Anda di halaman 1dari 3

Ilmu psikologi memiliki cabang tersendiri. Sama halnya dengan ilmu nan lainnya.

Mengetahui cabang-cabang
psikologi ini dapat membantu kita buat lebih memahami ilmu psikologi secara komprehensif, tak setengahsetengah. Akan sangat berbahaya jika kita hanya mengetahui ilmu pengetahuan tak menyeluruh.
Kali ini, kita akan melihat apa saja cabang-cabang psikologi supaya tak galat memahaminya. Terutama bagi
mereka nan tak memiliki latar belakang psikologi, pemahamannya terhadap bidang kajian psikologi sangatlah
minim. Oleh sebab itu, tak ada salahnya jika kita menambah khasanah pengetahuan dalam ilmu psikologi.

Cabang-cabang Psikologi
Dalam ilmu psikologi, banyak cabang ilmu nan dipelajari. Cabang-cabang psikologi ini berangkat dari kerangka
berpikir serta perkembangannya dalam hubungan sosial masyarakat. Manusia itu unik. Sehingga buat
mempelajarinya pun banyak pendekatan nan digunakan, apalagi dari sudut pandang psikologi. Berikut ini akan
kita bahas apa saja cabang-cabang psikologi dalam ilmu psikologi.

1. Psikologi Sosial
Dalam upaya buat lebih memahami psikologi sosial secara komprehensif, maka perlu dikemukakan beberapa
pengertian psikologi sosial . Psikologi sosial ialah cabang psikologi nan berupaya buat memahami dan
menjelaskan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu nan dipengaruhi oleh kehadiran orang lain.
Kehadiran orang lain itu bisa dirasakan secara langsung, diimajinasikan, ataupun diimplikasikan.
Selain itu, psikologi sosial sebagai cabang ilmu psikologi ialah cabang ilmu nan mempelajari secara menyeluruh
tentang hakikat dan sebab-sebab konduite individu dalam lingkungan sosial. Dalam wacana nan lebih umum,
psikologi sosial merupakan sebuah studi ilmiah tentang cara-cara berperilaku individu nan dipengaruhi sekaligus
memengaruhi konduite orang lain dalam konteks sosial.
Dalam hal ini, perhatian para pakar psikologi sosial terutama diarahkan pada dinamika psikologis, terkait dengan
cara-cara individu berhubungan dengan kekuatan-kekuatan sosial di sekitar dirinya. Cara berhubungan itu
meliputi hubungan saling pengaruh di antara mereka dalam berpikir, berperasaan, dan berperilaku.
Psikologi sosial sebagai salah satu cabang ilmu psikologi nan paling krusial memiliki beberapa tujuan keilmuan.
Beberapa tujuan keilmuan dari psikologi sosial itu ialah buat memahami, menjelaskan, meramalkan,
memodifikasi, dan memecahkan masalah terkait dengan cara berpikir, berperasaan, dan berperilaku individu nan
dipengaruhi oleh kehadiran orang lain.
Secara khusus, gejala-gejala psikologi sosial sebagai objek nan dipelajari dalam psikologi sosial antara lain ialah
persepsi sosial, konduite mencintai, konduite individu dalam setting organisasi , persuasi, interaksi sikap dan
konduite komunikasi, interaksi interpersonal, dan konduite membantu orang lain.

2. Psikologi Abnormal

Jika dalam psikologi sosial mempelajari bagaimana cara berpikir, berperasaan, serta berperilaku manusia
dengan lingkungan sosialnya, nah kalau psikologi abnormal ini mempelajari individu nan memiliki kelainan jiwa.
Pernahkah Anda melihat ada orang nan terbelakang mental? Atau pernahkah Anda melihat banyak orang nan
menjadi gila dampak depresi atau stres berkepanjangan? Nah, itu merupakan beberapa kategori abnormal.
Psikologi abnormal disebut juga dengan psikopatologi. Apa psikologi abnormal itu? Psikologi abnormal ialah
cabang ilmu psikologi nan mempelajari semua bentuk gangguan mental dan abnormal nan dialami oleh individu.
Selain itu, psikologi abnormal juga dapat didefinisikan sebagai bidang ilmu psikologi nan berkaitan dengan
kelainan kepribadian seseorang nan terdiri atas proses serta isi kejiwaannya.
Memahami psikologi abnormal ini dapat dilakukan dengan mengetahui ilmu-ilmu nan berhubungan atau
berkaitan dengannya. Mau tau apa saja ilmu-ilmu nan berkaitan dengan psikologi abnormal ini? Anda dapat
melihatnya sebagai berikut.
a. Psikiatri
Psikiatri berbeda dengan psikiater . Psikiater ialah orang nan memiliki pemahaman nan baik mengenai kejiwaan
seseorang, sedangkan psikiatri itu ialah ilmunya. Jadi, psikiatri itu merupakan ilmu kejiwaan nan merupakan
cabang dari ilmu kedokteran. Psikiatri ini mempelajari semua hal nan berkenaan dengan gangguan jiwa berupa
pengenalan, pengobatan, rehabilitasi, serta pencegahan kelainan jiwa.
b. Neurologi
Adakalanya, kelainan jiwa bukan disebabkan oleh faktor lingkungan, keluarga , pekerjaan, serta taraf depresi,
namun dapat disebabkan sebab adanya gangguan nan menyerang saraf. Nah, kelainan jiwa nan disebabkan
oleh gangguan saraf ini disebut dengan neurologi. Sistem saraf nan terganggu dapat menyebabkan
terganggunya sistem kerja dalam tubuh nan berakibat perubahan perilaku.
c. Psikoanalisis
Jika neurologi kelainan jiwa nan disebabkan oleh gangguang sistem saraf , nah psikoanalisis ini merupakan
kelainan jiwa nan disebabkan sebab kepribadian, faktor organis, serta psikologis individu.
Psikoanalisis ini berfungsi sebagai genre psikologi, sekaligus sebagai teknik terapi. Jika sebagai genre psikologi,
psikoanalisis ini membahas dan mempelajari kepribadian manusia berserta dinamikanya. Sebagai teknik terapi ,
psikoanalisis dapat mencari penyebab seseorang memiliki kelainan jiwa dengan cara mengungkapkan sumber
permasalahan nan berasal dari faktor psikologis seseorang.

3. Psikologi Industri
Psikologi industri ialah cabang psikologi nan masih nisbi baru. Psikologi industri ini hadir buat mempelajari
organisasi dan perusahaan melalui struktur perusahaan nan ideal dalam mengatur interaksi antarindividu di
dalamnya.
Cabang psikologi industri ini dapat menyediakan struktur organisasi lewat evaluasi konduite karyawan atau
pekerja dengan tujuan buat kebaikan perusahaan atau organisasi. Psikologi industri ini seringkali juga disebut

dengan organisasi psikologi. Disebut demikian sebab fokus utamanya ada dalam unit analisis individu nan
bekerja buat berbagai organisasi.
Pada prinsipnya, psikologi industri atau organisasi psikologi ini mempelajari konduite pekerja atau karyawan
dalam lingkungan organisasi atau perusahaannya. Meskipun cabang psikologi ini baru saja dimulai pada tahun
1920-an, disiplin ilmu ini sangat berkembang pesat. Bahkan mampu merevolusi loka kerja perusahaan
belakangan ini. Mengapa demikian? Hal itu dikarenakan loka kerja kita merupakan sebuah sistem sosial. Selain
itu, pemahaman terhadap cabang ilmu psikologi ini sangat krusial buat memahami kompleksitas global kerja.
Sudah sejak lama para pakar psikologi mempelajari bagaimana individu berinteraksi dengan sesamanya dan
berinteraksi dengan lingkungannya satu sama lain. Tentu saja ada banyak pendekatan nan dapat digunakan
buat mempelajari hubungan individu dengan lingkungannya ini. Tetapi dalam lingkungan kerja , cabang psikologi
industri ini nan paling tepat buat memahaminya lebih jauh lagi.
Psikologi industri ini selain fokus pada hubungan individu dalam lingkungan kerja, sudah implikasinya jika dapat
memahami hubungan nan baik akan meningkatkan kepuasan dan produktivitas kerja dalam perusahaan.
Peningkatan produktivitas dalam perusahaan akan menentukan keberhasilan perusahaan tersebut.
Apa nan menjadi acuan dari cabang psikologi industri ini? Psikologi industri ini acuannya ialah proses konduite
dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Misalnya, bagaimana kiatnya melakukan penilaian interaksi
seseorang dengan bidang pekerjaannya, kemudian bagaimana membuat analisis cara seseorang atau pekerja
itu bekerja, menggunakan keterampilannya, melaksanakan tugas dengan baik, atau menjalankan kewajiban
dengan maksimal dalam pekerjaan mereka masing-masing.

4. Psikologi Hukum
Melihat dari cabangnya nan berkaitan dengan hukum, dapat kita asumsikan jika psikologi hukum ini mempelajari
bagaimana interaksi antara individu dengan hukum. Untuk lebih jelasnya lagi, ranah atau ruang lingkup dari
psikologi hukum ini terdiri dari sisi psikologi buat mebentuk kebiasaan atau kaidah hukum, patuh dan taat dengan
kaidah hukum, konduite menyimpang nan berkaitan dengan hukum, serta psikologi dalam ranah hukum pidana
beserta supervisi konduite individu.
Berdasarkan ruang lingkupnya, dapat kita tarik benang merah apa nan menjadi fokus dari psikologi hukum ini, di
antaranya ialah sebagai berikut.
1.

Psikologi hukum mengacu pada bagaimana kondisi seseorang nan berhubungan dengan hukum seperti
ketika menjadi saksi ahli, saksi mata, serta kondisi mental nan menjadi tersangka.

1.

Mengkaji konduite individu nan terlibat dalam hukum seperti konduite pengacara, penuntut umum,
bahkan hakim .

1.

Mengacu pada masing-masing individu mana nan mematuhi hukum dan mana nan tidak.

Anda mungkin juga menyukai