Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

GEJALA SOSIAL YANG TERJADI DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I

1. NILA KURNIAWATI
2. TOTO ARDIANTO
3. MUHAMMAD ALFIKRAM
4. ARMANSYAH

SMA NEGERI 1 MANGGELEWA


TAHUN AJARAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberi Penulis kekuatan dan kemudahan dalam menyelsaikan makalah. Semoga makalah
ini tidak hanya bermanfaat bagi penulis namun juga bisabermanfaat dan menambah wawasan
bagi semua pihak. Penulis menyadari bahwa makalah ini banyak mengalami kekurangan,
karena itu penulis berharap masukan dari pembaca agar makalah ini menjadi lebih sempurna.
Penulis juga ingin mengucapkan terima kasih kepada teman - temandi yang cukup memberi
kehangatan persaudaraan.

Manggelewa, Agustus 2020


Penyusun,
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................


KATA PENGANTAR ................................................................................................
DAFTAR ISI ..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................
A. Latar Belakang .................................................................................

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................


A. Pengrtian Gejala Sosial ....................................................................
B. Gejala sosial masyarakat Indonesia ..............................................
C. Pengaruh Stratifikasi Sosial ..............................................................
D. Ciri-ciri Gejala Sosial .........................................................................
E. Gejala-Gejala Yang Ada Dalam Masyarakat .............................

BAB III KESIMPULAN ...............................................................................................


A. KESIMPULAN ......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................


BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Perubahan sosial dapat dikatakan sebagai suatu perubahan dari gejala-gejala
sosial yang ada pada masyarakat, dari yang bersifat individual sampai yang lebih
kompleks. Perubahan sosial dapat dilihat dari segi terganggunya kesinambungan diantara
kesatuan sosial walaupun keadaannya relatif kecil. perubahan ini meliputi struktur,
fungsi, nilai, norma, pranata, dan semua aspek yang dihasilkan dari interaksi
antarmanusia, organisasi atau komunitas, termasuk perubahan dalam hal budaya.

Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh


perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan
dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial merupakan
suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan konflik
penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antar
sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan
bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-
perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif.
BAB II
PEMBAHASAN

F. Pengrtian Gejala Sosial


Gejala sosial menggambarkan sesuatu yang mempengaruhi atau dipengaruhi oleh
perilaku makhluk di sekitar masyarakat. Cara kita melakukan hal-hal yang kita lakukan
dipengaruhi oleh fenomena yang kita hadapi pada waktu tertentu.Gejala sosial merupakan
suatu fenomena. Dalam hal tersebut terdapat beberapa perubahan bahkan konflik
penyatuan dimensi-dimensi sosial yang ada dalam diri manusia untuk berinteraksi antar
sesama sebagai makhluk sosial. Gejala-gejala yang ada di dalam kehidupan
bermasyarakat ini terjadi secara spontan dan pada umumnya menimbulkan perubahan-
perubahan, baik itu perubahan yang mengarah pada sesuatu yang positif maupun negatif.
Contoh dari gejala sosial yang paling umum adalah menyaksikan atau ikut terlibat dalam
sebuah bentrokan. Bentrokan merupakan sebuah konflik dan hal tersebut dapat di
selesaikan atau di satukan dengan jalan perdamaian yang di lakukan oleh kedua belah
pihak. Dari contoh tersebut dapat di katakana bahwa gejala sosial ini bisa di katakana
juga sebagai proses atau konflik. Karena hal tersebut juga bisa menyebabkan suatu
perubahan di dalamnya.

Gejala sosial merupakan segala sesuatu yang di buat maupun di lakukan oleh
manusia di dalam lingkungan kehidupannya. Terdapat bermacam-macam gejala sosial
yang bisa di lihat dari kehidupan sehari-hari atau bahkan di lingkungan.

Gejala-gejala sosial yang terjadi tersebut kemudian nantinya akan menimbulkan


suatu permasalahan baru dalam lingkungan masyarakat. Hal tersebut dapat terus menerus
terjadi hingga di temukan sebuah upaya penyelesaian untuk masalah tersebut.
Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala
yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang
terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah
laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti norma-
norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, proses
sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Tidak semua gejala
tersebut berlangsung secara normal sebagaimana di kehendaki masyarakat yang
bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak di kehendaki merupakan gejala abnormal atau
gejalagejala patologis. Hal tersebut di sebabkan karena unsure-unsur masyarakat tidak
dapat berfungsi sebagaimana mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan
dan penderitaan. Gejala-gejala abnormal tersebut di namakan masalah-masalah sosial.

Gejala sosial merupakan fenomena yang sangat mengait, maka tidak


mengherankan bahwa perubahan yang terjadi pada salah satu atau beberapa aspek, di
kehendaki atau tidak di kehendaki, dapat menghasilkan perubahan pada aspek yang lain.
Terjadinya dampak yang tidak di kehendaki itulah yang kemudian di kategorikan ke
dalam masalah sosial.

G. Gejala sosial masyarakat Indonesia


Keadaan geografis Indonesia yang terdiri dari beberapa ribu pulau besar kecil dari
barat sampai ke timur yang kemudian tumbuh menjadi satu kesatuan sukubangsa yang
melahirkan berbagai ragam budaya.

Indonesia terletak antara dua titik silang samudra yaitu Samudra Hindia dan
Samudra Pasifik. Letak strategis ini merupakan daya tarik bagi bangsa-bangsa asing
datang dan singgah di wilayah ini sehingga Amalgamasi (perkawinan campur) dan
Asimilasi (perbauran budaya) diantara kaum pendatang dan penduduk asli maupun antara
kaum pendatang sendiri terjadi. Hal demikian membuat masyarakat Indonesia terdiri dari
berbagai ras, etnis dan sebagainya.

Iklim yang berbeda antara daerah satu dengan daerah lain menimbulkan
perbedaan mata pencaharian penduduknya. Contoh: orang yang tinggal di wilayah
pedalaman cenderung bermata pencaharian sebagai petani, sedangkan yang tinggal di
wilayah pantai sebagai nelayan/pelaut.

H. Pengaruh Stratifikasi Sosial


Selain menimbulkan tumbuhnya pelapisan dalam masyarakat, juga munculnya
kelaskelas sosial atau golongan sosial.
Adanya pelapisan sosial dapat pula mengakibatkan atau mempengaruhi
tindakantindakan warga masyarakat dalam interaksi sosialnya. Pola tindakan individu-
individu masyarakat sebagai konsekuensi dari adanya perbedaan status dan peran sosial
akan muncul dengan sendirinya.

Pelapisan masyarakat mempengaruhi munculnya life chesser & life stile tertentu
dalam masyarakat, yaitu kemudahan hidup dan gaya hidup tersendiri. Misalnya, orang
kaya (lapisan atas) akan mendapatkan kemudahan-kemudahan dalam hidupnya, jika
dibandingkan orang miskin (lapisan bawah); dan orang kaya akan punya gaya hidup
tertentu yang berbeda dengan orang miskin.

I. Ciri-ciri Gejala Sosial


Manusia adalah makhluk multidimensional, meliputi dimensi individual, sosial,
dan makhluk moral. Ketiga dimensi tersebut bisa dibedakan, namun dalam membentuk
eksistensi manusia tidak terpisah satu dengan lainnya. Dimensi individual menunjukkan
bahwa manusia adalah makhluk yang mampu menyadari keberadaan dirinya sendiri dan
bertanggung jawab secara pribadi terhadap dirinya itu. Dimensi sosial manusia berupa
kesadaran bahwa eksistensi seorang individu tidak akan ada artinya tanpa eksistensi
individu lainnya dalam bentuk kelompok manusia. Sedangkan dimensi moral
menunjukkan kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, yakni
manusia menyadari bahwa eksistensi kehidupannya tidak hanya berada dalam dimensi
kesendirian ataupun kekelompokannya (hewanpun seperti itu), namun juga memiliki
seperangkat tata-nilai (values) yang turut menentukan kualitas hidupnya. Tata-nilai itu
menurut ilmu filsafat meliputi logika (tata-nilai “benar” atau “salah”), etika (tata-nilai
“pantas” atau “tidak pantas”), dan estetika (tata-nilai “indah” atau “tidak indah”). Adapun
hewan dan makhluk hidup lainnya tidak memiliki perangkat tata-nilai tersebut, tau
dengan kata lain tidak mempunyai “daya pilih” atau daya seleksi dalam menentukan
kualitas kehidupannya.

Dengan demikian salah satu dimensi yang harus difahami oleh manusia adalah
dimensi sosial, tanpa melepaskan hubungan imanen (melekat) –nya dengan dimensi-
dimensi lainnya. Mempelajari dimensi sosial manusia berarti menekankan perhatian pada
aspek manusia dalam kerangka kekelompokannya dengan manusia lain, tanpa
mengabaikan hubungan dan kesalingpengaruhannya dengan dimensi lainnya tersebut.
Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain :
 keluarga
 kerabat
 suku
 marga
 koperasi
 klub sepakbola
 ensemble musik atau orkes
 peperangan
 partai politik
 parlemen
 migrasi

J. Gejala-Gejala Yang Ada Dalam Masyarakat


1) Penyalahgunaan Narkoba
Menyebabkan peningkatan HIV/AIDS (Human Immunodeficiency
Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome). Kekacauan mental, dan kejahatan
yang pada gilirannya merusak sendi-sendi kehidupan sosial. Puluhan bahkan ratusan
juta orang telah kecanduan narkoba.
Di Indonesia Badan Narkotika Nasional (BNN) menaksir bahwa kira-kira ada
3,2 juta orang yang sudah terjerat ketergantungan Narkotika. Kendati persoalan
narkoba muncul, pemerintahan kita memberi harapan bagi setiap orang, keluarga,
masyarakat yang terpengaruh oleh penyalahgunaan narkoba serta yang terkait dengan
persoalan kesehatan dan sosial. Riset menunjukkan bahwa kaum muda yang terlibat
dalam komunitas keagamaan nampaknya tidak begitu rentan terhadap penggunaan
Narkoba.

Komunitas keagamaan berada di garda depan dalam merespon kebutuhan


pelayanan sosial yang mendesak bagi setiap individu dan masyarakat. Termasuk
ketergantungan narkoba, kita memberikan makanan dan pakaian bagi yang
membutuhkan, kita memberi naungan bagi tuna wisma. Kita menawarkan pengobatan
narkoba, bingkisan dan membantu kelompok-kelompok anggota yang berjuang
menjaga agama. Ketika mencegah penggunaan narkoba, kita juga dapat memainkan
peranan penting.

Indonesia bukan hanya negara perdagangan narkoba, namun juga produsen


dan pasar jaringan global yang sistematik dalam industri ini, oleh karena itu
dibutuhkan kerja sama sinergis antara pemerintah, LSM, organisasi sosial, untuk
mengatakan tidak pada narkoba guna menyelamatkan generasi masa depan kita.
Nahdlatul Ulama (NU) sebagai organisasi muslim moderat terbesar dengan anggota
lebih dari 50 juta orang, menaruh prihatin dan perlu mengambil peran dalam
mengatasi persoalan inI.

Pencegahan dan pengobatan akibat penyalahgunaan narkoba merupakan


persoalan yang komplek yang masih perlu banyak dipelajari tentang apa yang terbaik
dilakukan dan oleh siapa, agama tentunya memiliki peran untuk dimainkan, namun
materi ajaran agama yang ada belum mencukupi untuk pencegahan dan pengobatan
yang efektif, juga ada rumusan bahwa kegiatan berbasis keagamaan dapat diperbaiki
dengan beberapa praktik pencegahan yang baik dalam masyarakat Islam kita. Seperti
semua program pencegahan dan pengobatan yang didasarkan pada kebutuhan agama
perlu dievaluasi secara hati-hati oleh peneliti yang independen yang menggunakan
indikator keberhasilan yang obyektif. Dengan demikian pertukaran pandangan dan
pengalaman diantara kita itu penting. Guna memberikan bantuan yang lebih baik bagi
mereka yang memiliki persoalan narkoba.

2) HIV/AIDS Tidak Hanya Menyangkut Masalah Medis Tetapi Juga Masalah Sosial
Bagi masyarakat awam keberadaan penyakit HIV dan AIDS dianggap sebagai
sesuatu yang berbahaya. Bagi masyarakat istilah HIV dan AIDS biasanya tergambar
sebagai masalah medis yang timbul akibat suatu perilaku negative dalam
pergaulannya. Penderitanya yang di sebut ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) sering
dijauhi dalam pergaulan karena dianggap perilaku negatifnya dapat menimbulkan
HIV dan AIDS.

Banyak masyarakat menganggap penularan HIV dapat terjadi dengan mudah.


Isu yang berkembang di masyarakat mengenai penularan HIV adalah sebagai berikut :
 Penularan HIV dapat terjadi karena bersalaman, berpelukan, atau
berciuman dengan penderita HIV dan AIDS
 Kontak langsung seperti terpapar batuk atau bersin oleh penderita HIV dan
AIDS
 Memakai fasilitas umum bersama-sama dengan penderita HIV dan AIDS
misalnya toilet
 HIV dan AIDS dapat menular pada tempat pemandian umum misalnya
memakai kolam renang bersama-sama
 Hidup bersama, berbagi makanan atau menggunakan alat makan secara
bersama dengan ODHA
 HIV dan AIDS dapat menular akibat gigitan serangga misalnya nyamuk

Berdasarkan isu yang berkembang pada masyarat mengenai penularan HIV


kita akan cenderung mengganggap bahwa HIV itu adalah virus mematikan yang dapat
menular dengan mudahnya kapanpun, dimanapun, dan kepada siapapun. Padahal
dalam kenyataannya tidak seperti yang masyarakat bayangkan.
3) Tawuran Pelajar
Tawuran, sepertinya masyarakat Indonesia sudah tidak asing lagi. Hampir
setiap minggu, berita itu menghiasi media massa. Bukan hanya tawuran antar pelajar
saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar polisi dan tentara
, antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh menyedihkan. Inilah
fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar maupun tawuran
antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng. Perilaku anarki selalu
dipert ... pelajar saja yang menghiasi kolom-kolom media cetak, tetapi tawuran antar
polisi dan tentara, antar polisi pamong praja dengan pedagang kaki lima, sungguh
menyedihkan. Inilah fenomena yang terjadi di masyarakat kita. Tawuran antar pelajar
maupun tawuran antar remaja semakin menjadi semenjak terciptanya geng-geng.
Perilaku anarki selalu dipertontonkan di tengahtengah masyarakat. Mereka itu sudah
tidak merasa bahwa perbuatan itu sangat tidak terpuji dan bisa mengganggu
ketenangan masyara... bebas dan orang tua tidak bisa membendung perkembangan
sebuah teknologi Filter yang baik buat anak adalah agama dengan agama si anak bisa
membentengi dirinya sendiri dari pengaruh buruk apapun dan dari manapun. Dan
pendidikan anak tidak seharusnya diserahkan seratus persen pada sekolah. Peranan
sekolah juga sangat penting dalam penyelesaian masalah ini. Untuk meminimalkan
tawuran antar pelajar, sekolah harus menerapkan aturan tata tertib yang lebih ketat,
agar siswa/i tidak seenaknya keluyuran .

4) PERGAULAN BEBAS
Pergaulan bebas sering dikonotasikan dengan sesuatu yang negatif seperti seks
bebas, narkoba, kehidupan malam, dan lain-lain. Memang istilah ini diadaptasi dari
budaya barat dimana orang bebas untuk melakukan hal-hal diatas tanpa takut
menyalahi norma-norma yang ada dalam masyarakat. Berbeda dengan budaya timur
yang menganggap semua itu adalah hal tabu sehingga sering kali kita mendengar
ungkapan “jauhi pergaulan bebas”.

Sebenarnya makna pergaulan bebas tidak sebatas itu. Saya jadi ingat sewaktu
masih kecil, sekitar umur 12 tahun. Pada suatu malam kami sekeluarga makan diluar.
Kebetulan di restoran itu ada satu keluarga ekspatriat yang juga ingin bermakan
malam bersama. Pada waktu itu saya baru mengenal bahasa inggris. Saya mendengar
dengan cermat percakapan yang sedang berlangsung di meja para ekspatriat tersebut.
Salah satu dari mereka masih seumuran saya dan dia memanggil ayahnya dengan kata
“you“. “Loh, bukankah you itu artinya kau atau kamu atau anda. Koq sangat tidak
sopan betul anak ini?”, begitu pikir saya saat itu.

Saya langsung menanyakan hal ini kepada ayah saya. Dan katanya orang bule
memang begitu, menyebut lawan bicara kalau tidak pake “you” ya pake nama. Setelah
beranjak dewasa dan sering menonton film-film barat, saya juga sering
memperhatikan di film-film itu ada percakapan antara anak-anak dan orang dewasa
dengan kasus yang sama.

Kadang-kadang stasiun televisi sampai mengganti kata “you” dengan kata


“ayah” misalnya, atau “paman” untuk menyesuaikan dengan budaya kita.

Kasus ini merupakan salah satu bentuk dari pergaulan bebas dimana usia
bukanlah menjadi pembatas. Seperti pada film “Pay It Forward”, Trevor (Haley Joel
Osment) memanggil gurunya Mr. Simonet (Kevin Spacey). Tapi di luar jam sekolah
dia memanggilnya Eugene. Menurut saya ini adalah sesuatu yang positif untuk
membangun hubungan yang akrab dan baik. Tanpa adanya batasan usia sehingga
yang muda tidak sungkan dengan yang lebih tua dan yang tua tidak perlu jaim dengan
yang muda.
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Gejala-gejala sosial yang terjadi di Indonesia sangat beragam, mulai dari gejala
yang membawa sesuatu yang menjadi lebih buruk dari sebelumnya. Gejala umum yang
terjadi di lingkungan sosial umum Indonesia pada umumnya berkenaan dengan tingkah
laku masyarakat dalam lingkungan sosialnya.

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat seperti


norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan,
proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya.
Contoh-contoh “gejala sosial” yang lain :
 keluarga
 kerabat
 suku
 marga
 koperasi
 klub sepakbola
 ensemble musik atau orkes
 peperangan
 partai politik
 parlemen
 migrasi
DAFTAR PUSTAKA

Pidarta, Prof. Dr. Made. 2004. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soetomo, 2008, Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya, Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Sudagung, Hendro Suroyo, Mengurai Pertikaian Etnis: Migrasi Swakarsa Etnis Madura ke
Kalimantan Barat (Jakarta: ISAI dan Ford Foundation, 2001).

Soedijar, Z.A, 1990, penelitian Profil Anak Jalanan di DKI Jakarta, badan Penelitian dan
Pengembangan Sosial, Departeman Sosial.

Suwarsono dan Alvin Y. So., Perubahan Sosial dan Pembangunan (Jakarta: LP3ES, 1994).

Anda mungkin juga menyukai