Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

TEORI HUMANISTIK

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Strateri Pembelajaran ABK

Di Susun Oleh :

- Abyan Wardah Salsabila 41032102181048


- Almanita 41032102181047
- Dinda Mayani 410321021810
- Elok Nurmadani 410321021810
- Hazhiyah 410321021810
- Intan Nurfaidah 41032102181022
- Mitra Kemala 410321021810
- Rostia Nurjanah 41032102181009
- Siska Handriyani 410321021810

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA

BANDUNG

2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyanyang atas
segala rahmatNYA sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai dan tidak lupa kami
ucapkan banyak terimakasih kepada teman-teman atas segala bantuan dan dukungnnya .

Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin ,terlepas dari itu semua kami
menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun segi penataan bahasa yang kurang baik. Oleh karena itu kami dengan lapang dada
menerima segala saran dan kritik.

Besar harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………

DAFTAR ISI………………………………………………………………..

BAB I……………………………………………………………………….

A. PENDAHULUAN………………………………………………….
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………..
C. TUJUAN……………………………………………………………

BAB II : PEMBAHASAN………………………………………………..

A. PENGERTIAN TEORI HUMANISTIK……………………......


B. SEJARAH TEORI BELAJAR HUMANISTIK …………………
C. TOKOH DALAM TEORI HUMANISTIK…………………
D. PRINSIP-PRINSIP HUMANISTIK ……….……………………..
E. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TEORI HUMANISTIK….

BAB III : PENUTUPAN…………………………………………………..

A. KESIMPULAN……………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan terdapat dua komponen pokok yang harus jelas tentang
keberadaanya, yaitu siswa dan guru. Suatu proses pembelajaran tidak akan berkembang jika
hanya ada guru saja tanpa adanya murid, dan begitupula jika kebradaan murid dalam proses
pembelajaran tanpa didampingi oleh gurunya maka tidak akan berkembang proses pendidikan
tersebut. Kemudian tingkat kepribadian siswa yang bermacam-macam, ada yang baik, kasar,
malas, pintar, manja, bodoh, nakal dan lain sebagainya merupakan isyarat bagi guru untuk
dapat mendekati siswanya. Oleh karena itu untuk mengetahui bagaimana keadaan psikologi
siswa dalam proses pembelajaran harus dilakukan beberapa pendekatan. Sehingga setelah
kita mengetahui kondisi psikologi peserta didik, kita selaku calon guru dapat mempersiapkan
dan memilih metode yang tepat dalam menyampaikan suatu mata pelajaran ketika diberi
kesempatan untuk terlibat dalam proses belajar mengajar.
Dalam dunia pendidikan banyak dikenal beberapa teori pendidikan. Salah satunya
yaitu teori humanistik yang fokus pembahasanya menitikberatkan kepada perilaku seseorang
manusia. Pada hakikatnya teori ini berkembang dari aliran psikologi yang kemudian
berpengaruh terhadap arah pengembangan teori, praktek pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran humanistik. Oleh karena itu prespektif disiplin ilmu yang digunakan
penulis dalam menyusun makalah ini ada dua macam, yaitu disiplin ilmu pendidikan dan
psikologi.
Makalah ini berjudul teori humanisme yang sengaja disusun oleh penulis agar dapat
memberikan kontribusi khazanah keilmuan khususnya dalam dunia pendidikan. Selain itu
penulis juga mengharapkan dengan adanya makalah ini dapat memberikan gambaran awal
bagi para calon guru untuk mempersiapkan pembelajaran dengan sebaik mungkin sehingga
kualitas pendidikan di tanah air ini dapat berkembang dan maju.
B. Rumusan Masalah
Dari pemaparan latar belakang yang singkat diatas dapat diambil beberapa rumusan
masalah :
1. Apa yang dimaksud dengan teori humanisme?
2. Bagaimana sejarah timbulnya teori humanisme?
3. Siapa saja tokoh yang mendukung di dalam teori humanisme?
4. Apa prinsip-prinsip yang ada dalam teori humanisme?
5. Apa kelebihan dan kekurangan teori humanisme?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Humanisme

Teori humanisme merupakan salah satu teori yang terdapat dalam teori-teori
pendidikan dalam disiplin ilmu pendidikan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai teori
humanisme, perlu dipahami terlebih dahulu mengenai teori pendidikan itu sendiri.
Teori pendidikan merupakan adalah suatu pandangan atau serangkaian pendapat
ihwal pendidikan yang diidealkan yang disajikan dalam bentuk sebuah sistem konsep dan
dalil (hukum)1. Menurut salah satu tokoh pendidikan, mudyaharjo (2002 : 26) menjelaskan
bahwa teori pendidikan adalah sebuah pandangan atau serangkaian pendapat ihwal
pendidikan yang disajikan dalam sebuah sistem konsep. Pendidikan sebagai sistem
mengandung arti suatu kelompok tertentu yang setidaknya memiliki hubungan khusus secara
timbal balik dan memiliki informasi. Selain itu teori pendidikan juga dapat diartikan sebagai
pengetahuan tentang makna dan bagaimana seyogyanya pendidikan itu
dilaksanakan,sedangkan praktek adalah tentang pelaksanaan pendidikan secara konkretnya
(nyatanya)2. Dari beberapa pendapat diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa teori
pendidikan adalah serangkaian konstruk (konsep), definisi, asumsi dan proposisi tentang cara
merubah sikap dan tingkah laku seseorang dalam rangka mewujudkan manusia yang adil dan
beradab, selain itu didalam teori pendidikan memberi pedoman pada praktik pendidikan dan
memiliki fungsi untuk mendeskripsikan, menjelaskan dan memprediksi segala hal yang ada
didalam pendidikan.
Adapun teori humanisme itu sendiri merupakan konsep belajar yang lebih melihat
pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada potensi manusia untuk mencari
dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan mengembangkan kemampuan
tersebut3. Kemudian teori humanisme banyak mengadopsi prinsip-prinsip progresif dan
mendapat stimulan dari eksistensialisme, yang mencakup keberpusatan pada anak, peran guru
yang tidak otoritatif, pemfokusan pada subjek didik yang terlibat aktif, dan sisi-sisi
pendidikan yang kooperatif dan demokratis4. Pada intinya fokus teori humanisme adalah

4
perilaku seseorang. Selain itu teori belajar humanistik sifatnya sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses pembelajaran itu sendiri. Teori belajar ini lebih banyak berbicara
tentang konsep-konsep pendidikan untuk membentuk manusia yang dicita-citakan dan
bertujuan untuk memanusiakan manusia itu sendiri serta tentang proses belajar dalam
bentuknya yang paling ideal. Dalam artian memanusiakan manusia adalah perilaku tiap orang
ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya
sendiri.
Menurut para tokoh aliran ini penyusunan dan pemilihan materi pelajaran harus sesuai
dengan perasaan dan perhatian siswa. Tujuan utama pendidik adalah membantu siswa
mengembangkan dirinya yaitu membantu individu untuk mengenal dirinya sendiri sebagai
manusia secara utuh dan membantu mengembangkan potensi dan keterampilan mereka. Para
ahli humanistikk melihat adanya dua bagian pada proses belajar yaitu proses pemerolehan
informasi baru dan internalisasi informasi ini pada individu.

B. Sejarah timbulnya teori humanisme

Seperti yang telah dipaparka diatas bahwa teori humanisme dalam disiplin ilmu
pendidikan merupakan akar pengembangan dari ilmu psikologi. Oleh karena itu sejarah
singkat timbulnya teori humanisme akan dipaparkan dari awal kemunculanya dala ilmu
psikologi.

Pada akhir tahun 1940-an muncul suatu perspektif psikologi baru yang dipelopori
oleh beberapa orang yang mengembangkan ilmu psikologi, diantaranya yaitu ahli-ahli
psikologi klinik, pekerja-pekerja sosial dan konseler. Gerakan ini berkembang dan kemudian
dikenal sebagai psikologi humanistik. Psikologi ini berusaha untuk memahami prilaku
seseorang dari sudut si pelaku (behavior), bukan dari pengamat(observer).

Dalam dunia pendidikan, aliran humanistik muncul pada tahun 1960 sampai dengan
1970-an dan kemudian perubahan-perubahan dan inivasi yang terjadi selama dua dekade
yang terakhir pada abad 20 ini pun juga akan menuju pada arah ini.
C. Tokoh yang mendukung Teori Humanistik
1. Arthur Combs (1912-1999)
Combs dan kawan-kawan menyatakan bahwa apabila kita ingin memahami perlaku
orang lain maka kita harus mencoba memahami dunia persepsi orang itu. Selanjutnya
Combs dan kawn-kawanya mengatakan juga bahwa perilaku buruk itu sesungguhnya
tak lain halnya dari ketidakmauan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak
akan memberikan kepuasan baginya. Apabila seorang guru mengeluh bahwa siswanya
tidak mempunyai motivasi unuk melakukan sesuatu, ini sesungguhnya berarti bahwa
siswa itu tidak mempunyai motivasi Prinsip-Prinsip Humanistik

untuk melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh guru itu. Apabila guru itu
membeikan aktivitas yang lain , ada kemungkinan siswa akan memberikan reaksi
yang positif.

2. Abraham Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua hal :
(1) Suatu usaha yang positif untuk berkembang.
(2) Kekuatan untuk melawan atau menolak perkembangan itu.
Maslow mengemukakan bahwa individu berperilaku dalam upaya untuk memenuhi
kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki kebutuhan manusia menurut Maslow ini
mempunyai implikasi yang penting yang harus diperharikan oleh guru pada waktu ia
mengajar anak-anak. Ia mengatakan bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin
berkembang kalau kebutuhan dasar si siswa belum terpenuhi.

3. Carl Ransom Rogers

Rogers membedakan dua tipe belajar, yaitu:

• Kognitif (kebermaknaan)

• Experiential ( pengalaman atau signifikansi)

Guru menghubungkan pengetahuan akademik ke dalam pengetahuan terpakai seperti


memperlajari mesin dengan tujuan untuk memperbaikai mobil. Experiential Learning
menunjuk pada pemenuhan kebutuhan dan keinginan siswa. Kualitas belajar experiential
learning mencakup : keterlibatan siswa secara personal, berinisiatif, evaluasi oleh siswa
sendiri, dan adanya efek yang membekas pada siswa.

Belajar yang paling berguna secara sosial di dalam dunia modern ini adalah belajar
mengenai proses belajar, suatu keterbukaan yang terus menerus terhadap pengalaman dan
penyatuannya ke dalam diri sendiri mengenai proses perubahan itu .

4. Kolb, dengan konsepnya tentang empat tahap belajar, yaitu pengalaman


konkret, pengalaman aktif dan reflektif, konseptualisasi, dan eksperimentasi aktif.

5. Honey dan Mumford, menggolongkan siswa menjadi 4, yaitu aktifis, reflektor,


teoris, dan pragmatis.

6. Hubermas, membedakan 3 macam atau tipe belajar, yaitu belajar teknis,


belajar praktis, dan belajar emansipatoris.

7. Bloom dan Krathwohl, dengan 3 kawasan tujuan belajar, yaitu kognitif,


psikomotor, dan efektf.

8. Ausubel, walaupun termasuk juga kedalam aliran kognitifisme, ia terkenal


dengan konsepnya belajar bermakna (meaningful learning) .

D. Prinsip-Prinsip Dalam Teori Humanisme

Berangkat dari disiplin ilmu psikologi, psikologihumanistik memberikan


sumbangannya bagi pendidikan alternatif yang dikenal dengan sebutan pendidikan
humanistik (humanistic keseluruhan melalui pembelajaran nyata. Pengembangan aspek
emosional, sosial, mental, dan keterampilan dalam berkarier menjadi fokus dalam model
pendidikan humanistik.

Perhatian Psikologi Humanistik yang utama tertuju pada masalah bagaimana tiap-tiap
individu dipengaruhi dan dibimbing oleh maksud-maksud pribadi yang mereka hubungkan
kepada pengalaman-pengalaman mereka sendiri. Menurut para pendidik aliran humanistik,
penyusunan dan penyajian materi pelajaran harus sesuai dengan perasaan dan perhatian
siswa.
Teori kepribadian humanistik direpresentasikan oleh teori kepribadian salah satu
tokoh pelopor teori humanisme yaitu Maslow5. Ajaran-ajaran yang berkaitan dengan teori
kepribadian humanistik adalah:

1. Individu sebagai keseluruhan yang integral

Salah satu aspek yang fundamental dari psikologi humanistik adalah ajarannya bahwa
manusia atau individu harus dipelajari sebagai keseluruhan yang integral, khas, dan
terorganisasi. Maslow merasa bahwa para ahli psikologi di masa lalu maupun sekarang
terlalu banyak membuang waktu untuk menganalisa kejadian-kejadian (tingkah laku) secara
terpisah dan mengabaikan aspek-aspek dasar dari pribadi yang menyeluruh. Dalam
perumpamaan umum, pernyataan Maslow ini bisa dinyatakan melalui ungkapan bahwa para
ahli psikologi itu hanya mempelajari pohon-pohon, bukan hutan. Dalam teori maslow dengan
prinsip holistiknya itu, motivasi mempengaruhi individu secara keseluruhan, dan bukan
secara sebagian.

2. Ketidak relevanan penyelidikan dengan hewan

Maslow dan para teoris kepribadian humanistik umumnya memandang manusia


sebagai makhluk yang berbeda dengan hewan apa pun. Ia menganggap bahwa behaviorisme
dengan filsafat yang menyertainya telah mendehumanisasikan manusia dengan
memandangnya tak lebih dari mesin pengolah reflek-reflek berkondisi dan tak berkondisi.
Maslow menegaskan bahwa peyelidikan dengan hewan tidak relevan bagi upaya memahami
tingkah laku manusia karena hal itu mengabaikan cirri-ciri yang khas manusia seperti adanya
gagasan-gagasan, nilai-nilai, rasa malu, cinta, semangat, humor, rasa seni, kecemburuan, dan
sebagainya, dan dengan kesemua ciri yang dimilikinya itu manusia bisa menciptakan
pengetahuan, puisi, musik, dan pekerjaan-pekerjaan khas manusia lainnya.

3. Pembawa baik manusia

Psikologi humanistik memiliki anggapan, bahwa manusia itu pada dasarnya adalah
baik, atau tepatnya netral. Menurut persepektif humanistik, kekuatan jahat atau merusak yang
ada pada manusia itu adalah hasil dari lingkungan yang buruk, dan bukan merupakan
bawaan.

5
4. Potensi kreatif manusia

Potensi kreatif manusia merupakan potensi yang umum pada manusia, jika setiap
orang memiliki kesempatan atau menghuni lingkungan yang menunjang, setiap orang dengan
kreatifitasnya itu akan mampu mengungkapkan segenap potensi yang dimilikinya. Maslow
mengingatkan bahwa, untuk menjadi kreatif seorang itu tidak perlu memiliki bakat atau
kemampuan khusus. Kreativitas itu tidak lain adalah kekuatan yang mengarahkan manusia
kepada pengekspresian dirinya.

5. Penekanan pada kesehatan psikologis

Psikologi humanistik memandang self-fulfillment sebagai tema yang utama dalam


hidup manusia, suatu tema yang tidak akan ditemukan pada teori-teori lain yang berlandaskan
studi atas individu-individu yang mengalami gangguan.

Dari pemaparan di atas dapat diambil benang merah bahwa orientasi teori humanistik
adalah pengaktualisasian diri sesuai dengan peunjuk-petunjuk yang baik serta mampu
mengembangkan potensi secara utuh, sehingga dapat bermakna dan berfungsi bagi kehidupan
dirinya dan lingkungannya.

E. Kelebihan dan Kekurangan teori Humanisme


Ada pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu itu memiliki kekurangan dan
kelebihan”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk ciptaan tuhan yang
sempurna. Begitu pula dengan teori pendidikan, ada beberapa kekurangan dan
kelebihan yang saling melengkapi satu sama lainya.
Menurut hemat penulis ada beberapa kelebihan dalam teori humanisme yaitu :
 humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang bersifat
pembentukan karakter.
 Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan
sendiri.
 Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak
terikat oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara
bertanggungjawab tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar
aturan, norma, disiplin atau etika yang berlaku.
 Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya
 Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses perkembangan
anak dilihat dari sisi kepribadianya
 Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan
pembentukan karakter.
Adapun kekurangan teori humanisme adalah sebagai berikut:
 Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan
ketinggalan dalam proses belajar.
 Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri
dalam proses belajar.
 Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi
yang dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak
terasah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penjelasan singkat mengenai teori humanisme dan implementasinya dalam
pembelajaran, akhirnya penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1) Teori humanisme merupakan konsep belajar yang lebih melihat pada sisi
perkembangan kepribadian manusia dan fokus pembahasanya menitikberatkan kepada
perilaku seseorang.
2) Ukuran keberhasilan pembelajaran dalam teori ini adalah siswa bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran dan mau berpartisipasi didalamnya.
3) Tujuan pembelajaran teori humanisme adalah memanusiakan manusia artinya perilaku
tiap orang ditentukan oleh orang itu sendiri dan memahami manusia terhadap
lingkungan dan dirinya sendiri.
4) Sejarah munculnya teori humanisme dalam pendidikan berawala dari pengembangan
teori humanistik pada ilmu psikologi yang muncul pada akhir tahun 1940.
5) Tokoh-tokoh yang berperan besar dalamm kemunculan teori humanisme adalah
Arthur Combs, Abraham Maslow, Carl Ransom Rogers, Kolb, Honey dan Mumford,
Hubermas, Bloom dan Krathwohl, Ausubel.
6) Orientasi teori humanisme pengaktualisasian diri sesuai dengan peunjuk-petunjuk
yang baik serta mampu mengembangkan potensi secara utuh, sehingga dapat
bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya dan lingkungannya.
7) Kelebihan teori humanisme yaitu cocok digunakan untuk pembelajaran yang bersifat
pembentukan karakter dan lain sebagainya. Sedangkan kekuranganya yaitu siswa
tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam proses belajar dan lain
sebagainya.
8) Implementasi teori humanisme dalam pembelajaran dapat dilihat dari model
pembelajara yang digunakan dalam beberapa lembaga pendidikan. Contoh kongkrot
model pembelajaran yang menjadi indikasi implementasi teori humanisme dalam
pembelajaran yaitu : Confluent Education, Open Education dan Cooperative Learning.
B. Saran
Bagi saya, teori ini sebaiknya digunakan pada jenjang pendidikan setelah SMP.
Karena teori ini menitikberatkan kepada keaktifan peserta didik dalam kelas dan bersifat
student oriented. Kemudian peran guru dalam teori ini hanya berperan sebagai fasilitator dan
pendamping peserta didik ketika proses pembelajaran berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Sukmadinata, Prof DR Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya


Ahmad, Drs H Zainal Arifin, Handout Ilmu Pendidikan,Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

Website :

http://hasanudin18.wordpress.com
http://kajianpsikologi.guru-indonesia.net/artikel_detail-19887.html
http://afifahchen.wordpress.com
http://mashurimas.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai