Anda di halaman 1dari 9

DEMOKRASI DALAM TEORI DAN AKSI

BAB I
PENDAHULUAN
Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan atas
kesepakatan yang mayoritas yang diberika secara bebas dari rakyat dewasa.
Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara dan
hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara antara abad ke-4
M. demokrasi yang dipraktekkan pada masa itu berbentuk demograsi langsung
(direct democracy)

artinya hak rakyat untuk membuat keputusan politik

dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara berdasarkan prosedur


mayoritas.. Sistim merupakan keseluruhan perangkat unsur atau bagian- bagian
yang secara teratur salung berkaitan dan mempunyai hubungan fungsional antar
bagian tersebut, atau secara struktural yang membentuk suatu mekanisme kerja
berkesinambungan. Dan pengertian pemerintahan menurut kamus bahasa
indonesia pemerintah sistim pemerintahan yang berada disuatu negara
dipergunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan suatu organisasi negara, antara
luas kesejahteraan, pertahanan, keamanan, tata tertib, keadilan, kesehatan, atau
bertinak demi kepentingan rakyat.
Untuk bertindak dengan sebaik-baiknya, guna mencapai tujuan tersebut,
wewenang dan kekuasaan yang dimiliki dibagikan lagi kepada alat-alat kekuasaan
negara disetiap sektor.an adalah sekelompok orang yang memiliki wewenang dan
kekuasaan dalam mengatur kekhidupan sosial, ekonomi dan politik suatu negara
atau bagian-bagiannya, termasuk didalamnya adalah hak dan kewajiban warga
negara. Dalam hal ini peran demokrasi dalam kajian teori sangatlah vital, agar
pemerintahan dapat berjalan dengan lancer, karena kita membuka peluang kepada
seluruh warga untuk memilih pemimpin yang mereka inginkan.
Oleh karena itu dalam makalah kami ini kami akan membahas
bagaimana sebenarnya hakikat demokrasi, sejarah perkembangannya di Indonesia
dan di barat , serta bagaimana islam memandang demokrasi tersebut. Maka untuk
melihat jawaban dari pertanyaan tersebut marilah kita lihat dalam pembahasan
kami selanjutnya.

BAB II
PEMBAHASAN (ISI)
A.

Pengertian Demokrasi
Pengertian demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa (etimologis) dan
iostilah terminologis. Secara etimologis demograsi terdiri dari dua kata yang
bersal dari bahasa Yunani yaitu demos yang berarti rakyat atau penduduk suatu
tempat dan cratetin atau cratos yang berarti kekuasaan atau kedaulatan. Jadi
secara bahasa demos-cratein atau demos-cratos (demokrasi) adalah kedaulatan
Negara yang dimanan sistim pemerintahannya berada ditangan rakyat, kekuasaan
tertinggi berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan
rakyat dan kekuasaan oleh rakyat. 1
Sementara itu, pengertian demokrasi secara istilah (terminologi)
sebagaimana dikemukakan para ahli sebagai berikut:
1. Sidney Hook berpendapat demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintah yang penting secara langsung atau tidak
langsung didasarkan atas kesepakatan yang mayoritas yang diberika secara
bebas dari rakyat dewasa.
2. Henry B. Mayo mengatakan demokrasi sebagai sistim politik, merupakan
sistim yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam
pemilihan pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik
dan diselenggarakan dalam suasana terjamin kebebasan politik.
3. Affan Gaffar memaknai demokrasi dalam dua bentuk yaitu pemaknaan
secara normative (demokrasi normatif) dan empiric (demokrasi empirik).
Demokrasi normative adalah demokrasi yang secara ideal hendak dilakukan
oleh sebuah negara. Sedangkan demokrasi empiric adalah demokrasi yang
perwujudannya pada dunia politik praktis. 2
Dengan demikian makna demokrasi adalah sebagai landasan hidup
bermasyarakat dan bernegara yang mengdung pengertian bahwa rakyatlah yang
menentukan dalam menghadapi masalah-masalah mengenai kehidupan bernegara,
berbangsa dan kehidupan rakyat menuju masa depan.

B.

Hakekat Demokrasi
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat
demokrasi sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan pada tangan rakyat baik
11

A. Ubaidillah dan Abdul Rozak Pendidikan kewarganegaraan, (Jakarta: ICCE UIN


Syarif Hidayatullah.2006), hlm. 131.
2
Tim Indosesia Center for Civic Education (ICCE). Demokrasi,Hak Asasi Manusia dan
Masyarakat Madani, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah, 2006), hlm. 111

dalam penyelenggaraan Negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan


berada di tangan rakyat mengandung pengertian tiga hal yaitu:
1. Pemerintah dari rakyat (government of the people)
2. pemerintah oleh rakyat (government by people)
3. pemerintah untuk rakyat (government for people)
Jadi hakikat suatu pemerintahan yang deomokrastis bila ketiga hal diatas
dapat dijalankan dan ditegakkan dalam tata pemerintahan.
C.

Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat


Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan
negara dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara
antara abad ke-4 M. demograsi yang dipraktekkan pada masa itu berbentuk
demograsi langsung (direct democracy)

artinya hak rakyat untuk membuat

keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara


berdasarkan prosedur mayoritas.
Sifat prosedur itu berlangsung secara efektif karena Negara Kota (City
State) Yunani Kuno berlangsung dalam kondisi sederhana dengan wilayahwilayahnya yang hanya terbatas pada sebuah kota kecil dengan jumlah penduduk
sekitar 300.000 orang. Selain itu, ketentuan-ketentuan menikmati hak demograsi
hanya berlaku bagi warga negara resmi, sedangkan bagi negara yang berstatus
budak belian, padangang asing, perempuan, dan anak-anak tidak dapat
menikmatinya.
D.

Sejarah Dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia


1. Demokrasi pada priode 1945-1959
Demokrasi pada masa ini dikenal dengan demokrasi parlementer. System
parlementer yang mulai berlaku sebula sesudah kemerdekaan diproglamirkan dan
kemudian diperkuat denga undang-undang dasar 1945 dan 1950, ternyata kurang
cocok di Indonesia. Persatuan yang digalang selama menghadapi musuh bersama
dan tidak dapat dibina menjadi kekuata-kekuatan yang kondisif sesudah
kemerdekaan tercapai. Karena lemahanya benih-benih demokrasi system
parlamenter memberi peluang untuk dominasi partai-partai politik dan dewan perwakilan rakyat.
2. Demokrasi pada priode 1959-1965
Ciri-ciri priode ini adalah dominasi dari presiden, terbatasnya peranan
partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan meluasnya peranan ABRI
sebagai unsur social politik. Dekrit presiden 5 juli dapat dipandang sebagai usaha
untuk mencari jalan keluar dari kemacetan politik melalui pembentukan

pemimpinan yang kuat. UUD 1945 membuka kesempatan bagi seorang presiden
untuk bertahan sekurang-kurangya selama lima tahun.
Akan tetapi ketetapan MPRS III/1963 yang mengangkat Ir Soekarno
sebagai presiden seumur hidup talah membatalkan pembatasan waktu lima tahun
ini. (UUD 1945 memungkinkan seorang presiden untuk dipilih kembali) yang
ditentukan UUD. Selain dari pada itu, banyak lagu yang menyimpang dari
ketentuan UUD 1945 yang telah ditentukan. Misalnya pada tahun 1960 Ir
Soekarno sebagai presiden membubarkan Dewan Perwakilan Rakyat hasil
pemilihan umum, padahal dalam penjelasan UUD 1945 secara ekplisit ditentukan
bahwa presiden tidak mempunyai wewenang untuk berbuat demikian.
3. Demokrasi pada priode 1965-1998
Landasan formil dari priode ini adalah pancasila, undang-undang dasr
1945 serta ketetapan MPRS. Dalam usaha untuk meluruskan kembali terhadap
penyelewengan terhadap UUD yang terjadi pada masa demokrasi terpimpin. Kita
telah mengadfakan tindakan korektif ketetapan MPRS no III/1963 yang
mengatakan jabatan seumur hidup untuk Ir Soekarno dibatalkan dan jabatan
prisiden kembali diefektifkan kembali mejabbat selama lima tahun.
Ketetapan MPRS XIX/1966 telah menentukan ditinjaunya kembali
produk-produk legislatif pada masa demograsi terpimpin dan atas UU no 19/1964
telah diganti dengan suatu UU baru no 14/ 1970. yang menetapkan kembali hakhak kebebasan badan peradilan. Dewan Perwakilan Rakyat Gotong-Royong
dibeberapa hak kontrol disamping ia mempunyai fungsi untuk membantu
pemerintah. Pimpinannya tidak lagi berstatus menteri.
4. Demokrasi pada priode 1998 sampai sekarang
Runtuhnya rezim otoriter orde baru telah membawa harapan baru bagi
tumbuhya demokrasi di Indonesia. Bergulirnya reformasi yang mengiringi
keruntuhan rezim tersebut merupakan fase krusial yang kritis. Karena dalam fase
ini ditentukan kemana arah demograsi akan dibangun. Selain itu, fase ini bias saja
terbalikan dari arah perjalanan bangsa dan negara yang akan menghantarkan
bangsa Indonesia kembali memasuki masa otoriter sebagaimana ORBA dan
ORLA dulu atau lebih jaya dari keduanya.
Di dalamnya berbagai politik meneruskan peran sebelunya dan bahkan
menentukan hitam-putihnya perpolitikan Indonesia. Pada periode ini sangat sulit
bagi kita untuk memiliki pemerintahan yang stabil dan berusia panjang, karena
konflikan antarpartai begitu parah.3 Demokrasi liberal dapat disebut sebagai
tanaman politik yang mendekati ultrademokrasi yang menjurus kepada anarkis.
Situasi ini mendorong munculnya suatu system politik dengan nama
Demokrasi Terpimpin (1959-1965), suatu tatanan politik nasional yang dibangun
3

Riza Noer Arfani.Demokrasi Indonesia Kontemporer,(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),

hlm. 187.

Soekarno dengan seluruh daya imajinasinya. Kekecewaannya terhadap praktek


Demokrasi Liberal telah ,mendorongnya untuk menciptakan system baru itu, yang
juga dikuatkan dengan segala macam argument histories dan pertimbangan
kepentingan bangsa. Soekarna bahkan berdalil bahwa: Demokrasi Indonesia
sejak zaman purbakala adalah Demokrasi Terpimpin ...
Diatas reruntuhan Demokrasi Terpimpin dibangunlah sebuah system
demokrasi yang kita kenal dengan nama Demokrasi Pancasila (1966 sampai
sekarang).4
E.

Model-Model Demokrasi
Sklar mengajukan lima corak atau model demokrasi yaitu: demokrasi
liberal, demokrasi terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi dan
demokrasi konstitusi. Penjelasan kelima model demokrasi tersebut sebagai
berikut:
1.

Demokrasi liberal, yaitu pemerintahan yang dibatasi oleh undangundang dan pemilihan umum bebas yang diselenggarakan dalam dalam waktu
yang ajeg. Banyak Negara afrika menerapkan model ini hanya sedikit yang
bias bertahan.

2.

Demokrasi terpimpin yaitu para pemimpin percaya bahwa semua


tindakan mereka dipercaya rakyat tetapi menoilak pemilihan umum yang
bersaing sebagai kedraan untuk menduduki kekuasaan. 5

3.

Demokrasi sosial adalah demokrasi yang menaruh kepedulian pada


keadilan sosial dan egaliatarianisme bagi persyaratan untuk memperoleh
kepercayaan politik.

4.

Demokrasi partisipasi, yang menkankan hubungan timbal balik


penguasa dan yang dikuasai.

5.

Demokrasi konstitusional, yang menekankan proteksi khusus bagi


kelompok-kelompok budaya yang menekankan kerja sama yang erat diantara
elit yang mewakili bagian budaya.6

F.

Islam Dan Demokrasi


Islam dan demokrasi adalah dua sistem politik yang berbeda. Islam tidak
disubordinatkan dengan demokrasi. Islam merupakan sistim politik yang selfsurfficent. Hubungan keduanya bersifat mutualli eksklusif islam dipandang
sebagai sistim politik alternative terhadap demokrasi. Dengan demikian islam dan
demokrasi adalah hal yang berbeda, karena itu demokrasi sebagai konsep Barat
tidak tepat untuk dijadikan sebgai acuahan hidup dalam bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara sementara islam sebagai agama yang kaffah dan sempurna. Yang
4

Abdul Rozak, dkk. Pendidikan Kewargaan,(Jakarta: Pranada Media, 2004),hlm.85-86.


C.S.T Kansil. Pancasila dalam UUD 1945, (Jakarta: Paradina Paramita, 2003), hlm. 44
6
Ibid, hlm. 121
5

tidak saja mengatur persoalan teologi atau akidah dan ibadah melainkan mengatur
segala aspek kehidupan aspek kehidupan umat manusia.
Islam berbeda dengan demokrasi yang dipandang dari sudut pandang
barat apabila demokrasi didefenisikan secara prosodural seperti yang dipraktikkan
di negara-negara maju, sedangkan islam merupakan sistim politik demokratis
kalau didefenisikan secara substanstif yakni kedaulatan di tangan rakyat dan
negara merupakan terjemahan dari kedaulatan rakyat ini. Dengan demikian dalam
pandangan kelompok ini demokrasi adalah konsep yang sejalan dengan konsep
islam setelah diadakan penyesuaian penafsiran terhadap konsep demokrasi itu
sendiri.
Islam adalah sistim nilai yang membenarkan dan mendukung sistim
politik demokrasi yang dipraktikkan negara-negara maju di Indonesia. Hal ini
karena demokrasi sudah menjadi bagian dari integral sistim pemerintahan
Indonesia.
BAB III
KESIMPULAN
Adapun kesimpulan dari makalah kami ini adalah :
1. Makna demokrasi adalah sebagai landasan hidup bermasyarakat dan
bernegara yang mengdung pengertian bahwa rakyatlah yang menentukan
dalam menghadapi

masalah-masalah

mengenai

kehidupan

bernegara,

berbangsa dan kehidupan rakyat menuju masa depan.


2. Hakikat demokrasi sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan pada
tangan rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan.
3. Konsep demokrasi semula lahir dari pemikiran mengenai hubungan negara
dan hukum di Yunani Kuno dan dipraktekkan dalam hidup bernegara antara
abad ke-4 M.
4. Demokrasi pada priode 1945-1959, dikenal dengan demokrasi parlementer,
demokrasi pada priode 1959-1965, priode ini adalah dominasi dari presiden,
terbatasnya peranan partai politik, berkembangnya pengaruh komunis dan
meluasnya peranan ABRI sebagai unsur social politik, demokrasi pada priode
1965-1998, landasan formil dari priode ini adalah pancasila, undang-undang
dasr 1945 serta ketetapan MPRS, demokrasi pada

priode 1998 sampai

sekarang, Keruntuhan rezim orde baru telah membawa harapan reformasi


baru bagi tumbuhya demokrasi di Indonesia.
5. Lima corak atau model demokrasi yaitu: demokrasi liberal, demokrasi
terpimpin, demokrasi sosial, demokrasi partisipasi dan demokrasi konstitusi.

Islam dan demokrasi adalah dua siostem politik yang berbeda. Islam tidak
disubordinatkan dengan demokrasi. Islam berbeda dengan demokrasi yang
dipandang dari sudut pandang barat apabila demokrasi didefenisikan secara
prosodural seperti yang dipraktikkan di negara-negara maju, sedangkan islam
merupakan sistim politik demokratis kalau didefenisikan secara substanstif
yakni kedaulatan di tangan rakyat dan negara merupakan terjemahan dari
kedaulatan rakyat ini. Demokrasi adalah konsep yang sejalan dengan konsep
islam setelah diadakan penyesuaian penafsiran terhadap konsep demokrasi itu
sendiri.
6. Islam adalah sistim nilai yang membenarkan dan mendukung sistim politik
demokrasi yang dipraktikkan negara-negara maju di Indonesia. Hal ini karena
demokrasi sudah menjadi bagian dari integral sistim pemerintahan Indonesia..

DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. Pancasila dalam UUD 1945, Jakarta: Paradina Paramita, 2003

Ubaidillah, A. dan Abdul Rozak Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: ICCE


UIN Syarif Hidayatullah.2006.
Tim Indonesia Center for Civic Education (ICCE). Demokrasi,Hak Asasi
Manusia dan Masyarakat Madani, Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah,
2006.
Noer Riza Arfani.Demokrasi Indonesia Kontemporer,Jakarta: Raja Grafindo
Persada, 1996
Rozak Abdul, dkk. Pendidikan Kewargaan, Jakarta: Pranada Media, 2004

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................1
A. Pendahuluan.....................................................................................................1
B. Pengertian Demokrasi......................................................................................1
C. Hakekat Demokrasi..........................................................................................2
D. Sejarah Perkembangan Demokrasi di Barat.....................................................3
E. Sejarah Dan Perkembangan Demokrasi di Indonesia......................................3
F. Model-model demokrasi..................................................................................5
G. Islam Dan Demokrasi.......................................................................................6
BAB III KESIMPULAN..........................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai