia memanggil ayahnya dengan kata
“you“. “Loh, bukankah you itu artinya kau atau kamu atau anda. Koq sangat tidak
sopan betul anak ini?”, begitu pikir saya saat itu.
Saya langsung menanyakan hal ini kepada ayah saya. Dan katanya orang bule
memang begitu, menyebut lawan bicara kalau tidak pake “you” ya pake nama. Setelah
beranjak dewasa dan sering menonton film-film barat, saya juga sering
memperhatikan di film-film itu ada percakapan antara anak-anak dan orang dewasa
dengan kasus yang sama.
Kasus ini merupakan salah satu bentuk dari pergaulan bebas dimana usia
bukanlah menjadi pembatas. Seperti pada film “Pay It Forward”, Trevor (Haley Joel
Osment) memanggil gurunya Mr. Simonet (Kevin Spacey). Tapi di luar jam sekolah
dia memanggilnya Eugene. Menurut saya ini adalah sesuatu yang positif untuk
membangun hubungan yang akrab dan baik. Tanpa adanya batasan usia sehingga
yang muda tidak sungkan dengan yang lebih tua dan yang tua tidak perlu jaim dengan
yang muda.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala
yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang
terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah
laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.
Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Soetomo, 2008, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Sudagung, Hendro Suroyo, Mengurai Pertikaian Etnis: Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke
Kalimantan Barat (Jakarta: ISAI dan Ford Foundation, 2001).
Soedijar, Z.A, 1990, penelitian Profil Anak Jalanan di DKI Jakarta, badan Penelitian dan
Pengembangan Sosial, Departeman Sosial.
Suwarsono dan Alvin Y. So., Perubahan Sosial dan Pembangunan (Jakarta: LP3ES, 1994).