1. CHOIRUL UMAM
2. YUNUS MUZAKKI
3. M. SHOFIYULLOH
4. M. DAHLAN
5. AINUN ASFIAH
6. AQIELLA FADIA HAYAH
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus. Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat, M.Pd.I yang telah memberikan pengarahan atas
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Teman-teman semester 1 Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Pengantar Studi Islam.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang
lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala
kekurangan dalam makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
Bab II Pendahuluan....................................................................................................2
2.1 Studi Islam di Negara Muslim......................................................................2
2.2 Studi Islam di Negara Barat..........................................................................8
2.3 Studi Islam di Negara Asia Tenggara...........................................................10
Bab III Penutup..........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................14
Daftar Pustaka............................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui studi islam di negara muslim
2. Untuk mengetahui studi islam di negara barat
3. Untuk mengetahui studi islam di asia tenggara
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
siksaan berat sebagiannya mengakibatkan kematian. Sungguhpun demikian,
akidah mengikuti Nabi tetap kokoh dan tidak luntur dalam menghadapi oposisi
tersebut.
b. Fase Pembentukan Negara (622-632 M)
Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah) didahului
dengan usaha memengaruhi para peziarah Ka‘bah di Makkah agar mereka masuk
Islam. Di antara mereka banyak yang berasal dari kabilah Khazraj dan Aus
(Yatsrib/Madinah). Ternyata sebagian mereka menyambut baik atas seruan dan
ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut, yang pada gilirannya menyatakan diri
masuk Islam serta diikuti dengan perjanjian kesetiaan mereka kepada agama
Islam dan Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan ‘‘Perjanjian Aqabah‘‘.
Beberapa upaya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah, yaitu:
1) Mendirikan Masjid, sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat Islam,
secara gotong-royong;
2) Mempersaudarakan antara kaum Anshor dan Muhajiin;
3) Membuat perjanjian persahabatan (toleransi) antara intern umat Islam dan
antara umat beragama; dan
4) Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan social untuk masyarakat baru.
Karena itu terbentuklah masyarakat yang disebut Negara kota dengan membuat
konstitusi di dunia.
c. Fase Pra-Ekspansi (632-650 M)
Fase Ekspansi ini merupakan pertama kalinya (pendahuluan), yang pada
dasarnya dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu (Manwar,2016):
1) Fase konsolidasi
Abu Bakar sebagai kholifah Islam pengikut Rasulallah SAW. (632 M)
harus menghadapi suku-suku bangsa Arab yang tidak mau lagi tunduk
kepada Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat
dengan Nabi SAW. Dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau
wafat. Selanjutnya mereka mengambil sikap menentang Abu Bakar
( ingkar kepada pemerintah Islam ) tidak mau membayar dinar karena itu
Abu Bakar menyelesaikannya dengan perang Riddah (melawan kaum
separatis) di bawah komando Khalid bin Walid, dan kemenangan di pihak
Abu Bakar ( umat Islam ).
3
2) Fase pembuka jalan
Dimana setelah selesai perang dalam negeri tersebut (konsolidasi),
Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin
al-Walid memimpin tentara yang diantar ke Irak (wilayah Bizantium) dan
dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Bersama dengan itu ke Suria
(Iran) dikirim tentara di bawah pimpinan tiga Jendral: Amr Ibnu ‗Ash,
Yazid Ibnu Abi Sofyan dan Syurahbil Ibnu Hasanah, dan ditunjang oleh
pasukan Khalid, sehingga dapat menguasai kota Ajnadin dan Fihl.
3) Fase pemerataan jalan
Dimana usaha-usaha yang dirintis oleh Abu Bakar untuk membuka
jalan ekspansi, kemudian dilanjutkan oleh khalifah kedau, Umar bin
Khatab (634-664 M). pada zaman Umar inilah gelombang ekspansi
pertama terjadi kota Damaskus jatuh di tahun 635 M dan setahun
kemudian Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, daerah Suria jatuh ke
bawah kekuasaan Islam. Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini
(menurut istilah kami fase perantara jalan ekspansi). Maka kekuasaan
Islam di bawah Khalifah Umar telah meliputi selain Semenanjung
Arabiah, juga Palestina, Suria, Irak, Persia, dan Mesir.
4) Fase jalan buntu
Pada zaman Usman bin Affan (644-656 M) sebagai khalifah ketiga,
dan pada zaman Ali bin Abi Thalib (656-661 M) khalifah keempat. Pada
zaman Usman, meskipun Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain
dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini,
karena dikalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan menyangkut
masalah pemerintahaan dan dalam kekacauan yang timbul itu Usman mati
terbunuh. Selanjutnya diganti oleh Ali bin Abi Thalib, tetapi mendapat
tantangan dari pendukung Usman, terutama Muawiyah Gubernur
Damaskus dari Golongan Thalhah dan Zubair di Makkah dan kaum
Khawarij dan Ali sebagaimana Usman juga terbunuh.
6
dari pusat kajian dan pendidikan di negara islam itu sendiri. Pusat kajian
keislaman tersebar dibeberapa wilayah dan kota.
1
Rasihon Anwar, Badruzzaman M, Yunus dan Saehuddin, Pengantar Studi Islam, (Bandung:pustaka setia,
2009), hal 41
7
4) Madarasah kufah
Ulama sahabat yang terkenal adalah ali bin abai tholib yang mengurusi
masalah politik dan pemerintahan yangmana Abdullah bin Mas’ud sebagai guru
agama yang di utus langsung oleh khalifah umar.
5) Madrasah Damsyik
Setelah negeri damsyik menjadi bagian dari negri islam, maka
khalifaah umar bin khatab mengirimkan tiga guru agama yang di tempatkan
pada tempat yang berbeda, yaitu Muadz bin jabal di palestina, abu Dardak
di damsyik juga ubada di hims. Madrasah damsyik juga mampu melahirkan
imam penduduk syam Abdurrahman Al- auza’i yang ilmunya sama dengan
imam malik dan abu Hanifah
6) Madrasah fistat ( MESIR )
Madrasah ini di dirikan oleh Abdullah bin Amr Al-As yang
merupakan seorang yang ahli dalam ilmu hadist.
8
Kajian islam di kanada pertama kali dilakukan di McGill University
dengan tokoh utamanya willfred Cantwell smith. McGill university lebih
memperbanyak hasil-hasil penelitian tentang islam. Gagasan utama
dibukanya kajian ini adalah banyaknya konflik yang ditimbulkan oleh isu
agama. Hal ini menggugah Smith untuk membuka pusat kajian agar para
sarjana barat tahu secara benar tentang islam dan sekaligus untuk mengurangi
adanya kesalahpahaman di antara mereka. Kemudian pusat kajian ini
berkembang menjadi sebuah departemen yang menjadi bagian dari McGill
University. Demi meningkatkan kualitas kajian Islam, departemen ini
mengundang para pakar dari berbagai universitas di negara-negara Islam.
Dari Indonesia, yang pernah menjadi tenaga pengajar di departemen ini
adalah Prof. Dr. Nur Cholis Madjid (alm) dan Prof. A. Syafi’i Ma’arif. Di
Kanada, studi Islam bertujuan: pertama, menekuni kajian budaya dan
peradaban islam dari zaman Nabi Muhammad SAW, hingga masa
kontemporer. Kedua, memahami ajaran islam dan masyarakat muslim di
seluruh dunia. Ketiga, mempelajari beberapa bahasa muslim.
2. Amerika serikat
Di amerika , studi-studi islam memang menekankan pada sejarah
studi islam, bahasa islam selain bahasa arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial yang
berada di pusat studi timur tengah atau timur dekat.kajian islam yang pertama
kali di selenggarakan di Chicago University. Secara organisatoris, studi islam
berada dibawah pusat studi timur tengah dan jurusan bahasa dan kebudayaan
timur di lembaga ini kajian islam lebih mengutamakan kajian tentang
pemikiran islam, bahasa arab, naskah-naskah klasik dan bahasa-bahasa islam
non arab.2 Salah satu penggagas kajian Islam di Amerika Serikat ialah Prof.
Mahmud Ayyub. Beliau menggagas kajian Islam di Temple University. Salah
seorang mahasiswa Indonesia yang pernah beliau rekomendasikan untuk
belajar di universitas ini ialah Alwi Shihab. Alwi Shihab seusai
pendidikannya di sana, sempat menjadi anggota peneliti Harvort Seminary
dalam beberapa tahun.3 Selain di Temple University, studi Islam juga banyak
ditemukan di lembagalembaga lain. Di UCLA (University of California Los
Angles) studi Islam dibagi kepada komponen-komponen. Pertama, mengenai
2
Drs.atang abd.hakim, ma.dr.jaih mubarok. Metodologi Studi Islam, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2016)
3
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung:CV. Pustaka, 2008), hal: 173
9
doktrin agama Islam, termasuk sejarah pemikiran Islam. Kedua, bahasa arab
termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum dan lain-lain. Ketiga,
bahasa-bahasa non arab yang muslaim, sperti Turki, Urdu, Persia, dan
sebagainya. Sebagai bahasa yang dianggap telah ikut melahirkan kebudayaan
Islam. Kempat, ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa arab, sosiologi dan
semacamnya.
3. Jerman
Di jerman, studi islam di fokuskan pada kajian-kajian tentang bahasa,
budaya dan agama, yang lebih dikenal dengan seminar orientallis. Sebagaimana
studi ketimuran pada umunya sstudi islam berdiri sendiri terlepas dari teologi .
Tokoh yang berpengaruh dalam kajian islam pada generasi pertama di jerman yaitu,
theodore noldeke ( 1836-1930) julius wellhausen (1884-1918) dan ignazgoldziher
(1850-1921) yang masing-masing dikenal karena penelitian mereka tentang Al-
qur’an , awal sejarah islam dan perkembangan internal agama budaya islam. Studi
Islam di Universitas Jerman berada di bawah fakultas Seni atau di bawah sub
bagiaannya (jurusanjurusan) misalnya, studi budaya sebagaimana yang ada di
Swedia dan Belanda. Di antara tokoh-tokoh studi Islam di Jerman adalah Theodor
Noldeke, Julius Wellhausen dan Ignaz Goldziher yang masing-masing dikenal
karena penelitian mereka tentang Alquran, awal sejarah Islam dan perkembangan
internal agama dan budaya Islam.4
4
Ibid, hal: 175
10
2. Corak pendidiknya yang terdapat pada intelektual muslim di asia tenggara lebih
menerima ide-ide ilmu sosial yang berkembang di barat, seperti pemikiran
Nurcholish madjid.
3. Kajian tentang keislaman yang sedang gencar di adakan baik tingkat lokal hingga
internasional sehingga memunculkan pemikiran baru yang modern.
Ada beberapa kajian yang dapat di kembangkan untuk mengetahui lebih
lanjut tentang islam di asia tenggara yaitu:
1. Kajian tentang pertemuan budaya, lokal dan islam yang sekian lama
berproses.
2. Beragamnya corak suku etnis dan bahasa yang ada di asia tenggara dapat di
jadikan contoh sebagai untuk mengetahui corak lokal, atau lahirnya islam
lokal di asia tenggara.
3. Sebagaimana marshal hodson dalam bukunya the ventore of islam yang
begitu banyak pemikiran baru terutama kritik tajam yang dituliskan terhadap
Clifford geertz, mengusulkan suatu kajian islam lintas wilayah dan budaya.
Islam di Indonesia dapat dijadikan model dalam menghadapi pemikiran
keislaman yang berkembang yaitu:
1. Model untuk menjembatani antara budaya lokal dan islam, mengingat
Indonesia terdiri dari beberapa etnis budaya.
2. Islam Lokal di Indonesia mungkin bisa dijadikan model untuk melihat
hubungan antara islam dan dunia modern.
PUSAT-PUSAT KAJIAN ISLAM DI ASAI TENGGARA
Pusat kajian yang ada di asia tenggara meliputi:
1. Malaysia
Islam masuk ke malaka (Malaysia kini) pada abad ke-7 H lewat jalur dagang.
Malaka menjadi basis utama penyebaran islam ke kepulauan Hindia Timur
(Indonesia, Malaysia dan seterusnya). Pada abad ke-7 H/13 M, raja malaka sudah
memeluk agama islam malak pun menjadi kerajaan pertama islam yang
menyebarkan ajaran agama islam dan menjadi basis penyebaran agama islam di
kepulaun hindia timur. Kerajaan malaka dipimpin oleh raja muslim keturunan cina
yang Bernama Zheng He. Malaya dalam sejarahnya dipimpin oleh 7 raja dimana
Malaya mengalami masa kejayaan hingga kerjaannya mashur dibawah pimpinan raja
Manshur Pasha. Ia diberikan gelar Pahsa dan mampu menakhlukkan beberapa
11
wilayah seperti Myanmar dan Sumatra sehingga masyarakat daerah kekuasaannya
mayoritas beraga islam.
2. Indonesia
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur dakwah dan dagang seketika menyebar
keseluruh wilayah disana. Kerajaan-kerajaan islam banyak bermunculan. Daerah
pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai
Sumatra bagian Utara. Dalam waktu yang tidak terlalu lama Islam telah tersebar
keseluruh pelosok kepulauan Indonesia, sehingga mayoritas bangsa Indonesia
beragama Islam. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah, khususnya para
ulamanya untuk berdakwah menyiarkan Islam.
2. Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah
3. Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah
4. Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya sistem kasta dan
diskriminasi mudah menarik simpati rakyat
5. Banyak raja-raja Islam yang ada diberbagai wilayah Indonesia ikut berperan
aktif melaksanakan kegiatan dakwah Islamiyah
Beberapa wilayah di Indonesia yang dapat diterangkan terkait penyebaran islam
diantaranya:
1. Sumatra
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatra
bagian Utara seperti Pasai dan Perlak. Para pedagang dari India yakni bangsa Arab,
Persi, dan Gujarat yang juga mubalig Islam banyak yang menetap dibandar-bandar
sepanjang Sumut. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah di Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim.
Para mubalig Islam pada waktu itu, tidak hanya bedakwah kepada para
penduduk biasa tetapi juga kepada raja-raja kecil hingga akhirnya berdiri kerajaan
Islam pertama yaitu Samudra Pasai
2. Jawa
Islam mulai masuk kepulau jawa tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun,
nisan makam Siti Fatimah Binti Maemun dapatlah dijadikan tonggak awal
kedatangan Islam di Jawa. Pertumbuhan masyarakat Muslim disekitar Majapahit
sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan
yang dilakukan perdagangan Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan
12
ekonomi di kerajaan Samudra Pasai dan Malaka. Untuk masa-masa selanjutnya
perkembangan Islam di tanah jawa dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang
kemudian terkenal dengan sebuatan Wali Sanga atau sembilan wali yaitu :
1. Maulana Malik Ibrahim/Sunan Gersik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Derajat
6. Sunan Gunung Jati
7. Sunan Kudus
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Muria
3. Sulawesi
Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim
dari sumatra, Malaka, dan Jawa. Sebagian Sulawesi terdapat kerjaan-kerajaan yang
masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme, kerajaan yang paling besar
adalah kerajaan Gowa Talo, Bone, dan Sopang.
4. Kalimantan
Kalimantan, yang letaknya lebih dekat dengan pulau Sumatra dan Jawa, ternyata
menerima kedatangan Islam lebih belakangan dibanding Sulawesi dan Maluku
sebelum Islam masuk ke Kalimantan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang
berpusat di negara Dipa, Daha dan Kahuripan yang terletak disungai nagara dan
Amuntai Kimi.
5. Maluku dan sekitarnya
Antara tahun 1400 – 1500 M Islam telah masuk dan berkembang di Maluku.
Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren-pesantren di
Jawa Timur untuk mempelajari Islam.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam diantaranya:
Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum
Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin
Raja Jailolo, yang berganti nama dengan sultan Hasanudin
13
Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 M dan bergelar Sultan
Zaenal Abidin5.
5
Abdillah, Masykuri, Potret Masyarakat Madani di Indonesia, dalam Seminar Nasional tentang "Menatap
Masa Depan Politik Islam di Indonesia", (Jakarta: International Institute of Islamic Thought, Lembaga Studi
Agama dan Filsafat UIN Jakarta,2003)
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah uraian yang terdapat pada bab 2 maka dapat dismpulkan bahwa:
1. Studi islam berkembang hampir seluruh dunia, terbagi menjadi 4 pusat
studi islam, dalam pusat" pendidikan tersebut para sahabat memberikan
pelajaran tentang agama islam, dan dalam masa pertumbuhan islam
terdapat beberapa madrasah.
2. Studi islam di barat sejak abad ke - 19, kajian-kajian ke islaman di barat
lebih terfokus terutama dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Dan
islam di asia tenggara merupakan komunitas muslim penting, karena
perkembangan islam di asia tenggara termasuk paling mengesankan.
3.2 Saran
Literasi yang kurang bagi penulis sehingga pembahasannya pun cukup
global
15
DAFTAR PUSTAKA
16