Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

STUDI ISLAM DI NEGARA MUSLIM, BARAT, ASIA


TENGGARA

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah :


PENGANTAR STUDI ISLAM

Dosen Mata Kuliah Pengantar Studi Islam:


Dr. RAHMAT, M.Pd.I

Makalah ini disusun oleh:

1. CHOIRUL UMAM
2. YUNUS MUZAKKI
3. M. SHOFIYULLOH
4. M. DAHLAN
5. AINUN ASFIAH
6. AQIELLA FADIA HAYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT PESANTREN KH. ABDUL CHALIM
PACET-MOJOKERTO
Oktober, 2021

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran kehadiran Tuhan Yang Maha Esa
karena atas limpahan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat
dan salam semoga dilimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang
diutus sebagai rahmat untuk sekalian alam dan membimbing umat ke jalan yang
lurus. Ribuan terima kasih kami ucapkan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat, M.Pd.I yang telah memberikan pengarahan atas
terselesaikannya makalah ini.
2. Pihak-pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Teman-teman semester 1 Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata
kuliah Pengantar Studi Islam.
Kami menyadari tentunya makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh
karenanya kami senantiasa mengharap adanya kritik dan saran guna perubahan yang
lebih baik kedepannya. Kendati demikian, kami berharap makalah ini bermanfaat
bagi para pembaca. Akhir kata, permohonan maaf kami haturkan atas segala
kekurangan dalam makalah ini.

Mojokerto , 30 Oktober 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar...........................................................................................................ii
Daftar Isi.....................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................1
Bab II Pendahuluan....................................................................................................2
2.1 Studi Islam di Negara Muslim......................................................................2
2.2 Studi Islam di Negara Barat..........................................................................8
2.3 Studi Islam di Negara Asia Tenggara...........................................................10
Bab III Penutup..........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan...................................................................................................14
3.2 Saran..............................................................................................................14
Daftar Pustaka............................................................................................................15

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Studi Islam berasal dari dua kata yaitu Studi dan Islam. Secara Etimologi Studi
berarti penelitian ilmiah, kajian, telaah, dan riset. Sedangkan Islam berasal dari kata
Salima yang berarti selamat sentosa, kemuadian dikembangkan menjadi aslama yang
berarti berserah diri masuk kedamaian. Studi Islam (Islamic Studies) merupakan
studi yang mendapat perhatian dikalangan ilmuwan. Studi Islam mulai banyak dikaji
oleh para peminat studi agama dan studi-studi lainnya. Dengan demikian, studi Islam
layak untuk dijadikan sebagai salah satu cabang ilmu favorit. Artinya, studi Islam
telah mendapat tempat dalam percaturan dunia ilmu pengetahuan.
Studi Islam sekarang ini berkembang hampir diseluruh negara di dunia, baik di
negara Islam maupun bukan negara Islam. Negara Islam terdapat beberapa contoh
studi Islam yang berkembang seperti univeristas al-azar dan universitas umul quro di
Arab Saudi. Pada saat itupun orang barat mengagung-agungkan ilmu pengetahuan
yang saat ini tidak lepas dari pengaruh ilmuan pada abad pertengahan dimana umat
Islam sedang mengalamai Kejayaan sendangkan orang eropa sedang mengalami
kesulitan (the dark age) (Anwar, dkk.,2017). Pada dasarnya orang barat mengakui
kebenaran Islam, tetapi kenapa kebanyakan tidak mau masuk Islam. Negara muslim
yang lainnya yaitu asia tenggara. Warga Muslim di Asia Tenggara juga berkembang
sangat pesat mulai dari peradaban sosial, budaya dan pendidikannya.
Sesuai pernyataan diatas maka pada kali ini selaku tim penulis menyusun
makalah yang berjudul “Studi Islam di negara Muslim, Barat dan Asia Tenggara” di
dalam makalah ini juga kami akan membahas tentang sejarah dan perkembangan
peradaban Islam yang tengah berkembang di masyarakat pada zamannya.

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui studi islam di negara muslim
2. Untuk mengetahui studi islam di negara barat
3. Untuk mengetahui studi islam di asia tenggara

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 STUDI ISLAM DI NEGARA MUSLIM


Sejarah peridesasi Islam dibagi menjadi empat periode, yaitu(Marwan, 2016):
1. Periode praklasik (610-650 M), yang meliputi 3 (tiga) fase, yaitu: fase
pembentukan agama (610-622 M), fase pembentukan Negara (622- 632 M),
dan fase praekspansi (632-650 M).
2. Periode klasik (650-1230 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase ekspansi,
integrasi dan puncak kemajuan (650-1000 M), dan fase disintegrasi (1000-
1250 M).
3. Periode pertengahan (1250-1800 M), yang meliputi 2 (dua) fase, yaitu: fase
kemunduran (1250-1500 M), dan fase tiga kerajaan besar (1500-1800 M)
4. Periode modern (1800-dan seterusnya), yang merupakan zaman kebangkitan
Islam. Berikut uraian masing-masing fase:
1. Fase Pra Klasik
a. Fase Pembentukan Agama (610-622 M)
Pada fase ini Nabi Muhammad SAW melakukan kegiatan pembentukan
akidah dan pemantapannya serta pengalaman ibadah di kalangan umat Islam
setelah Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dan wahyu-wahyu
berikutnya, kemudian Nabi Muhammad SAW memperkenalkan Islam kepada
masyarakatnya di Makkah berdasarkan wahyu tersebut. Dakwah yang beliau
lakukan melalui tiga tahapan, yaitu: pertama, memperkenalkan Islam secara
rahasia, dalam arti terbatas pada keluarga terdekat dan teman-teman akrabnya,
melalui pendekatan pribadi. Tahap ini dilakukan secara hati-hati sehingga tidak
menimbulkan kejutan dikalangan masyarakat, namun hasilnya cukup
memadai,terbukti beberapa keluarga dan teman terdekatnya berhasil masuk Islam.
Kedua dilakukan dengan semi rahasia, dalam arti mengajak keluarganya yang
lebih luas dibandingkan pada tahap pertama, terutama keluarga yang bergabung
dalam rumpun Bani Abdul Mutholib (Baca QS. AsSyu‘ara: 214), Ketiga
dilakukan secara terbuka dan terang-terangan dihadapan masyarakat umum dan
luas (Baca QS.al Hijr: 94) pada tahap ini Nabi Muhammad SAW beserta
pengikutnya menghadapi oposisi dari berbagai pihak, bahkan mendapatkan

2
siksaan berat sebagiannya mengakibatkan kematian. Sungguhpun demikian,
akidah mengikuti Nabi tetap kokoh dan tidak luntur dalam menghadapi oposisi
tersebut.
b. Fase Pembentukan Negara (622-632 M)
Sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Yatsrib (Madinah) didahului
dengan usaha memengaruhi para peziarah Ka‘bah di Makkah agar mereka masuk
Islam. Di antara mereka banyak yang berasal dari kabilah Khazraj dan Aus
(Yatsrib/Madinah). Ternyata sebagian mereka menyambut baik atas seruan dan
ajakan Nabi Muhammad SAW tersebut, yang pada gilirannya menyatakan diri
masuk Islam serta diikuti dengan perjanjian kesetiaan mereka kepada agama
Islam dan Nabi Muhammad SAW yang terkenal dengan ‘‘Perjanjian Aqabah‘‘.
Beberapa upaya dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW di Madinah, yaitu:
1) Mendirikan Masjid, sebagai tempat ibadah dan berkumpulnya umat Islam,
secara gotong-royong;
2) Mempersaudarakan antara kaum Anshor dan Muhajiin;
3) Membuat perjanjian persahabatan (toleransi) antara intern umat Islam dan
antara umat beragama; dan
4) Meletakkan dasar-dasar politik ekonomi dan social untuk masyarakat baru.
Karena itu terbentuklah masyarakat yang disebut Negara kota dengan membuat
konstitusi di dunia.
c. Fase Pra-Ekspansi (632-650 M)
Fase Ekspansi ini merupakan pertama kalinya (pendahuluan), yang pada
dasarnya dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu (Manwar,2016):
1) Fase konsolidasi
Abu Bakar sebagai kholifah Islam pengikut Rasulallah SAW. (632 M)
harus menghadapi suku-suku bangsa Arab yang tidak mau lagi tunduk
kepada Madinah, mereka menganggap bahwa perjanjian yang mereka buat
dengan Nabi SAW. Dengan sendirinya tidak mengikat lagi setelah beliau
wafat. Selanjutnya mereka mengambil sikap menentang Abu Bakar
( ingkar kepada pemerintah Islam ) tidak mau membayar dinar karena itu
Abu Bakar menyelesaikannya dengan perang Riddah (melawan kaum
separatis) di bawah komando Khalid bin Walid, dan kemenangan di pihak
Abu Bakar ( umat Islam ).

3
2) Fase pembuka jalan
Dimana setelah selesai perang dalam negeri tersebut (konsolidasi),
Abu Bakar mulai mengirim kekuatan-kekuatan ke luar Arabia. Khalid bin
al-Walid memimpin tentara yang diantar ke Irak (wilayah Bizantium) dan
dapat menguasai al-Hirah di tahun 634 M. Bersama dengan itu ke Suria
(Iran) dikirim tentara di bawah pimpinan tiga Jendral: Amr Ibnu ‗Ash,
Yazid Ibnu Abi Sofyan dan Syurahbil Ibnu Hasanah, dan ditunjang oleh
pasukan Khalid, sehingga dapat menguasai kota Ajnadin dan Fihl.
3) Fase pemerataan jalan
Dimana usaha-usaha yang dirintis oleh Abu Bakar untuk membuka
jalan ekspansi, kemudian dilanjutkan oleh khalifah kedau, Umar bin
Khatab (634-664 M). pada zaman Umar inilah gelombang ekspansi
pertama terjadi kota Damaskus jatuh di tahun 635 M dan setahun
kemudian Bizantium kalah di pertempuran Yarmuk, daerah Suria jatuh ke
bawah kekuasaan Islam. Dengan adanya gelombang ekspansi pertama ini
(menurut istilah kami fase perantara jalan ekspansi). Maka kekuasaan
Islam di bawah Khalifah Umar telah meliputi selain Semenanjung
Arabiah, juga Palestina, Suria, Irak, Persia, dan Mesir.
4) Fase jalan buntu
Pada zaman Usman bin Affan (644-656 M) sebagai khalifah ketiga,
dan pada zaman Ali bin Abi Thalib (656-661 M) khalifah keempat. Pada
zaman Usman, meskipun Tripoli, Ciprus dan beberapa daerah lain
dikuasai, tetapi gelombang ekspansi pertama berhenti sampai disini,
karena dikalangan umat Islam mulai terjadi perpecahan menyangkut
masalah pemerintahaan dan dalam kekacauan yang timbul itu Usman mati
terbunuh. Selanjutnya diganti oleh Ali bin Abi Thalib, tetapi mendapat
tantangan dari pendukung Usman, terutama Muawiyah Gubernur
Damaskus dari Golongan Thalhah dan Zubair di Makkah dan kaum
Khawarij dan Ali sebagaimana Usman juga terbunuh.

2. Periode klasik (650-1250 M)


Periode Klasik ini merupakan zaman kemajuan umat Islam. Harun
Nasution telah membagi periode klasik ini ke dalam dua (2) fase, yaitu:
4
a. Fase Ekspansi, Integrasi, dan Puncak Kemajuan 650-1000 Masa
klasik merupakan masa kemunculan Islam dan peradaban Islam mencapai
puncak kejayaannya. Pada masa ini lahir para ulama mazhab seperti Imam
Hambali, Imam Hanafi, Imam Syafi‘I dan Imam Maliki. Sejalan dengan
itu lahir pula para filosuf Muslim seperti Al-Kindi (801 M), Al-Razi ( 865
M) dan Al-Farabi (870 M) serta Ibn Miskawaih ( 930 M) yang terkenal
dengan pemikirannya tentang akhlak, Ibn Sina (1037 M) di bidang
kedokteran, Ibn Bajjah (1138 M) dan Ibn Rusyd (1126 M). Periode klasik
ini merupakan periode kebudayaan dan peradaban Islam yang tertinggi
dan mempunyai pengaruh terhadap tercapainya kemajuan atau peradaban
modern di Barat sekarang, sungguhpun tidak dengan secara langsung.
b. Fase Disintegrasi (1000-1250 M) Fase disintegrasi merupakan fase
di mana pemisahan diri dinasti-dinasti dari kekuasaan pusat, dilanjutkan
dengan perebutan kekuasaan antara dinasti-dinasti tersebut untuk
menguasai satu sama lain. Misalnya: 1) Dinasti Buwaihi yang menguasai
daerah Persia dikalahkan oleh Saljuk pimpinan Tughril Beg (1076 M). 2)
Dinasti Saljuk waktu dipimpin Nizamul Mulk dikalahkan oleh Dinasti
Hasysyasin pimpinan Hasan Ibnu Sabah, yang meskipun Dinasti Saljuk
masih sempat berdiri, tetapi akhirnya dikalahkan total pada Perang Salib
oleh Paus Urban II (1096-1099 M).

3. Periode Pertengahan (1250-1800 M)


Periode pertengahan ini juga dibagi ke dalam dua (2) fase yaitu:
a. Fase Kemunduran (1250-1500 M) Masa ini diawali dengan
kejahtuhan Baghdad secara politik ditangan tentara Mongol.
Pada masa ini desentralisasi dan disintegrasi bertambah meningkat.
Perbedaan antara Sunni dan Syi‘ah, demikian juga antara Arab dan
Persia bertambah tampak. Dunia Islam pada zaman ini terbagi dua,
yaitu: Bagian Arab yang terdiri dari Arabia, Irak, Suria, Palestina,
Mesir dan Afrika Utara, dengan Mesir sebagai pusat, dan Bagian
Persia yang terdiri atas Balkan, Asia Kecil, Persia dan Asia Tengah
dengan Iran sebagai Pusat. Pada fase pertengahan merupakan fase
kemunduran peradaban umat Islam karena filsafat dan ijtihad mulai
dijauhkan dari umat Islam sehingga ada kecenderungan akal
5
dipertentangkan dengan wahyu, iman dengan ilmu, dunia denga
akhirat. Pemikiran yang berkembang saat itu adalah dikotomis antara
agama dengan ilmu, urusan dunia dan akhirat. Titik kulminasinya
adalah ketika para ulama sudah mendekat dan menjadi alat para
penguasa pemerintahan. Para penguasa terbuai dengan kemewahan
yang sudah dirasakan, sehingga lupa melanjutkan tradisi keilmuwan
yang dibina sejak zaman klasik. Akibatnya umat Islam tenggelam ke
dalam lembah kehancuran, kemiskinan, kebodohan dan
ketertinggalan.
b. Fase Tiga Kerajaan Besar (1500-1700 M) Kerajaan Usmani
(Ottoman Empire) di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan
Kerajaan Mughal di India.
Setelah kejatuhan Baghdad, politik Islam sempat mengalami
kemajuaan di tiga kerajaan besar Kerajaan Usmani (Ottoman Empire)
di Turki, Kerajaan Safawi di Persia, dan Kerajaan Mughal di India.
Kemajuan pada masa ini dalam bentuk literature dan arsitek. Masjid-
masjid dan gedung-gedung indah yang didirikan di zaman ini masih
dapat dilihat di Istanbul, di Tibriz, Isfahan, serta kota-kota lain di Iran
dan Delhi. Tiga kerajaan ini tidak mampu bertahan lama. Kerajaan
Usmani terpukul di Eropa, Kerajaan Safawi dihancurkan oleh
serangan-serangan suku bangsa Afgam, dan daerah kekuasaan
kerajaan Mughal diperkecil oleh pukulan-pukulan raja-raa India.
Kekuatan militer dan kekuatan politik umat Islam menurun umat
Islam dalam keadaan kemunduran drastis. Akhirnya Napoleon pada
tahun 1798 M. menduduki Mesir, sebagai salah satu pusat Islam.

4. Periode Modern (1800 M-dan seterusnya)


Kedudukan Napoleon di Mesir meberikan kesadaran baru di kalangan
umat Islam. Pada awal abad ke 19 pemikir dan Ulama Islam mulai menyadari
ketertinggalan umat Islam, antara lain pemikir Afganistan dan Mesir seperti
Jamaluddin al-Afgani, Muhammad Abduh, Rasyid Ridha, Thaha Husein dan
lainnya memulai mencerahkan pemikiran umat Islam dengan mengembangkan
berbagai ijtihad dalam Islam. Hasil beberapa pemikiran umat islam tidak lepas

6
dari pusat kajian dan pendidikan di negara islam itu sendiri. Pusat kajian
keislaman tersebar dibeberapa wilayah dan kota.

PUSAT- PUSAT STUDI ISLAM


Pusat-pusat yang tersebar di wilayah-wilayah sebagai berikut :
1. Di kota mekkah dan madinah (HIJAZ)
2. DI kota basrah dan kufah ( IRAK)
3. Di kota damsik dan palestina (SYAM)
4. DI kota fistat (MESIR)
Pusat pendidikan yang dimaksud yaitu madrasah. Dalam pusat-pusat
pendidikan tersebutlah para sahabat, memberikan pelajaran tentang pengajaran
agama islam pada para penduduk setempat maupun para penduduk yang mau datang
dari daerah lain. Masa pertumbuhan islam terdapat beberapa madrasah yang terkenal
yaitu: (1)
1) Madrasah mekkah
Guru yang pertama mengajar di madrasah ini adalah MU’AD BIN JABBAL
yang mengajarkan Al-qur’an, hukum halal dan haram dalam islam. Pada masa
khalifah Abdul malik bin Marwan (65-68 H) , Abdullah bin Abbas turut mengajar
ilmu tafsir ,hadits, fiqih, dan sastra sehingga Abdullah bin abbas lah yang
membangun madrasah ini menjadi termansyur keseluruh negeri islam.
2) Madrasah madinah
Madrasah ini lebih termanshyur dari madrasah mekkah, karena
Madrasah Madinah adalah tempat tinggal sahabat rasululloh termasuk Abu
Bakar, Umar dan Usman. Di antara sahabat yang mengajar di madrasah ini
adalah Ali bin Abi tholib, zaid bin khattab, mereka adalah adalah sahabat
nabi yang mahir dalam bidang Qiro’at dan fiqih, sehingga beliaulah yang
mendapatkan tugas untuk penulisan kembali Al-Qur’an.
3) Madrasah Basrah
Ulama sahabat yang terkenal di basrah antara lain , abu musa Al
Asy’ari yang terkenal sebagai ahli fiqih, hadist daan ilmu Al-qur’an dan anas
bin malik yang termansyhur dalam ilmu hadist

1
Rasihon Anwar, Badruzzaman M, Yunus dan Saehuddin, Pengantar Studi Islam, (Bandung:pustaka setia,
2009), hal 41

7
4) Madarasah kufah
Ulama sahabat yang terkenal adalah ali bin abai tholib yang mengurusi
masalah politik dan pemerintahan yangmana Abdullah bin Mas’ud sebagai guru
agama yang di utus langsung oleh khalifah umar.
5) Madrasah Damsyik
Setelah negeri damsyik menjadi bagian dari negri islam, maka
khalifaah umar bin khatab mengirimkan tiga guru agama yang di tempatkan
pada tempat yang berbeda, yaitu Muadz bin jabal di palestina, abu Dardak
di damsyik juga ubada di hims. Madrasah damsyik juga mampu melahirkan
imam penduduk syam Abdurrahman Al- auza’i yang ilmunya sama dengan
imam malik dan abu Hanifah
6) Madrasah fistat ( MESIR )
Madrasah ini di dirikan oleh Abdullah bin Amr Al-As yang
merupakan seorang yang ahli dalam ilmu hadist.

2.2 STUDI ISLAM DI NEGARA BARAT


Studi keislaman di barat sudah ada sejak abad ke -19, ketika sarjana
barat mulai tertarik dengan dunia timur khususnya dunia islam. Kajian-kajian
keislaman di barat lebih terfokus, terutama pada bidang filsafat dan ilmu
pengetahuan.
Perbedaan mendasar tradisi kajian islam didunia timur dan barat terletak
pada pendekatan yang digunakan. Di timur pendekatan lebih berorientasi pada
penguasa subtansi materi dan penguasa atas khazanah keislaman klasik, sedangkan
di barat kajianya lebih beriontasi pada islam sebagai realitas atau fenomena sosial,
yakni islam yang telah bersejarah, meruang,dan mewaktu. Kondisi studi Islam di
negara Barat dapat diketahui dengan banyaknya bermunculan pusat-pusat kajian
keislaman di Eropa dan Amerikan Serikat.
PUSAT-PUSAT KAJIAN ISLAM DI BARAT
Berikut ini uraian singkat mengenai beberapa pusat kajian keagamaan yang telah
diupayakan oleh berbagai kalangan sarjana Barat yang berkonsentrasi pada kajian
keislaman. Studi islam di negara-negara barat di selenggarakan di beberapa negara,
seperti :
1. Kanada

8
Kajian islam di kanada pertama kali dilakukan di McGill University
dengan tokoh utamanya willfred Cantwell smith. McGill university lebih
memperbanyak hasil-hasil penelitian tentang islam. Gagasan utama
dibukanya kajian ini adalah banyaknya konflik yang ditimbulkan oleh isu
agama. Hal ini menggugah Smith untuk membuka pusat kajian agar para
sarjana barat tahu secara benar tentang islam dan sekaligus untuk mengurangi
adanya kesalahpahaman di antara mereka. Kemudian pusat kajian ini
berkembang menjadi sebuah departemen yang menjadi bagian dari McGill
University. Demi meningkatkan kualitas kajian Islam, departemen ini
mengundang para pakar dari berbagai universitas di negara-negara Islam.
Dari Indonesia, yang pernah menjadi tenaga pengajar di departemen ini
adalah Prof. Dr. Nur Cholis Madjid (alm) dan Prof. A. Syafi’i Ma’arif. Di
Kanada, studi Islam bertujuan: pertama, menekuni kajian budaya dan
peradaban islam dari zaman Nabi Muhammad SAW, hingga masa
kontemporer. Kedua, memahami ajaran islam dan masyarakat muslim di
seluruh dunia. Ketiga, mempelajari beberapa bahasa muslim.
2. Amerika serikat
Di amerika , studi-studi islam memang menekankan pada sejarah
studi islam, bahasa islam selain bahasa arab, sastra dan ilmu-ilmu sosial yang
berada di pusat studi timur tengah atau timur dekat.kajian islam yang pertama
kali di selenggarakan di Chicago University. Secara organisatoris, studi islam
berada dibawah pusat studi timur tengah dan jurusan bahasa dan kebudayaan
timur di lembaga ini kajian islam lebih mengutamakan kajian tentang
pemikiran islam, bahasa arab, naskah-naskah klasik dan bahasa-bahasa islam
non arab.2 Salah satu penggagas kajian Islam di Amerika Serikat ialah Prof.
Mahmud Ayyub. Beliau menggagas kajian Islam di Temple University. Salah
seorang mahasiswa Indonesia yang pernah beliau rekomendasikan untuk
belajar di universitas ini ialah Alwi Shihab. Alwi Shihab seusai
pendidikannya di sana, sempat menjadi anggota peneliti Harvort Seminary
dalam beberapa tahun.3 Selain di Temple University, studi Islam juga banyak
ditemukan di lembagalembaga lain. Di UCLA (University of California Los
Angles) studi Islam dibagi kepada komponen-komponen. Pertama, mengenai

2
Drs.atang abd.hakim, ma.dr.jaih mubarok. Metodologi Studi Islam, (Bandung:PT Remaja Rosdakarya, 2016)
3
Jamali Sahrodi, Metodologi Studi Islam, (Bandung:CV. Pustaka, 2008), hal: 173

9
doktrin agama Islam, termasuk sejarah pemikiran Islam. Kedua, bahasa arab
termasuk teks-teks klasik mengenai sejarah, hukum dan lain-lain. Ketiga,
bahasa-bahasa non arab yang muslaim, sperti Turki, Urdu, Persia, dan
sebagainya. Sebagai bahasa yang dianggap telah ikut melahirkan kebudayaan
Islam. Kempat, ilmu-ilmu sosial, sejarah, bahasa arab, sosiologi dan
semacamnya.
3. Jerman
Di jerman, studi islam di fokuskan pada kajian-kajian tentang bahasa,
budaya dan agama, yang lebih dikenal dengan seminar orientallis. Sebagaimana
studi ketimuran pada umunya sstudi islam berdiri sendiri terlepas dari teologi .
Tokoh yang berpengaruh dalam kajian islam pada generasi pertama di jerman yaitu,
theodore noldeke ( 1836-1930) julius wellhausen (1884-1918) dan ignazgoldziher
(1850-1921) yang masing-masing dikenal karena penelitian mereka tentang Al-
qur’an , awal sejarah islam dan perkembangan internal agama budaya islam. Studi
Islam di Universitas Jerman berada di bawah fakultas Seni atau di bawah sub
bagiaannya (jurusanjurusan) misalnya, studi budaya sebagaimana yang ada di
Swedia dan Belanda. Di antara tokoh-tokoh studi Islam di Jerman adalah Theodor
Noldeke, Julius Wellhausen dan Ignaz Goldziher yang masing-masing dikenal
karena penelitian mereka tentang Alquran, awal sejarah Islam dan perkembangan
internal agama dan budaya Islam.4

2.3 STUDI ISLAM DI ASIA TENGGARA


Islam di asia tenggara merupakan suatu komunitas muslim penting bukan
karena jumlah penduduk muslim yang hampir separuh penduduk dunia muslim
dengan populasi terbesar berada di Indonesia yang mencapai 200 juta tetapi juga
karena perkembangan islam di asia tenggara termasuk paling mengesankan. Islam
tersebar dikawasan asia tenggara melalui media dakwah dan perdagangan.
Alasan mengapa islam mendapat perhatian dari seluruh dunia yaitu :
1. Perkembangan islam di asia tenggara mengesankan, terutama jika di kaitkan
dengan wacana global dunia.

4
Ibid, hal: 175

10
2. Corak pendidiknya yang terdapat pada intelektual muslim di asia tenggara lebih
menerima ide-ide ilmu sosial yang berkembang di barat, seperti pemikiran
Nurcholish madjid.
3. Kajian tentang keislaman yang sedang gencar di adakan baik tingkat lokal hingga
internasional sehingga memunculkan pemikiran baru yang modern.
Ada beberapa kajian yang dapat di kembangkan untuk mengetahui lebih
lanjut tentang islam di asia tenggara yaitu:
1. Kajian tentang pertemuan budaya, lokal dan islam yang sekian lama
berproses.
2. Beragamnya corak suku etnis dan bahasa yang ada di asia tenggara dapat di
jadikan contoh sebagai untuk mengetahui corak lokal, atau lahirnya islam
lokal di asia tenggara.
3. Sebagaimana marshal hodson dalam bukunya the ventore of islam yang
begitu banyak pemikiran baru terutama kritik tajam yang dituliskan terhadap
Clifford geertz, mengusulkan suatu kajian islam lintas wilayah dan budaya.
Islam di Indonesia dapat dijadikan model dalam menghadapi pemikiran
keislaman yang berkembang yaitu:
1. Model untuk menjembatani antara budaya lokal dan islam, mengingat
Indonesia terdiri dari beberapa etnis budaya.
2. Islam Lokal di Indonesia mungkin bisa dijadikan model untuk melihat
hubungan antara islam dan dunia modern.
PUSAT-PUSAT KAJIAN ISLAM DI ASAI TENGGARA
Pusat kajian yang ada di asia tenggara meliputi:
1. Malaysia
Islam masuk ke malaka (Malaysia kini) pada abad ke-7 H lewat jalur dagang.
Malaka menjadi basis utama penyebaran islam ke kepulauan Hindia Timur
(Indonesia, Malaysia dan seterusnya). Pada abad ke-7 H/13 M, raja malaka sudah
memeluk agama islam malak pun menjadi kerajaan pertama islam yang
menyebarkan ajaran agama islam dan menjadi basis penyebaran agama islam di
kepulaun hindia timur. Kerajaan malaka dipimpin oleh raja muslim keturunan cina
yang Bernama Zheng He. Malaya dalam sejarahnya dipimpin oleh 7 raja dimana
Malaya mengalami masa kejayaan hingga kerjaannya mashur dibawah pimpinan raja
Manshur Pasha. Ia diberikan gelar Pahsa dan mampu menakhlukkan beberapa

11
wilayah seperti Myanmar dan Sumatra sehingga masyarakat daerah kekuasaannya
mayoritas beraga islam.
2. Indonesia
Islam masuk ke Indonesia melalui jalur dakwah dan dagang seketika menyebar
keseluruh wilayah disana. Kerajaan-kerajaan islam banyak bermunculan. Daerah
pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah pantai
Sumatra bagian Utara. Dalam waktu yang tidak terlalu lama Islam telah tersebar
keseluruh pelosok kepulauan Indonesia, sehingga mayoritas bangsa Indonesia
beragama Islam. Hal ini disebabkan antara lain sebagai berikut:
1. Adanya dorongan kewajiban bagi setiap muslim/muslimah, khususnya para
ulamanya untuk berdakwah menyiarkan Islam.
2. Adanya kesungguhan hati dan keuletan para juru dakwah untuk berdakwah
3. Persyaratan untuk memasuki Islam sangat mudah
4. Ajaran Islam tentang persamaan dan tidak adanya sistem kasta dan
diskriminasi mudah menarik simpati rakyat
5. Banyak raja-raja Islam yang ada diberbagai wilayah Indonesia ikut berperan
aktif melaksanakan kegiatan dakwah Islamiyah
Beberapa wilayah di Indonesia yang dapat diterangkan terkait penyebaran islam
diantaranya:
1. Sumatra
Daerah pertama dari kepulauan Indonesia yang dimasuki Islam adalah Sumatra
bagian Utara seperti Pasai dan Perlak. Para pedagang dari India yakni bangsa Arab,
Persi, dan Gujarat yang juga mubalig Islam banyak yang menetap dibandar-bandar
sepanjang Sumut. Mereka menikah dengan wanita-wanita pribumi yang sebelumnya
telah di Islamkan, sehingga terbentuklah keluarga-keluarga Muslim.
Para mubalig Islam pada waktu itu, tidak hanya bedakwah kepada para
penduduk biasa tetapi juga kepada raja-raja kecil hingga akhirnya berdiri kerajaan
Islam pertama yaitu Samudra Pasai
2. Jawa
Islam mulai masuk kepulau jawa tidak dapat diketahui dengan pasti. Namun,
nisan makam Siti Fatimah Binti Maemun dapatlah dijadikan tonggak awal
kedatangan Islam di Jawa. Pertumbuhan masyarakat Muslim disekitar Majapahit
sangat erat kaitannya dengan perkembangan hubungan pelayaran dan perdagangan
yang dilakukan perdagangan Islam yang telah memiliki kekuatan politik dan
12
ekonomi di kerajaan Samudra Pasai dan Malaka. Untuk masa-masa selanjutnya
perkembangan Islam di tanah jawa dilakukan oleh para ulama dan mubaligh yang
kemudian terkenal dengan sebuatan Wali Sanga atau sembilan wali yaitu :
1. Maulana Malik Ibrahim/Sunan Gersik
2. Sunan Ampel
3. Sunan Bonang
4. Sunan Giri
5. Sunan Derajat
6. Sunan Gunung Jati
7. Sunan Kudus
8. Sunan Kalijaga
9. Sunan Muria
3. Sulawesi
Pulau Sulawesi sejak abad ke-15 M sudah didatangi oleh para pedagang muslim
dari sumatra, Malaka, dan Jawa. Sebagian Sulawesi terdapat kerjaan-kerajaan yang
masih memeluk kepercayaan animisme dan dinamisme, kerajaan yang paling besar
adalah kerajaan Gowa Talo, Bone, dan Sopang.
4. Kalimantan
Kalimantan, yang letaknya lebih dekat dengan pulau Sumatra dan Jawa, ternyata
menerima kedatangan Islam lebih belakangan dibanding Sulawesi dan Maluku
sebelum Islam masuk ke Kalimantan terdapat kerajaan-kerajaan Hindu yang
berpusat di negara Dipa, Daha dan Kahuripan yang terletak disungai nagara dan
Amuntai Kimi.
5. Maluku dan sekitarnya
Antara tahun 1400 – 1500 M Islam telah masuk dan berkembang di Maluku.
Mereka yang sudah beragama Islam banyak yang pergi ke pesantren-pesantren di
Jawa Timur untuk mempelajari Islam.
Raja-raja Maluku yang masuk Islam diantaranya:
 Raja Ternate, yang kemudian bergelar Sultan Mahrum
 Raja Tidore yang kemudian bergelar Sultan Jamaludin
 Raja Jailolo, yang berganti nama dengan sultan Hasanudin

13
 Raja Bacan, yang masuk Islam pada tahun 1520 M dan bergelar Sultan
Zaenal Abidin5.

5
Abdillah, Masykuri, Potret Masyarakat Madani di Indonesia, dalam Seminar Nasional tentang "Menatap
Masa Depan Politik Islam di Indonesia", (Jakarta: International Institute of Islamic Thought, Lembaga Studi
Agama dan Filsafat UIN Jakarta,2003)

14
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Setelah uraian yang terdapat pada bab 2 maka dapat dismpulkan bahwa:
1. Studi islam berkembang hampir seluruh dunia, terbagi menjadi 4 pusat
studi islam, dalam pusat" pendidikan tersebut para sahabat memberikan
pelajaran tentang agama islam, dan dalam masa pertumbuhan islam
terdapat beberapa madrasah.
2. Studi islam di barat sejak abad ke - 19, kajian-kajian ke islaman di barat
lebih terfokus terutama dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan. Dan
islam di asia tenggara merupakan komunitas muslim penting, karena
perkembangan islam di asia tenggara termasuk paling mengesankan.

3.2 Saran
Literasi yang kurang bagi penulis sehingga pembahasannya pun cukup
global

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, Masykuri. 2003. Potret Masyarakat Madani di Indonesia. dalam Seminar


Nasional tentang "Menatap Masa Depan Politik Islam di
Indonesia".Jakarta: International Institute of Islamic Thought, Lembaga
Studi Agama dan Filsafat UIN Jakarta
Al Mubarakfuri, Syaikh Shafiyurrahman. 2018. Sirah Nabawiyah. Jakarta: Pusat Al
Kautsar
Anwar, Rasihon., Badruzzaman, M. Yunus dan Saehuddin,2009.Pengantar Studi
Islam.Bandung: Pustaka Setia
Arfa, Faisar Ananda., Syam, Syaifudin., Nasution, Muhammad Syukri Albani.2015.
Metode studi islam :”Jalan Tengah Memahami Islam”. Jakarta: PT
Rajagrafindo Perkasa
Hakim, Atang Abdul.2007.Metodologi Studi Islam.Bandung: PT. Raja Grafindo
Persada
Marwan, Nurhasanah Bakhtiar.2016.Metodologi studi islam.Pekanbaru:Cahaya
Firdaus Publishing
Mundzir, Moh dan Aziz, Muhammad. 2018. Studi Islam Di Barat; Antara
Kolonialisasi Ilmu Pengetahuan Dan Academic Oriented. Al Hikmah:
Jurnal Studi Keislaman, Vol 8:2
Muniron, Ni’am, Syamsun., Asror, Ahidul. 2010. Studi islam di Perguruan Tinggi.
Jember:STAIN Jember Press

16

Anda mungkin juga menyukai