Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

HAK ASASI MANUSIA

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kewarganegaraan

Dosen pengampu: Indra Fajar Nurdin, S.Pd., M.Ag.

Disusun Oleh:

1. Rahma Diana Sayidah (18104010050)


2. Revina Alifia Rahma (18104010054)
3. Fadhilah Adha Syarhesa (18104010056)
4. Umi Maliya Silmi (18104010067)

PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
YOGYAKARTA
2020
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahiim

Segala puji hanyalah milik Allah SWT, yang telah memberikan segala
kenikmatan kepada kita. Sholawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada
Nabi Muhammad SAW. yang telah menyampaikan risalah kenabiannya sehingga
islam dapat menetap dalam hati kita.

Alhamdulillah, dengan izin Allah kami telah menyelesaikan tugas mata kuliah
Kewarganegaraan yaitu membuat makalah yang berjudul “Hak Asasi Manusia"
dengan lancar dan tanpa kendala yang berarti. Tujuan kami membuat makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Kewarganegaraan semester. Kami
berharap makalah ini dapat diterima sebagaimana mestinya. Namun, jika t dalam
makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dan hal-hal yang perlu direvisi dan
diperbaiki, maka dengan rendah hati kami bersedia untuk menerima konsekuensi
tersebut.

Demikian apa yang dapat kami sampaikan dalam kata pengantar ini. Atas
perhatian, dukungan, dan partisipasinya, kami ucapkan terima kasih,
jazaakumullaahu khairan katsiiran.

Yogyakarta, 6 April 2020

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I...............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN...........................................................................................................................1

A. Latar Belakang....................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah..............................................................................................................1

C. Tujuan Penulisan................................................................................................................2

BAB II.............................................................................................................................................2

PEMBAHASAN..............................................................................................................................2

A. Pengertian HAM.................................................................................................................2

B. Ruang Lingkup Hak Asasi Manusia.................................................................................4

C. Macam-Macam HAM.......................................................................................................5

D. Ciri-ciri HAM......................................................................................................................9

E. Instrumen HAM................................................................................................................10

F. Lembaga Perlindungan HAM di Indonesia...................................................................13

G. Bentuk Pelanggaran HAM..............................................................................................17

BAB III..........................................................................................................................................22

2
PENUTUP.....................................................................................................................................22

A. Kesimpulan..........................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................23

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan Negara yang sangat menjunjung tinggi demokrasi
dalam berbangsa dan bernegara. Negara memberikan hak kebebasan bagi rakyatnya
sendiri seperti dalam mengemukakan pendapat maupun dalam memberikan kritik dan
saran terhadap pemerintahnya. Adapun rakyat sendiri memiliki suatu hak yang disebut
hak asasi manusia. Hak asasi manusia menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 28B ayat 2 yang berbunyi “Setiap anak berhak atas
kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi”. Dari undang-undang tersebut dapat ditarik kesimpulan
bahwa pemerintah menjamin agar terpenuhnya hak-hak akan setiap warga Negara.
Namun dalam prakteknya saat ini banyak sekali terjadi penyimpangan HAM yang dapat
memecah belah bangsa. Adanya oknum yang melakukan penyimpangan-penyimpangan
tersebut hendaknya segera dibasmi. Agar tercipta bangsa Indonesia yang makmur dan
sejahtera.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimana ruang lingkup Hak Asasi Manusia?

3
3. Apamacam macam Hak Asasi Manusia?
4. Apaciri-ciri Hak Asasi Manusia?
5. Apa saja instrumen Hak Asasi Manusia?
6. Apa saja lembaga peradilan HAM di Indonesia?
7. Bagaimana bentuk pelanggaran HAM di Indonesia ?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui pengertian Hak Asasi Manusia
2. Mengetahui ruang lingkup Hak Asasi Manusia
3. Mengetahui macam macam Hak Asasi Manusia
4. Mengetahui Hak Asasi Manusia
5. Mengetahui instrumen Hak Asasi Manusia
6. Mengetahui lembaga peradilan HAM di Indonesia
7. Mengetahui bentuk pelanggaran HAM di Indonesia

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian HAM
Munculnya hak asasi manusia (HAM) berkaitan dengan sejarah, yakni
merupakan sebuah produk yang berasal dari sejarah. Awal mula istilah tersebut muncul
tang merupakan berasal dari keingingan dan tekad manusia secara umum atau garis besar,
agar melindungi dan mengakui hak-hak dasar yang ada pada manusia itu sendiri. Dapat
diartikan jika hak asasi manusia sangat berkaitan dengan realitas social dan politik yang
sedang berkembang. Meskipun munculnya hak asasi manusia (HAM) sebagai respon dan
wujud nyata atas tindakan-tindakan yang menjadikan kehidupan manusia terancam,
namun sebagai hak, hak asasi manusia hakikatnya sudah ada semenjak manusia itu hadir
di muka bumi ini. Tindakan-tindakan tersebut yang pada akhirnya menimbulkan sebuah
kesadaran bagi manusia bahwa mereka mempunyai kehormatan yang wajib untuk
dilindungi.1
1
Majda El Muhtaj, “Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012),
hlm 6.

4
Hak asasi manusia yaitu sebuah hak yang berada dan selalu mengikuti manusia yang
bersifat kodrati dan mendasar ini sebagai salah satu hadiah dari Tuhan YME yang wajib
dihormati, dijaga, dan dilindungi oleh setiap individu, masyarakat atau Negara2 dan tidak ada
satupun orang yang boleh mengganggunya. Hal tersebut merupakan sebuah keyakinan yang
mengungkapkan bahwa manusia adalah ciptaan Tuhan yang mempunyai kedudukan yang
setara dengan manusia lainnya serta mempunyai kebebasan, martabat dan hak-hak yang
sama3 yang telah ada sejak manusia dilahirkan ke dunia ini. Dengan pengertian lain, bacaan
mengenai hak asasi manusia (HAM) tidak berarti menyangkal keberadaan hak asasi yang
sebelumnya telah ada dan dibenarkan oleh manusia secara umumnya. 4 Sedangkan dalam
Undang-Undang tentang HAM menjelaskan bahwasannya pengertian HAM adalah
seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan
Yang Maha Kuasa dn merupakan anugerahnya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh Negara, hukum, pemerintah, dan setiap individu demi kehormatan serta
harkat dan martabat manusia.5

Adapun penafsiran-penafsiran hak asasi manusia (HAM) berdasarkan para ahli:

a. Menurut J. Locke, hak asasi maunusia (HAM) merupakan sebuah hak yang dimana
Tuhan memberikannya secara langsung kepada manusia yang bersifat kodrati. Pengertian
tersebut dapat diartikan bahwa hak yang manusia miliki berdasarkan kodratnya tidaklah
bisa dipecah dari hakikatnya, sehingga bersifat murni/suci..
b. Menurut Austin-Ranney, hak asasi manusia (HAM) merupakan sebuah ruang keleluasaan
setiap orang yang disebutkan dengan jelas dalam undang-undang yang pelaksanaannya
akan ditanggung oleh pemerintah.
c. Menurut A.J.M Milne, hak asasi manusia (HAM) merupakan sebuah hak yang dimiliki
oleh setiap manusia dalam berbagai masa dan tempat karena keutamaan keberadaannya
sebagai manusia.

2
Dwi Sulisworo, Tri Wahyu Ningsih, Dikdik Baehaqi Arif, “Hak Azasi Manusia”, 2012, hlm 2.
3
Sarinah, Dkk., “Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn di Perguruan Tinggi)”, (Yogyakarta: Deepublish,
2017), hlm 76.
4
Majda El Muhtaj, “Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia”, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup, 2012),
hlm 6.
5
Dwi Sulisworo, Tri Wahyu Ningsih, Dikdik Baehaqi Arif, “Hak Azasi Manusia”, 2012, hlm 2.

5
d. Menurut Piagam Hak Asasi Internasional, konsep hak asasi manusia (HAM) yang ada
didalam Universal declaration of Human Right adalah perluasan dari ajaran F.D
Roosevelt, yaitu The Four of Freedoms, berisi tentang kebebasan menyatakan pemikiran
dan pendapat serta bebas berkarya, kebebasan dalam beragama, kebebasan dari rasa
cemas dan takut, kebebasan dari keterpurukan perekonomia/kemiskinan.
e. Menurut Oemar Seno Aji, hak asasi manusia (HAM) adalah hak-hak yang telah menekat
pada setiap manusia sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, yang
siapun tidak boleh melanggarnya dan seolah-olah merupakan suatu holy area.
f. Menurut Prof. Koentjoro Poerbopranoto, HAM merupakan sebuah hak yang sifatnya
fundamental. Hak tersebut telah dimiliki oleh setiap insan yang ada di bumi dengar
berdar pada faalnya yang tidak bisa dipecah sehingga hak asasi manusiatersebut bersifat
murni/suci.
g. Menurut Komnas HAM, Hak asasi manusia (HAM) adalah sebuah hak yang memuat dari
bermacam-macam bidang kehidupan setiap manusia, baik itu sipil, politik, social, dan
kebudayaan, serta ekonomi. Bidang-bidang tersebut tidak bisa untuk dipisahkan antara
satu dengan yang lainnya. Hak-hak asasi politik dan sipil tidak bermakna jika masih
banyak rakyat yang harus merasakan lemahnnya perekonomia dan berbagai macam
penderitaan. Akan tetapi hal tersebut tidak boleh digunakan menjadi alasan untuk
maelakukan pelanggaran-pelanggaran HAM seperti, kebebasan berpolitik dan social
masyarakat. HAM pula tidak memberi dukungan untuk berperilaku individualism dalam
masyarakat akan tetapi membendung dengan cara melindungi individu, kelompok,
golongan dalam menghadapi era modern ini. 6

Dari pernyataan diatas mengenai penafsiran hak asasi manusia baik menurut para
ahli maupun yang lainnya dapat diambil kesimpulan bahwa hak asasi manusia atau yang
biasa disingkat HAM adalah sebuah hak asasi yang ada pada diri manusia sejak lahir
yang bersifat kodrati dan suci karena merupakan sebuah anugerah dari Tuhan Yang
Maha Esa serta tidak ada satupun orang yang boleh mengganggunya ataupun
memisahkannya.

B. Ruang Lingkup Hak Asasi Manusia


6
Zakky, “Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli & Secara Umum”, diakses dari
https://www.zonareferensi.com/ / pengertian-hak-asasi , pada tanggal 31 Maret 2020.

6
Hak asasi manusia yang diuraikan diatas memiliki ruang lingkup yang cukup
besar dan memuat berbagai macam dimensi dalam kehidupan. Ruang lingkup hak
asasi manusi meliputi :

a. Setiap manusia mempunyai hak atas perlindungan, baik dari diri individu,
keluarga, kehormatan, kedudukan, maupun hak yang dimilikinya.
b. Setiap manusia mempunyai hak untuk mendapat pengakuan di depan hukum
sebagai manusia pribadi dimanapun dia berada.
c. Setiap orang mempunyai hak atas rasa tentram dan aman serta perlindungan
terhadap berbagai macam masalah dan ancaman yang berhubungan dengan
ketakutan untuk berbuat maupun tidak berbuat.
d. Setiap orang mempunyai hak atas terjaganya keprivasiannya.
e. Setiap orang mempunyai hak atas mendapat kebebasan/kemerdekaan dan rahasia
dalam komunikasi melalui sarana teknologi, kecuali ketika mendapat perintah
hakim atau dari kekuasaan lain yang sah berdasarkan dengan Undang-undang.
f. Setiap orang mempunyai ha katas kebebasan dari penyiksaan, penghukuman,
ataupun perlakuan kejam yang tidak manusiawi berupa penghilangan paksa
anggota badan ataupun penghilangan nyawa.
g. Setiap orang tidak dibolehkan untuk diperlakukan sewenang-wenang, seperti
ditangkap, mendapat tekanan, mendapat siksaan, dikucilkan atau dibuang.
h. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup di dalam susunan masyarakat serta
kenegaraan yang aman, damai, dan tentram yang saling menghormati, melindungi
dan melaksanakan hak asasi dan kewajiban dasar manusia yang sudah diatur
dalam undang-undang dasar dengan sepenuh hati.7
C. Macam-Macam HAM

Sebagaimana yang telah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya, yang dimaksud


dengan HAM ialah hak yang melekat pada diri setiap manusia sejak manusia tersebut
dilahirkan sampai akhir hayatnya (berlaku seumur hidup) yang mana hal ini tidak dapat
diganggu gugat, dibatasi, dikurangi, dan dicabut oleh siapapun. Walaupun HAM di
dalam Islam tidak dilengkapi dengan piagam resmi dan khusus layaknya bangsa lain,

7
Zainudin Ali, “Sosiologi Hukum”, (Jakarta: Sinar Grafika, 2015), hlm 91.

7
akan tetapi Alquran dan Hadits sudah sangat memusatkan perhatian serta perlindungan
pada hak-hak yang tidak dijunjung tinggi oleh bangsa lain. Sebagaimana yang kita
ketahui, Alquran dan Hadits merupakan pedoman hidup bagi umat Islam yang tidak
pantas untuk dikeragui isi dan makna didalamnya.8

Dengan demikian hak asasi manusia menurut Alquran dapat dikemukakan


menjadi lima macam, diantaranya hak hidup, hak kemerdekaan, hak berilmu, hak
kehormatan diri, dan hak memiliki.9

1. Hak hidup
Hidup ialah karunia terbesar yang dikaruniakan oleh Sang Khaliq kepada seluruh
umat manusia. Seseorang tidak memiliki hak untuk menghilangkan nyawa orang lain
tanpa kehendak dan takdir yang sudah ditetapkan oleh Allah SWT, sebagaimana yang
dijelaskan dalam firmanNya QS Al-Hijr ayat 23 yang artinya: “Dan sungguh kamilah
yang menghidupkan dan mematikan dan kami pulalah yang mewaris.”
Dalam suatu negara, hak untuk menghilangkan atau melenyapkan hidup
seseorang merupakan wewenang yang hanya dimiliki oleh orang-orang yang berkuasa
atas negara (hanya pemerintah), yang mengacu kepada hukum tindak pidana
sebagaimana yang telah ditetapkan negara. Kepentingan dari kebijakan ini ialah hanya
untuk kepentingan masyarakat semata, serta untuk memberikan perlindungan yang utuh
kepada setiap jiwa yang ada di dunia ini.10
Banyak kita temukan di dalam Alquran ayat-ayat yang menjelaskan mengenai hak
hidup. Oleh karena itu, jika terdapat sebuah tradisi, adat atau budaya yang dengan
mudahnya menghilangkan nyawa orang lain untuk melakukan pemujaan atau
penyelewengan lainnya, maka hal ini sudah jelas bertentangan dengan nash-nash
Alquran. Sebagaimana yang dikatakan oleh al-Maraghi “Allah-lah yang berkuasa untuk
menghidupkan seseorang yang telah mati dan mematikan seseorang yang masih hidup
bila Ia menghendaki. Dia pula yang mewarisi bumi dengan segala isinya.” Argumen

8
Jahada, Hak Asasi Manusia Menurut Alquran, Jurnal Al-‘adl, Vol. 6, No. 1, Januari 2013, hlm. 43,
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Jahada+hak+asasi+manusia+menurut+alquran ,
diakses Rabu 01 April 2020 Pukul 20.42 WIB.
9
Ibid., hlm. 44.
10
Ibid., hlm. 47.

8
tersebut menegaskan bahwa, seluruh manusia yang ada di muka bumi ini memiliki hak
hidup dan kematianlah yang akan menyebabkan hak hidup ini berakhir (hilang).
Berdasarkan penjelasan tersebut, hak hidup merupakan aspek yang memiliki
hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup sehat, yang mana menjaga kesehatan
merupakan aspek terpenting dalam menjaga nikmat hidup yang sudah dikaruniakan oleh
Allah SWT kepada seluruh manusia. Jadi, kesehatan termasuk aspek terpenting yang
harus dijaga dan diperhatikan dalam salah satu HAM yakni hak hidup, yaitu dengan
cara memelihara dan menjaga kesehatan jasmani dan rohani.
Hal yang berhubungan dengan kesehatan diantaranya ialah:
a. Melarang mengkonsumsi minuman keras yang memabukkan atau yang dapat
menyebabkan hilangnya akal sehat seseorang;
b. Melarang mengkonsumsi bangkai, darah, daging babi, dan segala jenis makanan
yang diharamkan oleh Allah SWT;
c. Melarang makan, minum, dan buang air kecil dalam keadaan berdiri;
d. Mewajibkan berwudhu pada saat memiliki hadats (kecil/besar);
e. Mewajibkan melaksanakan sholat fardhu 5 kali dalam sehari;
f. Mewajibkan menunaikan ibadah puasa selama satu bulan dalam satu tahun;11
2. Hak kemerdekaan
Kemerdekaan adalah salah satu hak asasi manusia yang dapat menentukan serta
mempengaruhi harga suatu kehidupan manusia. Makna kemerdekaan disini ialah
terbebas dari perbudakan atau mempunyai kemuliaan. Sebagaimana yang dikatakan
oleh Harun Nasution, bahwa “Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan merdeka. Tidak
ada perihal yang dapat mencabut hak atas kemerdekaan. Merdeka merupakan hak yang
tidak dapat dipisahkan dari setiap individu. Oleh karena itu, manusia harus mampu
berjuang sekuat tenaga dengan melakukan segala cara untuk melawan dan melindungi
diri dari pelanggaran atas pencabutan hak kemerdekaan tersebut.”
Di dalam ajaran Islam, kemerdekaan terdiri dari beberapa aspek yaitu:
a. Kemerdekaan kemanusiaan;
b. Kemerdekaan beragama;
c. Kemerdekaan bidang ilmu pengetahuan;

11
Ibid., hlm. 46-47.

9
d. Kemerdekaan politik;
e. Kemerdekaan sosial.12
3. Hak Berilmu
Manusia merupakan makhluk Allah yang mempunyai akal fikiran dan kemampuan
untuk menuntut ilmu. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Quraish Shihab, bahwa
“Manusia menurut Alquran mempunyai kemampuan untuk mendapatkan ilmu dan
mengembangkan ilmu tersebut sesuai kehendak Allah. Karena itu, banyak ayat yang
memerintahkan agar manusia gigih dalam menempuh berbagai cara untuk memperoleh
ilmu pengetahuan sebanyak-banyaknya.”
Diantara ayat Alquran yang menjelaskan tentang pentingnya menuntut ilmu ialah:
QS Al-‘Alaq ayat 1-5, QS Al-Qalam ayat 1, QS At-Thur ayat 1-3. Selain dari pada itu,
perihal urgensi menuntut ilmu juga dikemukakan dalam hadits-hadits Nabi Muhammad
SAW salah satunya ialah hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi yang artinya,
“Anas Ra berkata: Rasulullah SAW bersabda: siapa yang keluar untuk menuntut ilmu
maka ia berjuang fiisabiilillah hingga kembali.”13
4. Hak Kehormatan Diri
Hak asasi kehormatan diri tidak akan mampu untuk berdiri sendiri, namun
kehormatan individu mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan kehidupan
masyarakat. Setiap individu hidup di dalam lingkaran kelompok manusia yang bersifat
tidak statis. Relasi kemanusiaan ini terjalin sebagai bagian dari kodrat manusia selaku
makhluk sosial, dan di dalam komunitas kelompok itu kehormatan setiap individu harus
mendapatkan jaminan, penjagaan, perlindungan dan tidak boleh dilanggar.
Terdapat jenis-jenis kehormatan atau kemuliaan bagi kelompok manusia,
diantaranya:
a. Kehormatan persaudaraan sebagai manusia;
b. Kehormatan persamaan hak;
c. Kehormatan keadilan dalam peradilan;
d. Kehormatan keadilan sosial;
e. Kehormatan kedudukan dalam masyarakat;

12
Ibid., hlm. 47-48.
13
Ibid., hlm. 49.

10
f. Kehormatan nama baik keluarga.14

Di dalam Universal Declaration of Human Rights tepatnya pada tanggal 10 Desember


1948, telah dicantumkan beberapa Hak Asasi Manusia yang merujuk pada pengalokasian
bidang, bentuk dan macam-macam Hak Asasi Manusia di dunia, yaitu:

1. Hak Asasi Pribadi (Personal Right)


Yaitu hak yang bersangkutan dengan kehidupan pribadi seseorang, yang mencakup:
a. Hak kebebasan untuk bergerak, berpergian, dan berpindah tempat;
b. Hak kebebasan untuk menyatakan pendapat atau argumen;
c. Hak kebebasan untuk memilih dan ikut andil di dalam suatu organisasi;
d. Hak kebebasan untuk memilih, memeluk, dan menjalankan agama serta
kepercayaan yang diyakini masing-masing.
2. Hak Asasi Ekonomi (Economy Right)
Yaitu hak tentang hak individu dalam hal perekonomian, yang mencakup:
a. Hak kebebasan untuk memenuhi tindakan jual beli;
b. Hak kebebasan untuk melakukan perjanjian kontrak;
c. Hak kebebasan melakukan kegiatan sewa-menyewa, hutang-piutang, dan
sebagainya;
d. Hak kebebasan untuk memiliki dan mendapatkan sesuatu;
e. Hak kebebasan untuk memperoleh pekerjaan yang cocok dan memadai.
3. Hak Asasi Politik (Political Right)
Yaitu hak tentang hak individu dalam hal politik yang mencakup:
a. Hak untuk memilih dan dipilih dalam suatu pemilihan;
b. Hak untuk ikut andil dalam kegiatan pemerintahan;
c. Hak untuk mendirikan partai politik dan kegiatan organisasi lainnya;
4. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Right)
Yaitu hak yang mencakup:
a. Hak memperoleh perlakuan yang sama di depan hukum dan pemerintahan;
b. Hak memperoleh layanan serta perlindungan hukum.
5. Hak Asasi Peradilan (Procedural Right)

14
Ibid., hlm. 50.

11
Yaitu hak yang mencakup:
a. Hak untuk memperoleh pembelaan hukum di pengadilan;
b. Hak untuk memperoleh persamaan atas perlakuan penggeledahan, penangkapan,
penahanan dan penyelidikan di mata hukum.
6. Hak Asasi Sosial Budaya (Education Right)
Yaitu hak yang menyangkut kehidupan masyarakat, contohnya ialah mendapatkan hak
untuk menentukan, memilih, memperoleh serta melakukan kegiatan pendidikan, hak
untuk mendapatkan pengajaran, serta hak untuk mengembangkan budaya sesuai dengan
potensi, bakat dan minat yang dimiliki oleh setiap individu.15

D. Ciri-ciri HAM
Ditinjau dari rumusan HAM maka dapat kita uraikan beberapa ciri-ciri pokok dari
HAM itu sendiri, yaitu:

1. HAM tidak dapat dicabut (tetap), maksudanya yaitu HAM tidak dapat dibeli
diwarisi, dihilangkan maupun diambil oleh pihak lain secara sepihak karena HAM
merupakan perihal yang mutlak ada pada setiap individu sejak dilahirkan yang
secara otomatis tidak akan bisa dihilangkan atau diberikan kepada orang lain;
2. HAM tidak dapat dibagi (utuh), maksudnya yaitu setiap individu mempunyai hak
yang utuh dalam memperoleh seluruh hak tanpa terkecuali, baik hak hidup,
politik, ekonomi, sipil, pendidikan, serta sosial budaya;
3. HAM bersifat universal, maksudnya yaitu HAM yang berlaku bagi semua orang
dengan tidak memandang jenis kelamin, ras, agama, etnis, pandangan politik,
maupun status sosial dan bangsa;
4. HAM bersifat hakiki, maksudnya yaitu HAM ialah suatu hak yang bersifat mutlak
untuk diperoleh bagi semua individu semenjak dilahirkan ke dunia, serta tidak
bisa dilanggar karena tidak ada siapapun yang memiliki hak untuk melakukan
pembatasan ataupun melakukan pelamggaran atas hak orang lain.16

15
Sarinah, dkk., Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn di Perguruan Tinggi), (Yogyakarta:
Deepublish, 2017), hlm. 90.
16
Yuliansafa, Makalah PKn Hak Asasi Manusia, (Surabaya: Universitas 17 Agustus 1945, 2015), hlm. 4,
https://www.slideshare.net/mobile/yuliansafa/tugas-kelompok-p-kn-48738435 , diakses pada hari Kamis 02 April
2020 Pukul 14:07 WIB.

12
E. Instrumen HAM
Instrumen HAM merupakan sebuah alat yang digunakan sebagai pelindung Hak
Asasi Manusia. Adapun instrumen HAM ini dibagi menjadi dua yaitu dalam tingkat
internasional dan nasional. Sedangkan Bangsa Indonesia memiliki beberapa instrumen
HAM yang berlaku. Diantaranya ada Pancasila, pembukaan, UUD 1945 hasil
amandemen, Tap MPR, Undang-undang dan Peraturan Pemerintah.
1. Pancasila
Sebagaimana diketahui pancasila dikenal sebagai dasar negara Bangsa
Indonesia. Secara keseluruhan pancasila mengandung peraturan yang berkaitan
dengan Hak Asasi Manusia. Sebagaimana disebutkan dalam sila pertama yang
berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa. Dalam sila pertama tersebut tersirat makna
bahwa warga negara Indonesia diberikan hak untuk memilih keyakinannya masih-
masing sesuai dengan kepercayaannya. Adapun sila yang kedua tentang
kemanusiaan yang adil dan beradab. Dalam sila kedua dapat dilihat bahwa tersirat
makna warga negara Indonesia berhak mendapatkan perlakukan dan kehidupan
yang layak. Sila ketiga berbunyi, persatuan Indonesia. Dalam sila ini dapat
dipahami bahwa warga negara Indonesia harus bersatu-padu untuk membela
bangsa Indonesia dan mewujudkan bersama agar terpenuhinya Hak Asasi
Manusia di Negeri ini. Sila keempat, berisi tentang kedaulatan rakyat. Sila
keempat menjelaskan bahwa bangsa Indonesia menerapkan asas demokrasi yang
mementingkan kedaulatan rakyat. Sila kelima berbunyi, keadilan social bagi
rakyat Indonesia. Sila terakhir ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia
mendapatkan hak untuk terpenuhinya Hak Asasi Manusia.17
2. Pembukaan UUD 1945
UUD 1945 merupakan instrumen yang tidak kalah penting dari instrumen
sebelumnya dan berfungsi sebagai penguat dan pelengkap instrumen. Dalam
UUD 1945 mengandung tujuan nasioanal Bangsa Indonesia yang diantaranya
mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam alenia ke empat ini kata mencerdaskan

17
Nani, Contoh Instrumen HAM di Indonesia, https://guruppkn.com/contoh-lengkap-instrumen-ham, diakses pada
hari ahad, 05 April 2020 Pukul 12.57 WIB.

13
kehidupan bangsa mengandung makna bahwa warga negara berhak memperoleh
pendidikan yang merata karena tujuan Negara sendiri diantaranya adalah untuk
mencerdaskan bangsa. Selain itu UUD 1945 juga berisi tujuan yang berbunyi
melindungi segenap bangsa Indonesia diseluruh bangsa Indonesia. Seluruh warga
Negara bermakna tidak ada perbedaan antara warga negar satu dengan yang
lainnya, baik kaya maupun miskin, tanpa memandang status sosial. Selanjutnya
ikut serta melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan asas-asas pancasila.
3. UUD 1945 Hasil Amandemen
Dalam sejarahnya UUD 1945 telah mengalami perubahan sebanyak empat
kali amandemen. Pertama kali dilaksankan amandemen pada tahun 1999,
kemudian dilanjutkan tahun 2000, 2001 dan yang terakhir 2002. Perubahan UUD
1945 ini sangat berpengaruh dan memberikan perubahan yang signifikan terhadap
perlindungan HAM di Indonesia. Pasca amandemen Instrumen dalam hukum
HAM UUD 1945 berhasil menampung perlindungan dan pemenuhan HAM dari
bidang berbeda-beda seperti HAM dalam bidang sipil dan politik, sosial dan
ekonomi. 18
4. Tap MPR
Disebutkan dalamTap. MPR No. XVII/ 1996 tentang pandangan Bangsa
Indonesia tentang Hak Asasi Manusia. Bahwa Bangsa Indonesia sebagai Negara
demokrasi juga mengakui dan menerapkan hak asasi manusia dan
memasukkannya dalam UU dan mengaturnya.  Selain itu, Tap MPR juga berisi
tentang pengakuan terhadap piagam HAM Internasional.19
5. Undang-Undang
Beberapa instrument HAM telah disebutkan sebelumnya, namun masih
ada undang-undang yang menjadi instrumen dalam HAM. Undang-undang
tersebut merupakan hasil musyawarah antara presiden bersama jajaran pemerintah
yang terkait. Contoh undang-undang tersebut diantaranya:
18
M. Syafe’ie. Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di Indonesia dan Peran
mahkamah Konstitusi. Pusham UII:Jurnal Konstitusi, Vol. 9, No. 4, 2012. Hlm 688

19
Nani, Contoh Instrumen HAM di Indonesia, https://guruppkn.com/contoh-lengkap-instrumen-ham, diakses pada
hari senin, 06 April 2020 Pukul 04.00 WIB.

14
a. UU No 39 tahun 1999 yang mengulas perkara tentang HAM .
Undang-undang ini menjadi landasan pokok dalam menjamin
semua hak yang termaktub di berbagai instrument internasional.
b. UU No 23 UU tahun 2002 yang mengatur perkara tentang
Perlindungan Anak. Undang-undang ini dibentuk sebagai respon
atas banyaknya kejahatan yang dilakukan kepada anak-anak yang
masih tergolong di bawah umur. 20
6. Peraturan Pemerintah
Adapun pemerintah juga memberikan peraturan-peraturan yang dijadikan
sebagai instrumen HAM. Adapun peraturan tersebut diantaranya:
a. Peraturan pemerintah Pengganti Undang-undang Perpu No. 1
Tahun 1999 tentang Pengadilan HAM, peraturan pemerintah yang
berkaitan dengan
b. Keputusan Presiden RI Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komisi
Nasional Hak Asasi Manusia, pembentukan dan rincian tugas,
fungsi, wewenangnya.
c. Keputusan Presiden RI Nomor 129 Tahun 1998 tentang Rencana
Aksi Nasional Hak-Hak Asasi Manusia Indonesia, yang ditujukan
untuk pemberlakuan perlindungan HAM secara menyeluruh di
dunia internasional. 21

F. Lembaga Perlindungan HAM di Indonesia


Setelah jatuhnya rezim Orde Baru, usaha untuk memenuhi dan melindungi HAM
menjadi sangat penting. Oleh karenanya, negara dalam mewujudkan pemenuhan dan
perlindungan HAM membentuk konstitusi dan instrumen-instrumen HAM nasional. Di
bawah ini merupakan lembaga yang melindungi hak asasi manusia yang ada di Indonesia:

1. Mahkamah Konstitusi

20
M. Syafe’ie. Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di Indonesia dan Peran
mahkamah Konstitusi. Pusham UII:Jurnal Konstitusi, Vol. 9, No. 4, 2012. Hlm 690

21
Nani, Contoh Instrumen HAM di Indonesia, https://guruppkn.com/contoh-lengkap-instrumen-ham, diakses pada
hari senin, 06 April 2020 Pukul 04.30 WIB.

15
Di dalam UUD 1945 terdapat hak-hak diantaranya, hak ekonomi, hak sosial dan
budaya, hak sipil politik, hak pembangunan, dan lain-lain yang isinya dapat dikatakan
sudah mewakili isi materi HAM yang ada dalam generasi satu hingga generasi empat.
Dimana semua hak tersebut dapat menjadi pijakan pemohon dalam menguji
keabsahan dari sebuah undang-undang. Pasal 24C UUD 1945 dan UU No. 18 tahun
2003 tentang Mahkamah Konstitusi merupakan landasan hukum kelembagaan
Mahkamah Konstitusi.
2. Komisi Nasional HAM
Yaitu suatu badan yang memiliki tugas memajukan dan melindungi HAM. Keppres
No. 50 tahun 1993 merupakan awal mula dibentuknya Komnas HAM, yang
selanjutnya diperkuat UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM. Dalam Pasal 73 UU No.
39 tahun 1999 tentang HAM, disebutkan tanggung jawab dan tugas Komnas HAM,
yaitu (a) Dalam pelaksanaan HAM, baik ditingkat hukum nasional atau Deklarasi
DUHAM, untuk selalu mengmbangkan keadaan yang kondusif; (b) Dalam rangka
mengembangkan karakter rakyat Indonesia secara utuh serta potensi dalam
keterlibatan di semua bidang kehidupan, maka dilakukan peningkatan perlindungan
dan penegakan HAM.
3. Komisi Perlindungan Anak Indonesia
Tujuan dari dibentuknya komisi ini adalah sebagai bentuk respon terhadap
bermacam-macam laporan mengenai adanya penelantaran, kekerasan, dan hak-hak
dasar anak-anak Indonesia yang belum terpenuhi. Komisi ini mempunyai tugas yaitu
(a) Melakukan diseminasi terkait ketentuan peraturan perundang-undangan yang
terkait dengan perlindungan anak, mengumpulkan bahan dan informasi, menerima
laporan masyarakat, melakukan penelitian, memantau, mengevaluasi dan mengawasi
proses penyelenggaraan perlindungan anak; (b) Dalam rangka perlindungan anak,
KPAI memberi laporan, masukan, dan pertimbangan kepada presiden. Keputusan
Presiden No. 36 tahun 1990 yang diperbarui oleh Keputusan Presiden No. 77 tahun
2003 sesudah disahkannya UU No. 23 tahun 2003 tentang Perlindungan Anak
adalah landasan KPAI.
4. Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap Perempuan

16
Sebagai wujud respon tentang berbagai macam pelanggaran dan kekerasan yang
diterima kaum perempuan, maka dibentuklah komisi ini. Sedangkan untuk tujuan
pembentukan komisi ini yaitu, (a) Mempertahankan keadaan agar tetap stabil untuk
menghapus semua bentuk kekerasan pada perempuan dan menegakkan HAM bagi
perempuan di Indonesia; (b) Meningkatkan usaha dalam mencegah dan menaggulangi
semua bentuk kekerasan pada perempuan Indonesia. Peraturan Presiden No. 65
tahun 2005 merupakan pembaharu dari Keputusan Presiden No. 181 tahun 1998
adalah landasan Komnas ini.
5. Lembaga Ombudsman
Ada beberapa prinsip yang menjadi dasar pembentukan lembaga ini, diantaranya
keadilan, kepatutan, keseimbangan, keterbukaan, kerahasiaan, kenetralan, tanggung
jawab, dan non diskriminasi. Tujuan didirikannya lembaga ini adalah menjadikan
negara hukum yang demokratis, mendukung terselenggranya pemerintahan dan
negara yang bersih, memaksimalkan pelayanan negara terhadap rakyat, berkontribusi
dalam pemberantasan kegiatan maladministrasi, dan mengoptimalkan budaya hukum
nasional yang berpusat pada nilai keadilan. Komisi ini dibentuk berlandaskan
Keppres No. 44 tahun 2000 , yang dikukuhkan menjadi UU No. 37 tahun 2008
tentang Ombudsman Republik Indonesia, selanjutnya diperkuat lagi dengan UU No.
25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik.
6. Komisi Yudisial
Wewenang Komisi Yudisial disebutkan dalam Pasal 13 UU No. 22 tahun 2004, yaitu
(a) Memberi usulan mengenai pengangkatan hakim agung kepada DPR ; (b),
Menjunjung kehormatan dan martabat, serta mengawasi tingkah laku hakim.
Masyarakat mempunyai hak untuk memberi laporan atau pendapat pada calon hakim
agung, dan tugas KY mengkaji informasi atau pendapat yang berasal dari rakyat
sebagaimana tercantum dalam Pasal 17 ayat 3 dan 4. Sedangkan dalam Pasal 22 A
disebutkan bahwa KY dapat menampung pengaduan dari masyarakat mengenai
perilaku hakim, dan tugas KY adalah memeriksa, memanggil serta memberikan
rekomendasi terkait laporan hasil pemeriksaan. Maka dapat disimpulkan bahwa
menghimpun hak rakyat untuk berpendapat dalam kasus yudisial dan melindungi

17
mereka dari tindakan pelanggaran dan semena-mena yang dilakukan hakim, merupakan
tugas KY jika dilihat dari pasal di atas.
7. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban
Lembaga ini mempunyai tugas dan wewenang untuk memberikan perlindungan serta
hak-hak lain kepada saksi atau korban seperti yang tercantum dalam Pasal 1 ayat (3)
UU No. 13 tahun 2006. Banyak hak yang mesti dilindungi dan dijamin oleh lembaga
ini, diantaranya hak mendapatkan perlindungan keamanan diri sendiri, keluarga,
hartanya, serta bebas dari ancaman yang berkaitan dengan keterangan yang telah,
sedang, atau akan diberikan, hak untuk memberikan kesaksian tanpa tekanan atau
paksaan, dan lain sebagainya.
8. Komisi Informasi
Komisi ini merupakan sebuah lembaga yang berdiri sendiri. Adapun beberapa
fungsinya yaitu, menjaga dan menjamin hak masyarakat untuk mendapatkan
informasi publik, serta menentukan petunjuk teknis standar layanan informasi publik
dan mengurus sengketa informasi publik lewat perantara atau penyelidik non litigasi.
Dilihat dari hal tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa Kominfo melindungi serta
meningkatkan pemenuhan hak rakyat atas informasi publik.
9. Komisi Penyiaran Indonesia
Menjadi wadah dalam menapung aspirasi dan mewakili kepentingan rakyat atas
penyiaran adalah fungsi lembaga ini. Sedangkan tugas dan kewajiban KPI seperti
tercantum dalam Pasal 8 ayat (3) UU No. 32 tahun 2003 tentang Penyiaran adalah
menjamin rakyat dalam mendapatkan informasi yang pantas dan benar sesuai dengan
HAM; turut membantu sarana prasarana penyiaran; ikut menciptakan suasana
persaingan yang sehat antar badan atau lembaga penyiaran serta industri yang terlibat,
dan seterusnya.
10. Komisi Pengawas Persaingan Usaha
Untuk mengurangi dan menghentikan kegiatan monopoli dan persaingan yang tidak
sehat maka dibentuklah komisi ini. Setiap warga negara Indonesia mempunyai hak
untuk menikmati suasana usaha yang sehat dan wajar dimana tidak berpusat pada
kekuatan ekonomi tertentu sebagaimana yang sudah diatur pemerintah dalam
perjanjian internasional. Agar setiap warga negara dapat ikut berpartisipasi dalam

18
kegiatan produksi dan pemasaran barang jasa, mereka diberik lebih banyak
kesempatan, yang mana komisi ini bertugas mengawal supaya dapat terwujud
demokrasi ekonomi.
11. Lembaga Kepolisian Nasional
Ada tiga wewenang Kepolisian RI seperti tercantum dalam Pasal 38 ayat 2 UU No.2
Tahun 2002, salah satunya yaitu menyampaikan kepada presiden saran dan
pengaduan dari rakyat terkait kinerja kepolisian. Meskipun wewenang lembaga ini
simpel tetapi
bermanfaat dalam pengawasan dan memberi perlindungan HAM untuk masyarakat
dari tindakan semena-mena aparat kepolisian.
12. Komisi Kejaksaan
Secara non sistematis lembaga ini adalah milik pemerintah yang bertugas dan
berwenang secara mandiri, tidak terikat dengan kekuasaan lain meskipun bertangung
jawab kepada presiden. Wewenang komisi ini yaitu menerima pengaduan rakyat
terkait sikap jaksa dan pegawai kejaksaan ketika menjalankan tugas, sebagaimana
tercantum dalam pada Pasal 11 huruf A . Seringnya terjadi pelanggaran hak rakyat
serta perlakuan yang sewenang-wenang oleh aparat kejaksaan, sehingga dalam
substansinya terkait masalah ini kejaksaan mejadi media pengawasan dalam rangka
melindungi hak-hak rakyat.
13. Dewan Pendidikan
Dewan pendidikan meningkatkan banyak proses meliputi perencanaan, pengawasan,
dan evaluasi program pendidikan yang dilakukan untuk tujuan meningkatkan mutu
pelayanan pendidikan. Dilihat dari hal tersebut secara tidak langsung dewan
pendidikan juga menjadi sarana yang menjaga hak-hak rakyat dari pelayanan
pendidikan yang tidak atau kurang layak serta diskriminatif.
14. Dewan Pers
Dilihat dari sudut pandang HAM, peran dewan pers disini adalah mengawasi berita
yang dikeluarkan oleh pers apakah sudah sinkron dengan prosedur pers guna
menaungi rakyat dari informasi media yang melanggar hak asasi manusia.
15. Komisi Pemberantasan Korupsi

19
Korupsi termasuk kejahatan yang sangat luar biasa. Sehingga KPK sebagaimana
dalam Pasal 1 UU No. 30 tahun 2002, diberikan wewenang yang kuat dalam
mengatasi masalah korupsi. Dalam konteks HAM, KPK berwenang untuk
mengawasi, menegakkan, dan melindungi hak rakyat dari tindak pencurian uang
negara yang dilakukan pejabat.
16. Komisi Pemilihan Umum
Pada Pasal 22E UUD 1945 telah ditegaskan bahwa komisi ini adalah penyelenggara
pemilihan umum. Dalam konteks HAM, KPU menjadi sarana yang melindungi hak-
hak rakyat terkait hak memilih dan dipilih sehingga tidak terikat dengan kekuasaan
yang semena-mena, otoriter, dan melanggar HAM, dimana hal tersebut menjadi
tanggung jawab pemerintah dan negara untuk memenuhi HAM rakyatnya.22

G. Bentuk Pelanggaran HAM


1. Human Trafficking

Di zaman sekarang ini perdagangan orang atau human trafficking masih marak
terjadi. Bukan di Indonesia saja tetapi juga negara-negara lain.23 Jumlah korban dari
perdagangan orang ini di Indonesia sendiri sejak tahun 2005-2017 mencapai 8878
orang, sebagaimana dilaporkan oleh International Organization for Migration.
Dengan korban paling banyak yaitu perempuan. Sedangkan 15 persennya anak-anak
dibawah umur. Banyak dari mereka yang dikirim ke luar wilayah atau ke luar negeri
sebagai budak, dalam artian kerja paksa, yang lebih parah mereka dipaksa menjadi
pekerja seks komersial. Sedangkan korban laki-laki dipaksa bekerja menjadi ABK.24

Tentunya perbuatan tersebut sangat bertentangan dengan hukum yang mengatur


tentang Tindak Pidana Perdagangan Orang dalam Undang- Undang Nomor 21 Tahun
2007. Dimana hak-hak kebebasan dan hak untuk hidup layak mereka diambil secara
22
M. Syafe’ie. “Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di Indonesia dan Peran
mahkamah Konstitusi”. Pusham UII: Jurnal Konstitusi, Vol. 9, No. 4, 2012. Hlm 695-702
23
Riswan Munthe.”Perdagangan Orang (Trafficking) sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia”. Universitas
Medan Area: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. Hlm. 188
24
Agus Takariawan dan Sherly Ayuna Putri.” Perlindungan Hukum terhadap Korban Human Trafficking dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia”. Universitas Padjadjaran: Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 2, Vol. 25, 2018.
Hlm. 239

20
paksa. Yang mana itu masuk kedalam pelanggaran HAM.25 Agar keinginan negara
Indonesia seperti yang termuat di dalam Pembukaan UUD 1945 dapat tercapai, maka
dibuatlah kebijakan hukum pidana, yang dimaksudkan untuk menaungi hak-hak
rakyat terutama dalam memberantas tindak kejahatan ini.26

Ada beberapa upaya yang dilakukan pemerintah atau negara terhadap objek
perdagangan manusia, secara abstrak (tidak langsung) atau secara konkrit
(langsung).27 Secara abstrak yaitu melalui rehabilitasi secara medis, psikologis, dan
sosial, memulangkan korban dan memberikan integrasi untuk korban yang menderita
secara fisik, psikis, dan sosial.28 Dalam pelaksanaannya, pemerintah di setiap rumah
sakit umum pusat, provinsi dan kota/kabupaten serta rumah sakit kepolisian pusat dan
rumah sakit Bhayangkara di daerah membentuk Unit Pelayanan Terpadu. Pemerintah
juga bekerja sama dengan UNICEF dan Depeartemen Sosial dengan mendirikan 20
unit children center untuk pengungsi. Selain pemerintah, juga muncul organisasi
swadaya masyarakat seperti Women Crisis, Drop In Center, atau shelter yang sudah
tersebar di 15 propinsi sebanyak 23 unit. 29 Sedangkan pemberian restitusi atau
kompensasi, serta dispensasi biaya hidup dan pendidikan, termasuk melindungi
secara konkrit yang berupa materi. Untuk perlindungan konkrit bukan materi bisa
berbentuk pencabutan dari bahaya atau intimidasi dan publisitas yang dapat
menurunkan derajat korban.30

2. Pembatasan dan Pencabutan Hak Politik dalam Pemilu

Sebagai negara yang menjunjung tinggi kebebasan berpendapat rakyatnya,


Indonesia memberikan kesempatan luas kepada seluruh warganya untuk turut serta
dalam pemilihan umum atau pemilu. Setiap warga negaranya diberikan hak untuk

25
Opcit. Hlm. 185-186
26
Opcit. Hlm. 240
27
Ahmad Syaufi.” Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang”. Muwâzâh, Vol. 3, No. 2, 2011. Hlm. 458
28
Agus Takariawan dan Sherly Ayuna Putri.” Perlindungan Hukum terhadap Korban Human Trafficking dalam
Perspektif Hak Asasi Manusia”. Universitas Padjadjaran: Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 2, Vol. 25, 2018.
Hlm. 245
29
Ibid, hlm. 245-246
30
Ahmad Syaufi.” Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak Korban Tindak Pidana Perdagangan
Orang”. Muwâzâh, Vol. 3, No. 2, 2011. Hlm. 458

21
memilih dan hak untuk dipilih, seperti yang termuat dalam Pasal 21 ayat (1) Deklarasi
Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM), bahwasanya itu termasuk hak politik
seseorang.31 Maka dari itu pemerintah harus melindungi hak memilih dan dipilih
rakyatnya.32 Seperti tercantum di UUD NRI 1945 dan Undang-Undang HAM, serta
UU Tentang Pengesahan Konvensi Hak-hak Sipil dan Politik Nomor 12 Tahun 2005,
guna memenuhi hak politiknya maka warga negara diberi jaminan secara hukum
dalam hak memilih dan dipilih.33Keikutsertaan rakyat sendiri dalam pemilu di
Indonesia adalah wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat guna memenuhi hak-hak asasi
rakyatnya.34

Dengan adanya pembatasan dan pencabutan hak memilih dan dipilih oleh
lembaga peradilan atau KPU berupa larangan bagi warga negara yang memiliki kasus
pidana korupsi untuk turut serta dalam pemilihan umum menunjukkan bahwa kedua
lembaga tersebut telah melakukan tindakan diskriminatif berupa pembatasan hak-hak
konstitusional yaitu hak politik.35Dimana hak politik termasuk ke dalam HAM. Oleh
karena itu dalam perumusan pasal-pasal terkait hak politik tidak boleh ada
diskriminasi ras, kekayaan, agama dan keturunan. Karena pembatasan, pencabutan,
dan penghapusan hak politik termasuk pelanggaran HAM.36

3. Kekerasan Dalam Rumah Tangga Terhadap Perempuan


Sampai saat ini, kesepadanan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan dalam
harkat dan martabat maupun keadilan belum tercapai sepenuhnya. Ini termasuk suatu
kritik berat bagi pemerintah dan kaum perempuan karena pada kenyataannya masih
banyak ketertinggalan yang dialami kaum perempuan dalam aspek kehidupan,
walaupun sudah lama berjuang.37Karena itu masih banyak kekerasan yang menimpa

31
Muh. Sabaruddin Sinapoy dan Safril Sofwan Sanib.” Pencabutan dan Pembatasan Hak Politik Warga Negara
dalam Pemilu: Suatu Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia”. HOLREV:Faculty of Law, Halu Oleo University Vol.
3 No. 2, 2019. Hlm. 284
32
Ibid, hlm. 285
33
Ibid, hlm. 290
34
Ibid, hlm. 285
35
Ibid, hlm. 291
36
Ibid, hlm. 295
37
Dede Kania.“Hak Asasi Perempuan dalam Peraturan Perundang-Undangan Di Indonesia”. Bandung: Jurnal
Konstitusi, Vol.12, No.4, 2015. Hlm. 719

22
kaum perempuan, seperti KDRT, meskipun pada mulanya hal tersebut tidak diakui
sebagai bentuk invasi HAM dan penanganannya pun cukup secara kekeluargaan,
sehingga korban tidak mendapat perlindungan hukum secara penuh.38 Ada beberapa
alasan kurangnya penanganan atau penegakan hukum terkait KDRT, yaitu
pemahaman tentang akar masalah KDRT, dilihat dari segi hukum, budaya, ataupun
agama.39 Akhirnya pemerintah membuat hukum tentang Penghapusan Kekerasan
Dalam Rumah Tangga dalam Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2004. 40

Setelah dikeluarkannya UU tersebut, masalah KDRT bukan lagi masuk ranah


domestik, tetapi publik. Dengan begitu hak korban untuk mendapat payung hukum
menjadi terlindungi. Di dalam undang-undang tersebut, tidak suami saja, istri, dan
anak, tetapi juga orang lain yang memiliki ikatan keluarga dan tinggal bersama, serta
pembantu rumah tangga yang juga tinggal dalamnya.41

Contoh di atas hanyalah sebagian kecil dari wujud pelanggaran HAM yang sering
muncul di Indonesia. Selebihnya masih banyak sekali kasus yang ada, baik itu
terekspos dan mendapat penanganan hukum maupun yang masih belum terungkap.

BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Hak asasi manusia sudah seperti menjadi nafas bagi bangsa Indonesia. Sebagai warga
Negara yang baik kita harus mampu mengetahui batasan hak diri sendiri maupun orang lain.
Jangan sampai ada orang lain yang merasa dirugikan karena perbuatan kita yang merugikannya,
38
Ibid, hlm. 721
39
Ibid, hlm. 723
40
Ibid, hlm. 721
41
Ibid, hlm. 723

23
Dalam rangka terwujudnya hak asasi manusia yang baik antar warga Negara di Indonesia perlu
sinergi yang kuat antar warganegara Indonesia. Selain itu pemerintah juga berupaya dengan
membentuk instrumen sebagai alat untuk melindungi hak asasi manusia dan mendirikan
lembaga-lembaga khusus untuk menaggulangi penyimpangan dalam hak asasi manusia. Dengan
adanya lembaga-lembaga dan instrument tersebut diharapkan dapat mewujudkan bangsa
Indonesia yang aman dan jauh dari perbuatan yang menyimpang.

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zainudin. 2015. Sosiologi Hukum. Jakarta: Sinar Grafika


El Muhtaj, Majda. 2012. Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia. Jakarta: Kencana
Prenada Media Grup
Agus Takariawan dan Sherly Ayuna Putri. 2018. ” Perlindungan Hukum terhadap Korban”

24
Ahmad Syaufi. 2011. ”Perlindungan Hukum Terhadap Perempuan Dan Anak Korban Tindak
Pidana Perdagangan Orang”. Muwazah. Vol. 3, No. 2.

Agus Takariawan dan Sherly Ayuna Putri. 2018. ” Perlindungan Hukum terhadap Korban
Human Trafficking dalam Perspektif Hak Asasi Manusia”.Universitas Padjadjaran:
Jurnal Hukum Ius Quia Iustum, No. 2. Vol. 25.

Gurukupkn.com. 2018. Contoh Instrumen HAM di Indonesia. Diakses pada tanggal 05 April
2020 Pukul 12.57 WIB dari https://guruppkn.com/contoh-lengkap-instrumen-ham
Jahada. 2013. Hak Asasi Manusia Menurut Alquran. Jurnal Al-‘adl. Vol. 6, No. 1. Diakses pada
tanggal 01 April 2020 Pukul 20.42 WIB dari https://scholar.google.com/scholar?
hl=id&as_sdt=0%2C5&q=Jahada+hak+asasi+manusia+menurut+alquran.
M. Syafe’ie. 2012 Instrumentasi Hukum Ham, Pembentukan Lembaga Perlindungan Ham di
Indonesia dan Peran mahkamah Konstitusi. Pusham UII:Jurnal Konstitusi. Vol. 9. No. 4.

Muh. Sabaruddin Sinapoy dan Safril Sofwan Sanib. 2019. ” Pencabutan dan Pembatasan Hak
Politik Warga Negara dalam Pemilu: Suatu Bentuk Pelanggaran Hak Asasi Manusia”.
HOLREV:Faculty of Law, Halu Oleo University. Vol. 3 No. 2.

Nazmi, Didi. 1992. Konsepsi Negara Hukum. Padang:Angkasa Raya.


Riswan Munthe. ”Perdagangan Orang (Trafficking) sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia”.
Universitas Medan Area: Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial.

Sulisworo, Dwi. Ningsih, Tri Wahyu. Arif, Dikdik Baehaqi. 2012. Hak Azasi Manusia.
Sarinah, Dkk. 2017. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn di Perguruan Tinggi).
Yogyakarta: Deepublish
Zonareferensi.com. 2020. Pengertian Hak Asasi Manusia (HAM) Menurut Para Ahli & Secara
Umum. Diakses pada tanggal 31 Maret 2020, dari https://www.zonareferensi.com/ /
pengertian-hak-asasi

25
26

Anda mungkin juga menyukai