0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
9 tayangan7 halaman
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas individu antropologi kesehatan yang membahas tentang resume kelompok sosial masyarakat. Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok sosial, perubahan sosial budaya, dan masalah sosial di masyarakat seperti kemiskinan, ketidakharmonisan keluarga, dan kesenjangan sosial.
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas individu antropologi kesehatan yang membahas tentang resume kelompok sosial masyarakat. Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok sosial, perubahan sosial budaya, dan masalah sosial di masyarakat seperti kemiskinan, ketidakharmonisan keluarga, dan kesenjangan sosial.
Dokumen tersebut merangkum tentang tugas individu antropologi kesehatan yang membahas tentang resume kelompok sosial masyarakat. Dokumen tersebut membahas tentang dinamika kelompok sosial, perubahan sosial budaya, dan masalah sosial di masyarakat seperti kemiskinan, ketidakharmonisan keluarga, dan kesenjangan sosial.
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG
TAHUN 2021 Pertemuan 6
A. Dinamika Kelompok Sosial
Dinamika kelompok sosial bisa dikatakan sebagai penelaahan mengenai faktor terjadinya hubungan kelompok sosial atas dasar perilaku atau tindakan dalam kelompok sosial tersebut melalui sebuah interaksi yang dinamis dengan adanya situasi sosial yang mendukung. Dinamika kelompok sosial adalah serangkaian problematika kehidupan yang dialami oleh individu dan kelompok yang ingin melakukan bentuk mobilisasi sosial dengan cepat sehingga mengubah keteraturan sosial yang sudah berjalan lama di masyarakat. Adapun definisi dinamika kelompok sosial menurut para ahli, antara lain: 1. Soerjono Soekanto, Pengertian bahwa dinamika sosial adalah perubahan sosial dalam masyarakat yang mengalami permasalahan. Permasalahan bisa dilakukan perorangan atau kelompok, akan tetapi yang pastinya dengan adanya dinamika sosial keteraturan sosial dalam masyarakat tdak berjalan dengan semestinya. 2. Shertzer dan Stone, Arti dinamika kelompok sosial adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atas landasan mencapai tujuan tanpa memahami subtansi kebutuhan yang akan dimilikinya. Akibatnya keadaan ini memaksanya untuk menghalalkan cara apapun. 3. Slamet Sentosa, Dinamika kelompok sosial adalah suatu hubungan yang terjalin antar kelompok sosial dalam lingkungan masyarakat secara teratur dan mempunyai hubungan psikologis yang jelas antara individu satu dengan yang lainnya. Arti atau makna dari hubungan psikologis ini yaitu hubungan yang terjalin antar kelompok sosial dengan begitu dalam hingga dapat merasakan berbagai situasi yang dialami secara bersama-sama. 4. Floyd D.Ruch, Dinamika kelompok sosial adalah sebuah analisa mengenai hubungan-hubungan atau relasi yang terjadi dalam kelompok sosial mengenai tindakan atau pola perilaku setiap individu dalam sebuah situasi sosial. 5. Sprott, Pengertian inamika kelompok sosial adalah suatu analisis tentang hubungan relasi yang terjadi antara angora-anggota kelompok sosial dalam lingkungan masyarakat. 6. Robert F.Bales, Dinamika kelompok sosial adalah sebuah proses kejiwaan yang terjalin dalam hubungan antar individu dan dapat mempengaruhi kelompok tersebut. B. Perubahan Sosial Budaya Hirschman mendefinisikan bahwa perubahan sosial budaya terjadi karena dipengaruhi oleh komunikasi, cara dan pola pikir masyarakat. Termasuk juga dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal bisa dipengaruhi oleh konflik, perubahan jumlah penduduk, revolusi, penemuan baru dan masih banyak lagi. Terjadinya perubahan sosial budaya yang dipengaruhi oleh faktor eksternal menurut Hirschman bisa disebabkan oleh faktor bencana alam, pengaruh kebudayaan masyarakat lain, peperangan dan perubahan iklim sekalipun bisa berpengaruh. Sedangkan menurut Gillin, mendefinisikan bahwa perubahan sosial budaya sebagai cara hidup yang dipengaruhi oleh perubahan kondisi kebudayaan material, perubahan kondisi geografis, komposisi penduduk, ideologi dan dank arena dipengaruhi oleh hasil penemuan baru. Jadi, perubahan sosial budaya terjadi karena terjadi perubahan struktur dan terjadinya perubahan fungsi sosial. Ketika perubahan sosial mengalami perubahan, secara otomatis akan mempengaruhi budaya di masyarakat itu sendiri. Adapaun faktor yang mendorong terjadinya perubahan sosial budaya, yaitu: 1. Adanya penemuan baru Entah disadari atau tidak, dalam kehidupan bermasyarakat, akan mengalami penumpukan berbagai macam budaya. Hal ini disebabkan karena terjadi penemuan baru yang ada di masyarakat. 2. Pengaruh Jumlah Penduduk Seperti yang kita tahu bahwasanya Indonesia salah satu Negara yang memiliki jumlah penduduk yang cukup besar. Nah, faktor perubahan jumlah penduduk inilah yang juga menjadi salah satu faktor perubahan sosial budaya. Pasalnya, pengaruh perubahan jumlah penduduk dapat mempengaruhi perubahan struktur di masyarakat. 3. Munculnya Konflik Dalam hidup bersosial, sudah sewajarnya jika menemukan konflik atau pertentangan. Umumnya, konflik muncul karena disebabkan adanya kemajemukan yang melahirkan berbagai karakter dan sifat. Sehingga timbulah sebuah pertentangan satu dengan yang lain. 4. Terjadi Revolusi Faktor penyebab perubahan sosial budaya yang lain adalah karena terjadi pemberontakan atau revolusi. Nah, untuk kasus ini, umumnya terjadi dari luar masyarakat. Revolusi terbentuk di luar lingkungan alam fisik sekitar masyarakat. Misalnya, karena terjadi bencana alam atau terjadi perang. 5. Keterbukaan Pada Lapisan Masyarakat Faktor penyebab kenapa terjadi perubahan sosial budaya disebabkan karena keterbukaan lapisan masyarakat terhadap perubahan baru. Memang tipe masyarakat seperti ini memberikan dua pengaruh, yaitu keterbukaan dan openmind terhadap halhal baru sehingga lebih update. 6. Motivasi Berprestasi Terjadinya perubahan sosial budaya bisa juga disebabkan karena lapisan masyarakat memiliki motivasi berprestasi (motivasi untuk maju) lebih besar. Tentu saja ini hal yang positif yang patut dipertahankan agar terjadi perubahan sosial yang bersifat positif. Karena kunci kesuksesan sebuah Negara adalah kesadaran kolektif untuk berpikiran maju. 7. Sistem Pendidikan Maju Masih membicarakan tentang kemajuan, ternyata ranah pendidikan juga berperan penting dalam perubahan sosial budaya. Semakin tinggi kualitas pendidikan, maka akan melahirkan perspektif dan wawasan peserta didik. Sehingga peserta didik memiliki pemikiran maju, rasional dan analitis. 8. Akulturasi Penyebab terjadinya perubahan sosial budaya yang sering kamu rasakan adalah akulturasi. Akulturasi adalah pertemuan dua kebudayaan dari bangsa yang berbeda dan saling mempengaruhi. Proses akulturasi tidak terjadi begitu saja, tetapi melalui proses yang terjadi secara berkelanjutan, sehingga tidak terasa terjadi perubahan budaya. 9. Asimilasi Selain proses akulturasi ada juga proses asimilasi yaitu paduan dua budaya yang berbeda. Dimana kedua budaya tersebut berkembang secara berangsur-angsur sehingga memunculkan budaya baru. C. Masalah Sosial di Masyarakat Masalah sosial merupakan masalah yang timbul akibat dari interaksi sosial antara individu, antara individu dengan kelompok, antara kelompok dengan kelompok. Interaksi sosial berkisar pada ukuran nilai, adat istiadat, ideologi dan tradisi yang ditandai dengan suatu proses sosial yang disosiatif. Bahkan masalah sosial timbul dari proses perkembangan masyarakat. Apalagi kalau proses perkembangan itu berlangsung dengan cepat sehingga menimbulkan keguncangan di dalam masyarakat. Sehingga masyarakat kekagetan budaya (cultural shock) dan kesenjangan budaya (cultural cultural lag). Masalah sosial timbul karena adanya ketidaksesuaian antara unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat, di mana dapat membahayakan kehidupan kelompok sosial atau menghambat terpenuhinya keinginan-keinginan pokok warga kelompok sosial tersebut yang menyebabkan kepincangan ikatan sosial. Adapun jenis-jenis masalah sosial di masyarakat, antara lain: 1. Kemiskinan. Kemiskinan adalah suatu keadaan di mana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung,pendidikan dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan. Kemiskinan juga merupakan masalah global. 2. Ketidakharmonisan Keluarga. Ketidakharmonisan keluarga juga merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya perilaku menyimpang. Ketidakharmonisan keluarga merupakan perpecahan keluarga sebagai unit, karena anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban- kewajiban yang sesuai dengan peran sosialnya. 3. Kesenjangan Sosial. Kesenjangan sosial adalah suatu keadaan ketidakseimbangan sosial yang ada dalam masyarakat yang menjadikan suatu perbedaan yang sangat mencolok. Fenomena ini terjadi hampir di semua negara di dunia termasuk Indonesia. Kesenjangan sosial di Indonesia sangatlah terlihat antara yang kaya dan miskin, maupun antara pejabat dengan rakyat. Yang menjadi faktor penyebab terjadinya kesenjangan sosial diantaranya adalah kemiskinan dan kurangnya lapangan pekerjaan. 4. Peperangan. Sosiologi menganggap peperangan sebagai suatu gejala yang disebabkan oleh berbagai faktor. Peperangan merupakan satu bentuk pertentangan dan juga suatu lembaga kemasyarakatan. Peperangan mengakibatkan disorganisasi sosial dalam berbagai aspek kemasyarakatan, baik bagi negara yang ke luar sebagai pemenang, apalagi bagi negara yang kalah. 5. Kependudukan. Salah satu tanggung jawab utama negara adalah meningkatkan kesejahteraan penduduk serta mengambil langkah-langkah pencegahan terhadap gangguan memperoleh kesejahteraan. Karena Kesejahteraan penduduk mengalami gangguan oleh perubahan-perubahan demografis yang seringkali tidak dirasakan. Di Indonesia masalah kependudukan yang masih membelit adalah persebaran penduduk, meskipun tingkat kelahiran mulai bisa dikendalikan, dan yang masih sering disebutsebut adalah kualitas SDM yang rendah. 6. Kebodohan. Salah satu dampak negatif dari kebodohan adalah orang akan mudah untuk diperalat oleh orang lain. Selain itu kebodohan akan membawa orang sulit meraih cita-cita yang tinggi. Kebodohan bisa disebabkan oleh pendidikan yang rendah ataupun kurangnya pemerataan pendidikan. 7. Kriminalitas. Istilah kriminalitas berasal dari bahasa Inggris crime yakni kejahatan. Kejahatan secara formal dapat diartikan sebagai suatu tingkah laku yang melanggar norma- norma sosial dan undang-undang pidana, bertentangan dengan moral kemanusiaan, bersifat merugikan, sehingga ditentang oleh masyarakat. D. Masalah Kesehatan di Masyarakat 1. Kematian Ibu Akibat Melahirkan Saat ini, angka kematian ibu ketika melahirkan sudah mengalami penurunan. Namun, jumlahnya tetap masih jauh dari target yang diharapkan. Hal ini disebabkan oleh kualitas pelayanan kesehatan ibu yang belum memadai, kondisi ibu hamil yang tidak sehat, dan faktor-faktor lainnya. Menurut data, penyebab utama kematian ibu adalah hipertensi kehamilan dan perdarahan postpartum. Selain itu, kondisi yang sering kali menyebabkan kematian ibu adalah penanganan komplikasi, anemia, diabetes, malaria, dan umur yang terlalu muda. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah tengah menggencarkan program pembangunan puskesmas, diiringi pula dengan peningkatan kualitas pelayanannya. Pemerintah juga sedang menciptakan pola keanekaragaman makanan untuk gizi ibu hamil. Program KB yang dicanangkan juga digunakan untuk menurunkan angka kematian ibu. 2. Kematian Bayi, Balita, dan Remaja Dalam 5 tahun terakhir, angka kematian bayi dan balita memang sudah mengalami penurunan. Namun serupa dengan angka kematian ibu akibat melahirkan, ini masih jauh dari target. Penyebab kematian utama pada bayi dan balita adalah Intra Uterine Fetal Death (IUFD) dan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR). Sedangkan untuk balita, penyebab kematian utama yang dialami adalah pneumonia dan diare. Artinya, faktor lingkungan serta kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan sangat memengaruhi kondisi bayi. Maka dari itu, untuk menangani tantangan ini pemerintah akan menciptakan langkah-langkah persiapan untuk calon ibu, agar mereka benar-benar siap menghadapi kehamilan dan persalinan. Untuk remaja, penyebab kematian utama di samping kecelakaan transportasi adalah DBD dan tuberkulosis. Umumnya ini disebabkan karena penggunaan tembakau atau rokok. Untuk menanggulangi masalah ini, pemerintah menetapkan pelaksanaan UKS yang diwajibkan di setiap sekolah untuk mempromosikan masalah kesehatan. Prioritas program UKS adalah perbaikan gizi usia sekolah, kesehatan reproduksi, dan deteksi dini penyakit tidak menular. 3. Meningkatnya Masalah Gizi Buruk Saat ini, ternyata masalah gizi di Indonesia masih sangat kompleks. Tidak hanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius. Kondisi stunting (pendek) sendiri disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh yang tidak tepat, sehingga mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang secara maksimal, mudah sakit, maupun berdaya saing rendah. Masalah ini paling fatal menyerang anak-anak, karena gangguan pertumbuhan yang serius ini bisa merusak masa depan mereka. Apalagi, jika stunting terjadi lewat dari 1.000 hari, dampak buruknya bisa sangat sulit diobati. Untuk mengatasi masalah stunting, pemerintah mengadakan program sosialisasi kepada masyarakat agar dididik untuk memahami pentingnya gizi bagi ibu dan anak. Pemerintah menetapkan fokus pada 1000 hari pertama kehidupan, terhitung sejak konsepsi hingga anak berusia 2 tahun. 4. Meningkatnya Penyakit Menular Masalah penyakit menular juga masih mendominasi dunia kesehatan Indonesia. Prioritas utama pemerintah adalah membasmi HIV/AIDS, tuberkulosis, malaria, DBD, influenza, dan flu burung. Indonesia juga masih belum sepenuhnya mampu mengendalikan penyakit seperti kusta, filariasis, dan leptospirosis. Strategi pemerintah dalam memberantas masalah ini adalah dengan meningkatkan vaksin dan imunisasi, seperti polio, campak, difteri, pertusis, hepatitis B, dan tetanus. Strategi ini terbukti ampuh, karena pada tahun 2014 Indonesia sudah dinyatakan bebas polio. Untuk mengendalikan penyakit HIV/AIDS, pemerintah mengadakan sejumlah persiapan yang mencakup tata laksana penanganan pasien, tenaga kesehatan, pelayanan kesehatan (khususnya rumah sakit), dan laboratorium kesehatan. Selain itu, untuk menurunkan tingginya risiko penyakit menular, pemerintah juga mengembangkan Early Warning and Respons System (EWARS) atau Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). Melalui sistem EWARS ini, diharapkan ada peningkatan dalam deteksi dini dan respons terhadap peningkatan tren kasus penyakit tertentu. Sistem tersebut juga semakin digencarkan karena banyaknya penyakit baru yang bermunculan, seperti SARS dan flu burung. Penyakit-penyakit baru ini pada umumnya adalah penyakit yang disebabkan oleh virus yang berasal dari binatang. 5. Meningkatnya Penyakit Tidak Menular Ternyata dalam beberapa tahun ini, masalah penyakit tidak menular telah menjadi beban utama di Indonesia, ketimbang penyakit menular. Karenanya, saat ini Indonesia memang mengalami tantangan dua kali lipat, yaitu penyakit tidak menular dan penyakit menular. Penyakit tidak menular yang paling banyak menyerang masyarakat Indonesia meliputi hipertensi, diabetes mellitus, kanker, dan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Selain itu, jumlah kematian akibat rokok juga terus meningkat. Strategi pemerintah dalam menanggulangi masalah ini adalah dengan melaksanakan Pos Pembinaan Terpadu Pengendalian Penyakit Tidak Menular (Posbindu-PTM), sebagai upaya memonitor dan deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular di masyarakat. Deteksi dini sangat penting, karena sebagian besar masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa dirinya menderita penyakit tidak menular. Oleh sebab itu, pemerintah juga berencana untuk meningkatkan sosialisasi dan program jaminan kesehatan seperti BPJS. 6. Masalah Kesehatan Jiwa Tanpa kita sadari, permasalahan kesehatan jiwa di Indonesia itu sangat besar dan menimbulkan beban kesehatan yang signifikan. Berdasarkan data, lebih dari 14 juta jiwa masyarakat Indonesia menderita gangguan mental dan emosional. Sementara itu, lebih dari 400.000 orang menderita gangguan jiwa berat (psikotis). Masalah gangguan jiwa di Indonesia berkaitan dengan masalah perilaku, dan sering kali berujung pada kondisi yang membahayakan diri seperti bunuh diri. Dalam satu tahun, terdapat 1.170 kasus bunuh diri dan jumlahnya terus meningkat. Untuk menanggulangi hal ini, pemerintah memprioritaskan pengembangan Upaya Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat (UKJBM) yang ujung tombaknya adalah puskesmas. Program ini bekerja sama dengan masyarakat, untuk mencegah meningkatnya gangguan jiwa.
Albert Bandura dan faktor efikasi diri: Sebuah perjalanan ke dalam psikologi potensi manusia melalui pemahaman dan pengembangan efikasi diri dan harga diri