Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MATA KULIAH SOSIAL BUDAYA DAN ETIKA

Manusia Sebagai Makhluk Budaya

NAMA KELOMPOK : ANDIKA B CANDRA FAUSTINUS RUDOLF ARGIAN NISYAR AMIRULLAH NATALIA TIAMINING ARRAYA ERITHA B ICHWAN DWI SAPUTRA EKO YULIAN SETIAWAN 26020210130078 26020210130096 26020210130105 26020210130071 26020210130080 26020210110026 26020210130094

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI JURUSAN ILMU KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2013

BAB I PENDAHULUAN

Latar Belakang Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni.Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia berbeda dengan makhluk lainnya.Manusia menjalani hidup sesuai dengan adabadab yang diterapkan di lingkungan sekitar.Oleh karenanya, manusia harus bersosialisasi dan memenuhi adab-adab yang telah disosialisasikan oleh orang-orang sebelumnya. Orang-orang yang tidak menjalankan atau menentang adab yang berlaku akan dianggap manusia yang biadab. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban, terjadilah evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan pikirkan bersama solusinya.

Rumusan Masalah 1. 2. 3. Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab? Apa yang dimaksud manusia yang beradab dan biadab? Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab?

Tujuan 1. 2. 3. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya dan beradab. Mengetahui perkembangan manusia sebagai makhluk yang beradab. Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab. 4. Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan beradab.

BAB II ISI
Pengertian Manusia Secara bahasa, manusia berasal dari kata manu (Sansekerta), mens (Latin), yang berarti berpikir, berakal budi atau makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Secara istilah, manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Dalam hubungannya dengan lingkungan, manusia merupakan suatu oganisme hidup (living organism). Terbentuknya pribadi seseorang dipengaruhi oleh lingkungan bahkan secara ekstrim dapat dikatakan, setiap orang berasal dari satu lingkungan, baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi), horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun kesejarahan.

Pengertian Budaya dan Kebudayaan Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta Buddhayah , yang merupakan bentuk jamak dari kata Buddhi yang berarti budi atau akal. Dengan demikian kebudayaan dapat diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budhi atau akal. Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.Culture, merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan, berasal dari kata latin colere yang berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah atau bertani). Dari asal arti tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat. Adapun pengertian kebudayaan menurut para ahli adalah sebagai berikut:

Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski : mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.

Herskovits : memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.

Menurut Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

Menurut Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat.

Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah

sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lainlain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.

Manusia Sebagai Makhluk Budaya Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu manusia harus menguasai segala sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi

disamping tanggung jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat fleksibel. Hal ini terjadi karena kemampuan dari manusia untuk belajar dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya. Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya. Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap kebutuhan dasar hidupnya. Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi kebutuhan tersebut. Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah antara manusia dan binatang . Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-objek yang bersifat fisik. Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh berkembangnya inteligensi dan cara berfikir simbolik. Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang merupakan pola kejiwaan yang di dalamnya terkandung dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting, perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan jalan memberi penilaian terhadap obyek dan kejadian.

Hakikat kodrat manusia itu adalah : 1) Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki cipta, rasa, dan karsa). 2) Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi, politik, budaya dan alam), dan 3) Sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan sesuai dengan hakikat kodratinya.

Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan aspek fisiologisnya.Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi derajat kemanusiaannya.

Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan kelebihannya dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen (homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens), manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya (homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama (homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku dan tunduk pada hukum alam. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial.Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan.Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai motivator terwujudnya kebudayaan yang tinggi.Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara yang lainnya.Kebudayaan yang terus berkembang di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya masyarakat di dalam suatu Negara. Dengan demikian dapat kita katakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

Etika dan Estetika berbudaya Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-4). Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses indrawi yang diperoleh secara visual dan akustik(instrumental) . Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital, tetapi telah melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan intelektualitas dan lebih bertujuan

untuk memberi pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan ruhani. .(A.A Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-3). Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 1762) melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian estetik. Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan masyarakat dalam berbudaya dan bermasyarakat. Kegunaan adanya nilai etika dan estetika dalam kehidupan dalam bermasyarakat adalah hal yang wajib dipertahankan, sehingga pada akhirnya masyarakat menyadari bahwa mempertahankan dan menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa harus diletakkan di paling awal . Dan menjadikan nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus melakukan

kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai dinamika zaman. Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan samapai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya, tentunya dengan nilai etika dan estetika yang ada di dalamnya.

Problematika Kebudayaan Kebudayaan mengalami dinamika seiring dengan dinamika pergaulan hidup manusia sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya budaya dari luar yang teradang kita langsung menerima dan menerapkan pada diri dan kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah beberapa contoh problematika kebudayaan: 1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan. Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada pemikiran mereka.Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.Padahal hidup mereka umumnya miskin. 2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.

Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan.Sebagai contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki. 3. Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor psikologi atau kejiwaan. Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka ditempat yang lama. 4. Masyarakat yang terasing dan kurang komunikasi dengan masyarakat luar. Masyarakat yang tinggal di daerah-daerah terpencil yang kurang komunikasi dengan masyarakat luar cendrung memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas, mereka seolah-olah tertutup untuk menerima program-program pembangunan. 5. Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap hal-hal baru. Sikap ini sangat mengagung-agungkan budaya tradisional sedemikian rupa sehingga menganggap hal-hal baru itu akan merusak tatanan hidup mereka yang sudah mereka miliki secara turun-temurun. 6. Sikap etnosentrisme. Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan. 7. Perkembangan IPTEK Sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia. 8. Pewarisan kebudayaan. Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya warisan.

Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan oleh pendahulunya.Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima sekarang ini. 9. Perubahan kebudayaan. Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia. 10. Penyebaran kebudayaan. Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat Indonesia.Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme, pragmatis, dan induvidualistik.Akibatnya nilai-nilai asli kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat Indonesia.

Manusia Sebagai Makhluk Beradab Pengertian adab menurut bahasa ialah kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti dan akhlak. Adapun menurut M. Sastra Praja, adab yaitu tata cara hidup, penghalusan atau kemuliaan kebudayaan manusia. Sedangkan menurut istilah, adab ialah Adab ialah suatu ibarat tentang pengetahuan yang dapat menjaga diri dari segala sifat yang salah. Manusia beradab adalah yang berpendidikan, sopan, dan berbudaya yang berahlak, berkesopanan dan berbudi pekerti halus.Peradaban berasal dari kata adab yang berarti kesopanan, kehormatan, budi bahasa dan etiket.Peradaban dapat diartikan pula hasil perkembangan budaya yang ciri khas milik sesuatu masyarakat, tahapan yang tinggi pada skala evolusi budaya mengacu pada perbedaan antara manusia beradab terhadap mereka yang biadab. Istilah peradaban juga digunakan untuk menyebut kebudayaan yang mempunyai sistem teknologi, seni bangunan, seni rupa, system kenegaraan, dan ilmu pengetahuan yang maju dan kompleks. Manusia beradab karena dalam jiwanya dilengkapi dengan akal, nurani, dan kehendak. 1. Akal berfungsi sebagai alat pikir dan sumber ilmu pengetahuan dan teknologi. 2. Nurani berfungsi sebagai alat merasa, menentukan kata hati dan sumber kesenian.

3. Kehendak berfungsi sebagai alat memutus, menentukan kebutuhan, dan sumber kegunaan. Masyarakat yang beradab dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang mempunyai sopan santun dan kebaikan budi pekerti. Atau dapat pula diartikan sebagai masyarakat yang santun dan telah maju tingkat kehidupan lahir batinnya.Segala sesuatu yang dinilai maju dalam aspek kehidupan lahir batin suatu masyarakat perlu selalu dipelihara dan dikembangkan, walaupun perlu dipahami bahwa beberapa nilai yang dianut masyarakat selalu berubah atau berkembang. Dalam proses estafet antar generasi selalu terdapat friksi, disamping adanya pengaruh globalisasi atau segala aspek kehidupan yang padat menimbulkan gangguan dan peluang untuk mangembangkan peradaban masyarakat. Tingkat peradaban suatu masyarakat bangsa dapat diukur atau diklasi fikasikan dengan berbagai cara. Pada umumnya dilakukan dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan sosial, ekonomi, meliputi berbagai fasetnya dengan menggunakan indikator-indikator sosial dan ekonomi. Ketenangan, kenyamanan, ketentraman, dan kedamaian sebagai makna hakiki manusia beradab dan dalam pengertian lain adalah suatu kombinasi yang ideal antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum. Orang yang tidak beradab adalah orang yang tidak mempedulikan adab (kesopanan). Orang yang bertingkah laku, bertutur kata, dan berpakaian yang tidak sesuai dengan norma masyarakat maupun norma agama, maka orang tersebut dapat dikatakan sebagai orang yang tidak beradab. Kehilangan tata karma dan mengerjakan segala sesuatu berdasarkan keinginan nafsu, tak bisa memimpin diri sendiri, tak beretika, dan membiarkan diri tetap terpuruk dalam kekurangajaran.Manusia tak beradab, berpendidikan tinggi, namun tak punya kuasa untuk menyetir akal, dan hanya bisa menjadi budak hawa nafsu.Mengetahui perihal yang baik namun lebih memilih untuk menjadi manusia yang hina. Harga diri dipertaruhkan hanya untuk memuaskan nafsu, harga diri bukan lagi menjadi barang mahal, harga diri dalam kesendirian maupun di ruang publik tidak ada lagi perbedaannya. Semua adalah tempat untuk pemuasan nafsu. Manusia tak beradab, berada di tengah ketinggian peradaban, namun moral jahiliyah, moral yang lebih hina dari masyarakat jahiliyah. Manusia tak beradab, orang yang mempunyai ilmu yang banyak, wawasan yang luas, tapi tetap tak beradab, hanya menjadi tunggangan hawa nafsu. Peradaban adalah sebuah istilah yang digunakan untuk menyebutkan bagian-bagian atau unsur kebudayaan yang dianggap halus, indah dan maju.Konsep kebudayaan adalah perkembagan kebudayaan yang telah mencapai tingkat tertentu yang tercermin dalam tingkat intelektual, keindahan, teknologi, spiritual yang terlihat pada masyarakatnya.Kebudayaan

bersifat dinamis. Oleh sebab itu ia dapat mengalami perubahan atau pergeseran. Faktor utama dalam perubahan ini adalah adanya globalisasi.

Globalisasi Sebagai Fenomena dalam Peradaban Globalisasi adalah suatu fenomena khusus dalam peradaban manusia yang bergerak terus dalam masyarakat global dan merupakan bagian dari proses manusia global itu. Kehadiran teknologi informasi dan teknologi komunikasi mempercepat akselerasi proses globalisasi ini. Globalisasi menyentuh seluruh aspek penting kehidupan.Globalisasi menciptakan berbagai tantangan dan permasalahan baru yang harus dijawab, dipecahkan dalam upaya memanfaatkan globalisasi untuk kepentingan kehidupan. Wacana globalisasi sebagai sebuah proses ditandai dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga ia mampu mengubah dunia secara mendasar. Globalisasi sebagai fenomena abad sekarang memberi implikasi yang luas bagi semua bangsa dan masyarakat internasional. Dengan didukung teknologi komunikasi dan transportasi yang canggih, dampak globalisasi akan sangat luas dan kompleks. Akibatnya, akn mengubah pola pikir, sikap, dan tingkah laku manusia. Hal seperti ini kemungkinan dapat mengakubatkan perubahan aspek kehidupan yang lain, seperti hubungan kekeluargaan, kemasyarakatan, kebangsaan, atau secara umum berpengaruh pada sistem budaya bangsa. Globalisasi memberi pengaruh dalam berbagai kehidupan, seperti politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan. Pengaruh globalisasi terhadap ideologi dan politik adalah akan semakin menguatnya pengaruh ideologi liberal dalam perpolitikan negara-negara berkembang yang ditandai menguatnya ide kebebaan dan demokrasi. Pengaruh globalisasi dibidang politik, antara lain membawa internasionalisasi dan penyebaran pemikiran serta nilai-nilai demokratis termasuk didalamnya hak asasi manusia. Pengaruh globalisasi terhadap ekonomi antara lain menguatnya kapitalisme dan pasar bebas. Hal ini ditunjukkan dengan semakin tumbuhnya perusahaan-perusahaan transnasional yang beroperasi tanp mengenal batas-batas negara.Kapitalisme juga menuntut adanya ekonomi pasar yang lebih bebas untuk mempertinggi asas manfaat, kewiraswastaan, akumulasi modal, membuat keuntungan, serta manajemen yang rasional. Pengaruh globalisasi terhadap sosila budaya akan masuknya nilai-nilai dari peradaban lain. Hal ini berakibat timbulnya erosi nilai-nilai sosial budaya suatu bangsa yang menjadi jati dirinya.Pengaruh ini semakin lancar dengan pesatnya media informasi dan komunikasi, seperti televisi, komputer, satelit, internet, dan sebagainya.

Globalisasi juga memeberikan dampak terhadap pertahanan dan keamanan negara. Menyebarnya perdagangan dan industri di seluruh dunia akan meningkatkan kemungkinan terjadinya konflik kepentingan dan dapat mengganggu keamanan bangsa.

Peradaban Di Indonesia Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia. Peristiwa transkultural seperti itu mau tidak mau akan berpengaruh terhadap keberadaan kesenian kita. Padahal kesenian tradisional kita merupakan bagian dari khasanah kebudayaan nasional yang perlu dijaga kelestariannya.Dengan teknologi informasi yang semakin canggih seperti saat ini, kita disuguhi banyak alternatif tawaran hiburan dan informasi yang lebih beragam, yang mungkin lebih menarik jika dibandingkan dengan kesenian tradisional kita. Dengan televisi,masyarakat bisa menyaksikan berbagai tayangan hiburan yang bersifat mendunia yang berasal dari berbagai belahan bumi. Hal ini menyebabkan terpinggirkannya kesenian asli Indonesia.Misalnya saja kesenian tradisional wayang orang Bharata, yang terdapat di Gedung Wayang Orang Bharata Jakarta kini tampak sepi seolah-olah tak ada pengunjungnya. Hal ini sangat disayangkan mengingat wayang merupakan salah satu bentuk kesenian tradisional Indonesia yang sarat dan kaya akan pesan-pesan moral, dan merupakan salah satu agen penanaman nilai-nilai moral yang baik.. Contoh lainnya adalah kesenian Ludruk yang sampai pada tahun 1980-an masih berjaya di Jawa Timur sekarang ini tengah mengalami mati suri. Wayang orang dan ludruk merupakan contoh kecil dari mulai terdepaknya kesenian tradisional akibat globalisasi. Kehidupan sosial juga merupakan salah satu unsur pembentuk peradaban yang banyak dipengaruhi oleh globalisasi.Dimensi nilai dalam kehidupan yang sebelumnya berdasarkan pada konsep kolektifisme kini berubah menjadi individualisme.Manusia tidak lagi merasa senasib, sepenanggungan dengan manusia lainnya (seperti pada zaman perjuangan) dikarenakan perkembangan teknologi dan informasi menuntut mereka untuk saling berkompetisi dalam memenuhi kebutuhan hidup yang semakin mendesak.Hal ini juga berdampak pada berkurangnya kontak sosial antara sesama manusia dalam konteks hubungan kemasyarakatan. Contoh lain adalah kenyataan bahwa kebutuhan ekonomi semakin meningkat, atau dengan kata lain masyarakat menjadi lebih konsumtif dan cenderung memiliki gaya hidup hedonis yang lebih suka bersenang-senang.

Problematika peradaban yang penting lainnya adalah adanya kemungkinan punahnya suatu bahasa di daerah tertentu disebabkan penutur bahasanya telah terkontaminasi oleh pengaruh globalisasi.Contoh kasusnya ialah seperti yang terjadi di Sumatera Barat. Di daerah ini sering kali kita temukan percampuran bahasa (code mixing) yang biasanya dituturkan oleh anak muda di Sumater Barat, seperti pencampuran Bahasa Betawi dan Minang dalam percakapan sehari-hari (kama lu?, gak tau gua do,dan lain-lain). Hal ini jelas mengancam eksistensi bahasa di suatu daerah.

Wujud dan Perkembangan Peradaban Tiga Periodisasi Peradaban (Alvin Tofler) yaitu gelombang perubahan dari meramu (food gathering) menjadi budaya cocok tanam (peradaban pertanian) kehidupan manusia menjadi menetap, peradaban industri, peradaban informasi. Evolusi Budaya dan Tahapan Peradaban dapat dijelaskan sebagai berikut : 1. Gelombang pertama sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam. ( revolusi agraris).Mengalami

perkembangan pesat yang disebut evolusi hijau (green revolution). Pada masa ini terjadi perkembangan teknologi pertanian (dikembangkannya bibit unggul,

pemupukan, pembasmian hama dan mekanisasi). Pada masa ini terjadi perubahan kehidupan manusia yang berarti dengan ditemukannya berbagai alat dan pesawat 1769 James Watt mesin uapnya, Thomas Alpha Edison lampu pijarnya. Kondisi tadi menjembatani untuk masuk ke gelombang kedua peradaban industry yang menguasai dunia barat dan jepang menyusul 4 negara asia (the four tiger) : Korea Selatan, Taiwan, Singapore, Hongkong. 2. Gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap, energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri).Perkembangan IPTEK industri sangat berpengaruh pada perkembangan bidang elektronik . Kemajuan media elektronik berpengaruh pada penyebaran informasi yg cepat di seluruh dunia. Perkembangan microchip membawa teknologi dunia. budaya memasuki era revolusi komunikasi, revolusi informasi. 3. Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan komputer atau alat komunikasi digital. Jepang sudah sampai pada level the age high mass consumption, Komputer, internet, satelit . Hal yang menarik dikenal Budaya kegagalan adalah aib. Pada era ini, kerja pikiran menjadi tuntutan dalam rangka membuat program dan memanfaatkan program baik untuk mencapai Kehidupan

informasi, menyimpan maupun untuk menyebarkan informasi tersebut.

Wujud dari peradaban dapat berupa : 1. Moral : nilai-nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan kesusilaan. 2. Norma : aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu benar atau salah, baik atau buruk. 3. Etika : nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi pegangan dalam megatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan santun. 4. Estetika : berhubungan dengan segala sesuatu yang tercakup dalam keindahan, mencakup kesatuan (unity), keselarasan (balance), dan kebalikan (contrast).

Problematika Peradaban Kemajuan IPTEK Bagi Peradaban Manusia Secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh, pancaindra dan otak manusia. Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti teknologi sebagai keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusiaPengertian teknologi secara umum adalah: 1. Proses yang meningkatkan nilai tambah 2. Produk yang digunakan dan dihasilkan untuk memudahkan dan meningkatkan kinerja 3. Struktur dan atau sistem di mana proses dan produk itu dikembamngkan

digunakan

Sedangkan dampak adalah suatu akibat yang ditimbulkan oleh sesuatu. Jadi dampak teknologi adalah akibat yang ditimbulkan oleh suatu teknologi, bisa akibat baik bisa juga akibat buruk dalam kehidupan manusia. Kemajuan teknologi adalah sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuanm ilmu pengetahuan. Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi kehidupan manusia. Memberikan banyak kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus dalam bidang teknologi masyarakat sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif, di sisi lain juga juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif. Karena itu pada makalah ini kami membuat dampak-dampak positif dan negatif dari kemajuan teknologi dalam kehidupan manusia

Dampak Globalisasi Bagi Peradaban Manusia 1. Dampak Positif a. Perubahan Tata Nilai dan Sikap adanya modernisasi dan globalisasi dalam budaya menyebabkan pergeseran nilai dan sikapmasyarakat yang semua irasional menjadi rasional b. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi Dengan berkembangnya ilmupengetahuan dan teknologi masyarakat menjadi lebih mudah dalam beraktivitas dan mendorong untuk berpikir lebih maju. c. Tingkat Kehidupan yang lebih Baik Dibukanya industri yang memproduksi alatalat komunikasi dan transportasi yang canggihmerupakan salah satu usaha mengurangi penggangguran dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Dampak Negatif Dampak negatif modernisasidanglobalisasiadalah sebagai berikut. a. Pola Hidup Konsumtif Perkembangan industri yang pesat membuat penyediaan barang kebutuhan masyarakatmelimpah. Dengan begitu masyarakat mudah tertarik untuk

mengonsumsi barang dengan banyak pilihan yang ada. b. Sikap Individualistik Masyarakat merasa dimudahkan dengan teknologi maju membuat mereka merasa tidak lagimembutuhkanorang lain dalam beraktivitasnya. Kadang mereka lupa bahwa mereka adalah makhluk sosial c. Gaya Hidup Kebarat-baratan Tidak semua budaya Barat baik dan cocok diterapkan di Indonesia.Budayanegatif yang mulaimenggeser budayaasli adalah anak tidak lagi hormat kepada orang tua, kehidupan bebasremaja,dan lain-lain. d. Kesenjangan Sosial Apabila dalam suatu komunitasmasyarakathanya ada beberapa individu yang dapat mengikuti arus modernisasi dan globalisasi maka akan memperdalam jurang pemisah antara individudengan individu lain yang stagnan. Hal ini menimbulkan kesenjangansosial

BAB III PENUTUP


Kesimpulan Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Problematika kebudayaan dan peradaban timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial.Akibat perkembangan teknologi yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.

Saran Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan.Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk kesempurnaan makalah-makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2011.Definisi Budaya- Pengertian Kebudayaan. Diakses dari http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html Anonim.2011. Manusia Berbudaya. Diakses dari http://mediaamirulindonesia.blogspot.com/2011/03/manusia-berbudaya.html Anonim.2011.Makalah Problematika Peradaban. Diakses dari http://akuinginselalubersamamu.blogspot.com/2011/10/makalah-problematikaperadaban.html Ika Putri Nadilla.2012.Hakekat Manusia sebagai Makhluk Budaya. Diakses dari http://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/10/21/manusia-sebagai-makhluk-budaya-3/ Suci Fitri Mentar. 2012. Manusia Beradab. Diakses dari http://sucimentari.blogspot.com/2012/01/manusia-beradab-manusia-beradab-adalah.html Sulung Dimas.2012.Manusia sebagai Makhluk Berbudaya. Diakses dari http://dimasreddevil.blogspot.com/2012/06/manusia-sebagai-makhluk-berbudaya.html Afirmasi NilaiEtika dan Estetika Kebudayaan Madura Lontar Madura http://lontarmadura.com/afirmasi-nilai-etika-dan-estetika-kebudayaanmadura/#ixzz29tX8sxqg)

Studi Kasus

Belajar Mencintai Lingkungan dan Kebudayaan dari Suku Baduy Details Monday, 21 January 2013 16:13 Written By Adityo

Sangat Menjaga Hutan Ulayat, Hidup dengan Cara Tradisional

Suku Baduy, salah satu komunitas masyarakat yang dikenal masih kuat mempertahankan adat istiadatnya. Selain sebagai duta budaya Provinsi Banten, suku ini juga dikenal sebagai duta lingkungan karena menjaga keasrian hutan ulayat warisan nenek moyangnya. BUDI W ISKANDAR, Serang MEMASUKI kawasan Baduy melalui Desa Ciboleger, pengunjung diharuskan datang ke Kepala Desa Kanekes atau dikenal sebagai Jaro Pamarentah, yakni Jaro Dainah. Usai dari sana, warga bisa memasuki perkampungan Baduy. Suku Baduy terbagi dua yakni Baduy luar dan Baduy dalam. Saat menjejakkan kaki di perkampungan yang masih sangat tradisional ini, pengunjung yang menyusuri Perkampungan Baduy akan melihat para ibu-ibu warga Baduy tengah menenun kerajinan. Mulai dari selendang, sarung serta ikat kepala. Kerajinan tangan karya warga Baduy tidak hanya hasil tenun, melainkan ada juga anyaman yang dibuat seperti tas, gelang, gantungan kunci dan lainnya. Tidak setiap waktu Perkampungan Baduy bisa didatangi. Sebab jika terdapat acara adat para pengunjung yang datang hanya diperbolehkan masuk hingga ke Kampung Gejeboh atau sekitar satu jam perjalanan dari Ciboleger atau pintu masuk perkampungan Suku Baduy.

Kepala Dinas Budaya dan Pariwisata (Disbudpar) Banten, Rd Dadie Rus wandi mengatakan perkampungan suku Baduy terletak sekitar 172 kilometer sebelah barat DKI Jakarta atau 65 kilometer sebelah selatan ibu kota Provinsi Banten atau 38 kilometer sebelah selatan ibu kota Kabupaten Lebak. Suku Baduy itu memiliki dua kelompok sosial, yakni masyarakat Baduy Dalam dengan ciri pakaian berwarna putih dan masyarakat Baduy Luar dengan ciri pakaian berwarna hitam, terang Dadi, kemarin. Masyarakat Baduy Dalam, kata dia, memiliki karakteristik tersendiri. Konsep hidup mereka sepenuhnya tertumpu pada filisofi Lojor teu meunang dipotong, pondok teu meunang disambung yang artinya panjang tidak boleh dipotong pendek tidak boleh disambung. Bahkan, di Baduy Dalam tidak ada listrik. Sedangkan masyarakat Baduy Luar, dalam kehidupanya sedikit lebih terbuka dibandingkan dengan masyarakat Baduy Dalam. Mereka sedikit menikmati kehidupan modern. Tetapi dalam menjalankan kehidupannya, mereka patuh dan taat menjalankan perintah adat. Bahkan mereka juga sangat menjaga kelestarian hutan yang ada di kawasanya, tandasnya. Seperti menjaga 125 sumber mata air, yang umumnya mengalir ke Sungai Ciujung. Baduy tidak menjadi target eksploitasi wisata di Provinsi Banten. Kami menandainya sebagai daerah dengan ciri khusus, yakni kearifan lokal yang sangat kuat, tuturnya. Hingga kini, suku Baduy sangat menjaga hutan yang menjadi hak ulayatnya. Ketua Wadah Musyawarah Masyarakat Baduy (Wammby) Kasmin Saelani mengatakan hingga saat ini masyarakat Baduy menjaga pelestarian lingkungan untuk keseimbangan ekosistem alam juga kelangsungan hidup manusia. Hutan yang rusak akan menimbulkan banjir, longsor dan kekeringan. Karena itu, kata dia, pihaknya terus menjaga kawasan hutan Baduy agar tidak terjadi kerusakan dengan melarang penebangan pohon. Saat ini kawasan hutan hak ulayat Baduy seluas 5.101,85 hektare sesuai dengan Perda No 32 Tahun 2001 hingga kini terjaga. Menurut dia juga, masyarakat Baduy yang tinggal di kawasan Gunung Kendeng berlokasi di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, merupakan hulu air wilayah Provinsi Banten. Sementara itu, Jaro Daenah mengatakan pihaknya tetap sangat konsisten menjaga gunung-gunung dan hutan yang ada di Provinsi Banten agar tetap terpelihara kelestarianya.Pelestarian hutan dan gunung, kata dia, untuk menghindari dari segala bencana alam seperti banjir, longsor, dan pemanasan global. Kami terus mengawasi hutan dan lahan agar tidak terjadi penebangan liar yang dilakukan masyarakat luar kawasan Baduy, katanya. (*/ditambahkan dari berbagai sumber) - See more at: http://www.indopos.co.id/index.php/berita-urban-city/1483-belajar-mencintailingkungan-dan-kebudayaan-dari-suku-baduy#sthash.boaeugER.dpuf

Konser Kolosal Angklung Digelar di Beijing Jumat, 22 Maret 2013

Angklung sebagai alat musik tradisional Jawa Barat memiliki daya tarik bagi para wisatawan asing untuk belajar memainkannya seperti terlihat di Saung Angklung Udjo, Kota Bandung, Jawa Barat, Jumat (9/10/2009). BEIJING, KOMPAS.com--Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT) akan menggelar konser kolosal 10 ribu angklung di Beijing, akhir Mei 2013. Ketua Umum Perhimpunan Persahabatan Indonesia-Tiongkok (PPIT), Bondan Gunawan di Beijing, Kamis, mengatakan konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan salah satu bentuk diplomasi budaya untuk mempererat hubungan antarmasyarakat Indonesia dan China. "Diplomasi itu aspeknya banyak, ada antarpemerintah, antarpelaku bisnis, dan

antarmasyarakat. Diplomasi antarmasyarakat terdiri atas bidang budaya, olahraga dan ilmu pengetahuan. Konser kolosal angklung ini merupakan bentuk diplomasi budaya," katanya menjelaskan. Bondan mengatakan gagasan untuk menggelar konser kolosal 10 ribu angklung telah dimulai sejak satu hingga dua tahun lalu. "Konser akan digelar di lapangan terbuka, dan dimainkan oleh 10 ribu orang yang sebagian besar adalah pelajar, mahasiswa serta warga masyarakat China," ungkap Bondan. Namun, ada pula yang berasal dari masyarakat keturunan Tionghoa dari Kalimantan, Surabaya sekitar 500 orang yang akan bergabung dalam konser kolosal 10 ribu angklung tersebut, lanjutnya.

Konser kolosal 10 ribu angklung juga akan dicatatkan pada Guiness Book of Records. "Sebelumnya telah ada konser kolosal 5.000 angklung yang digelar perwakilan Indonesia di Amerika Serikat pada 2011," kata Bondan. Direktur Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat mengatakan konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas Indonesia yang telah tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia "The Intangible Heritages" UNESCO. "Syarat untuk dapat bertahan tercatat sebagai warisan budaya UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. Jika upaya itu tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai warisan budaya dunia. Maka itu, kita terus berupaya agar angklung tetap terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan ," katanya. Dalam konser kolosal angklung di Beijing Mei mendatang selain mengerahkan 10 ribu angklung, Saung Angklung Udjo juga mengirimkan 40 orang untuk ikut terlibat. "Selama konser kolosal angklung itu, akan dilantunkan enam hingga tujuh lagu baik lagu Indonesia maupun China, yang akrab di telinga masyarakat masing-masing kedua negara, seperti `Ayo Mama` dari Indonesia atau `Yue Liang Dai Biao Wo De Xin` lagu dari China," katanya. Taufik menambahkan, "Kami juga akan membawakan lagu yang agak sulit seperti lagu dari Queen. Kami ingin menunjukkan bahwa alat musik angklung mampu memainkan aransemen musik yang agak rumit,".

Tanggapan : Dari contoh kasus diatas dapat dilihat bahwa kebudayaan Indonesia telah mampu mendunia. Ini membuktikan bahwa budaya Indonesia yang beragam tidak boleh dipandang sebelah mata dan budaya Indonesia juga mampu tampil di pentas dunia, supaya masyarakat dunia tahu kebudayaan Indonesia yang beragam. Kita patut berbangga akan ini. Apalagi yang bermain alat musik angklung di konser kolosal angklung yang digelar di Beijing, China tersebut kebanyakan adalah warga China sendiri. Seperti juga yang terlihat pada gambar diatas tampak wisatawan asing pun terlihat antusias memainkan alat musik tradisional ini. Ini membuktikan bahwa alat musik ini memiliki daya tarik tersendiri bagi para warga negara asing untuk memainkannya. Konser kolosal 10 ribu angklung ini merupakan bentuk pelestarian alat musik bambu khas Indonesia yang telah tercatat sebagai salah satu warisan budaya dunia "The Intangible Heritages" UNESCO. Karena seperti yang dikatakan oleh Direktur Saung Angklung Udjo Taufik Hidayat bahwa "Syarat untuk dapat bertahan tercatat sebagai warisan budaya

UNESCO adalah warisan budaya dimaksud harus terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan. Jika upaya itu tidak dapat kita lakukan terus menerus, angklung bisa dicabut statusnya sebagai warisan budaya dunia. " Maka dari itu, kita sebagai bangsa Indonesia yang memiliki kekayaan budaya ini harus terus berupaya agar budaya Indonesia termasuk angklung tetap terpelihara, terlindungi, terpromosikan dan tergenerasikan.

Tautan: http://oase.kompas.com/read/2013/03/22/09595895/Konser.Kolosal.Angklung.Digelar.di.Beij ing

Anda mungkin juga menyukai