Anda di halaman 1dari 15

PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM ISLAM

Mata kuliah : Pengantar Studi Islam


Dosen pengampu : Dr. Karwadi, M. Ag.

Disusun oleh:

Miftahul Jannah (18104010043)

Thuba Abida (18104010051)

Riyannanda M (18104010073)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik,
dan hidayahnya kepada kami, sehingga kami dapat menjalankan proses
penyusunan makalah yang berjudul “Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam”
ini dengan lancar sampai selesai. Shalawat serta salam kita curahkan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW, semoga kita semua mendapatkan
syafaatnya di yaumul akhir kelak. Makalah ini telah kami susun dengan
mendapatkan bantuan dari beberapa pihak sehingga dapat memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan terimakasih kepada semua
pihak yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini sampai selesai.
Kami juga mememperkirakan bahwa, mungkin makalah yang kami buat masih
terdapat beberapa kekurangan.

Oleh karena itu kami mempersilahkan kepada saudara/saudari untuk


memberikan kritik dan sarannya terhadap makalah ini, agar kami mengetahui
kesalahan-kesalahan yang terdapat dalam makalah ini. Sehingga untuk
kedepannya kami dapat memperbaiki dan membuat makalh yang lebih baik lagi.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan memberikan manfaat kepada
saudara/saudari.

Yogyakarta, 25 April 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................i

DAFTAR ISI ..................................................................................................ii

BAB I ............................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah ..........................................................................1

BAB II ........................................................................................................... 2
A. Pengertian Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam .............................. 2
B. Signifikansi dan Konstribusi Pendekatan Sosiologis Dalam Studi
Islam .......................................................................................................... 3
C. Kelebihan dan kekurangan Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam .... 5
D. Metode Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam.................................... 6

BAB III ........................................................................................................ 9


A. Kesimpulan .................................................................................................9
B. Saran .........................................................................................................9

Daftar Pustaka...............................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahn dalam agama Islam pastinya tidak bisa lepas dari persoalan
lingkungan dan masyarakat. Permasalah sosial juga menjadi permasalahan
dalam agama Islam. Sebab agama Islam sendiri bertujuan unutk menciptakan
keadaan yang baik untuk seluruh umat manusia. Keberadaan agama Islam juga
memberikan pengaruh yang besar terhadap kehidupan dan kebudayaan yang
berlangsung sekitarnya. Agama Islam juga berperan penting dalam
pemeliharaan kehidupan sosial umat. Kolaborasi pendekatan ilmu sosiologi
dan agama bertujuan agar dapat menyelesaikan permasalahan sosial yang
terjadi dari sudut pandang ilmu sosiologi dan agama. Kedua ilmu tersebut juga
memiliki keterkaitan yang sangat kuat, karena sama-sama mebahas tentang
permasalahan sosial yang ada. Dengan adanya pendekatan sosiologis dalam
studi Islam bertujuan untuk menyelesaikan dan membahas persoalan-persoalan
sosial dengan sudut pandang sosiologi dan agama sekaligus.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pendekatan sosiologis dalam studi Islam?
2. Bagaimana signifikansi dan konstribusi pendekatan sosiologis dalam studi
Islam?
3. Apa saja kelebihan dan kekurangan pendekatan sosiologis dalam studi
Islam?
4. Bagaimana metode pendekatan sosiologis dalam studi Islam?
C. Tujuan Penulisan Makalah
1. Mengetahui dan memahami pengertian pendekatan sosiologis dalam studi
Islam
2. Mengetahui dan memahami signifikansi dan konstribusi pendekatan
sosiologis dalam studi Islam
3. Mengetahui dan memahami kelebihan dan kekurangan pendekatan
sosiologis dalam studi Islam
4. Mengetahui dan memahami metode pendekatan sosiologis dalam studi
Islam
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam
Secara etimilogi, kata sosiologi berasal dari bahasa
latin yang terdiri dari kata “socius” yang berarti teman,
dan “logos” yang berarti berkata atau berbicara tentang
manusia yang berteman atau bermasyarakat.1Secara
terminologi, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk
perubahan-perubahan sosial. Adapun objek sosiologi
adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan
manusia dan proses yang timbul dari hubungan manusia
dalam masyarakat. Sedangkan tujuannya adalah
meningkatkan daya kemampuan manusia dalam
menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Menurut Bouman, sosiologi adalah ilmu tentang
kehidupan manusia dalam kelompok. 2 Sebagai suatu ilmu
pengetahuan tentang kehidupan bersama yang
didalamnya terkandung unsur-unsur hubungan antar orang
perorangan dalam kelompok dengan kelompok dan
perubahan yang terdapat dalam ide-ide sosial yang
tumbuh. Sedangkan sosiologi agama menurut H. Goddijn W
menyatakan bahwa sosiologi agama adalah bagian dari
sosiologi umum yang mempelajari suatu ilmu budaya
empiris, profane dan positifyang menuju kepada
pengetahuan umum, jernih dan pasti dari struktur, fungsi,
gejala, dan perubahan-perubahan kelompok keagamaan
untuk kepentingan agama dan kemasyarakatan. 3 Jadi,
seorang sosiolog agama bertugas meneliti tentang
1
Abdul Syani, Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat (Lampung: Pustaka Jaya, 1995), hlm.
2.
2
Zainimal, Sosiologi Pendidikan, (Padang: Hayfa Press, 2007), hlm. 74
3
Ishomuddin, Pengantar Sosiologi Agama, (Jakarta: PT. Ghalia Indonesia-UMM Press,
(2002), hlm.21

2
bagaimana tata cara masyarakat, kebudayaan dan pribadi-
pribadi yang mempengaruhi mereka. Kelompok-kelompok
mempengaruhi terhadap agama, fungsi-fungsi ibadat untuk
masyarakat, tipologi dari lembaga-lembaga keagamaan
dan tanggapan-tanggapan agama terhadap tata dunia,
serta langsung maupun tidak langsung antara sitem-sistem
religius dan masyarakat.
Pendekatan sosiologis digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat
dimengerti, karena banyak bidang kajian baru dapat di
pahami secara proporsional dan tepat apabila
menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Sosiologi
adalah ilmu yang menggambarkan tentang keadaan
masyarakat lengkap dengan struktur, lapisan serta
berbagai gejala sosial lainnya yang saling berkaitan.
Dengan ilmu sosiologis suatu fenomena sosial dapat
dianalisis dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya
hubungan, mobilitas sosial serta keyakinan yang
mendasari terjadinya proses tersebut. Melalui pendekatan
sosiologis ini, agama dapat dipahami dengan mudah
karena agama itu sendiri di turunkan untuk kepentingan
sosial. Dalam Al-Qur’an misalnya, kita jumpai ayat-ayat
berkenaan dengan hubungan manusia lainnya, sebab-
sebab yang menyebabkan kesengsaraan. Semua itu jelas
baru dapat dijelaskan apabila yang memahaminya
mengetahui sejarah sosial pada saat ajaran agama itu
diturunkan.4
B. Signifikansi dan Kontribusi Pendekatan Sosiologi dalam Studi Islam
Pentingnya pendekatan sosiologis dalam studi Islam dikarenakan
banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara proporsional

4
Abuddin Nata, Metodelogi Studi Islam (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002), hlm. 83-
86.

3
dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi. Sebagai
contoh adalah peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya bisa
menjadi penguasa di Mesir. Contoh lainnya adalah Nabi Musa yang harus
dibantu oleh Nabi Harun dalam melaksanakan tugasnya. Kedua kisah itu
baru dapat dimengerti dengan tepat dan dapat ditemukan hikmahnya
dengan bantuan ilmu sosial.

Pentingnya pendekatan sosiologi dalam memahami agama


sebagaimana disebutkan di atas, dapat dipahami karena banyak sekali
ajaran agama yang berkaitan dengan masalah sosial. Besarnya perhatian
agama terhadap masalah sosial ini selanjutnya mendorong kaum agama
memahami ilmu-ilmu sosial sebagai alat untuk memahami agamanya.
Dalam bukunya yang berjudul “Islam Alternatif”, Jalaluddin Rahmat telah
menunjukkan betapa besarnya perhatian agama, yang dalam hal ini adalah
agama Islam, terhadap masalah sosial, dengan mengajukan lima alasan
berikut.5

Pertama, dalam Alquran dan kitab-kitab hadits, proporsi terbesar di


dalam kedua sumber hukum Islam tersebut berkenaan dengan urusam
mu’amalah. Menurut Ayatullah Khomaeni dalam bukunya “Al Hukumah
Al Islamiyah” yang dikutip Jalaluddin Rahmat, dikemukakan bahwa
perbandingan antara ayat-ayat ibadah dan ayat-ayat yang menyangkut
kehidupan sosial adalah satu banding seratus, maksudnya adalah, untuk
satu ayat ibadah ada seratus ayat mu’amalah (masalah sosial).

Kedua, bahwa ditekankannya masalah mu’amalah (sosial) dalam


Islam ialah adanya kenyataan bahwa apabila urusan ibadah bersamaan
waktunya dengan urusan mu’amalah yang penting, maka ibadah tersebut
boleh diperpendek atau ditangguhkan dalam hal pelaksanaannya, namun
tetap tidak boleh ditinggalkan.

Ketiga, bahwa ibadah yang mengandung segi kemasyarakatan diberi


ganjaran lebih besar daripada ibadah yang bersifat perseorangan. Oleh

5
Abuddin Nata, Metodologi Studi Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), hlm. 39-41.

4
karena itu, perbandingan pahala shalat yang dikerjakan sendirian
(munfarid) dengan shalat yang dikerjakan secara berjamaah adalah satu
derajat banding dua puluh tujuh derajat.

Keempat, dalam Islam terdapat ketentuan, apabila suatu ibadah tidak


sempurna atau batal dalam pelaksanaannya karena melanggar larangan
tertentu, maka kifaratnya (tebusannya) ialah melakukan sesuatu yang
berhubungan dengan masalah sosial. Contohnya, apabila seseorang tidak
mampu melaksanakan puasa, maka orang tersebut harus membayar fidyah
dalam bentuk memberi makan bagi orang miskin.

Kelima, dalam Islam terdapat ajaran bahwa amal baik dalam bidang
sosial akan mendapat ganjaran lebih besar daripada ibadah sunnah. Dalam
hal ini, terdapat sebuah hadits yang dapat menjelaskannya, yaitu:

“Orang yang bekerja keras untuk menyantuni janda dan orang


miskin,adalah seperti pejuang di jalan Allah (atau aku kira beliau
berkata) dan seperti orang yang terus menerus shalat malam dan terus
menerus berpuasa. ” (H.R. Bukhari dan Muslim).

C. Kelebihan Dan Kekurangan Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam

Apabila pendekatan sosiologis mengguanakan metode penelitian


kuantitatif maka kelebihan dan kekurangannya adalah
Kelebihan:
a. Data yang dikumpulkan berupa angka, mudah diolah karena bisa
menggunakan perangkat lunak dan rumus-rumus matematika.
b. Pengumpulan datanya tidak memakan waktu dan biaya terlalu besar
jadi praktis baik bagi peneliti atau responden penelitian.
c. Cocok digunakan untuk mengumpulkan data yang tidak mendalam tapi
dari jumlah responden yang banyak.
Kelemahan:
a. Pendekatan kuantitatif tidak bisa mendapatkan data dan hasil yang
menjelaskan alasan seseorang melakukan suatu perilaku tertentu.

5
b. Data yang dikumpulkan tidak bersifat mendalam, kesimpulan yang
diperoleh adalah hasil pembuktian hipotesis menggunakan perhitungan
statistik sehingga belum tentu keadaan sebenarnya akan berkorelasi
dengan kesimpulan yang diperoleh.

Apabila pendekatan sosiologis menggunakan metode penelitian kualitatif


maka kelebihan dan kekurangannya adalah
Kelebihan:
a. Data yang diperoleh mendalam, cocok diterapkan untuk mencari tahu
alasan seseorang melakukan sesuatu, faktor pendorong dan
penghambat, serta hal-hal lain yang perlu didalami dari suatu objek
penelitian.
b. Cara mengumpulkan datanya bisa menggunakan cara-cara non-
konvensional sesuai dengan situasi dan kondisi objek penelitian.
Kelemahan:
a. Diperlukan kemampuan sosial yang tinggi bagi si peneliti agar bisa
masuk ke lingkungan responden khususnya yang tidak dengan mudah
menerima orang luar.
b. Diperlukan banyak dana dan waktu, tidak bisa dikerjakan dengan cepat
dan murah, perlu usaha banyak dari peneliti serta memakan waktu
responden.
c. Pengolahan datanya tidak semudah penelitian kuantitatif, kita akan
berakhir dengan deskripsi dan rekaman wawancara yang sangat
panjang. Kemungkinan terjadi bias pewawancara atau bias data cukup
besar apalagi jika terdapat kesalahan interpretasi data dari segi peneliti.
D. Metode Pendekatan Sosiologis dalam Studi Islam
Sebagai suatu usaha analisis yang memakai metode
kajian ilmiah, sosiologi dituntun untuk memakai
pendekatan yang bersifat empiris. Sosiologi dapat memilih
berbagai metode dalam melaksanakan kajiannya. Tentu
saja metode yang dipiih harus sesuai dengan prosedur, alat
dan desain penelitian yang digunakan.

6
Dalam penelitian sosiologi menurut Kahmad
umumnya menggunakan tiga bentuk metode dalam
penelitian yakni deskriptif, komparatif, dan eksperimental. 6
Sedangkan menurut Supardan, selain metode itu ada
metode lain yaitu eksplanatori, fungsionalisme, studi kasus,
survei dan historis komparatif.7
1. Metode Deskriptif
Metode deskriptif yakni suatu metode penelitian tentang
dunia empiris yangterjadi pada masa sekarang.
Tujuannya untuk membuat deskripsi, gambaran atau
lukisan, secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai
fakta-fakta,sifat-sifatdan hubungan antar fenomena
yang diselidiki.
Menurut Supardan, metode ini dituntut kehati-hatian
dalam mengumpulkan suatu data atau fakta untuk
mengungkapkan beberapa hal yang di uraikan, seperti
penggolongan, praktik dan peristiwa yang mencakup
didalamnya. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pertanyaan yang disusun melalui angket
untuk mengukur pendapat atau tanggapan publik
tentang sesuatu yang diteliti.
2. Metode Komparatif
Metode komparatif adalah sejenis metode deskriptif
yang ingin mencapai jawaban mendasar tentang sebab
akibat, analisis faktor-faktor atau penyebab terjadinya,
atau munculnya suatu fenomena. Jangkauan waktunya
adalah masa sekarang. Jika jangkauan waktu terjadi
pada masa lampau, maka penelitian tersebut masuk
dalam metode sejarah. Metode komparatif ini juga
mementingkan perbandingan antara macam-macam

6
Kahmad, Sosiologi Agama, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 10
7
Supardan, Pengantar Ilmu Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2015), hlm 91-93

7
masyarakat beserta bidang-bidangnya untuk
memperoleh persamaan dan perbedaan serta sebab-
sebabnya.
3. Metode Eksperimental
Metode eksperimental adalah metode pengujian
terhadap suatu teori yang telah mapan dengan suatu
perlakuan baru. Pengujian suatu teori dari ilmuwan yang
telah dibuktikan oleh berapa kali pengujian yang bisa
memperkuat atau memperlemah teori tersebut. Tetapi
ternyata dapat dibuktikan oleh eksperimen baru, maka
teori tersebut akan lebih menguat dan mungkin akan
mencapai taraf hukum teori.
4. Metode Eksplanatori
Metode eksplanatori adalah metode yang bersifat
menjelaskan atas jawaban dari pertanyaan “mengapa”
dan “bagaimana” sehingga lebih mendalam daripada
metode deskriptif yang hanya bertanya tentang apa,
siapa, kapan dan dimana. Metode ini termasuk dalam
bagian dari metode empiris.
5. Metode Historis Komparatif
Metode historis komparatif adalah metode yang
menekankan pada analisis atas peristiwa-peristiwa
masa silam untuk merumuskan prinsip-prinsip, yang
kemudian di gabungkan dengan metode komparatif,
dengan menitikberatkan pada perbandingan antara
beberapa masyarakat beserta bidangnya agar
memperoleh pola persamaan beserta sebab-sebabnya.
Dengan demikian dapat dicari perilaku kehidupan
masyarakat pada masa silam dan sekarang serta
perbedaan tingkat peradaban satu sama lain.
6. Metode Fungsionalisme

8
Metode fungsionalisme adalah metode yang bertujuan
untuk meneliti fungsi lembaga-lembaga
kemasyarakatan dan struktur sosial dalam masyarakat.
Metode ini berpendirian pokok, bahwasanya unsur-unsur
yang membentuk masyarakat memiliki hubungan timbal
balik yang saling mempengaruhi, masing-masing
memiliki fungsi tersendiri terhadap masyarakat.
7. Metode Studi Kasus
Metode studi kasus merupakan suatu penyelidikan
mendalam dari individu, keompok, atau institusi unuk
menentukan variabel dan hubungannya, diantaranya
variabel yang mempengaruhi status atau perilaku yang
saat itu menjadi pokok kajian. Dengan demikian peneliti
mampu mengungkap keunikan-keunikan objek
penelitian dan menelaah hubungan antara variabel yang
mempengaruhi status atau perilaku yang dikaji.
8. Metode Survey
Metode survei adalah metode yang berusaha untuk
memperoleh data dari anggota populasi yang relatif
besar untuk menentukan keadaan, karakteristik,
pendapat dan populasi sekarang yang berkenaan
dengan satu variabel atau lebih. Metode dalam sosiologi
agama pada umumnya terdapat dua jenis cara kerja
(metode). Pertama, metode empiris yaitu
menyandarkan diri pada keadaan yang nyata (empirik)
yang didapat dalam masyarakat. Hal ini dapat di
aplikasikan dalam penelitian. Kedua, metode
rasionalisme yaitu mengutamakan pemikiran dengan
logika dan pemikirn sehat untuk mencapai pertain
tentang masalah-masalah kemasyarakatan.8

8
M. Arif Khoiruddin, JURNAL PENDEKATAN SOSIOLOGIS DALAM STUDI ISLAM Volume 25
Nomor 2 September 2014

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendekatan sosiologis digunakan sebagai salah satu
pendekatan dalam memahami agama. Hal demikian dapat
dimengerti, karena banyak bidang kajian baru dapat di pahami
secara proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa
bantuan dari ilmu sosiologi. Sosiologi adalah ilmu yang
menggambarkan tentang keadaan masyarakat lengkap
dengan struktur, lapisan serta berbagai gejala sosial lainnya
yang saling berkaita. Pentingnya pendekatan sosiologis dalam studi Islam
dikarenakan banyak bidang kajian agama yang baru dapat dipahami secara
proporsional dan tepat apabila menggunakan jasa bantuan dari ilmu sosiologi.
Sebagai contoh adalah peristiwa Nabi Yusuf yang dahulu budak lalu akhirnya
bisa menjadi penguasa di Mesir. Contoh lainnya adalah Nabi Musa yang harus
dibantu oleh Nabi Harun dalam melaksanakan tugasnya. Kedua kisah itu baru
dapat dimengerti dengan tepat dan dapat ditemukan hikmahnya dengan
bantuan ilmu sosial. Dalam penelitian sosiologi menurut Kahmad
umumnya menggunakan tiga bentuk metode dalam penelitian
yakni deskriptif, komparatif, dan eksperimental. Sedangkan
menurut Supardan, selain metode itu ada metode lain yaitu
eksplanatori, fungsionalisme, studi kasus, survei dan historis
komparatif.
B. Saran
Dalam hal teknis penulisan kami memperkirakan masih ada beberapa
kesalahan. Untuk itu kami persilahkan kepada para pembaca untuk
menyampaikan kritik yang membangun, agar kedepan bisa lebih baik lagi.
Adapun beberapa kalimat atau pernyataan yang dirasa kurang jelas dari
makalah kami, pembaca bisa mencari tahu lebih dalam dengan menggunakan
sumber-sumber referensi yang telah tercantum di makalah dan juga bisa dari
referensi lain.

10
11
Daftar Pustaka

Ishomudin. 2002. Pengantar Sosiologi Agama. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia-


UMM Press.

Kahmad. 2000. Sosiologi Agama. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

M. Arif Khoiruddin. 2014. Pendekatan Sosiologis Dalam Studi Islam. 25(2).

Nata Abuddin. 2002. Metodologi Studi Islam. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Supardan. 2015. Pengantar Ilmu Sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Syani Abdul. 1995. Sosiologi Dan Perubahan Masyarakat. Lampung: Pustaka


Jaya.

Zainimal. 2007. Sosiologi Pendidikan. Padang: Hayfa Press.

12

Anda mungkin juga menyukai