Anda di halaman 1dari 5

TUGAS INDIVIDU ANTROPOLOGI KESEHATAN

Resume Tentang Konsep Manusia,Masyarakat dalam Kesehatan

Disusun Oleh :

Nama : Ivania Ayu Paninggar

Kelas : Reguler 2A2

NIM : P1337420120060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN SEMARANG

TAHUN 2021
TUGAS INDIVIDU ANTROPOLOGI KESEHATAN

Pertemuan 2

Konsep Manusia, Masyarakat dalam Kesehatan

HUBUNGAN MANUSIA  DAN  KEBUDAYAAN

Antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang
diungkapkan oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan.
Hampir semua tindakan manusia itu merupakan kebudayaan. Hanya tindakan yang sifatnya
naluriah saja yang bukan merupakan kebudayaan, tetapi tindakan demikian prosentasenya sangat
kecil. Tindakan yang berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat
beberapa proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.

Selanjutnya hubungan antara manusia dengan kebudayaan juga dapat dilihat dari
kedudukan manusia tersebut terhadap kebudayaan. Manusia mempunyai empat kedudukan
terhadap kebudayaan yaitu, sebagai:

1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan,
4) pencipta kebudayaan.

Pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada persoalan yang


meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive maka manusia harus mampu
memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan berbagai cara. Hal
yang dilakukan oleh manusia inilah kebudayaan. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan individu
sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

2.   HUBUNGAN MANUSIA  DAN  SOSIAL

Menurut Aristoteles (Yunani, 384-322 SM), bahwa manusia itu adalah ZOON


POLITICON artinya bahwa manusia itu sbg makhluk pada dasarnya selalu ingin bergaul dan
berkumpul dengan sesama manusia lainnya, jadi makhluk yg suka bermasyarakat. Dan oleh
karena sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial.

Manusia dikenal sebagai makhluk sosial dan makhluk budaya. Makhluk sosial artinya
bahwa kita tidak dapat hidup sendiri dan membutuhkan manusia lain. sebagai makhluk budaya
menandakan bahwa manusia memiliki akal budi yang membedakan dengan makhluk hidup lain
dibumi ini.

Masyarakat dalam kehidupannya pasti mengalami perubahan. Perubahan yang terjadi


bukan hanya menuju ke arah kemajuan, tetapi dapat juga menuju ke arah kemunduran.
Terkadang perubahan-perubahan yang terjadi berlangsung dengan cepat, sehingga
membingungkan dan menimbulkan ”kejutan budaya” bagi masyarakat. Perubahan itu dapat
terjadi di berbagai aspek kehidupan, seperti peralatan dan perlengkapan hidup, mata pencaharian,
sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan, serta religi atau keyakinan.

Perubahan di berbagai bidang sering disebut sebagai perubahan sosial dan perubahan budaya
karena proses berlangsungnya dapat terjadi secara bersamaan. 

Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Menurut kodratnya manusia adalah makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain
itu juga diberikan yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam
hubungannya dengan manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan
manusia lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam
kehidupannya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada
dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak
akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.

Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau bicara,
dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.

Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa alasan,
yaitu:

a. Manusia tunduk pada aturan, norma sosial.


b. Perilaku manusia mengaharapkan suatu penilain dari orang lain.
c. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia sebagai Makhluk yang Berbudaya

Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang
senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya.

Budaya adalah suatu pola dari asumsi-asumsi dasar (keyakinan dan harapan) yang
ditemukan ataupun dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dari organisasi, dan kemudian
menjadi acuan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan adaptasi keluar dan
integrasi internal, dan karena dalam kurun waktu tertentu telah berjalan atau bekerja dengan
baik, maka dipandang sah, akhirnya kebudayaan dibakukan bahwa setiap anggota organisasi
harus menerimanya sebagai cara yang tepat dalam pendekatan pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan
dalam organisasi.

Sedangkan kebudayaan yaitu sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kata budaya atau kebudayaan itu sendiri
berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi
atau akal) diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.

Pengaruh manusia dan kebudayaannya dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai
sebagai dwitunggal, maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan
satu kesatuan.

Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa di sebuah lingkungan tertentu akan berbeda
kebiasaanya dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula. 

Ruang lingkup sosial budaya

Sosial dalam arti masyarakat atau kemasyarakatan berarti segala sesuatu yang
berhubungan dengan sistem hidup bersama dalam masyarakat. Budaya atau kebudayaan adalah
cara atau sikap hidup manusia dalam hubungannya dengan alam dan lingkungan sekitarnya. Jadi,
sosial budaya adalah sekelompok masyarakat yang bekerja bersama-sama dan saling mendukung
untuk mencapai tujuan hidup dalam bermasyarakat.

Dalam sosial budaya juga dikenal sistem sosial budaya, artinya keseluruhan dari unsur-
unsur tata nilai, tata sosial, dan tata laku manusia yang saling berkaitan dan bekerja sama saling
mendukung untuk mencapai tujuan hidup bermasyarakat.

Manusia adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan. Keduanya
tidak dapat dipisahkan dan merupakan dwitunggal. Tak ada masyarakat tanpa kebudayaan dan
juga sebaliknya.

Sosial budaya merupakan bagian dari kehidupan kita sebagai anggota masyarakat.
Sebagai makhluk sosial maka kita menjadi bagian dalam sebuah sistem kemasyarakatan yang
mencakup bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan dan keamanan, serta hukum.

Saat kita hidup bermasyarakat maka akan menghasilkan sebuah kebudayaan.


Masyarakat dan kebudayaan adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada masyarakat
tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan
pendukungnya. Dalam sebuah kebudayaan dikenal dengan nama unsur-unsur kebudayaan,
sebagai berikut:
a.       Peralatan dan perlengkapan hidup manusia. d. Kesenian

b.      Mata pencarian e. Sistem pengetahuan

c.       Bahasa f. Religi

Anda mungkin juga menyukai