Anda di halaman 1dari 31

PEMERINTAHAN NEGARA DAN

WARGA NEGARA SERTA PERMASALAHAN DEMOKRASI

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi


Tugas Mandiri Mata Kuliah

Dosen pengampu: Bambang Hariyanto, S.Pd.I, M.Pd

Mata kuliah: IAD/ISD/IBD

DISUSUN
OLEH : HANUM NURFAIZIN

MA’HAD ‘ALY NUROH MUHAMMAD BATUMARTA


2021
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima
kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan
baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh
lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Bagi kami
sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah
ini.

Batumarta, September 2021

ii
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................................. 1
C. Tujuan Penulisan............................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
1. PEMERINTAH................................................................................................................................. 3
A. Pengertian Pemerintah................................................................................................................ 3
B. Kebijakan Pemerintah................................................................................................................ 4
2. NEGARA........................................................................................................................................... 6
A. Pengertian Negara...................................................................................................................... 6
B. Fungsi dan Tujuan Negara......................................................................................................... 6
C. Unsur-unsur Negara................................................................................................................... 7
D. Sifat Negara................................................................................................................................ 8
E. Bentuk Negara............................................................................................................................ 8
3. WARGA NEGARA.......................................................................................................................... 9
A. Pengertian Warga Negara........................................................................................................... 9
B. Asas-asas hokum Kewarganegaraan.......................................................................................... 10
C. Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia.............................................................. 11
4. PERMASALAHAN DEMOKRASI.................................................................................................. 13
A. Pengertian Demokrasi................................................................................................................ 13
B. Demokrasi Menurut para ahli..................................................................................................... 14
C. Bentuk-Bentuk Demokrasi......................................................................................................... 14
D. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam demokrasi di Indonesia diantaranya ......... 15

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan........................................................................................................................................ 26
B. Saran.................................................................................................................................................. 26

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suatu pemerintahan, pada hakekatnya adalah memberikan pelayanan kepada
masyarakat.Pemerintahan tidaklah dibentuk untuk melayani diri sendiri tetapi untuk melayani
masyarakat, menciptakan kondisi yang memungkinkan setiap individu dapat
mengembangkan kemampuan dan kreativitas nya untuk tujuan bersama. Pemerintah
merupakan manifestasi dari kehendak rakyat, karena itu harus memperhatikan kepentingan
rakyat dan melaksanakan fungsi rakyat melalui proses dan mekanisme pemerintahan.
Pemerintah, memiliki peran untuk melaksanakan fungsi pelayanan dan pengaturan warga
negara.
Pada dasarnya yang di sebut warga Negara adalah orang yang berdomisili di
Negaranya sendiri atau orang sebagai bagian dari suatu unsur penduduk yang menjadi unsur
Negara, karena Negara tidak akan pernah ada tanpa warga Negara. Oleh Karena itu keduanya
mempunyai kaitan yang erat dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Di samping itu setiap
warga Negara mempunyai persamaan hak dan memiliki kepastian hak dan bertanggung
jawab terhadap negaranya.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai
upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.
Salah satu pilar demokrasi adalah prinsip trias politica yang membagi ketiga
kekuasaan politik negara (eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga
jenis lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat yang sejajar
satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis lembaga negara ini diperlukan agar
ketiga lembaga negara ini bisa saling mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip
checks and balances.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pemerintah?
2. Apa saja kebijaksanaan yang dilakukan oleh Pemerintah?
3. Apa yang dimaksud dengan Negara?
4. Apa saja Fungsi dan Tujuan Negara?
5. Apa saja Unsur dan Sifat Negara?
1
6. Apa yang dimaksud dengan Warga Negara?
7. Apa saja Asas-Asas Kewarganegaraan?
8. Apa saja Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia?
9. Apa yang dimaksud dengan Demokrasi?
10. Apa saja Permasalahan Demokrasi yang terjadi di Indonesia?

C. Tujuan penulisan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk pemahaman kepada mahasiswa tentang suatu
pemerintahan,dan dimana pemerintah mempunyai peran untuk melaksanakan fungsi
pelayanan dan pengaturan warga negara. Sehingga mahasiswa tahu tentang sistem
pemerintahan di Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. PEMERINTAH

A. Pengertian Pemerintah
Pemerintah dan pemerintahan mempunyai pengertian yang berbeda. Pemerintah
merujuk kepada organ atau alat perlengkapan, sedangkan pemerintahan menunjukkan bidang
tugas atau fungsi. Dalam arti sempit pemerintah hanyalah lembaga eksekutif saja. Sedangkan
dalam arti luas, pemerintah mencakup aparatur negara yang meliputi semua organ-organ,
badan-badan atau lembaga-lembaga, alat perlengkapan negara yang melaksanakan berbagai
kegiatan untuk mencapai tujuan negara. Dengan demikian pemerintah dalam arti luas adalah
semua lembaga negara yang terdiri dari lembaga-lembaga legislatif, eksekutif dan yudikatif.
Dalam arti sempit pemerintahan adalah segala kegiatan, fungsi, tugas dan kewajiban
yang dijalankan oleh lembaga eksekutif untuk mencapai tujuan negara. Pemerintahan dalam
arti luas adalah segala kegiatan yang terorganisir yang bersumber pada kedaulatan dan
kemerdekaan, berlandaskan pada dasar negara, rakyat atau penduduk dan wilayah negara itu
demi tercapainya tujuan negara. Di samping itu dari segi struktural fungsional pemerintahan
dapat didefinisikan pula sebagai suatu sistem struktur dan organisasi dari berbagai macam
fungsi yang dilaksanakan atas dasar-dasar tertentu untuk mewujudkan tujuan negara.
(Haryanto dkk, 1997 : 2-3).
Secara deduktif dapat disimpulkan bahwa pemerintah dan pemerintahan dibentuk
berkaitan dengan pelaksanaan berbagai fungsi yang bersifat operasional dalam rangka
pencapaian tujuan negara yang lebih abstrak, dan biasanya ditetapkan secara konstitusional.
Berbagai fungsi tersebut dilihat dan dilaksanakan secara berbeda oleh sistem sosial yang
berbeda, terutama secara ideologis. Hal tersebut mewujud dalam sistem pemerintahan yang
berbeda, dan lebih konkrit terwakili oleh dua kutub ekstrim masing-masing rezim totaliter
(sosialis) dan rezim demokratis. Substansi perbedaan keduanya terletak pada perspektif
pembagian kekuasaan negara (pemerintah). Pemencaran kekuasaan (dispersed of power),
menurut Leslie Lipson, merupakan salah satu dari lima isu besar dalam proses politik (Josef
Riwu Kaho,
2001 : 1). Pemerintahan daerah merupakan konsekuensi pelaksanaan pemencaran kekuasaan
itu.

3
B. Kebijaksanaan Pemerintah
1. Periode 1966 – 1969
Pada permulaan orde baru, program pemerintahan berorientasi pada usaha
penyelamatan ekonomi nasional terutama pada usaha mengendalikan tingkat inflasi,
penyelamatan keuangan negara dan pengamanan kebutuhan pokok rakyat. Tindakan
pemerintah tersebut dilakukan karena adanya kenaikan harga pada awal tahun 1966 yang
menunjukkan tingkat inflasi kurang lebih 650% setahun. Hal itu menjadi penyebab dari
kurang lancarnya program pembangunan yang telah direncanakan oleh pemerintah.
Pelaksanaaan pembangunan Orde Baru bertumpu kepada program yang dikenal dengan
sebutan Trilogi Pembangunan, yaitu sebagai berikut :
a. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya menuju kepada terciptanya keadilan social
bagi seluruh rakyat Indonesia.
b. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
c. Stabilitas nasional yang sehat dan dinamis.
Pola umum pembangunan jangka panjang (25-30 tahun) dilakukan Orde Baru secara
periodic 5 tahunan yang disebut Pelita (Pembangunan Lima Tahun).

2. Periode Pelita I
Dilaksanakan mulai 1 April 1969 sampai 31 Maret 1974. Tujuan Pelita 1 adalah untuk
meningkatkan taraf hidup rakyat dan sekaligus meletakkan dasar-dasar bagi pembangunan
dalam tahap-tahap berikutnya. Kebijaksanaan pada periode Pelita 1 ini dimulai dengan :
- Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 1970, mengenai penyempurnaan tata niaga
bidang eksport dan import.
- Peraturan Agustus 1971, mengenai devaluasi mata uang Rupiah terhadap Dolar,
dengan sasaran pokoknya adalah :
a. Kestabilan harga bahan pokok
b. Peningkatan nilai ekspor
c. Kelancaran impor
d. Penyebaran barang di dalam Negara.

3. Periode Pelita II
Kebijaksanaannya mengenai Perkreditan untuk mendorong para eksportir kecil dan
menengah, mendorong kemajuan pengusaha kecil atau ekonomi lemah dengan produk
Kredit Investasi Kecil (KIK). Kebijaksanaan Fiskal, Penghapusan pajak ekspor untuk
4
mempertahankan daya saing komoditi ekspor di pasar dunia untuk menggalakkan penanaman
modal asing dan dalam negeri guna mendorong Investasi Dalam Negeri.
Kebijaksanaan 15 November 1978, Menaikkan hasil produksi nasional, menaikkan
daya saing komoditi ekspor yang lemah karena adanya inflasi yang besarnya rata-ratanya 34
% akibatnya kurang dapat bersaing dengan produk sejenis dari Negara lain dan adanya resesi
dan krisis dunia pada tahun 1979.

4. Periode Pelita III


Kebijaksanaanya meliputi : Paket Januari 1982, Tatacara pelaksanaan Ekspor-Impor
dan Lalu lintas devisa. Diterapkan kemudahan dalam hal pajak yang dikenakan terhadap
komoditi ekspor, serta kemudahan dalam hal kredit untuk komoditi ekspor. Paket
Kebijaksanaan Imbal Beli (Counter Purchase), keharusan eksportir maupun importer luar
negeri untuk membeli barang-barang Indonesia dalam jumlah yang sama. Kebijaksanaan
Devaluasi 983, yakni Dengan menurunkan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar dari
Rp 625/$ menjadi Rp
970/$ dengan harapan gairah ekspor dapat meningkat sehingga permintaan Negara menjadi
lebih banyak dan komoditi impor menjadi lebih mahal diperlukan lebih banyak rupiah untuk
mendapatkannya.

5. Periode Pelita IV
Kebijaksanaannya adalah : Kebijaksanaan INPRES No. 4 Tahun 1985,
dilatarbelakangi oleh keinginan untuk meningkatkan ekspor non-migas.
- Paket Kebijaksaan 6 Mei 1986 (PAKEM), dikeluarkan dengan tujuan untuk
mendorong sector swasta di bidang ekspor maupun di bidang penanaman modal.
- Paket Devaluasi 1986, ditempuh karena jatuhnya harga minyak di pasaran dunia yang
mengakibatkan penerimaan pemerintah turun.
- Paket Kebijaksanaan 25 Oktober 1986, merupakan deregulasi di bidang perdagangan,
moneter dan penanaman modal dengan melakukan Penurunan Bea masuk impor
untuk komoditi bahan penolong dan bahan baku, proteksi produksi yang lebih efisien,
kebijaksanaan penanaman modal.
- Paket Kebijaksaan 15 Januari 1987, melakukan peningkatan efisiensi, inovasi dan
produktivitas beberapa sector indutri dalam rangka meningkatkan ekspor non-migas.
- Paket Kebijaksanaan 24 Desember 1987 (PAKDES), melakukan restrukturisasi
bidang ekonomi. Paket 27 Oktober 1988, Kebijaksanaan deregulasi untuk
5
menggairahkan pasar modal dan menghimpun dana masyarakat guna biaya
pembangunan.
- Paket Kebijaksanaan 21 November 1988 (PAKNOV), melakukan deregulasi dan
debirokratisasi dibidang perdagangan dan hubungan Laut.
- Paket Kebijaksanaan 20 Desember 1988 (PAKDES), memberikan keleluasaan bagi
pasar modal dan perangkatnya untuk melakukan aktivitas yang lebih produktif.

6. Periode Pelita V
Lebih diarahkan kepada pengawasan, pengendalian dan upaya kondusif guna mempersiapkan
proses tinggal landas menuju Rencana Pembangunan Jangka Panjang Tahap Kedua.

2. NEGARA

A. Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi yang di dalamnya terdapat rakyat, wilayah yang
permanen, dan pemerintahan yang sah. Dalam arti luas negara merupakan social
(masyarakat) yang diatur secara konstitusional (berdasarkan undang undang) untuk
mewujudkan kepentingan bersama. Indonesia adalah sebuah negara yang wilayahnya
terbentang dari Sabang sampai Merauke dengan luas wilayah kurang lebih km2, terdiri dari
ribuan pulau besar dan kecil (sehingga disebut negara kepulauan) dan UUD’45 sebagai
konstitusinya.

B. Fungsi dan Tujuan Negara


Fungsi atau tugas negara adalah untuk mengatur kehidupan yang ada dalam negara
untuk mencapai tujuan negara. Fungsi negara, antara lain menjaga ketertiban masyarakat,
mengusahakan kesejahteraan rakyat, membentuk pertahanan, dan menegakkan keadilan.
Tujuan negara Indonesia telah jelas tercantum dalam Pembukaan Undang – Undang
Dasar 1945 alinea ke-4 yaitu :
1. Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia.
2. Memajukan kesejahteraan umum.
3. Mencerdaskan kehidupan bangsa.
4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

6
Secara umum, setiap Negara mempunyai 4 fungsi utama bagi bangsanya, yaitu:
a. Fungsi pertahan dan keamanan
b. Fungsi pengaturan dan ketertiban
c. Fungsi sejahtera dan kemakmuran.
d. Fungsi keadilan menurut hak dan kewajiban

Bagaimana fungsi-fungsi Negara itu terlaksana, sangat bergantung partisipasi politik


semuawarga Negara dan mobilitas sumber daya kekuatan Negara.

C. Unsur-Unsur Negara
Unsur-unsur suatu negara itu meliputi berikut ini:
a) Rakyat
Rakyat adalah semua orang mendiami wilayah suatu negara. Rakyat adalah unsur
yang terpenting dalam negara karena rakyat yang mendirikan dan membentuk suatu negara.
Rakyat terdiri atas penduduk dan bukan penduduk.
- Penduduk, yaitu semua orang yang tinggal dan menetap dalam suatu negara. Mereka
lahir secara turun-temurun dan besar di dalam suatu negara.
- Bukan penduduk adalah orang yang tinggal sementara di suatu negara. Misalnya, turis
mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
Penduduk dapat dibedakan menjadi warga negara dan orang asing. Warga negara
adalah semua orang yang menurut undang-undang diakui sebagai warga negara. Sebaliknya,
orang asing atau warga negara asing adalah orang yang mendapat izin tinggal di suatu
negara, bukan sebagai duta besar, konsul, dan konsuler.

b) Wilayah
Wilayah merupakan tempat tinggal rakyat di suatu negara dan merupakan tempat
menyelenggarakan pemerintahan yang sah. Wilayah suatu negara terdiri atas daratan, lautan,
dan udara. Wilayah suatu negara berbatasan dengan wilayah negara lainnya. Batas-batas
wilayah negara dapat berupa bentang alam contohnya sungai, danau, pegunungan, lembah,
laut; batas buatan contohnya pagar tembok, pagar kawat berduri, patok; batas menurut ilmu
pasti berdasarkan garis lintang, garis bujur.

7
c) Pemerintahan yang Sah
Pemerintahan yang sah dan berdaulat adalah pemerintahan yang dibentuk oleh rakyat
dan mempunyai kekuasaan tertinggi. Pemerintahan yang sah juga dihormati dan ditaati oleh
seluruh rakyat serta pemerintahan negara lain.

d) Pengakuan dari Negara Lain


Negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
menyangkut keberadaan suatu negara. Apabila negara merdeka tidak diakui oleh negara lain
maka negara tersebut akan sulit untuk menjalin hubungan dengan negara lain. Pengakuan
dari negara yang lain ada yang bersifat de facto dan ada yang bersifat de jure. Pengakuan de
facto, artinya pengakuan tentang kenyataan adanya suatu negara merdeka. Pengakuan seperti
ini belum bersifat resmi. Sebaliknya, pengakuan de jure, artinya pengakuan secara resmi
berdasarkan hukum oleh negara lain sehingga terjadi hubungan ekonomi, sosial, budaya, dan
diplomatik.

D. Sifat Negara
1. Sifat Monopoli berasal dari kata “mono” yang artinya satu dan“poli”yang artinya
penguasa, jika sifat monopoli dikaitkan dengan Negara adalah suatu hak tunggal yang
dilakukan oleh negara untuk berbuat atau menguasai sesuatu untuk kepentingan dan tujuan
bersama.
2. Sifat memaksa artinya bahwa negara mempunyai kekuatan fisik secara legal agar tercapai
ketertiban dalam masyarakat dan mencegah timbulnya anarki. Dengan ditaatinya
peraturan perundang-undangan, penertiban dalam kehidupan bermasyarakat dapat tercapai
serta dapat pula mencegah timbulnya anarki.
3. Sifat untuk semua(totalitas) berarti semua peraturan perundang-undangan yang berlaku
(misalnyakeharusan membayar pajak) adalah untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan
demiianmemang perlu, sebab kalu seseorang dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas
Negara,maka usaha Negara kea rah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan
gagal, ataudapat menganggu cita-cita yang telah tercapai.

E. Bentuk Negara
Bentuk negara indonesia adalah kesatuan yaitu suatu negara yang pemerintahannya
memegang kerdudukan tertinggi dan memiliki kekuasaan penuh dalam pemerintahan sehari -
hari. Negara kesatuan dimana terdapat banyak perbedaan baik dari segi ras,suku,agama,adat
8
istiadat,budaya,dll. Namun negara indonesia bersatu dan tidak memandang perbedaan
tersebut. negara indonesia yang bersatu dan berdaulat ini memiliki semboyan yang menjadi
pedoman yaitu "BHINNEKA TUNGGAL IKA" dimana bertujuan untuk menjadikan negara
yang aman,nyaman,tertib dan mensejahterakan rakyat.

3. WARGA NEGARA

A. Pengertian Warga Negara.


Warga Negara adalah rakyat yang menetap di suatu wilayah dan rakyat tertentu dalam
hubungannya dengan Negara. Dalam hubungan antara warga Negara dan Negara, warga
negara mempunyai kewajiban-kewajiban terhadap Negara dan sebaliknya warga Negara juga
mempunyai hak-hak yang harus diberikan dan dilindungi oleh Negara.
Atau bisa juga di artikan anggota dalam komunitas politik ( Negara ) dan dengan
adanya membawa hak untuk berpartisipasi dalam politik. Seseorang dengan keanggotaan
tersebut disebut warga Negara. Istilah ini secara umum mirip dengan kebangsaan, walupun di
mungkinkan untuk memiliki kebangsaan tanpa menjadi seorang warga Negara (secara hukum
merupakan subyek suatu Negara dan berhak atas perlindungan tanpa memiliki hak
berpartisipasi dalam politik). Juga di mungkinkan untuk memiliki hak politik tanpa menjadi
warga dalam suatu Negara.
Dalam konteks Indonesia, istilah warga Negara (sesuai Undang-undang Dasar 1945
pasal 26) dimaksudkan untuk bangsa Indonesia yang asli dan bangsa yang lain, yang
disahkan UU sebagai warga Negara. Dalam penjelasan UUD 1945 pasal 26 ini, dinyatakan
bahwa orang- orang bangsa lain misalnya orang peranakan Cina, peranakan Belanda,
peranakan Arab dan lain-lain yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia
sebagai yang bertempat tinggal di Indonesia, mengakui Indonesia sebagai tanah airnya dan
bersikap setia kepada Negara Republik Indonesia, dapat menjadi warga Negara.
Kewarganegaraan juga di maksudkan agar kita memiliki wawasan kesadaran bernegara untuk
bela Negara dan
memiliki pola pikir, pola sikap dan perilaku sebagai pola tindak yang cinta tanah air
beradasarkan Pancasila.
Semua itu diperlukan demi utuh dan tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Tujuan utama kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan wawasan dan kesadaran
bernegara, sikap serta perilaku cinta tanah air yang bersendikan kebudayaan bangsa,

9
wawasan nusantara, serta ketahanan nasional dalam diri kita sebagai warga Negara
Indonesia.

B. Asas-asas hukum Kewarganegaraan


Dalam menerapkan asas kewarganegaan ini, dikenal dengan tiga pedoman, ius soli,
ius sanguinis, dan asas campuran. Namun dari ketiga asas tersebut asas ius soli dan asas ius
sanguinislah yang merupakan asas utama dalam masalah penentuan kewarganegraan. Yang
dimaksud asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegraan seseorang berdasarkan
tempat kelahirannya. Seseorang adalah warga Negara suatu Negara Karen ia lahir di suatu
Negara. Berdasarkan prinsip ius soli seseorang yang dilahirkan di wilayah hukum suatu
Negara, secara hukum dianggap memiliki kewarganegraan dari tempat kelahirannya. Ius
sanguinis adalah yaitu asas kewarganegraan yang mendasarkan diri pada faktor pertalian
seseorang dengan status orang tua yang berhubungan darah dengannya. Maka seseorang yang
lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu Negara, maka anak tersebut
berhak mendapatkan status kewarganegaraan orang tuanya.
Namun dalam dinamika pergaulan antar bangsa sering terjadi perkawinnan campuran
yang melibatkan status kewarganegraan yang berbeda-beda antara pasangan suami isteri.
Dengan terjadinya perkawinan mapuran tersebut kemungkinan besar menimbukan persolan
berkenan dengan status kewarganegraan dari anak-anak mereka. Bahkan dalam
perkembangannya di kemudian hari, timbul pula kebutuhan baru bedasarkan pengalaman di
berbagai Negara. Bahwa kedua asas tersebut harus di ubah dengan asas lain yang atau yang
harus di terapkan secara bersamaan, untuk mencegah kemungkinan terjadinya keadaan dwi
kenegaraan atau sebaliknya sama sekali berstatus tanpa kewarganegaraan. Dengan
munculnya masalah tersebut, dalam praktik ada pula Negara yang akhirnya menganut asas
keduanya.
Karena pertimbangan lebih menguntungkan bagi kepentingan Negara yang
bersangkutan. Sistem terakhir inilah yang biasa disebut asas campuran. Asas yang dipakai
bersifat campuran, sehingga dapat menyebabkan terjadinya bipatride.
Dalam hal tersebut yang ditoleransi biasanya keadaan bipatride atau dwi kenegraan,
sistem ini juga sekarang di gunakan dalam UU No.12 Tahun 2006. Dalam UU No. 12 tahun
2006 dianut beberapa asas, asas tersebut adalah sebagai berikut :

10
1. Asas ius sanguinis ( Law Of The Blood ) adalah asas yang menentukan kewarganegaraan
seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan Negara tempat kelahiran.
2. Asas ius soli ( Law Of The Soil ) secara terbatas adalah asas yang menentukan
kewarganegraan seseorang berdasarkan Negara tempat kelahiran, yang di berlakukan
terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam UU ini.
3. Asas kewarganegraan tunggal adalah asas yang menentukan satu kewarganegraan bagi
setiap orang.
4. Asas kebenaran substantif adalah prosedur pewarganegraan seseorang tidak hanya
bersifat adminstratif, tetapi juga di sertai substansi dan syarat-syarat permohonan yang
da di pertanggung jawabkan kebenarannya.
5. Asas nondiskriminatif adalah asas yang tidak membedakan perlakuan dalam segala hal
ikhwal yang berhubungan dengan warga negra atas dasar suku, ras, agama, golongan dan
jenis kelamin.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang dalam
segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga Negara harus menjamin, melindungi,
dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga Negara pada
khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal yang
berhubungan dengan warga Negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh atau
kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.

C. Hak dan Kewajiban Sebagai Warga Negara Indonesia.


Berikut ini adalah beberapa contoh hak dan kewajiban kita sebagai rakyat Indonesia. Setiap
warga negara memiliki hak dan kewajiban yang sama satu sama lain tanpa terkecuali.
Persamaaan antara manusia selalu dijunjung tinggi untuk menghindari berbagai kecemburuan
sosial yang dapat memicu berbagai permasalahan di kemudian hari, namun biasanya bagi
yang memiliki banyak uang atau tajir bisa memiliki tambahan hak dan pengurangan
kewajiban sebagai warga negara kesatuan republik Indonesia.
a) Hak Warga Negara Indonesia
1. Setiap warga negara berhak mendapatkan perlindungan hokum.
2. Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak.

11
3. Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama di mata hukum dan di dalam
pemerintahan.
4. Setiap warga negara bebas untuk memilih, memeluk dan menjalankan agama dan
kepercayaan masing-masing yang dipercayai.
5. Setiap warga negara berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran
6. Setiap warga negara berhak mempertahankan wilayah negara kesatuan Indonesia atau
NKRI dari serangan musuh.
7. Setiap warga negara memiliki hak sama dalam kemerdekaan berserikat, berkumpul
mengeluarkan pendapat secara lisan dan tulisan sesuai undang-undang yang berlaku.
b) Kewajiban Warga Negara
1. Setiap warga negara memiliki kewajiban untuk berperan serta dalam membela,
mempertahankan kedaulatan negara indonesia dari serangan musuh.
2. Setiap warga negara wajib membayar pajak dan retribusi yang telah ditetapkan oleh
pemerintah pusat dan pemerintah daerah (pemda).
3. Setiap warga negara wajib mentaati serta menjunjung tinggi dasar negara, hukum dan
pemerintahan tanpa terkecuali, serta dijalankan dengan sebaik-baiknya
4. Setiap warga negara berkewajiban taat, tunduk dan patuh terhadap segala hukum yang
berlaku di wilayah negara Indonesia
5. Setiap warga negara wajib turut serta dalam pembangunan untuk membangun bangsa
agar bangsa kita bisa berkembang dan maju ke arah yang lebih baik.

c) Hak dan Kewajiban UUD 1945


Hak dan Kewajiban warga negara diatur dalam undang -undang sbb:
- Pasal 27 ayat 1-3 Mengatur tentang Kedudukan warga negara , Penghidupan dan
pembelaan terhadap Negara
- Pasal 28 ayat A – J Mengatur tentang segala bentuk Hak Asasi Manusia.
- Pasal 29 ayat 2 Mengatur tentang kebebasan atau hak untuk memeluk agama
(kepercayaan)
- Pasal 30 ayat 1-5 Mengatur tentang Kewajiban membela Negara. Usaha pertahanan
dan keamanan rakyat, Keanggotaan TNI dan Tugasnya , Kepolisian Indonesia dan
tugasnya , Susunan dan kedudukan TNI & kepolisian Indonesia.
- Pasal 31 ayat 1-5 Mengatur tentang Hak untuk mendapat pendidikan yang layak ,
kewajiban belajar ,Sistem pendidikan Nasional ,dan Peran pemerintah dalam bidang
Pendidikan dan kebudayaan
12
- Pasal 33 ayat 1-5 Mengatur tentang pengertian perekonomian ,Pemanfaatan SDA ,
dan Prinsip Perekonomian Nasional.
- Pasal 34 ayat 1-4 Mengatur tentang Perlindungan terhadap fakir miskin dan anak
terlantar sebagai tanggung.

4. PERMASALAHAN DEMOKRASI

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan politik yang kekuasaan
pemerintahannya berasal dari rakyat, baik secara langsung (demokrasi langsung) atau melalui
perwakilan (demokrasi perwakilan). Istilah ini berasal dari bahasa Yunani δημοκρατία –
(dēmokratía) "kekuasaan rakyat", yang dibentuk dari kata δῆμος (dêmos) "rakyat" dan
κράτος (Kratos) "kekuasaan", merujuk pada sistem politik yang muncul pada pertengahan
abad ke-5 dan ke-4
SM di negara kota Yunani Kuno, khususnya Athena, menyusul revolusi rakyat pada tahun
508 SM.Istilah demokrasi diperkenalkan pertama kali oleh Aristoteles sebagai suatu bentuk
pemerintahan, yaitu pemerintahan yang menggariskan bahwa kekuasaan berada di tangan
orang banyak (rakyat). Abraham Lincoln dalam pidato Gettys burg nya mendefinisikan
demokrasi sebagai "pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat". Hal ini berarti
kekuasaan tertinggi dalam sistem demokrasi ada di tangan rakyat dan rakyat mempunyai hak,
kesempatan dan suara yang sama di dalam mengatur kebijakan pemerintahan. Melalui
demokrasi, keputusan yang diambil berdasarkan suara terbanyak.
Demokrasi terbentuk menjadi suatu sistem pemerintahan sebagai respon kepada
masyarakat umum di Athena yang ingin menyuarakan pendapat mereka. Dengan adanya
sistem demokrasi, kekuasaan absolut satu pihak melalui tirani, kediktatoran dan
pemerintahan otoriter lainnya dapat dihindari. Demokrasi memberikan kebebasan
berpendapat bagi rakyat, namun pada masa awal terbentuknya belum semua orang dapat
mengemukakan pendapat mereka melainkan hanya laki-laki saja. Sementara itu,
wanita,budak, orang asing dan penduduk yang orang tuanya bukan orang Athena tidak
memiliki hak untuk itu.
13
Di Indonesia, pergerakan nasional juga mencita-citakan pembentukan negara
demokrasi yang berwatak anti-feodalisme dan anti-imperialisme, dengan tujuan membentuk
masyarakat sosialis. Bagi Gus Dur, landasan demokrasi adalah keadilan, dalam arti
terbukanya peluang kepada semua orang, dan berarti juga otonomi atau kemandirian dari
orang yang
bersangkutan untuk mengatur hidupnya, sesuai dengan apa yang dia inginkan. Masalah
keadilan menjadi penting, dalam arti setiap orang mempunyai hak untuk menentukan sendiri
jalan hidupnya, tetapi hak tersebut harus dihormati dan diberikan peluang serta pertolongan
untuk mencapai hal tersebut.

B. Demokrasi menurut para ahli:


a) Menurut Internasional Commision of Jurits
Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan oleh rakyar dimana kekuasaan tertinggi
ditangan rakyat dan di jalankan langsung oleh mereka atau oleh wakil-wakil yang mereka
pilih dibawah sistem pemilihan yang bebas. Jadi, yang di utamakan dalam pemerintahan
demokrasi adalah rakyat.

b) Menurut Lincoln
Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat
(government of the people, by the people, and for the people).

c) Menurut C.F Strong


Lembaga perwakilan merupakan suatu kekuatan dalam demokrasi. Suatu sistem
pemerintahan di mana mayoritas anggota dewasa dari masyarakat politik ikut serta atas dasar
sistem perwakilan yang menjamin bahwa pemerintahan akhirnya mempertanggungjawabkan
tindakan-tindakan kepada mayoritas itu.

C. Bentuk-Bentuk Demokrasi
1. Demokrasi langsung
Demokrasi langsung merupakan suatu bentuk demokrasi dimana setiap rakyat
memberikan suara atau pendapat dalam menentukan suatu keputusan. Dalam sistem ini,
setiap rakyat mewakili dirinya sendiri dalam memilih suatu kebijakan sehingga mereka
14
memiliki pengaruh langsung terhadap keadaan politik yang terjadi. Sistem demokrasi
langsung digunakan pada masa awal terbentuknya demokrasi di Athena dimana ketika
terdapat suatu permasalahan
yang harus diselesaikan, seluruh rakyat berkumpul untuk membahasnya.Di era
modern sistem ini menjadi tidak praktis karena umumnya populasi suatu negara cukup besar
dan mengumpulkan seluruh rakyat dalam satu forum merupakan hal yang sulit. Selain itu,
sistem ini menuntut partisipasi yang tinggi dari rakyat sedangkan rakyat modern cenderung
tidak memiliki waktu untuk mempelajari semua permasalahan politik negara.

2. Demokrasi perwakilan
Dalam demokrasi perwakilan, seluruh rakyat memilih perwakilan melalui pemilihan
umum untuk menyampaikan pendapat dan mengambil keputusan bagi mereka.
D. Permasalahan-permasalahan yang terjadi di dalam demokrasi di Indonesia diantaranya
adalah:
1. Buruknya Kinerja Lembaga Perwakilan dan Partai politik
Masalah pertama yang hendak dibahas pada makalah ini adalah buruknya kinerja
lembaga perwakilan rakyat dan partai politik dalam sistem demokrasi pancasila. Lembaga
perwakilan merupakan suatu kekuatan dalam demokrasi. Dikatakan sebagai kekuatan dalam
demokrasi karena lembaga perwakilan ini menjadi tempat atau wadah yang menampung
aspirasi rakyat dan segala curahan hati rakyat. Segenap keinginan rakyat disalurkan melalui
lembaga perwakilan rakyat yang dibentuk secara demokratis, yakni melalui jalan pemilu
yang diadakan tiap lima tahun sekali. Melalui naungan partai politik, para wakil rakyat
dipilih secara langsung oleh rakyat siapa yang akan menjadi wakil-wakilnya dalam
pemerintahan. Wakil-wakil itulah kelak yang akan menyuarakan segala keinginan dari
rakyat.
Artinya lembaga perwakilan memegang amanat dan mandat langsung dari rakyat.
Dibutuhkan lembaga perwakilan untuk menjadikan sistem demokrasi berjalan sesuai dengan
yang diharapkan oleh rakyat. Karena lembaga perwakilan ini merupakan wakil-wakil yang
telah di pilih oleh rakyat. Artinya rakyat telah mempercayakan segala hal yang berkaitan
tentang kelangsungan hidup rakyat kepada badan perwakilan. Intinya, keberadaan badan
perwakilan merupakan karakteristik utama bagi sistem politik yang menganut demokrasi.
Pada saat sekarang ini nampaknya kinerja lembaga perwakilan dan partai politik
menjadi persoalan yang sangat berat. Masalah-masalah yang terjadi contohnya adalah:

15
- Para wakil rakyat yan telah terpilih sering lalai dalam melaksanakan tugas sebagai
wakil rakyat.
- Kurangnya perhatian lembaga perwakilan terhadap rakyat karena didominasi oleh
kepentingan partai mereka Partai politik dijadikan kekuatan seorang penguasa yang
mengatas-namakan rakyat untuk memperoleh kekuasaan.
- Agenda dan program partai politik belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting
rakyat. Dari beberapa masalah di atas dapat kita lihat, buruknya kinerja lembaga
perwakilan saat sekarang ini membuat semakin terpuruknya pelaksanaan demokrasi
pancasila di Indonesia.Banyak para wakil rakyat yang melalaikan tugas-tugasnya
sebagai wakil rakyat. Kelalaian lembaga perwakilan rakyat dapat kita saksikan saat
diadakannya rapat paripurna.
Banyak anggota dari lembaga perwakilan yang tidak hadir. Banyak kursi-kursi
kosong saat melakukan rapat. Kemanakah perginya para wakil rakyat? Padahal rapat paripura
merupakan urusan yang sangat penting disitu akan dibahas persoalan-persoalan yang sedang
terjadi mengenai rakyat atau pemerintahan.Tidak hanya itu saja, banyak ditemukan pada saat
rapat paripurna berlangsung,banyak anggota dewan perwakilan yang tidak serius dalam
menjalankan rapat. Ada yang sibuk main handphone, bahkan yang baru-baru ini terjadi
ditemukan adanya salah satu anggota dewan perwakilan rakyat yang sedang menonton video
porno saat rapat paripurna berlangsung.
Dari sini dapat kita lihat betapa wakil-wakil rakyat lalai dalam menjalankan tugas dan
amanat dari rakyat. Demokrasi yang diharapkan oleh rakyat pada kenyataannya kurang
memberikan pilihan orang-orang yang berkualitas. Lebih seperti bungkus makanan, yang dari
luar sangat bagus, namun di dalamnya rasanya sangat pahit. Dari sini dapat kita lihat betapa
wakil-wakil rakyat tidak menunjukkan kinerja yang bagus dalam menjalankan tugas dan
amanat dari rakyat. Kurangnya perhatian lembaga perwakilan terhadap rakyat karena di
dominasi oleh kepentingan partai mereka. Selain itu, kurangnya perhatian lembaga
perwakilan terhadap kepentinagan rakyat disebabkan karena kepentingan partai yang lebih
diutamakan oleh lembaga perwakilan. Itu yang membuat kerja dari mereka tidak mewakili
aspirasi rakyat. Hal ini membuat keterlibatan maupun dukungan rakyat diabaikan sama
sekali. Misalnya rakyat yang menginginkan pendidikan murah, namun lembaga perwakilan
tetap ingin memperoleh keuntungan untuk kepentingn mereka dan partai mereka.
Keterlibatan partai ini hanya untuk menjadikan para pengurus yang telah duduk di
lembaga perwakilan tetap bertahan dan menduduki kursi kekuasaan. Akibat sibuk mengurusi
partai, mereka mengesampingkan kepentingan rakyat. Mereka lebih mementingkan
16
kepentingan partainya dari pada rakyat. Ada banyak partai yang yang lebih suka untuk
menjalankan fungsi penguasa ketimbang memperhatikan kepentingan rakyat. Keadaan ini
mencolok dalam lembaga perwakilan dimana dalam menetapkan suatu ketetapan kurang
melibatkan suara dari rakyat mereka memilih lebih mendebarkan partai, demi kepentingan
partai. Pengurus partai juga hanya diisi oleh orang-orang elit, yang memiliki modal dan
pengaruh kekuasaan dari pada kader-kader partai yang ada dibawah. Ini sungguh tidak adil,
padahal kader-kader partai yang ada dibawah inilah yang berasal dari rakyat kecil, jadi secara
tidak langsung mereka mengetahui persis apa yang diinginkan oleh rakyat. Sedangkan
mereka yang hanya memiliki modal hanya mengurusi kepentingan mereka dan partai nya
saja.
Saat pemilihan umum berjalan rakyat sangat antusias dalam memberikan pilihannya.
Lembaga perwakilan hasil pilihan rakyat kemudian menunjukkan watak sesugguhnya, yakni
membajak kedaulatan rakyat untuk kepentingan yang bertolak belakang dengan keinginan
rakyat. Partai politik dijadikan kekuatan seorang penguasa yang mengatas-namakan rakyat
untuk memperoleh kekuasaan. Hal itu pulalah yang kemudian membuat partai menjadi
ancaman bagi rakyat. Disebut ancaman karena ditakutkan partai menjadi kaki tangan dari
penguasa. Kemudian juga melalui partai kekuasaan rakyat dihilangkan. Dihilangkannya
kekuasaan rakyat ini disebabkan oleh rendahnya dukungan suara bagi partai-partai politik
yang pengurusnya tidak diisi oleh orang-orang kalangan menengah ke atas yang memiliki
uang, pengaruh dan kekuasaan. Padahal partai-partai yang diisi oleh kalangan menengah
yang lebih memiliki ruang kedekatan dengan rakyat. Sehingga mereka dapat mengetahui
dengan jelas apa yang sebenarnya yang diinginkan oleh rakyat. Masalah ini juga bisa
disebabkan salah satunya oleh adanya dominasi kepentingan kelas atas yang kurang
memperhatikan dan menangani masalah-masalah yang tengah dihadapi oleh rakyat.
Keberadaan orang dalam partai menjadi tempat atau sarana untuk masuk
mendapatkan kekuasaan. Seperti perebutan dalam menjadi menteri. Yang bisa dimanfaatkan
sebagai dana untuk kebutuhan-kebutuhan partai dan memperoleh kekuasaan. Saat partai
politik akan menjadi kekuasaan yang mengatas-namakan rakyat. Para politisi yang menjarah
uang rakyat lewat perebutan posisi menjadi hal yang sering muncul. Belum lagi bagaimana
mereka membuat perundang-undangan yang banyak mengatur sumber daya alam maupun
uang negara bukan untuk kepentingan rakyat melainkan untuk kepentingan mereka. Karir
menjadi politisi bukan saja akan mendapat penghasilan yang tinggi dan harta yang berlimpah.
Melainkan juga mampu untuk mendapatkan kekuasaan. Partai politik memang menjadi
kekuatan yang mengancam rakyat selama tidak digerakkan oleh prinsip demokrasi untuk
17
rakyat melainkan keinginan untuk mendapatkan untung. Agenda dan program partai politik
belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting rakyat.
Diantaranya lembaga perwakilan rakyat dan partai politik agenda maupun
programnya belum memenuhi kebutuhan-kebutuhan penting rakyat. Ini bisa dibuktikan
dengan sangat sedikit kebutuhan-kebutuhan yang mereka perjuangkan. Saat perubahan
politik ekonomi terjadi dalam Negara, respon lembaga perwakilan cenderung lamban.
Beberapa masalah ekonomi seperti kenaikan BBM, tarif listrik maupun tingginya biaya
pendidikan kurang mendapat respon yang besar dan luas. Padahal tema-tema seperti ini
memiliki efek langsung pada kehidupan sehari-hari rakyat. Agenda partai yang bertolak
belakang dengan kebutuhan- kebutuhan rakyat. misalnya saja, rakyat menginginkan
pendidikan murah tetapi partai punya keinginan untuk tetap memperoleh keuntungan. Jika
rakyat berkeinginan untuk memperoleh pemimpin yang yang bisa di kontrol oleh rakyat,
partai mempunyai kehendak lain. Partai dan rakyat, terutama setelah pemilu, sering kali
memiliki kepentingan yang saling bertolak belakang. Agenda partai saat pemilu, jauh
berbeda pelaksanaannya saat berakhirnya pemilu. Meski ada banyak persoalan yang
menghimpit pada kaum miskin tetapi lembaga perwakilan sebagai wakil rakyat belum begitu
mampu untuk mengatasinya.
Perwakilan yang dibebankan kepada mereka, Sangat sedikit sekali yang mereka
perjuangkan untuk rakyat. Saat perubahan politik ekonomi terjadi dalam Negara, respon
lembaga perwakilan cenderung lambat dan menimbulkan kekesalan dari rakyat. Jika
diringkaskan, peran lembaga perwakilan dan partai politik dalam menjalankan demokrasi
untuk rakyat masih jauh dari harapan. Agar kinerja dari lembaga perwakilan dan partai
politik ini tidak buruk, mereka harus lebih mahir lagi menjadi wakil dari rakyat yang duduk
dalam pemerintahan. Cara yang dilakukan adalah dengan membentuk kekuatan yang mampu
menjalankan agenda dan program-program yang penting bagi kebutuhan rakyat, sehingga
mereka bisa mendapatkan tempat dihati rakyat. Tidak ada lagi ketidakpercayaan rakyat
terhadap lembaga perwakilan. Selain itu, rakyat juga harus objektif dalam memilih wakil
rakyat. Wakil rakyat yang dipilih adalah orang yang benar-benar mampu untuk menyuarakan
dan membela kepentingan rakyat. Sehingga dengan demikian, akan terciptanya lembaga
perwakilan dan partai politik dapat menjalankan tugasnya dengan baik yaitu menempatkan
demokrasi untuk rakyat.

2. Krisis Partisipasi Politik Rakyat

18
Peranan masyarakat dalam menciptakan demokrasi sangat ditentukan oleh partisipasi
politiknya. Namun demikian tidak semua anggota masyarakat dapat memberikan partisipasi
politiknya. Penyebab dari rakyat yang tidak mampu memberikan partisipasi politiknya adalah
karena tidak adanya peluang untuk berpartisipasi, atau karena terbatasnya kemampuannya
untuk berpartisipasi dalam politik. Sebagai seorang rakyat yang bertanggung jawab kepada
Negara, semua rakyat harus mengambil peranan dalam partisipasi politik. Karena rakyat
memiliki peran sebagai pengontrol dari pemerintah terhadap kebijakan-kebijakan yang
diambil pemerintah. Di saat sekarang ini peluang rakyat untuk berpartisipasi politik
sebenarnya cukup lebar. Saat sekarang telah banyak berdiri partai-partai politik di Indonesia.
Partai-partai politik ini berfungsi sebagai salah satu wadah untuk menyalurkan partisipasi
politik. Selain itu ikut dalam pemilihan umum yang diadakan tiapa lima tahun sekali
merupakan salah satu dari partisipasi politik rakyat. Namun, saat ini terjadi masalah-masalah
yang mengakibatkan rendahnya partisipasi rakyat dalam politik seperti :
- Pendidikan yang rendah menyebabkan rakyat kurang aktif dalam melaksanakan
partisipasi politik.
- Tingkat ekonomi rakyat yang mempengaruhi rakyat dalam melaksanakan partisipasi
politik. Partisipasi politik dari rakyat yang kurang mendapatkan tempat dari
pemerintah. Pendidikan adalah salah satu masalah yang menjadi dampak rendahnya
partisipasi aktif dari rakyat. Tingkat pendidikan yang ada di Indonesia masih
membutuhkan adanya peningkatan. Kita lihat sekarang masih banyak tenaga kerja di
Indonesia yang berpendidikan rendah. Tingkat pendidikan akan sangat mempengaruhi
pandangan rakyat terhadap partisipasi aktif rakyat dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara, termasuk untuk berpolitik. Di daerah pedesaan merupakan
suatu hal yang perlu mendapatkan perhatian dari pemerintah. Saat sekarang rata-rata
anggota masyarakat yang memiliki pendidikan tinggi jarang kita jumpai ada di
pedesaan. Mereka cenderung memilih untuk mengadu nasib di daerah perkotaan.
Pendidikan memberikan pengaruh terhadap partisipasi rakyat. Keadaan yang
diperhitungkan adalah masalah yang berkaitan dengan makna partisipasi politik bagi
rakyat.
Tingkat kemampuan dalam membaca atau memahami keberadaan partai politik yan
jumlahnya banyak juga menjadi masalah. Di daerah pedesaan masih banyak kita jumpai
masyrakat yang buta huruf dan masih sulit untuk membaca. Dengan keadaannya seperti ini,
bagaimana mereka dapat berpartisipasi akitif dalam politik sementara mereka buta huruf.
Tingkat ekonomi rakyat yang mempengaruhi rakyat dalam melaksanakan partisipasi politik.
19
Masalah selanjutnya adalah tingkat ekonomi rakyat. Masyarakat miskin biasanya tidak begitu
berpartisipasi di bidang politik. Namun yang jadi masalahnya adalah, kebanyakan saat
sekarang ini hanya rakyat dengan golongan menengah ke atas saja yang dapat ikut aktif
dalam partisipasi politik. Biasanya rakyat miskin tidak begitu berpartisipasi dalam politik
karena partisipasi politik itu menurut mereka tidak sesuai dengan kehidupan yang mereka
jalani. Bagi rakyat miskin masalah yang paling mendesak atau masalah yang paling
dibutuhkan oleh mereka adalah masalah pekerjaan, masalah pangan untuk hari ini, besok, dan
seterusnya.
Hanya sebagian kecil saja orang-orang yang memiliki penghasilan rendah dan
pendidikan yang rendah yang mempunyai minat untuk ikut serta dalam partisipasi politik.
Padahal dalam demokrasi itu sangat diharapkan partisipasi aktif rakyat. Tidak hanya itu,
anggota partai politik saat ini yang hanya memberikan peluang kepada beberapa orang untuk
duduk di partai politik. Karena kebanyakan partai politik hanya memberikan peluang bagi
orang-orang yang mampu memberikan sumbangan bagi partai. Partisipasi politik dari rakyat
yang kurang mendapatkan tempat dari pemerintah. Pada saat sekarang ini partisipasi politik
dari rakyat juga kurang mendapatkan tempat didalam pemerintahan. Pemerintahan lebih di
dominasi
oleh orang-orang kalangan atas tanpa memperdulikan aspirasi rakyat. Rakyat yang ingin
berpartisipasi di dalam pemerintahan merasa sulit untuk berpartisipasi.
Krisis partisipasi politik terjadi jika tindakan-tindakan atau aspirasi rakyat tidak tertampung
atau tersalurkan melalui lembaga perwakilan, media masa,dan organisasi politik. Krisis
partisipasi politik rakyat yang terjadi saat pemerintah tidak memperbolehkan rakyat untuk
ikut campur dalam sistem politik Negara. Keadaan yang menimbulkan partisipasi politik itu
jika pemerintahan menganggap hanya dirinya lah yang berhak memerintah. Mereka
mengabaikan dan menolak tuntutan-tuntutan dari rakyat untuk berperan serta dalam
pemerintahan. Contohnya adalah pemerintah membubarkan organisasi buruh dan mahasiswa
yang membala aspirasi anggotanya. Contoh lainnya adalah cara-cara yang dilakukan oleh
rakyat dalam melakukan partisipasi politik dianggap tidak sah oleh pemerintah. Umpamanya
adanya pelarangan rakyat untuk berdemonstrasi. Hal-hal seperti itulah yang menimbulkan
kecilnya semangat rakyat untuk ikut aktif berpartisipasi di dalam politik.
Melihat dari krisis partisipasi politik rakyat, solusi yang tepat adalah perlu
diadakannya upaya terhadap aspirasi rakyat yang disampaikan sehingga terlihat jelas apa
yang diharapkan dan bagaimana bentuk dari partisipasi aktif dari rakyat.

20
Disinilah peran pemerintah untuk memberikan pelatihan dan pendidikan politik
sebagai wujud upaya untuk menumbuhkan partisipasi aktif dari rakyat. Pelatihan dan
pendidikan politik ini di berikan agar rakyat dapat mengetahui manfaat dari partisipasi rakyat
di dalam pemerintahan. Pelatihan dan pendidikan politik yang diberikan kepada rakyat
haruslah menyeluruh ke segala lapisan masyarakat. Mulai dari masyarakat golongan
menengah ke atas, sampai pada masyarakat golongan menengah ke bawah. Sehingga seluruh
rakyat dapat ikut berpartisipasi aktif di dalam pemerintahan.

3. Munculnya Penguasa di dalam Demokrasi


Dalam demokrasi masalah kepentingan penguasa yang sejak awal memang telah di
khawatirkan, menjadi persoalan utama dalam demokrasi. Pesta pora meriah saat pemilu
kemudian berakhir dengan istirahat panjang politisi. Dikatakan istirahat, karena seusai
pemilu pekerjaan utama mengunjungi raktyat menjadi terhenti. Berada di gedung DPR yang
mewah, jauh lebih menyenangkan ketimbang bertukar sapa dengan rakyat. Andaikata rakyat
hendak bertamu ke gedung parlemen, jika mau di dengar, itu harus membawa segerombolan
massa sambil meneriakkan yel-yel yang nyaring dan keras.
Gedung DPR seperti sebuah lorong yang sangat sempit, yang tidak semua orang dapat
masuk kedalamnya. Jika orang masuk dan diterima, memiliki aturan tersendiri. Bukan asal
menang pemilu, melainkan harus memiliki beberapa modal yang bisa disumbang. Masalah-
masalah yang terjadi:
- Modal dan uang rakyat sering dijadikan alat untuk memperoleh dukungan rakyat dan
menyebabkan munculnya penjahat dalam demokrasi.
- Aturan hukum yang dikuasai oleh penguasa.
Modal dan uang memiliki peranan yang besar bagi pembentukan dukungan. Siapa
yang kaya maka dia akan sangat mudah memperoleh dukungan rakyat. Kemudian setelah
mendapatkan dukungan mereka akan mudah untuk memperoleh kekuasaan. Berkat modal
dan uang, Tidak pandang apakah mereka memiliki kemampuan untuk memimpin, dan apakah
mereka dapat benar-benar membela kepentingan rakyat, seperti yang disuarakan saat pemilu
digelar. Padahal uang yang mereka gunakan itu adalah uang rakyat.
Kebanyakan uang itu berasal dari uang hasil korupsi. Demokrasi ternyata
memberikan ruang yang luas bagi munculnya penjahat demokrasi. Penjahat disini adalah
mereka kaum penguasa yang menjadikan demokrasi sebagai kedok untuk kepentingan
mereka. Gejala

21
kemunculannya disini bisa dibuktikan oleh saat ini banyak anggota pemerintahan yang
menjarah uang rakyat dengan melakukan korupsi dimana-mana misalnya uang rakyat dari
pajak yang dibayarkan rakyat tiap tahun. Padahal uang itu seharusnya digunakan untuk hal-
hal yang menjadi kepentingan dan kebutuhan rakyat. Bukanlah digunakan untuk kepentingan
penguasa.
Disini konsep perwakilan yang dijalankan dalam sistem demokrasi tidak berjalan.
Karena dalam politik yang dijalankan oleh penjahat demokrasi politiknya ditentukan oleh
uang. Intinya para penjahat demokrasi menjadi penguasa baru karena kondisinya yang
memberi dukungan. Kondisi ini semakin ditunjang dengan lembaga keuangan yang menjadi
sumber uang bagi politik penguasa. Penguasa yang memiliki politik yang luas mulai
memanfaatkan dan memaksimalkan pendapatannya dari lembaga keuangan tersebut. Bahkan
dengan uangnya itulah mereka merusak kepentingan hidup masyarakat banyak. Kumpulan
penjahat demokrasi itu berkuasa disemua bidang dan akan selalu merugikan rakyat banyak.
Meski ada banyak catatan yang patut untuk kita kutip bagaimana pemerintahan mengalami
penyelewengan terhadap demokrasi pancasila, namun melakukan perlawanan terhadap hal-
hal itu diperlukan suatu usaha yang lebih keras lagi untuk mengembalikan demokrasi kembali
ke tangan rakyat. Sebuah kenyataan bagi kita betapa tidak mudahnya untuk mengembalikan
demokrasi ke tangan rakyat. Aturan hukum yang dikuasai oleh penguasa, Kekuasaan para
penjahat demokrasi di Indonesia menunjukan bagaimana penjahat demokrasi dapat
memberikan sumbangan besar terhadap kekuasaan. Kekuasaan penjahat demokrasi yang
menindas kedaulatan rakyat makin merajalela ketika wilayah kekuasaan menyebar dan sistem
demokrasi tidak berjalan sebagaimana mestinya.
Di Indonesia walaupun terkenal dengan Negara yang korup, tapi sedikit sekali pelaku
korupsi yang dihukum. Bahkan makin besar uang yang dikorupsi, akan makin besar peluang
lolos dari jeratan hukum. Karena semakin banyak uang yang mereka dapatkan dari hasil
korupsi, semakin mudah bagi mereka mengeluarkan uang untuk membeli hukum di negeri
ini. Para koruptor yang mengkorupsi uang negara milyaran rupiah, hanya sebentar berada di
dalam penjara. Sedangkan rakyat biasa yang hanya mencuri ayam milik tetangganya bisa
mendapat hukuman lebih lama. Tidak ada badan pemerintah yang tidak bisa dicuri, bahkan
lembaga perbankan dengan gampang dicuri. Cukup melakukan kerja sama dengan orang
dalam maka pencurian dengan leluasa dapat dilakukan. Para penegak hukum sangat mudah
untuk dibeli dan itu sebabnya beberapa penegak hukum banyak di demo oleh massa. Malahan
ada kantor pengadilan yang di bakar oleh massa karena memutus perkara dengan cara tidak
adil. Situasi inilah makin menuntut munculnya kepemimpinan yang terdiri dari orang kuat.
22
Kuat dalam artian kepemimpinan yang mampu menangani masalah yang berhubungan
dengan rakyat. Agar rakyat dapat hidup makmur, sejahtera, dan dapat memenuhi harapan-
harapan rakyat. Kekuatannya didasarkan pada kemahirannya dalam mencegah penindasan
pada kedaulatan rakyat.
Terlebih-lebih seperti yang kita saksikan saat sekarang ini, kekuasaan penjahat
demokrasi ini menguasai diantaranya aparat pemerintah terutama militer yang menjadi aparat
keamanan bagi rakyat, berubah menjadi aparat keamanan bagi penguasa dan orang-orang
berduit. Dengan uang aparat keamanan dengan mudahnya dapat disogok dan dengan uang
yang mereka tunduk kepada penguasa, menjalankan perintah penguasa walaupun perintah itu
merugikan kepentingan rakyat banyak. Sekarang ini masa dimana para penjahat demokrasi
mengubah prinsip kedaulatan.
Kata demokrasi dari rakyat untuk rakyat berubah menjadi dari penguasa untuk
penjahat. Solusinya disini adalah pendidikan yang menjadi jalan utama untuk memperkuat
dan merebut demokrasi kerakyatan yang dikuasai oleh penjahat demokrasi. Pendidikan yang
menerjunkan secara langsung kaum terpelajar perlu dilaksanakan. Karena sentuhan keadaan
nyata dan sebenarnya dapat membuat pengetahuan demokrasi menjadi lebih nyata, tidak
hanya berada
di angan-angan semata. Mungkin saat ini waktunya kita sebagai penerus bangsa untuk
mendorong sebuah gerakan yang memiliki tujuan yang seragam yaitu merebut demokrasi
rakyat yang sesungguhnya, dan merontokkan kekuasaan kaum penjahat demokrasi di negeri
ini.
4. Demokrasi saat ini yang Membuang Kedaulatan Rakyat
Masalah keempat yang akan dibahas adalah demokrasi yang membuang kedaulatan
rakyat. Demokrasi pancasila dalam memainkan perannya tidak jarang menelantarkan rakyat.
Karena ada banyaknya persoalan yang sulit dipecahkan. Masalah-masalah yang terjadi
adalah:
- Peran rakyat miskin semakin tertinggal.
- Terjadi banyak penggusuran, dan layanan publik yang sulit dijangkau karena biaya
yang mahal.
Penyingkiran rakyat miskin karena demokrasi di kuasai oleh kaum kaya raya yang
pertama dimana peran rakyat miskin makin tertinggal. Dimana sering terjadi penggusuran di
negeri ini. Pada saat sekarang sering kita saksikan penguasa yang senang melakukan
penggusuran terhadap rakyat kecil. Awal-awalnya mereka melakukan penggusuran itu untuk
ketertiban dan keamanan. Namun lama-kelamaan penggusuran yang dilakukan mulai tampak
23
motif ekonominya. Pemerintah lebih memilih memberikan lahan kepada penguasa untuk
membangun Mall dari pada memberikan tempat bagi berdagang untuk pedagang kaki lima
yang mereka itu adalah rakyat kecil, yang perekonomiannya bergantung hanya dari situ.
Pemerintah lebih memilih membangun stadion olah raga yang megah dan luas
daripada memperbaiki jalan kampung yang menjadi akses perekonomian bagi rakyat.
Pemerintah juga saat ini memberikan izin untuk pembuatan gedung DPR dengan dana
triliunan sementara masih banyak rakyat miskin dinegeri ini. Meskipun banyak rakyat yang
menolak, namun pemerintah tetap menjalankan aksinya. Mereka tidak menghiraukan peran
rakyat. Penggusuran yang terjadi hanya beberapa contoh dari kebijakan yang belum terhitung
kebijakan-kebijakan lain yang menguras potensi ekonomi rakyat. Jika dulu penggusuran
sering terjadi di kampung-kampung atau di daerah pinggiran, kini penggusuran mulai
memusat ke tengah kota. Pemerintah lebih memudahkan izin untuk pembuatan gedung-
gedung mewah daripada memberikan lahan untuk perumahan rakyat. Banyak rakyat miskin
yang kehilangan tempat tinggalnya akibat dari penggusuran yang dilakukan pemerintah dan
penguasa. Selain itu, layanan publik yang memang semakin banyak didirikan. Seperti sekolah
maupun rumah sakit.
Akan tetapi layanan ini makin sulit untuk dijangkau karena harganya jauh dari
jangkauan rakyat. Sekolah yang bermutu pastilah mahal. Sama saja dengan rumah sakit yang
peralatannya modern juga mengutip biaya yang sangat mahal. Kutipan biaya yang sangat
memberatkan ini membuat layanan publik tidak memenuhi kepentingan rakyat luas
melainkan hanya lapisan kelas menengah ke atas saja. Masalah-masalah mengenai rakyat
kian menjauh dari penyelesaian dan hanya dibahas saja, tetapi tidak ada penyelesaian yang
lebih lanjut. Begitulah keadaan dari layanan publik yang tidak mendapatkan perhatian dari
pemerintah, yang asyik dengan permainan demokrasi.
Demokrasi di sini lebih sering mentelanyarkan rakyat. Saat ini orang-orang yang kaya
ini menjadi penguasa baru dalam demokrasi. Sementara rakyat miskin menjadi tertindas.
Banyaknya masalah-masalah yang timbul akan makin membenarkan dugaan kita semua, kalu
disini demokrasi memang bukan untuk rakyat. Sebab rakyat yang harusnya mendapatkan
perhatian khusus, nyatanya malah ditelantarkan. Agak ironis, lagi-lagi, jika demokrasi
kemudian mempunyai harapan akan memakmurkan rakyat. Karena memang belum ada bukti
yang memberikan jaminan apalagi kepastian, kalau kita menganut demokrasi, maka rakyat
akan lebih jauh makmur dan merasakan keadilan disemua bidang.
Kemanakah demokrasi berpihak? Itulah pertanyaan yang patut diajukan saat sekarang
ini. Janji demokrasi yang selama ini untuk memakmurkan rakyat itu bukanlah hanya sekedar
24
janji, tetapi janji itu haruslah ditepati. Memakmurkan melalui dunia pekerjaan, layanan
publik seperti pendidikan gratis bagi rakyat kurang mampu, dan biaya rumah sakit yang
murah. Demokrasi bukanlah semata-mata untuk dijanjikan saja. melainkan juga untuk
membuat rakyat keluar dari masalah utama yaitu keluar dari kerterpurukan ekonomi.
Penyingkiran rakyat miskin karena demokrasi di kuasai oleh kaum kaya raya.
Prinsip demokrasi kemudian membuat jauhnya tumbuhnya keadilan bagi mereka yang
kurang mampu. Kenapa rakyat miskin menjadi tersingkir? Bukankah rakyat berhak ikut serta
dalam demokrasi? Penyingkiran ini karena demokrasi dikemudikan oleh kaum kaya yang
hanya memberikan uang dan modal pada upaya untuk memperoleh kekuasaan.
Kelompok miskin menjadi tertindas karena demokrasi tidak begitu mementingkan
kebutuhan-kebutuhan mereka. Saat ini demokrasi tidak menunjukan keberpihakannya pada
rakyat. Demokrasi pancasila disini tidak dijalankan sesuai dengan pancasila karena
dijalankan oleh orang-orang yang memiliki kepentingan sendiri didalamnya. Saat ini lebih
benar jika kita mulai bertanya, sebenarnya dimana demokrasi itu meletakkan
keberpihakannya, pada rakyat kecil, atau pada orang-orang kaya raya.
Disamping itu, ada banyak kasus pelaku korupsi yang bisa keluar dari penjara dengan
seenaknya karena perlindungan aparat setempat. Mereka itulah orang-orang kaya raya yang
bisa membeli apa saja untuk kepentingan mereka dan untuk memperoleh kekuasaan termasuk
membeli hukum. Kekuasaan itu terbentuk bukan semata-mata karena memiliki kecakapan
dalam memimpin. Melainkan karena kuatnya modal dan uang yang mereka miliki untuk
memguasai demokrasi. Itulah sebabnya kepemimpinan politik dinegeri ini tidak pernah
berada ditangan mereka yang tidak memiliki apa-apa.
Keadaan ini yang membuat kita cemas karena demokrasi dijadikan alat untuk
memenuhi kepentingan kelompok kaya raya. Semua kasus diatas menunjukkan kepada kita,
kalau demokrasi memang bisa menjadikan rakyat sebagai korban. Padahal rakyat yang
sesungguhnya memegang kedaulatan. Banyak masalah yang menjadi rintangan bagi
terpenuhnya tujuan demokrasi. Rintangan itulah yang membuat demokrasi kian menjauh dari
tangan-tangan rakyat yang selalu menginginkan perubahan di negeri ini. kini mimpi itu
terbukti tidak berhasil diwujudkan. Saat ini demokrasi dikuasai oleh orang-orang yang
memiliki kepentingan terselubung dibelakang kepentingan rakyat.
Disini sekali lagi, demokrasi nyatanya membuang kedaulatan rakyat. Solusi untuk
kedua masalah ini adalah dengan membentuk suatu barisan rakyat yang bersatu untuk
mengembalikan demokrasi kepada rakyat yang selama ini menjadi korban demokrasi.

25
Seluruh rakyat diharapkan partisipasinya untuk ikut serta dalam hal ini dan beberapa wakil
dari mereka berunding dengan pemerintah menyelesaikan masalah-masalah demokrasi yang
telah mengorbankan rakyat. Diharapkan dengan adanya hal semacam ini dapat mengetuk hati
pemerintah untuk segera melaksanakan demokrasi dengan sebaik-baiknya. Agar demokrasi
benar -benar menjadi milik rakyat, dan rakyat dapat hidup dengan makmur.

26
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpula
Dari makalah yang sudah saya buat, saya menjabarkan kewarganegaraan dari sisi hak dan
kewajiban warga negara. Dapat disimpulkan bahwa hak dan kewajiban warga negara
merupakan suatu hubungan yang erat untuk mencapai keharmonisan dalam bernegara secara
damai dan tertib.
Dari pengalaman masa lalu bangsa kita, kelihatan bahwa demokrasi belum
membudaya. Kita memang telah menganut demokrasi dan bahkan telah di praktekan baik
dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Akan
tetapi, kita belum membudayakannya.
Membudaya berarti telah menjadi kebiasaan yang mendarah daging. Mengatakan
“Demokrasi telah menjadi budaya” berarti penghayatan nilai-nilai demokrasi telah menjadi
kebiasaan yang mendarah daging di antara warga negara. Dengan kata lain, demokrasi telah
menjadi bagian yang tidak dapat dipisah-pisahkan dari kehidupanya. Seluruh kehidupanya
diwarnai oleh nilai-nilai demokrasi.

B. Saran
Mewujudkan budaya demokrasi memang tidak mudah. Perlu ada usaha dari semua
warga negara. Yang paling utama tentu saja adalah:
1. Adanya niat untuk memahami nilai-nilai demokrasi.
2. Mempraktekanya secara terus menerus, atau membiasakannya. Sebagai warga Negara
yang baik harus selalu mentaati peraturan yang berlaku yang ada di dalam Negara
tersebut.agar peraturan yang ada bisa berjalan dengan lancar.
Seorang warga negra mempunyai Kewajiban untuk berperan serta membela dan
mempertahankan kedaulatan Negara Indonesia dari serangan musuh dan berhak mandapatkan
perlindungan hukum.Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang
layak.

27

Anda mungkin juga menyukai