Anda di halaman 1dari 40

Manusia Sebagai Makhluk

Budaya
Elisabeth Surbakti SKM.M.Kes
Pengertian Manusia
• Manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta),
“mens” (Latin), berarti berpikir, berakal budi atau
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai
makhluk lain).
• Manusia dapat diartikan sebuah konsep atau
fakta, gagasan atau realitas, sebuah kelompok
(genus) atau seorang individu.
• Dalam hubungannya dengan lingkungan,
manusia  suatu oganisme hidup (living
organism).
• Terbentuknya pribadi seseorang
dipengaruhi oleh lingkungan  secara
ekstrim dapat dikatakan :
• Setiap orang berasal dari satu lingkungan,
baik lingkungan vertikal (genetika, tradisi),
horizontal (geografik, fisik, sosial), maupun
kesejarahan
Pengertian Budaya dan Kebudayaan

• Kebudayaan berasal dari kata Sansekerta “Buddhayah “ , = bentuk jamak


dari kata “Buddhi” yang berarti budi atau akal.
• Kebudayaan dapat diartikan sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan
budhi atau akal”.
• Daya dari budi yang berupa cipta, karsa dan rasa.

• Culture, istilah bahasa asing artinya dengan kebudayaan,


• kata latin “colere” berarti mengolah atau mengerjakan (Mengolah tanah
atau bertani).
• Dari asal arti tersebut “colere” kemudian “culture” diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan merubah alam.
• Kebudayaan adalah hasil dari cipta, rasa dan karsa.
• Budaya : suatu cara hidup yang berkembang
dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok
orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
• Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit,
termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat,
bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.
• Kebudayaan  sesuatu yang akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan dan
meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat
abstrak.
• Perwujudan kebudayaan adalah benda-
benda yang diciptakan oleh manusia
sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda-benda yang bersifat
nyata, misalnya pola-pola perilaku,
bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang
kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.
Pengertian kebudayaan menurut
para ahli :
• Melville J. Herskovits dan Bronislaw
Malinowski : segala sesuatu yang terdapat
dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah ”Cultural-
Determinism”.
• Herskovits : memandang kebudayaan sebagai
sesuatu yang turun temurun dari satu generasi
ke generasi yang lain, yang kemudian disebut
sebagai ”superorganic”.
• Andreas Eppink, : kebudayaan mengandung keseluruhan
pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta
keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
yang menjadi ciri khas suatu masyarakat.

• Edward Burnett Tylor : kebudayaan merupakan


keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat
seseorang sebagai anggota masyarakat.

• Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi : kebudayaan


adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
Dapat disimpulkan kebudayaan :
• Sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat
dalam pikiran manusia, dalam kehidupan sehari-hari
kebudayaan itu bersifat abstrak.
• Perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang
diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang
bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa,
peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu
manusia dalam melangsungkan kehidupan
bermasyarakat.
Manusia Sebagai Makhluk Budaya

• Manusia adalah mahluk berbudaya.


• Manusia sebagai makhluk yang berbudaya 
makhluk yang senantiasa mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan,
karena yang membahagiakan hidup manusia itu
hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil,
maka hanya manusia yang selalu berusaha
menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan
sajalah yang berhak menyandang gelar manusia
berbudaya.
• Berbudaya merupakan kelebihan manusia
dibanding mahluk lain.
• Manusia adalah makhluk yang paling sempurna bila
dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai
kewajiban dan tanggung jawab untuk mengelola
bumi.
• Manusia harus menguasai segala sesuatu yang
berhubungan dengan kepemimpinannya di muka
bumi disamping tanggung jawab dan etika moral
harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan,
kebenaran, keadilan dan tanggung jawab agar
bermakna bagi kemanusiaan.
• Manusia harus mendayagunakan akal budi untuk
• Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi
kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.

• Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam


sejarah kehidupan manusia yang dapat berkembang dan
dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu
mendukungnya.
• Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan.
Kroeber dan Kluckholn (1952) menginventarisasi lebih
dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada
dasarnya tidak terdapat perbedaan yang bersifat prinsip
• Berbeda dengan binatang, tingkah laku manusia sangat
fleksibel.  karena kemampuan dari manusia untuk belajar
dan beradaptasi dengan apa yang telah dipelajarinya.
• Sebagai makhluk berbudaya, manusia mendayagunakan
akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, baik bagi
dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya.
• Kebudayaan mencerminkan tanggapan manusia terhadap
kebutuhan dasar hidupnya.
• Manusia berbeda dengan binatang, bukan saja dalam
banyaknya kebutuhan, namun juga dalam cara memenuhi
kebutuhan tersebut.
• Kebudayaanlah yang memberikan garis pemisah
antara manusia dan binatang .
• Ketidakmampuan manusia untuk bertindak instingtif
diimbangi oleh kemampuan lain yakni kemampuan
untuk belajar, berkomunikasi dan menguasai objek-
objek yang bersifat fisik.
• Kemampuan untuk belajar dimungkinkan oleh
berkembangnya inteligensi dan cara berfikir
simbolik.
• Terlebih lagi manusia mempunyai budi yang
merupakan pola kejiwaan yang terkandung
dorongan-dorongan hidup yang dasar, insting,
perasaan, dengan pikiran, kemauan dan hubungan
yang bermakna dengan alam sekitarnya dengan
jalan memberi penilaian terhadap obyek dan
kejadian.
Hakikat kodrat manusia itu adalah
1.Sebagai individu yang berdiri sendiri (memiliki
cipta, rasa, dan karsa).
2.Sebagai makhluk sosial yang terikat kepada
lingkungannya (lingkungan sosial, ekonomi,
politik, budaya dan alam),
3.Sebagai makhluk ciptaan Tuhan. Perbuatan-
perbuatan baik manusia haruslah sejalan dan
sesuai dengan hakikat kodratinya.
• Manusia dipandang mulia atau terhina tidak berdasarkan
aspek fisiologisnya. Aspek fisik bukanlah tolak ukur bagi
derajat kemanusiaannya.
• Hakikat kodrati manusia tersebut mencerminkan
kelebihannya dibanding mahluk lain.
• Manusia adalah makhluk berpikir yang bijaksana (homo
sapiens), manusia sebagai pembuat alat karena sadar
keterbatasan inderanya sehingga memerlukan instrumen
(homo faber), manusia mampu berbicara (homo languens),
manusia dapat bermasyarakat (homo socious) dan berbudaya
(homo humanis), manusia mampu mengadakan usaha (homo
economicus), serta manusia berkepercayaan dan beragama
(homo religious), sedangkan hewan memiliki daya pikir
terbatas dan benda mati cenderung tidak memliki perilaku
dan tunduk pada hukum alam.
• Manusia juga harus bersosialisasi dengan
lingkungan, yang merupakan pendidikan awal
dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan
manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang
berlandaskan ketuhanan.
• Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah
dipandang sebagai “motivator” terwujudnya
kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan
haruslah memberikan kontribusi terhadap
kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan
memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri
khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
• Kebudayaan yang diciptakan dan dimiliki oleh
manusia mencerminkan pribadi manusia sebagai
mahluk ciptaan yang paling sempurna diantara
yang lainnya. Kebudayaan yang terus berkembang
di kehidupan bermasyarakat dapat menjadi suatu
tolak ukur dalam melihat betapa berbudayanya
masyarakat di dalam suatu Negara.
• Dengan demikian dapat kita katakan bahwa
kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara
tersebut, begitu pula pendidikan yang tinggi akan
menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu
Nilai-Nilai Kebudayaan

• Nilai-nilai budaya merupakan nilai- nilai yang


disepakati dan tertanam dalam suatu
masyarakat, lingkup organisasi, lingkungan
masyarakat, yang mengakar pada suatu
kebiasaan, kepercayaan (believe), simbol-
simbol, dengan karakteristik tertentu yang dapat
dibedakan satu dan lainnya sebagai acuan
prilaku dan tanggapan atas apa yang akan
terjadi atau sedang terjadi.
Etika
• Etika berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ‘ethos’ yang berarti
adat kebiasaan atau akhlak yang baik.
• Etika adalah ilmu tentang kebiasaan perilaku yang baik.
Kebudayaan merupakan induk dari berbagai macam pranata yang
dimiliki manusia dalam hidup bermasyarakat.
• Etika merupakan bagian dari kompleksitas unsur-unsur
kebudayaan.
• Ukuran etis dan tidak etis merupakan bagian dari unsur-unsur
kebudayaan.
• Manusia membutuhkan kebudayaan, yang didalamnya terdapat
unsur etika, untuk bisa menjaga kelangsungan hidup.
• Manusia yang berbudaya adalah manusia yang menjaga tata aturan
hidup.
• Etika dapat diciptakan, tetapi masyarakat yang beretika dan
berbudaya hanya dapat diciptakan dengan beberapa persyaratan
dasar, yang membutuhkan dukungan-dukungan, seperti dukungan
politik, kebijakan, kepemimpinan dan keberanian mengambil
keputusan, serta pelaksanaan secara konsekuen.
• Selain itu dibutuhkan pula ruang akomodasi, baik lokal maupun
nasional di mana etika diterapkan, pengawasan, pengamatan, dan
adanya pihak-pihak yang memelihara kehidupan etika. Kesadaran
etis bisa tumbuh karena disertai akomodasi.
• Etika (kesusilaaan) lahir karena kesadaraan akan adannya naluri-
solidaritas sejenis pada makhluk hidup untuk melestarikan
kehidupannya,kemudian pada manusia etika ini menjadi kesadaran
sosial ,memberi rasa tanggungjawab dan bila terpenuhi akan
menjelma menjadi rasa bahagia.(A.A Djelantik,Estetika Sebuah
Pengantar.hal-4).
• Pada manusia yang bermasyarakat etika ini berfungsi untuk
mempertahankan kehidupan kelompok dan individu.Pada
awalnya Etika dikenal pada sekelompok manusia yang
sudah memiliki peradaban lebih tinggi.Terdapat proses
indrawi yang diperoleh secara visual dan
akustik(instrumental).
• Keduanya (proses indrawivisual dan akustik) mengambil
peran tambahan melakukan fungsi-fungsi yang jauh lebih
tinggi,bukan hanya melakukan fungsi vital , tetapi telah
melibatkan proses-proses yang terjadi dalam budi dan
intelektualitas dan lebih bertujuan untuk memberi
pengetahuan dan kebahagiaan jasmani dan rohani. .(A.A
Djelantik,Estetika Sebuah Pengantar.hal-3).
Estetika

• Estetika adalah ilmu yang menelaah dan membahas aspek-aspek keindahan


sesuatu, yaitu mengenai rasa, sifat, norma, cara menanggapi, dan cara
membandingkannya dengan menggunakan penilaian perasaan
• Istilah Estetika dipopulerkan oleh Alexander Gottlieb Baumgarten (1714 – 1762)
melalui beberapa uraian yang berkembang menjadi ilmu tentang
keindahan.(Encarta Encyclopedia 2001, 1999) Baumgarten menggunakan istilah
estetika untuk membedakan antara pengetahuan intelektual dan pengetahuan
indrawi. Dengan melihat bahwa istilah estetika baru muncul pada abad 18, maka
pemahaman tentang keindahan sendiri harus dibedakan dengan pengertian
estetik.
• Berbudaya, selain didasarkan pada etika juga terkandung estetika di dalamnya.
Jika etika menyangkut analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik,
buruk, dan tanggung jawab, estetika membahas keindahan, bagaimana ia bisa
terbentuk, dan bagaimana seseorang bisa merasakannya .
• Manfaat nilai etika dan estetika kebudayaan bagi kehidupan
masyarakat adalah menyadari bahwa mempertahankan dan
menyelamatkan kebudayaan suatu daerah atau bangsa
harus diletakkan di paling awal .
• Nilai kebudayaan sebagai acuan untuk menempuh
kehidupan masa depan masyarakat, dengan terus
melakukan kontekstualisasi dan aktualisasi pada berbagai
dinamika zaman.
• Masyarakat harus bisa menyaring kebudayaan baru dengan
tetap memprioritaskan kebudayaan asal mereka jangan
sampai kebudayaan kita hilang hanya dikarenakan adanya
budaya baru yang kita anggap lebih maju di banding budaya
kita sendiri dan agar menjadi masyarakat yang berbudaya.
Moral

• Moral adalah kebiasaan berbuat baik. Orang dikatakan


bermoral apabila dapat mewujudkan kodratnya untuk
berbuat baik, jujur, dan adil dalam tindakannya.
• Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia memiliki dua
macam sistem budaya yang sama-sama harus dipelihara
dan dikembangkan, yakni sistem budaya nasional dan
sistem budaya etnik lokal.
• Sistem budaya nasional adalah sesuatu yang relatif baru
dan sedang berada dalam proses pembentukannya. Sistem
ini berlaku secara umum untuk seluruh bangsa Indonesia,
tetapi sekaligus berada di luar ikatan budaya etnik lokal.
• Nilai-nilai budaya yang terbentuk dalam sistem budaya nasional bersifat
prospektif, misalnya kepercayaan religius kepada Tuhan Yang Maha
Esa; pencarian kebenaran duniawi melalui jalan ilmiah; penghargaan
yang tinggi atas kreativitas dan inovasi, efisiensi tindakan dan waktu;
penghargaan terhadap sesama atas dasar prestasinya lebih daripada
atas dasar kedudukannya; penghargaan yang tinggi kepada kedaulatan
rakyat; serta toleransi dan simpati terhadap budaya suku bangsa yang
bukan suku bangsanya sendiri.
• Nilai-nilai tersebut menjadi bercitra Indonesia karena dipadu dengan
nilai-nilai lain dari nilai-nilai budaya lama yang terdapat dalam berbagai
sistem budaya etnik lokal.
• Kearifan-kearifan lokal pada dasarnya dapat dipandang sebagai
landasan bagi pernbentukan jatidiri bangsa secara nasional. Kearifan-
kearifan lokal itulah yang membuat suatu budaya bangsa memiliki akar.
Budaya etnik lokal seringkali berfungsi sebagai sumber atau acuan bagi
penciptaan-penciptaan baru, seperti dalam bahasa, seni, tata
masyarakat, dan teknologi, yang kemudian ditampilkan dalam
perikehidupan lintas budaya.
• Kebudayaan di Indonesia sangat beragam karena memiliki banyak
perbedaan antar manusia yang berada di tanah inonesia, namun
Indonesia mempunyai semboyan bhineka tunggal ika yang diartikan
walaupun berbeda – beda tetapi tetap satu . pada setiap daerah memiliki
adat istiadat yang berbeda – beda pula, itulah yang membedakan aturan
– aturan di tiap daerah . seperti suku asmat di papua dengan pakaian
khas bagi kaum laki laki yang menggunakan koteka dan bahkan
penduduknya ada juga yang tidak memakai busana, tetapi hal itu tidak
di langgar karena sudah menjadi tradisi disana . apabila hal seperti itu
ada di daerah Jakarta sudah dapat dipastikan sudah melanggar aturan
hukum yang berlaku . Seperti itulah mengapa peraturan di setiap daerah
di Indonesia cukup beragam . budaya di Indonesia sangat kuat karena
adanya budaya yang turun – temurun dari nenek moyang hingga
sekarang . dan masih banyak acara adat di berbagai daerah untuk
melestarikan budayanya masing – masing daerah
• Perilaku manusia berbudaya adalah perilaku yang dijalankan sesuai dengan moral, norma-
norma yang berlaku dimasyarakat, sesuai dengan perintah di setiap agama yang diyakini,
Dan sesuai dengan hukum Negara yang berlaku. Dalam berperilaku, manusia yang
berbudaya tidak menjalankan sikap-sikap atau tindakan yang menyinpang dari peraturan-
peraturan baik berupa norma- norma yang ada di masyarakat maupun hokum yang
berlaku.
• Oleh karena itu sifat manusia yang berbudaya itu yang harus dimiliki setiap manusia
khususnya bangsa Indonesia yang dikenali sebagai Negara yang besar dengan
banyaknya budaya yang dimiliki. Jadilah manusia yang memiliki budaya yang tinggi yang
menjadikan manusia tersebut sebagai manusia yang berbudaya dan tentu manusia yang
berbudaya itu pasti juga manusia yang berpendidikan, akan tetapi sebaliknya manusia
yang berpendidikan itu belum tentu dia manusia yang berbudaya. Banyak contoh di negara
ini manusia yang pintar atau berpendidikan yang melakukan banyak tindak kejahatan atau
menyimpang contohnya seperti korupsi. Itu semua terjadi karena mereka tidak menjadi
manusia yang berbudaya Dan akibatnya mereka tidak memiliki moral, kejujuran, Dan rasa
tanggung jawab.
• Karena itu jadilah manusia yang berbudaya. Dengan menjadi manusia yang berbudaya
maka masyarakat akan memiliki sikap yang berakal budi, bermoral, sopan dan santun
dalam menjalani kehidupan diri sendiri ataupun berbangsa dan bernegara. Sikap Dan sifat
manusia yang berbudaya itu juga yang akan menjadikan bangsa Indonesia bangsa yang
besar yang memiliki jati diri sendiri sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat.
Problematika Kebudayaan

• Kebudayaan mengalami dinamika seiring


dengan dinamika pergaulan hidup manusia
sebagai pemilik kebudayaan, dan adanya
budaya dari luar yang teradang kita langsung
menerima dan menerapkan pada diri dan
kehidupan kita tanpa berfikir panjang dengan
resiko efek ke kebudayan kita sendiri. Ini lah
beberapa contoh problematika kebudayaan:
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan
pandangan hidup dan sistem kepercayaan.

• Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau


berubah karena adanya pandangan hidup dan sistem
kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya
kepercayaan sekelompok orang dengan kebudayaannya
mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan
tidak mau menerima pemikiran-pemikiran dari luar
walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada
pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat
bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan kampung
halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani.
Padahal hidup mereka umumnya miskin.
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau
sudut pandang.

• Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan


presepsi dan sudut pandang ini dapat terjadi antara
masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai
contoh dapat kita lihat banyak masyarakat yang tidak
setuju dengan program KB yang dicanangkan
pemerintah yang salah satu tujuannya untuk mengatasi
kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena
masyarakat beranggapan bahwa banyak anak banyak
rezeki.
3.Hambatan budaya yang berkaitan dengan faktor
psikologi atau kejiwaan.

• Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari


daerah yang terkena bencana alam sering
mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena
adanya kekhawatiran penduduk bahwa ditempat
yang baru hidup mereka akan lebih sengsara
dibandingkan dengan hidup mereka ditempat
yang lama.
4.Masyarakat yang terasing dan kurang
komunikasi dengan masyarakat luar.

• Masyarakat yang tinggal di daerah-


daerah terpencil yang kurang komunikasi
dengan masyarakat luar cendrung
memiliki ilmu pengetahuan yang terbatas,
mereka seolah-olah tertutup untuk
menerima program-program
pembangunan.
5.Sikap tradisionalisme yang berprasangka buruk terhadap
hal-hal baru.

• Sikap ini sangat mengagung-agungkan


budaya tradisional sedemikian rupa
sehingga menganggap hal-hal baru itu
akan merusak tatanan hidup mereka yang
sudah mereka miliki secara turun-temurun.
6.Sikap etnosentrisme.

• Sikap etnosentris adalah sikap yang


mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain.
Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama,
dan antar golongan. Kebudayaan yang
beraneka ragam yang berkembang disuatu
wilayah seperti Indonesia terkadang
menimbulkan sikap etnosentris yang dapat
menimbulkan perpecahan.
• Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari
kebudayaan, sering disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat
justru untuk menghancurkan manusia bukan
untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-
obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi
dalam penggunaannya banyak disalahgunakan
yang justru mengganggu kesehatan manusia.
Pewarisan kebudayaan.

• Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain,


sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika
masyarakat saat sekarang, penolakan generasi penerima terhadap
warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak
lagi sesuai dengan budaya warisan.

• Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya


yang hendak diwariskan oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap
tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi tersebut,
bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang
baru diterima sekarang ini.
Perubahan kebudayaan.

• Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa


memunculkan masalah antara lain
perubahan akan merugikan manusia jika
perubahan itu bersifat regress
(kemunduran) bukan progress (kemajuan),
perubahan bisa berdampak buruk atau
menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan diluar
kendali manusia.
Penyebaran kebudayaan.
• Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan
masalah, masyarakat penerima akan kehilangan nilai-
nilai budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing
yang masuk. Contoh globalisasi budaya yang bersumber
dari kebudayaan Barat pada era sekarang ini adalah
masuknya nilai-nilai budaya global yang dapat memberi
dampak negatif bagi perilaku sebagian masyarakat
Indonesia. Misalnya pola hidup konsumtif, hedonisme,
pragmatis, dan induvidualistik. Akibatnya nilai-nilai asli
kebudayaan bangsa seperti rasa kebersamaan dan
kekeluargaan lambat laun bisa hilang dari masyarakat
Indonesia.
Thank You

Kingsoft Office
Make Presentation much more fun

Anda mungkin juga menyukai