Akal adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan perbuatan
operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan peningkatan hidup manusia.
Budi berasal dari bahasa Sanskerta budh yang artinya akal. Budi menurut KBBI adalah bagian dari kata hati yang
berupa paduan akal dan perasaan yang dapat membedakan baik-buruk sesuatu.
Menurut Abraham Maslow kebutuhan hidup manusia dibagi menjadi 5 tingkatan sebagai berikut:
Aktualisasi diri
Penghargaan
Sosial
Rasa aman
Fisiologis
Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang berarti Cipta Rasa dan Karsa. Kata budaya sebenarnya
berasal dari bahasa Sansekerta yaitu bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal (Koentjaraningrat,
1974:80).
Dengan akal budi, manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi
manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan mahluk yang
berbudaya. Manusia adalah pencipta kebudayaan.
c. kedudukan
kodrat
manusia
sebagai
makhluk
pribadi
dan
makhluk
tuhan.
Pembangunan nasional sebagai upaya peningkatan manusia secara totalitas. aspek jiwa, raga, pribadi, sosial,dan
aspek ketuhanan
Monopluralis, artinya terdiri dari banyak segi tetapi merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
- Gagasan
- Aktivitas
- Artefak
Unsur Kebudayaan :
- Teknologi
- Sistem kemasyarakatan
- Bahasa
- Kesenian
- Sistem Pengetahuan
- Sistem Religi
Karena Manusia adalah pencipta kebudayaan maka manusia adalah makhluk berbudaya. Kebudayaa adalah
ekspresi eksistens manusia di dunia. Dengan kebudayaannya, manusia mampu menampakan jejak-jejaknya dalam
panggung sejarah dunia
Etika dalam arti nilai-nilai atau norma yang menjadi pegangan seseorang atau kelompok orang dalam mengatur
tingkah laku
Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah kode etik)
Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk. Di sini etika sama artinya dengan filsafat
moral.
Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa, dan karsa manusia. Manusia yang ber etika akan menghasilkan budaya
yang memiliki nilai-nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung tuntutang/keharusan bahwa budaya yang diciptakan
memiliki sifat universal.
Budaya yang memiliki nilai-nilai etik adalah budaya yang mampu meningkatkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.
Sebaliknya, budaya yang tidak ber etika adalah kebudayaan yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan
martabat kemanusiaan
Namun demikian, menentukan apakan suatu budaya yang dihasilkan manusia itu memenuhi nilai-nilai etik ataukah
menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham atau ideologi yang dijakini masyarakat penduduk kebudayaan.
Hal ini dikarenakan berlakuknya nilai-nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi masyarakat
O
Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahaan atas seni, Estetika berkaitan dengan nilai indah tidak
indah. Keindaaan dapat diberi makna secara luas, sempit, dan estetika murni.
Etika berkaitan dengan baik-buruk, sedangan estetika berkaitan dengan indah tidak indah.
Oleh karena subjektif, nilai estetika tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Nilai-nilai estetik lebih bersifat perasaan,
bukan pernyataan.
Estetika budaya tidak semata-mata dalam berbudaya harus memenuhi nilai-nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika
berbudaya menyiratkan perlunya manusia untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia lainnya.
D. Memanusiakan Manusia
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, Memanusiakan Manusia adalah upaya membuat manusia menjadi
berbudaya.
Menurut Herimanto & Winarno , 2012 : 32: Memanusiakan manusia untuk senantiasa menghargai dan
menghormati harkat dan derajat manusia lainnya. Memanusiakan manusia adalah dengan tidak menindas sesama,
tidak menghardik, tidak bersifat kasar, tidak menyakiti, dan perilaku-perilaku buruk lainya.
Sejatinya, konsep Memanusiakan Manusia merupakan bagian dari humanisme. Humanisme berasal dari kata
Latin humanus dan mempunyai akar kata homo yang berarti manusia. Humanus berarti sifat manusiawi atau
sesuai dengan kodrat manusia (A.Mangunhardjana dalam Haryanto Al-Fandi, 2011:71).
Pewarisan Kebudayaan:
1. Proses pemindahan, penerusan, pemilikan, dan pemakaian kebudayaan dari generasi ke generasi secara
berkesinambuang
Sesuai atau tidaknya budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai dengan budaya
warisan.
2. Perubahan Kebudayaan:
Perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya ketidak sesuain di antara unsur-unsur budaya yang saling berbeda
sehingga terjadi keadaan yang tidak serasi bagi kehidupan
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah, antara lain perubahan akan merugikan manusia
jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress (kemajuan): perubahan bisa berdampak buruk
atau menjadi bencana jika dilakukan memalui revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
3. Penyebaran Kebudayaan :
Proses menyebarkan unsur-unsur kebudayaan dari suatu kelompok ke kelompok lain/masyarakat ke masyarakat
lain (difusi)
Penyebaran kebudayaan (difusi) bisa menimbulkan masalah. Masyarakat penerima akan kehilangan nilai-nilai
budaya lokal sebagai akibat kuatnya budaya asing masuk.
Kedudukan kodrat terdiri atas makhluk berdiri sendiri dan makhluk Tuhan
Berdasarkan unsur hakikat manusia di atas, Notonagoro (1975) mengatakan bahwa sebagai mahluk
individu dan makhluk sosial merupakan sifat kodrat manusia . Frans Magnis Suseno (2001) menyatakan bahwa
manusia adalah makhluk individu yang secara hakiki bersifat sosial
Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia sebagai makhluk individu yang bebas dan merdeka tidak terikat apapun dengan masyarakat ataupun
negara.
Manusia bisa berkembang dan sejahtera hidupnya serta berlanjut apabila dapat bekerja secara bebas dan berbuat
apa saja untuk memperbaiki
Manusia sebagai Makhluk Sosial
dipelihara dan dibesarkan dalam suatu masyarakat terkecil, yaitu keluarga. Keluarga
terbentuk karena adanya pergaulan antaranggota sehingga dapat dikatakan bahwa keluarga merupakan
kebutuhan manusia. Esensinya, manusia memerlukan orang lain atau hidup dalam kelompoknya.
Manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang senantiasa hidup dengan manusia lain (masyarakat). Ia tidak
dapat merealisasikan potensinya hanya dengan dirinya sendiri. Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk
hal tersebut, termasuk dalam mencukupi kebutuhanya
Fungsi Positif
Fungsi Negatif
Tidak mau membantu, bersimpati, atau berempati terhadap orang lain karena yang dipentingakan adalah
kebutuhan diri
Menjurus pada persaingan tidak sehat, akibatnya masyarakat akan tidak tertib, penuh persaingan,
perseteruan, dan pemaksaan masing-masing kehendak
Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan
pelaku
Adany dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung
Dengan demikian, dinamika interaksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sosial dapat beragam. Interaksi sosial
merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan
bersama. Manusia sebagai makhluk sosial pastilah melakukan interaksi sosial dalam rangka kehidupan bersama
tersebut.
Dilema antara kepentingan individu dan kepentingan masyarakat adalah pada yang dihadapi oleh setiap orang,
yaitu kepentingan manakah yang harus saya utamakan? Kepentingan saya selaku individu atau kepentingan
masyarakat tempat saya hidup bersama?
Persoalan pengutamaan kepentingan apakah individu atau masyarakat ini memunculkan dua pandangan yang
saling bertolak belakang, yakni pandangan sosialisme dengan pandangan individualisme. Kedua pandangan ini
justru berkembang menjadi paham atau aliran bahkan ideologi yang dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
Pandangan Individualisme
Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan, baik dalam
bidak polik, ekonomi, dan sosial budaya
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika
Menurut paham liberalisme, kebebasan antarindividu tersebut bisa diatur melalui penerapan hukum
Pandangan Sosialisme
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan
sejahtera bebas dari penguasa individu.
Sosialisme muncul dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan, terutama yang tersisih oleh
sistem liberalisme.
Sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus diletakan dalam kerangka kepentingan masyarakat
yang lebih luas.
Dalam negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus
sosial seimbang. Paduan harmoni antara individu dan sosial dalam diri bangsa Indonesia diungkapkan dalam sila
kedua dan ketiga Pancasila.
Sila kedua mengungkapkan penghargaan manusia sebagai makhluk yang memiliki dan martabat luhur karena itu
harus dihargai dan di junjung tinggi.
Sila ketiga mengungkapkan kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang perlu untuk diperjuangkan dan
dilestarikan.
Bangsa Indonesia memiliki prinsip menempatkan kepentingan bersama diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Namun, dengan bersama tidak dengan mengorbankan hak-hak dasar setiap warga negara
Kesimpulan
Pada hakikatnya manusia bisa dilihat sebagai makhluk pribadi. Sedangkan di sisi lain dipandang sebagai makhluk
sosial.
Paham individualisme memandang bahwa manusia semata-mata sebagai makhluk pribadi, dengan
mengesampingkan kodratnya sebagai makhluk sosial. Sebaliknya, pandangan sosialisme menyatakan manusia
adalah makhluk sosial.
Pandangan bangsa Indonesia , menyatakan bahwa manusia adalah makhluk pribadi sekaligus sosial.
Sebagai makhluk pribadi dan sosial manusia akan menghadapi dilema dalam pemenuhan kebutuhannya anatara
kebutuhan individu atau kebutuhan sosial.