Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

BUDAYA YANG MENDORONG KEMAJUAN DAN

YANG MENYEBABKAN KEMISKINAN

Dosen Pengampu : Acun Mansur, M.Pd.

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ilmu Budaya Dasar

Disusun Oleh Kelompok 4 :

1. Ulfah Nashihah
2. Nadia Rismawati
3. Jaenal Mutaqqin

Jurusan Pendidikan Agama Islam ( P A I ) Karyawan Kelas D

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM SUKABUM

Jl. Lio Balandongan Sirnagalih (Beugeg) No. 74 Kel. Cikondang Kec. Citamiang
Kota Sukabumi
2019/2020
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan Puji serta syukur kita  atas kehadiran
allah swt karena berkat rahmat dan karunianya maka penulis dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Budaya Yang Mendorong Kemajuan dan Yang
Menyebabkan Kemiskinan ”

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah yang diberikan
didalam pembelajaran kuliah ini.

Dalam pembuatan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak
yang ikut membantu dalam menghadapi hambatan yang penulis terima selama
mengerjakan makalah ini . oleh karna itu tidak lupa penulis ucapkan terima kasih
yang sebesar besarnya kepada semua pihak yang ikut turut  membantu dalam
penyusunan makalah ini hingga selesai.

Diharapkan makalah ini dapat berguna dan memberikan manfaat bagi kita
semua khususnya dalam mempelajari Karakteristik dan pemanfaatan sumber daya
alam.           

        Demikianlah makalah ini penulis buat ,mohon maaf jika masih terdapat
kesalahan kata atau penulisan maupun kekurangan dalam makalah ini dan akhir
kata penulis ucapkan terima kasih.

i
Sukabumi, 13 Juni 2020

Kelompok 4

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................2
A. Pengertian Kebudayaan.................................................................................2
B. Konteks Budaya Mempengruhi Kemajuan...................................................3
C. Faktor Budaya Yang Menyebabkan Kemiskinan.........................................4
BAB III PENUTUP ................................................................................................6
A. Kesimpulan...................................................................................................6
B. Saran..............................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Budaya memang sangat penting bagi kelangsungan hidup pada masa


modern ini. Semua segi dari kehidupan saat ini dipenuhi oleh budaya, mulai dari
barat hingga timur semuanya berbudaya. Namun seiring dengan perkembangan
zaman banyak orang yang tidak mau menggunakan budaya, dengan alasan budaya
saat ini membawa keburukan.

Hal di atas hanyalah salah satu pandangan beberapa orang saja.


Seharusnya ketika memandang semua masalah harus dilihat secara menyeluruh
atau secara total, karena pada hakikatnya suatu hal itu mengandung hal yang
positif dan hal yang negatif

Untuk lebih lanjutnya, kami akan menjelaskan dalam makalah ini yang berjudul
budaya yang mendorong kemajuan dan budaya yang menyebabkan kemiskinan.

B. Rumusan Masalah

1. Mengetahui Pengertian Kebudyaan.


2. Mengetahui hal-hal yang memepengaruhi budaya sehingga mendorong
kemajuan.
3. Apa yang menjadi faktor sehingga budaya menyebabkan kemiskinan?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kebudayaan

Kebudayaan memiliki akar kata budaya. Budaya sendiri berasal dari


Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari kata
buddhi yang berarti akala tau budi (Soekamto, 2012). Kebudayaan kemudian
diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan akala tau budi (Soekamto,
2012).
Dalam bahasa Inggris, budaya disebut dengan istilah culture. Kata culture
berasal dari Bahasa Latin yaitu colere yang artinya mengolah atau mengerjakan,
dalam konteks ini adalah mengolah tanah atau bertani.  Colere atau culture juga
diartikan sebagai usaha manusia untuk mengolah alam.
Kebudayaan ini dipelajari oleh berbagai disiplin ilmu, khususnya dari
rumpun sosial humaniora, misalnya antropologi, sosiologi, sejarah, dan
arkeologi. Sebenarnya juga ada displin ilmu yang benar-benar mempelajari
kebudayaan, yaitu ilmu budaya (cultural studies).
Pendapat lain mengatakan, bahwa “budaya” adalah sebagai suatu
perkembangan dari kata majemuk budi-daya, yang berarti daya dari budi, karena
itu mereka membedakan budaya dengan kebudayaan. Budaya adalah daya dari
budi yang berupa cipta, karsa dan rasa. Kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa
dan rasa tersebut.
Prof. M.M Djojodiguno dalam bukunya “Asas-asas Sosiologi (1958)
mengatakan bahwa kebudayaan atau”budaya” adalah dari budi, yang berupa
cipta, karsa dan rasa.
 Cipta: keinginan  manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada
dalam pengalamannya,yang meliputi pengalaman lahir dan batin. Hasil
cipta berupa berbagai ilmu pengetahuan.

2
 Karsa : keinginan manusia untuk mengetahui dari mana manusia sebelum
lahir dan kemana manusia sesudah mati. Hasilnya berupa norma-norma
keagamaan / kepercayaan.
 Rasa : keinginan manusia akan keindahan sehingga menimbulkan
dorongan untuk menikmati keindahan. Hasilnya berupa bermacam
kesenian.
Kebudayaan menurut ilmu antropologi adalah keseluruhan sistem gagsan,
tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang
dijadikan milik diri manusia dengan belajar.
Maka dapat disimpulkan kebudayaan adalah hasil buah budi manusia 
untuk mencapai kesempurnaan hidup, segala sesuatu yang diciptakan manusia
baik yang kongkrit maupun abstrak.

B. Konteks Budaya Mempengruhi Kemajuan

Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada kemajuan


material saja akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan manusia. Hidup
mereka kurang sempurna, berat sebelah dan batin mereka akan kosong.
Akibatnya tidak akan memperoleh ketentraman dan ketertiban hidup, melainkan
justru dapat lebih merusak. sifat kebersamaan dan tenggang rasa akan hilang
karena sagala tindakan manusia akan diperhitungkan seberapa besar tindakan itu
menguntungkan dirinya sehingga rasa kemanusiaan akan lenyap karena
persaingan hidup sesama manusia.
Sebagai penentu kemanusiaan akal dan budi pasti selalu menuntut
suasana yang menggambarkan dijaminnya kemanusiaan tersebut. Wujudnya
ialah suatu suasana kehidupan yang ditaburi oleh rasa kasih antara anggota
masyarakat sebagai sesama makhluk ciptaan Tuhan, suatu kehidupan yang
damai, tentram, dan bebas dari rasa takut akan pihak lain.
Di satu sisi akal dan budi selalu mengajak berbuat dengan tindakan-
tindakan yang sesuai dengan moral dan di sisi lain ada nafsu yang menyeretnya
kepada tindakan yang tidak baik dan merusak kemanusiaan. Namun
sesungguhnya nafsu itu tidak selamanya buruk karena nafsu itu tidak lebih dari
keinginan atau hasrat saja untuk memuaskan atau menyenangkan diri.

3
Filsuf Hegel dalam abad ke-19 membahas budaya sebagai keterasingan
manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tak menerima begitu
saja apa yang di sediakan oleh alam, tetapi mengubahnya dan
mengembangkannya lebih lanjut. Dengan berbuat demikian itu terjadi jurang
antara manusia dengan dirinya yang dialami. Itulah yang dimaksud dengan
keterlepasan atau keterasingan dan sebagai akibatnya terjadilah ketegangan yang
terus menerus mendorong kemajuan itu.
Budaya Barat selain memiliki dampak negatif juga memiliki dampak
positif dan perlu ditiru, seperti budaya kerja keras, budaya disiplin, budaya
bersih dan teratur serta Kemajuan dan perkembangan yang hanya terbatas pada
kemajuan material saja akan menimbulkan kepincangan pada kehidupan
manusia. Hidup mereka kurang sempurna, berat sebelah dan batin mereka akan
kosong. Akibatnya tidak akan memperoleh ketentraman dan ketertiban hidup
melainkan  justru dapat lebih merusak.

C. Faktor Budaya Yang Menyebabkan Kemiskinan

Kemiskinan sudah menjadi problem umum negara berkembang khususnya


Indonesia. Kemiskinan yang dimaksud di sini adalah kemiskinan material, yakni
kemiskinan harta benda atau ketidakmampuan untuk memenuhi hajat hidupnya
dan kelurganya.
Terdapat berbagai macam indikator kemiskinan yang dapat digunakan
untuk mengukur angka kemiskinan. Indonesia menggunakan indikator
kemiskinan yang terdiri atas kemampuan pendapatan seseorang untuk memenuhi
kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok yang dimaksud antara lain sandang,
pangan, pemukiman, pendidikan, dan kesehatan. Oleh karena itu, di Indonesia,
ketika pendapatan seseorang tidak mampu memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tersebut maka seseorang tersebut dikatakan miskin.
Menurut Bradshaw (2006), penyebab kemiskinan dapat disebabkan oleh
diskriminasi sosial, ekonoi, dan politik, serta kesenjangan geografis. Bentuk
diskriminasi dapat berupa ketidaksetaraan pendapatan, ketidaksetaraan gender,
dan ras. Diskriminasi seperti ini dapat menyebabkan budaya kemiskinan.

4
Dalam konteks kemiskinan di Indonesia, penyebab kemiskinan tidak
hanya terdiri dari salah satu penyebab, melainkan kedua penyebab, sebagaimana
telah disebutkan sebelumnya. Kemiskinan di Indonesia terjadi akibat adanya
budaya miskin yang terlihat seolah dipelihara oleh masyarakat, seperti kurang
berusaha untuk mendapatkan pendapatan tambahan.
Di sisi lain, kebijakan-kebijakan ekonomi di Indonesia belum mampu
membuat seluruh lapisan masyarakat. Hal ini mengakibatkan penduduk miskin
tidak mampu mengakses modal awal untuk melakukan usaha sampingan agar
dapat pendapatan tambahan.
Beberapa yang menjadi faktor kemiskinan adalah:
1. Kekurangan sumber daya alam
2. Tingkat pendidikan yang rendah
3. Kekurangan sumber daya manusia.
4. Keterbatasan lapangan kerja
5. Kekurangan modal
6. Daerah tempat tinggal terisolasi akibat perang, bencana alam dll.

5
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada abad ke-19 filsuf hegel membahas budaya sebagai keterasingan


manusia dengan dirinya sendiri. Dalam berbudaya manusia tidak menerima
begitu saja apa yang disediakan oleh alam, tetapi ia harus mengubahnya dengan
mengembangkannya lebih lanjut. Dengan  berbuat demikian, akan terjadi jurang
antara manusia dan dirinya. Itulah yang dimaksud dengan keterlepasan atau
keterasingan yang menyebabkan terjadinya ketegangan yang terus menerus.

Budaya yang dapat memajukan manusia di karenakan faktor disiplin ilmu,


etika dan seni. Sehingga dalam berinteraksi manusia dapat beretika,
meningkatkan produktifitas, menguarangi kemiskinan, meningkatkan
pendidikan. Adapun budaya yang menyebabkan kemiskinan diantaranya
disebabkan oleh terbatasnya sumber daya alam, terbatasnya sumber daya
manusia, terbatasnya barang modal, rendahnya produktivitas dan rendahnya
pendidikan.

Bangsa Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam, dimana budaya


tersebut bisa mendorong terjadinya kemajuan dan menyebabkan kemiskinan.
Budaya-budaya itu tidak hanya budaya asli Indonesia tetapi juga ada yang di
pengaruhi oleh budaya yang datang dari luar. Budaya-budaya yang datang dari
luar perlu di pertimbangkan  sesuai dengan ajaran Islam. Budaya pada dasarnya
tumbuh di masyarakat melalui interaksinya, baik melalui TV, internet  maupun
berhubungan langsung dengan orang-orang yang berbeda budaya dan keyakinan.
Tetapi perlu difilter mana yang baik dan mana yangburuk, serta tidak membawa
mudarat dan merendahkan harkat dan martabat manusia itu sendiri.

6
B. Saran

Semoga makalah yang saya buat ini bisa bermanfaat terutama untuk diri
saya sendiri selaku penyusun dan para pembaca. Untuk kesempurnaan makalah
ini saya mohon kritik dan saran kepada rekan-rekan dan dosen pengampu, agar
saya selaku penyusun bisa memperbaki kekurangan-kekurangan dari makalah
ini.

7
DAFTAR PUSTAKA

Udin,Alim Amaran. 1976.Ilmu Pengetahuan Budaya Dasar.Forum


Pendidikan.IKIP: Jakarta Kadir, Abdul dkk. 1991. Ilmu Budaya Dasar.
Bina Ilmu : Surabaya

 Mustafa Ahmad, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional. Surabaya, 1998

Widagdho, Djoko.1991. Ilmu Budaya Dasar. Semarang : Bumi Aks


2

Anda mungkin juga menyukai