Anda di halaman 1dari 11

SEJARAH SIYASAH DAULIYAH, DASAR-DASAR SIYASAH DAULIYAH

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fiqh Jinayah dan Siyasah
Dosen Pengampu : Drs. Radino, M. Ag

Disusun oleh:

Khofifah HZ (18104010058)
Winda IP (181040100 )

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puja
dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah tentang …….
Karya ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan karya tulis ilmiah ini. Untuk itu penulis menyampaikan
ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah berkonreibusi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu kami meminta kritik dan saran kepada
pembaca agar kami dapat memperbaiki karya tulis ilmiah ini.
Akhir kata, kami berharap semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi berbagai
kalangan, khususnya bagi para pembaca dan umumnya untuk masyarakat luas

Klaten, 12 April 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
PENDAHULUAN 1
LATAR BELAKANG 1
RUMUSAN MASALAH 1
PEMBAHASAN 2
SEJARAH DAULIYAH…………………………………………………………………………………………………………………… 2

HUKUM DAULIYAH…………………………………………………………………………………………………….……………… 3

PRINSIP-PRINSIP DAULIYAH………………………………………….…………………………………………………………… 4

PENUTUP…………………………………………………………………….………………………………………………………………………… 7

KESIMPULAN…………………………………………………………….……………………………………………………………… 7

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..……………………………………………………………… 8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Kajian fiqh siyasah terus berkembang seiring perkembangan dunia politik yang semakin
pesat dengan munculnya isu-isu politik mutakhir, seperti demokrasi, civil society, dan hak
asasi manusia. Ditambah lagi dengan isu-isu pemikiran seperti sekularisme, liberalisme, dan
sosialisme yang mesti mendapat respon dari Islam. Perkembangan tersebut tentunya
menghadirkan banyak pemahaman-pemahaman baru yang dikembangkan oleh para tokoh
fiqh siyasah yang menciptakan sejumlah perbedaan pemikiran tentang konsep fiqh siyasah
yang dimaksud.
Dikalangan umat Islam ada yang berpendapat bahwa Islam adalah agama yang
komprehensif. Didalamnya terdapat sistem politik dan ketatanegaraan, sistem ekonomi,
sistem social, dan sebagainya. Misalnya Rasyid Ridha, Hasan al-Banna dan al-Maududi
meyakini bahwa “Islam adalah agama yang serba lengkap”. Didalam ajaran antara lain
terdapat sistem ketatanegaraan atau politik. Oleh karenanya dalam bernegara umat Islam
hendaknya kembali kepada sistem ketatanegaraan Islam, dan tidak perlu atau bahkan jangan
meniru sistem ketatanegaraan barat. Sistem ketatanegaraan atau politik Islami yang harus
diteladani adalah sistem yang dilaksanakan oleh Baginda Nabi Agung Muhammad SAW dan
oleh para khulafa al-Rasyidin.
Untuk melakukan kajian tentang fiqh siyasah secara luas dan mendalam dalam
hubungannya sebagai ilmu untuk menyelesaikan berbagai permasalahan yang muncul seiring
perkembangan zaman, tentunya harus memahami secara benar tentang konsep dasar fiqh
siyasah dari berbagai sudut pandang. Oleh karena itu, kami merasa penting mengangkat
masalah kajian fiqh siyasah dalam sebuah makalah yang berjudul Siyasah Dauliyah.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana sejarah dauliyah?
2. Apa hukum dauliyah
3. Apa saja prinsip-prinsip dauliyah?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN


1. Mahasiswa dapat mengetahui sejarah dauliyah
2. Mahasiswa dapat mengetahui hukum dauliyah
3. Mahasiswa dapat mengetahui prinsip-prinsip dauliyah

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Dauliyah (Hubungan Internasional)
1. Masa Pra Islam
Keinginan untuk hidup berdampingan secara damai diantara berbagai bangsa di
dunia ini telah ada sebelum ajaran islam datang. Keinginan ini terwujudkan dalam
berbagai perjanjian antar negara serta adat kebiasaan. Keduanya, yaitu perjanjian dan
adat kebiasaan internasional, menjadi dua sumber terpenting dalam hubungan damai
antara negara masa itu. Walaupun demikian gejala hubungan antar negara yang sering
terjadi pada saat itu lebih banyak ditandai dengan peperangan. Setiap negara yang ada
selalu dituntut untuk senantiasa mempersiapkan diri untuk perang, baik dengan cara
mempersenjatai pasukan ataupun membangun benteng perlindungan dari serangan
musuh.
Perjanjian antara Ramses III (Fir’aun raja mesir) dengan Kheta (raja asia kecil)
pada abad III sebelum masehi, menurut Ameer Ali, merupakan salah satu perjanjian yang
paling tua diantara dua negara. Isi perjanjian tersebut antara lain tentang penghentian
peperangan dan perjanjian ekstradisi bagi rakyat yang lari dari negara asalnya.
Pada zaman yunani kuno, kota merupakan kesatuan negara. Setiap negara kota
atau (city state), seperti Sparta, Athena, dan Apolonia, merupakan sebuah negara yang
berdiri sendiri. Hubungan antara negara kota yang satu dengan negara kota yang di
yunani terikat oleh perasaan satu warga, satu bahasa, dan satu agama.
J. G. Starke menyatakan bahwa sesungguhnya sumbangan langsung yunani dan
romawi terhadap perkembangan hukum internasional relatif kurang, kondisi-kondisi yang
mendukung pertumbuhan hukum bangsa-bangsa baru muncul, pada abad ke-15 pada saat
di erofa mulai bermunculan negara-negara beradab yang merdeka. 1

2. Pada masa Islam


Kekuatan sosial, politik Islam pada masa kurang lebih tujuh ratus tahun Islam
pernah berkuasa dan bersentuhan dengan budaya Romawi Timur di Damaskus, Mesir
sampai Andalusia. Di beberapa kota, berdiri beberapa perguruan tinggi, yaitu di
Andalusia, Kordoba, Mesir, dan Baghdad. Para mahasiswa bukan saja orang Islam, tapi
juga orang kristen, yaitu para anak bangsawan dari pelosok-pelosok Eropa yang jauh.
Selain itu,dunia Islam juga memiliki tokoh internasional. Yang paling terkenal
Muhammad bin Hasan Al Syaibani (132-189 H), MURID Imam Abu Hanifah, dan guru
Imam As Syafi’i. Al Syaibani mengarang buku yang berjudul Al-Siyar Al-Kabir. Di
dalam kitabnya itu, Al Syaibani berbicara antara lain tentang status orang asing dan para
duta besar. Pembagian dunia menjadi negeri yang damai, negeri yang netral, dan negeri
yang menyerang. Wajibnya menepati perjanjian yang disepakati, etika di dalam
peperangan, hal-hal yang berhubungan dengan hukum perdata internasional dan lain-
lainnya. Ali Mansur berpendapat, bahwa hukum Islam besar pengaruhnya terhadap
hukum internasional, dengan alasan:

1
Prof. H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah Implementasi Kemashlahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syari’ah,
(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2003), hlm. 120.

2
a. Diantara berbagai peradaban yang ada di dunia ini dapat dipastikan bahwa
peradaban yang terdahulu akan memberikan pengaruh pada peradaban yang
datang kmudian. Dengan demikian kebudayaan Islam memberikan pengaruh
kepad kebudayaan barat yang datang kemudian. Oleh karena itu, apabila
terdapat aturan=aturan hukum internasional sekarang sama dengan kaidah-
kaidah yang diatur di dalam ajaran Islam, baik dalam keadaan damai maupun
perang, maka yang tersirat di dalam pikiran adalah:”Aturan yang terakhir itu
mrngambil dari yang terdahulu. Hal ini bukan faktor kebetulan karena tidak
mungkin terjadi kebetulan kalau persamaanya sangat jelas dan rinci dalam
banyak hal”.
b. Islam pada waktu perang (perang salib) memperkenalkan perilaku-perilaku
dan keperwiran muslim di dalam perang, baik terhadap musuh, terhadap
tawanan perang dan prinsip-prinsip serta tata cara dan etika perang dalam
Islam. Untuk hal ini, bisa dibaca dalam buku sejarah.
c. Guru besar ilmu hukum internasional pada akademik ilmu negara di Dehaag
Belanda, yaitu baron michel de tubb, membuktikan di dalam kuliah-
kuliahnya tahun 1926 bahwa: “Victoria (1480-1546) dan Suarez (1558-1617)
yng dianggap sebagai penulis-penulis pelopor yang memberikan sumbangan-
sumbangan penting terhadap hukum internasional, semuanya meniru dan
mengambil dasar-dasar hukum internasional dari syari’at Islam. 2
B. Dasar Hukum Siyasah Dauliyah
Dasar hukum siyasah dauliyah adalah beberapa prinsip yang disinggungkan dengan al-
Qur’an. Prinsip ini merupakan prinsip yang menyatakan bahwa umat manusia kuat, berbeda ras,
warna kulit, bangsa, bahasa, dll. Dasar hukum siyasah dauliyah ini tertera didalam Al-Qur’an
surat Al-Baqarah ayat 213, sebagai berikut:
‫ف فِي ِه إِاَّل‬ ْ ‫اخ َتلَففُوا فِي ِه ۚ َو َما‬
َ َ‫اخ َتل‬ ِ ‫اب ِب ْال َح ِّق لِ َيحْ ُك َم َبي َْن ال َّن‬
ْ ‫اس فِي َما‬ َ ‫ين َوأَ ْن َز َل َم َع ُه ُم ْال ِك َت‬ َ ‫ين َو ُم ْنذ ِِر‬ َ ‫ث هَّللا ُ ال َّن ِبي‬
َ ‫ِّين ُم َب ِّش ِر‬ *َ ‫ان ال َّناسُ أُم ًَّة َواحِدَ ًة َف َب َع‬ َ ‫َك‬
َ ‫هَّللا‬ ْ ْ ُ َ ْ
ٍ‫ِين آ َمنوا لِ َما اخ َتلفوا فِي ِه م َِن ال َح ِّق ِبإِذ ِن ِه ۗ َو ُ َي ْهدِي َمنْ َي َشا ُء إِل ٰى صِ َراط‬ ُ َّ ‫هَّللا‬
َ ‫ات َب ْغيًا َب ْي َن ُه ْم ۖ َف َهدَى ُ الذ‬ ْ ْ
ُ ‫ِين أوتوهُ مِنْ َبعْ ِد َما َجا َءت ُه ُم ال َب ِّي َن‬ ُ ُ َ ‫الَّذ‬
‫مُسْ َتق ٍِيم‬
Artinya:
“Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allah mengutus para
nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah
berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu
setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka
sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal
yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang
yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.”3
Ayat diatas muncul dikarenakan dulunya manusia merupakan satu kesatuan yang tak
mungkin pecah walau pada kenyataannya berbeda agama, ras, warna kulit, dan bangsa. Hal
tersebut tercermin dalam fiman Allah, “Manusia itu adalah umat yang satu. (Setelah timbul
perselisihan), Maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah

Prof. H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah Implementasi Kemashlahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syari’ah,
2

(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2003), hlm. 122


3
Al-Quran dan terjemahan

3
menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia
tentang perkara yang mereka perselisihkan.
Macam-macam suku bangsa merupakan sarana untuk saling kenal dan mengembangkan
rasa persaudaraan. Perbedaan yang terdapat di dunia ini merupakan sarana untuk saling mengenal
sehingga memunculkan sebuah bentuk kerjasama antarsesama. Karena, tak bisa dipungkiri bahwa
manusia atau suatu bangsa membutuhkan bangsa lain dalam mengembangkan hidupnya. Maka,
terjalinnya hubungan antarnegara merupakan sebuah kebutuhan yang mesti terpenuhi oleh bangsa
dan negara mana pun.4
C. Prinsip Fikih Dauliyah
1. Kesatuan Umat Manusia
Meskipun manusia ini berbeda suku berbangsa-bangsa, berbeda warna kulit, berbeda
tanah air bahkan berbeda agama, akan tetapi merupakan satu kesatuan manusia karena sama-
sama makhluk Allah, sama bertempat tinggal di muka bumi ini, sama-sama mengharapkan
hidup bahagia dan damai dan sama-sama dari Adam. Dengan demikian, maka perbedaan-
perbedaan diantara manusia harus disikapi dengan pikiran yang positif untuk saling
memberikan kelebihan masing-masing dan saling menutupi kekurangan masing-masing.
Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), Maka Allah mengutus Para
Nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka kitab yang benar,
untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan.
tidaklah berselisih tentang kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka
Kitab, Yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki
antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada
kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. dan Allah
selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.

2. Al-‘Adalah (Keadilan)
Ajaran islam mewajibkan penegakan keadilan baik terhadap diri sendiri, keluarga,
tetangga, bahkan terhadap musuh sekalipun kita wajib bertindak adil. Banyak ayat-ayat yang
berbicara tentang keadilan antara lain:
“Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu Jadi orang-orang yang selalu
menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. dan janganlah sekali-kali
kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk Berlaku tidak adil. Berlaku
adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

3. Al-Musawah (Persamaan)
Manusia memiliki hal-hal kemanusiaan yang sama, untuk mewujudkan keadilan adalah
mutlak mempersamakan manusia dihadapan hukum. Demikian pula setiap manusia adalah
subyek hukum, penanggung hak dan kewajiban yang sama.
Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia
orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya
walau sedikitpun.

4
“Siyasah Dauliyah (Politik Negara Islam)”, diambil dari https://ceramahmotivasi.com/ pada tanggal 04
April 2020 pukul 16.00 WIB

4
Hak hidup dan hak memiliki dan kehormatan kemanusiaan harus sama-sama dihormati
dan dilindungi, satu-satunya ukuran kelebihan manusia terhadap manusia lainnya adalahh
ketaqwaan. Seperti ayat al-Qur’an berikut:
“Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-
mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu.”
4. Karomah Insaniyah (Kehormatan Manusia)
Karena kehormatan manusia inilah, maka manusia tidak boleh merendahkan manusia
lainnya. Kehormatan manusia berkembang menjadi kehormatan terhadap satu kaum atau
komunitas dan bisa dikembangkan menjadi suatu kehormatan suatu bangsa atau negara.
Kerjasama Internasional tidak mungkin dikembangkan tanpa landasan saling menghormati.
Kehormatan manusia inilah pada gilirannya menumbuhkan harga diri yang wajar baik pada
individu maupun pada komunitas muslim dan non-muslim tanpa harus jatuh kepada
kesombongan individual atau nasionalisme yang ekstrim. 5 Diantara ayat al-Qur’an yang
mengenai hal tersebut yaitu: “Dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], Kami beri mereka rezki dari yang baik-
baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan.”
Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan
dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

5. Tasamuh (Toleransi)
Sifat pemaaf merupakan sesuatu yang sangat terpuji dan sebaliknya sifat dendam
merupakan suatu sifat yang tercela, pemaaf yang baik adalah pemaaaf disertai dengan harga
diri yang wajar bukan pemaaf dalam arti menyerah atau merendahkan diri terhadap
kejahatan-kejahatan. Allah mewajibkan menolak permusuhan dengan tindakan yang lebih
baik, penolakan dengan lebih baik ini akan menimbulkan persahabatan bila dilakukan pada
tempatnya setidaknya akan menetralisir ketegangan. Dan tidaklah sama kebaikan dan
kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, Maka tiba-tiba orang yang
antaramu dan antara Dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.

6. Kerja Sama Kemanusiaan


Kerjasama kemanusiaan ini adalah realisasi dari dasar-dasar yang telah dikemukakan di
atas, kerja sama di sini adalah kerja sama di setiap wilayah dan lingkungan kemanusiaan.
Kerja sama ini diperlukan karena ada saling ketergantungan baik antara individu maupun
antara negara di dunia ini. Kerjasama ini dilaksanakan agar saling menguntungkan dalam
suasana baik dan untuk kepentingan bersama, bukan kerjasama untuk saling bermusuhan dan
berbuat jahat.6

7. Kebebasan, Kemerdekaan/Al-Huriyah

5
“Pengertian Fiqh Dauly dan Ruang Lingkupnya”, dikutip dari makalah-perkuliah.blogspot.com pada
tanggal 12 April 2020 pukul 09.45 WIB
6
“Pengertian Fiqh Dauly dan Ruang Lingkupnya”, dikutip dari makalah-perkuliah.blogspot.com pada
tanggal 12 April 2020 pukul 09.45 WIB

5
Kemerdekaan yang sesungguhnya dimulai dari pembebasan diri dari pengaruh hawa
nafsu serta mengendalikan dibawah bimbingan keimanan dan akal sehat. Dengan demikian,
kebebasan bukanlah kebebasan mutlak, akan tetapi kebebasan yang bertanggung jawab
terhadap Allah, terhadap keselamatan hidup manusia di muka bumi, kebebasan bisa diperinci
seperti kebebasan berfikir, kebebasan baragama, kebebasan menyatakan pendapat, kebebasan
menuntut ilmu, kebebasan memiliki harta.

8. Perilaku Moral yang Baik (Al-Akhlakul Karimah)


Perilaku yang baik merupakan dasar moral di dalam hubungan antara manusia, antara
umat dan antara bangsa di dunia ini selain itu prinsip ini juga diterapkan terhadap seluruh
makhluk Allah di muka bumi termasuk flora dan fauna. Dan Kami hendak memberi karunia
kepada orang-orang yang tertindas di bumi (Mesir) itu dan hendak menjadikan mereka
pemimpin dan menjadikan mereka orang-orang yang mewarisi (bumi). Maksudnya: negeri
Syam dan Mesir dan negeri-negeri sekitar keduanya yang pernah dikuasai Fir'aun dahulu.
sesudah kerjaan Fir'aun runtuh, negeri-negeri ini diwarisi oleh Bani Israil. 7

7
Prof. H.A. Djazuli, Fiqih Siyasah Implementasi Kemashlahatan Umat Dalam Rambu-Rambu Syari’ah,
(Jakarta: Kencana Prenada Group, 2003), hlm. 122-123

6
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Sejarah dauliyah terjadi pada masa pra Islam dan pada masa Islam. Pada masa pra Islam
ditandai dengan adanya perjanjian antar negara serta adat kebiasaan, keduanya menjadi dua
sumber terpenting dalam hubungan damai antara negara pada masa itu. Kemudian pada masa
Islam ditandai dengan adanya politik Islam yang pernah berkuasa dan bersentuhan dengan
budaya Romawi Timur di Damaskus, Mesir, sampai Andalusia.

Dasar hukum siyasah terdapat pada Q.S al-Baqarah:213. Ayat tersebut muncul karena
dulunya manusia merupakan satu kesatuan yang tak mungkin pecah walau pada
kenyataannya berbeda agama, ras, warna kulit, dan bangsa.

Prinsip fikih dauliyah ini ada delapan, yakni kesatuan umat manusia, keadilan,
persamaan, kehormatan manusia, toleransi, kerjasama kemanusiaan, kebebasan, dan perilaku
moral yang baik

DAFTAR PUSTAKA

7
Al-Qur’an dan terjemahan.
Dzajuli, A. Fiqih Siyasah Implementasi Kemaslahatan Umat Dalam Rambu-Rambu
Syari’ah. Jakarta: Kencana Prenada Group. 2003.
https://ceramahmotivasi.com/ , Siyasah Dauliyah (Politik Negara Islam), diakses pada
tanggal 04 April 2020 pukul 16.00 WIB.
makalah-perkuliah.blogspot.com, Pengertian Fiqih Dauly dan Ruang Lingkupnya,
diakses pada tanggal 12 April 2020 pukul 09.45 WIB.

Anda mungkin juga menyukai