Anda di halaman 1dari 17

KEAGAMAAN PADA MASA ARAB PRA ISLAM DAN

KETAUHIDAN MASA ROSULULLAH SAW.

Makalah Ini Kami Buat Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah: Ilmu Tauhid

Dosen Pengampu: Solikin M.Pd. I

Disusun Oleh:

1. Sofan (2220151191)
2. Siti Hidayatul Khoiriyah (2220151210)
3. Ummu Ghalda Mutmainah (2220151169)

SEMESTER II

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) KHOZINATUL ULUM BLORA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufiq,
serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Agama Pada Masa
Arab Pra Islam dan Ketauhidan Rosulullah” dari mata kuliah ilmu Tauhid.

Makalah ini kami susun dengan bantuan beberapa pihak sehingga dapat
terselesaikan dengan baik. Untuk itu, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu kami bapak Solikin M.Pd.I yang telah membantu memimbing kami dalam
menyelesaikan makalah ini. Selanjutnya, kami mengucapakan terima kasih kepada
semua pihak yang tidak bisa kita sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah


ini. Untuk itu, kami mengajak pembaca untuk memberikan kritik dan saran agar
makalah ini bisa tersusun lebih sempurna. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat
bagi kami khususnya dan bermanfaat bagi pembaca umumnya.

Blora 28 Maret 2023

Kelompok II

ii
DAFTAR ISI

COVER ..................................................................................................................

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 3

A. Arab Pra Islam ............................................................................................ 3


B. Kepercayaan dan Agama ............................................................................ 4
C. Perkembangan Ilmu Tauhid ....................................................................... 7
D. Perkembangan Ilmu Tauhid Pada Masa Rasululloh SAW ......................... 9

BAB III PENUTUP .............................................................................................. 12

A. Kesimpulan ................................................................................................ 12
B. Saran .......................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama Islam yang merupakan agama yang paling sempurna tentunya tidak dapat
dipisahkan dari bangsa Arab. Mengapa demikian, salah satu faktornya adalah karena
agama Islam diturunkan oleh Allah SWT ke muka bumi ini melalui perantara Nabi
Muhammad SAW yang berasal dari Arab. Sebelum kedatangan Islam bangsa Arab
initelah memiliki peradaban sendiri,mulai dari sistem pemerintahan sampai kepada
kepercayaan mereka masing masing. Peristiwa-peristiwa yang terjadi sebelum
datangnya Islam sangat penting untuk kita pelajari karena nantinya akan memiliki
kesinambungandengan peradaban Islam itu sendiri.Suatu peristiwa yang terjadi
sekarang tentunya tidaklepas dari histori histori dengan apa yang terjadi
sebelumnya,bahkan kita dapat membandingkan keadaan dua zaman yang berbeda.
Bangsa Arab yang bermukim di jazirah Arab dikenal sebagai bangsa jahiliyah
bukan semata mata karena mereka tidak mempercayai adanya tuhan dan bukan juga
karena mereka tidak menganut kepercayaan kepercayaan tertentu. Bahkan realitanya
bangsaArab adalah bangsa yang sudah berinteraksi dengan berbagai macam
kepercayaan kepercayaan. Dan keberadaan agama yang ada di sekitar mereka itulah
yang menjadi perantara bagi mereka untuk mengenal agama yang baru dibawa Nabi
Muhammad SAW. yaitu adalah agama Islam. Secara garis besarnya agama yang
dianut oleh masyarakat Arab pada waktu itu hanya terbagi menjadi dua yaitu agama
samawi yang bersumber dari langit dan agama ardhi yang merupakan agam buatan
manusia sendiri atau berasal dari nenek moyang mereka.1
Dari aspek sosial, bangsa Arab pra Islam adalah bangsa yang ummiy (tidak bisa
baca tulis). Perhatian besar bertumpu pada ilmu lisan, syair, periwayatan biografi,
sedikit ilmu nujum, ramalan bintang, cuaca buruk, yang dipelajari secara pengalaman,
untuk kehidupan. Ilmu ini berkembang seiringan dengan tumbuh dan berkembangnya
Isalm di dunia ini, diawali pada zaman Rosul yang meluruskan akidah di masa-masa
sebelumnya yang masih banyak menyembah berhala-berhala yang mereka buat

1
Samsul Munir Amin. Sejarah peradaban Islam (Jakarta:Sinar GrafikOffset,
2010),hlm.47

1
dengan tangan mereka sendiri. Dan pada masa para sebelum Nabi Muhammad pun
semua mengajarkan tentang ke-Esaan Allah di mulai sejak Nabi Adam hingga sampai
kepada Nabi yang terakhir yaitu Nabi Muahmmad SAW. Mereka semua di utus untuk
meluruskan akidah umat manusia yang menyimpang pada saat itu.
Sampai saat ini pun, di zaman yang moderen sekarang ini ilmu tauhid juga masih
dipelajari dan di ajarkan kepada para pemeluk agama islam, baik mulai dari lembaga-
lembaga pendidikan maupun masyarakat umum. Ilmu ini penting untuk dipelajari
karena ilmu inilah dasar dari agama islam yaitu mengenal Allah, mengetahui ke-
Esaan-Nya, kebesaran-Nya, kekuasaan-Nya dan juga sifat- sifat Nya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Arab Pra Islam?


2. Bagaimana sistem Kepercayaan dan Agama pada masa itu?
3. Bagaimana sejarah perkembangan tauhid secara singkat?
4. Bagaimana perkembangan tauhid pada masa Rosulullah SAW. ?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui maksud dari Arab Pra Islam


2. Untuk mengetahui sistem Kepercayaan dan Agama
3. Untuk mengetahui sejarah singkat perkembangan ilmu tauhid
4. Untuk mengetahui perkembangan ilmu tauhid pada masa Rosulullah SAW.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Arab Pra Islam

Bangsa Arab merupakan bangsa yang bertempat tinggal dan mendiami


semenanjung terbesar di dunia, yaitu Semenanjung Arabia yang terletak di Asia Barat
Daya dengan luas wilayahnya 1.027.000 mil persegi. Sebagian besar wilayah Arab
ditutupi oleh padang pasir dan merupakan salah satu tempat terpanas di dunia. Tidak
ada sungai yang bisa dilayari atau air sungai yang akan terus menerus mengalir ke
laut, yang ada hanya lembah-lembah yang digenangi air ketika musim hujan.2
Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam dikenal dengan sebutan
zaman jahiliyah. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan terhadap
kebenaran. Dalam hal aqidah, bangsa Arab pra Islam mempercayai Allah sebagai
pencipta. Mereka mengetahui agama keesaan Allah dan mengikuti kepercayaan yang
menuhankan Allah. Telah banyak nabi yang diutus datang kepada mereka sebelum
Nabi Muhammad SAW. agar mereka mengesakan Allah dan tidak mempersekutukan
Nya.
Nabi-nabi yang pernah diutus untuk menyeru kepada bangsa Arab diantaranya
adalah Nabi Nuh AS kepada kaum Ad dan Nabi Shaleh diutus kepada kaum Tsamud.
Mereka tidak mau menerima ajakan tersebut, hingga diutuslah Nabi Ibrahim AS dan
Nabi Ismail AS. Ajaran agama yang dibawa Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS
sempat diterima dengan baik oleh masyarakat Arab pada waktu itu, namun seiring
dengan berjalannya waktu banyak dari ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail yang diubah
direka, ditambah dan dikurangi oleh para pengikutnya.
Dilihat dari silsilah keturunan dan cikal bakalnya, para sejarawan membagi kaum-
kaum bangsa arab menjadi 3 bagian:

2
Saeed, Hesham Mohammed Ghaleb dan Gurusiddaiah. Jahiliyah in Arab Culture, pre and Post Islam.
International Journal of Management and Social Science Research Review: Vol-7, Issue-
01.2020.hal.89

3
1. Arab Ba`idah, yaitu kaum-kaum arab yang terdahulu yang sejarahnya tidak
bisa di lacak secara rinci dan komplit. Seperti Ad, Tsamud, Thasn, Judais,
Amlaq dan lain-lainnya.
2. Arab Aribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan Ya`rub bin
Yasyjub bin Qahthan, atau di sebut pula Arab Qathaniyah.
3. Arab Musta`ribah, yaitu kaum-kaum Arab yang berasal dari keturunan isma`il
yang di sebut pula Arab adnaniyah
B. Sistem Kepercayaan dan Agama
Bangsa Arab sebelum Islam sebenarnya telah mengenal keyakinan terhadap
satu Tuhan (Tauhid/Monoteisme), yaitu Allah SWT. sebuah ajaran yang dibawa oleh
Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Al-Qur’an sendiri mengakui eksistensi ajaran Ibrahim
dan menyebutnya dengan nama Hanif (agama yang lurus). Namun, beberapa abad
sebelum kedatangan Islam, kemurnian ajaran suci itu telah ternoda oleh tahayul dan
khurafat, hingga banyak diantara mereka yang melalaikan ajaran yang pernah di
sampaikan kepada mereka sekalipun begitu masih ada sisa-sisa tauhid dan beberapa
syiar dari agama Ibrahim, hingga muncul Amr Bin Luhay (pemimpin Bani Khuza`ah).
Dia tumbuh sebagai orang yang dikenal baik, mengeluarkan shadhaqah dan respek
terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya dan hampir-
hampir mereka menganggapnya sebagai ulama besar dan wali yang di segani3
Kemudian Amr Bin Luhay mengadakan perjalanan ke Syam. Disana dia
melihat penduduk Syam menyembah berhala. Ia menganggap hal itu sebagai sesuatu
yang baik dan benar. Sebab menurutnya, Syam adalah tempat para Rasul dan kitab.
Maka dia pulang sambil membawa HUBAL dan meletakkannya di Ka’bah. Setelah
itu dia mengajak penduduk Mekkah untuk membuat persekutuan terhadap Allah.
Orang orang Hijaz pun banyak yang mengikuti penduduk Mekkah, karena mereka
dianggap sebagai pengawas Ka’bah dan penduduk tanah suci.
Pada saat itu, ada tiga berhala yang paling besar yang ditempatkan mereka
ditempat-tempat tertentu, seperti:
a. Manat, mereka tempatkan di Musyallal ditepi laut merah dekat Qudaid.
b. Lata, mereka tempatkan di Tha’if.
c. Uzza, mereka tempatkan di Wady Nakhlah.

3
Tim Karya Ilmiah Purnasiswa MHM 2006, Sejarah peradaban islam hal. 20-21

4
Al-Syihristani, seorang sejarawan Muslim terkemuka, mengatakan bahwa terdapat
360 berhala di Ka’bah, yang paling terkenal adalah Hubal, yang dibawa dari Belka di
Syria ke Arabia oleh Umru bin Lahi,dengan tujuan agar bisa mendatangkan hujan
ketika di mintai. Yang menarik untuk di catat adalah Hubal di anggap bisa
mendatangkan hujan, sebuah sifat khas Tuhan yang berasal dari wilayah pertanian.
Tiga patung Tuhan lain yang terkenal di Mekkah adalah Manat, al-Lat, dan al Uzza.
Bangsa Arab selatan menyembah banyak dewa dan dewi, di antaranya yang paling
terkenal adalah ‘Athar, yang dianggap sebagai personifikasi planet Venus. Mereka
juga menyembah dewa matahari yang bernama Almaqah di Saba’, Wadd di Ma’in,
‘Amm di Qataban, dan Sin di Hadramaut.Matahari juga disembah sebagai dewi Syam
(matahari). Para dewa dan dewi dipuja di berbagai tempat ibadah yang masing-
masing menpunyai pengikutnya sendiri. Kaum nomad padang pasir tidak mempunyai
agama formal atau doktrin tertentu. Mereka menganut apa yang disebut dengan
“humanisme suku”, dimana yang paling penting adalah keunggulan manusia dan
kehormatan suku.4
Setelah itu, kemusyrikan semakin merebak dan berhala-berhala yang lebih
kecil bertebaran disetiap tempat di Hijaz. Yang menjadi fenomena terbesar dari
kemusyrikan bangsa Arab kala itu yakni mereka menganggap dirinya berada pada
agama Ibrahim.

Ada beberapa contoh tradisi dan penyembahan berhala yang mereka lakukan, seperti:

1. Mereka mengelilingi berhala dan mendatanginya, berkomat-kamit


dihadapannya, meminta pertolongan tatkala kesulitan, berdo’a untuk
memenuhi kebutuhan, dengan penuh keyakinan bahwa berhala-berhala itu
bisa memberikan syafaat disisi Allah dan mewujudkan apa yang mereka
kehendaki.
2. Mereka menunaikan Haji dan Thawaf disekeliling berhala, merunduk dan
bersujud dihadapannya.
3. Mereka mengorbankan hewan sembelihan demi berhala dan menyebut
namanya.

Banyak lagi tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-


berhalanya, berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat

4
Asghar Ali Engineer; Penerjemah: Imam Baehaqi, Asal-Usul dan Perkembangan Islam, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 1999), 50

5
itu. Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai
keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan menghubungkan
mereka kepada-Nya, serta memberikan manfaat di sisi-Nya. Selain itu, Orang-orang
Arab juga mempercayai dengan pengundian nasib dengan anak panah dihadapan
berhala Hubal. Mereka juga percaya kepada perkataan Peramal, Orang Pintar dan
Ahli Nujum.

Dikalangan mereka ada juga yang percaya dengan Ramalan Nasib Sial dengan
sesuatu. Ada juga diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh,
jiwanya tidak tentram jika dendamnya belum dibalaskan, ruh nya bisa menjadi burung
hantu yang berterbangan di padang seraya berkata, “Berilah aku minum, berilah aku
minum!” jika dendamnya sudah dibalaskan, maka ruh nya akan menjadi tentram.
Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-sisa dari agama
Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya, seperti pengagungan
terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah, Wufuq di Arafah dan
Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam pelaksanaannya.

Semua gambaran agama dan kebiasaan ini adalah syirik dan penyembahan
terhadap berhala menjadi kegiatan sehari-hari, keyakinan terhadap hayalan dan
khurafat selalu menyelimuti kehidupan mereka. Begitulah agama dan kebiasaan
mayoritas bangsa Arab masa itu. Sementara sebelum itu sudah ada agama Yahudi,
Masehi, Majusi, dan Shabi’ah yang masuk kedalam masyarakat Arab. Tetapi itu
hanya sebagian kecil oleh penduduk Arab. Karena kemusyrikan dan penyesatan
aqidah terlalu berkembang pesat.

Itulah agama-agama dan tradisi yang ada pada saat detik-detik kedatangan
islam. Namun agama-agama itu sudah banyak disusupi penyimpangan dan hal-hal
yang merusak. Orang-orang musyrik yang mengaku pada agama Ibrahim, justru
keadaannya jauh sama sekali dari perintah dan larangan syari’at Ibrahim. Mereka
mengabaikan tuntunan-tuntunan tentang akhlak yang mulia. Kedurhakaan mereka tak
terhitung banyaknya, dan seiring dengan perjalanan waktu, mereka berubah menjadi
para paganis (penyembah berhala), dengan tradisi dan kebiasaan yang
menggambarakan berbagai macam khurafat dalam kehidupan agama, kemudian
mengimbas kekehidupan social, politik dan agama. Sedangkan orang-orang Yahudi,
berubah menjadi orang-orang yang angkuh dan sombong. Pemimpin-pemimpin
mereka menjadi sesembahan selain Allah. Para pemimpin inilah yang membuat

6
hukum ditengah manusia dan menghisab mereka menurut kehendak yang terbetik
didalam hati mereka. Ambisi mereka hanya tertuju kepada kekayaan dan kedudukan,
sekalipun berakibat musnahnya agama dan menyebarnya kekufuran serta pengabaian
terhadap ajaran-ajaran yang telah ditetapkan Allah kepada mereka, dan yang semua
orang dianjurkan untuk mensucikannya. Sedangkan agama Nasrani berubah menjadi
agama paganisme yang sulit dipahami dan menimbulkan pencampuradukkan antara
Allah dan Manusia. Kalaupun ada bangsa Arab yang memeluk agama ini, maka tidak
ada pengaruh yang berarti. Karena ajaran-ajarannya jauh dari model kehidupan yang
mereka jalani, dan yang tidak mungkin mereka tinggalkan. Semua agama dan tradisi
Bangsa Arab pada masa itu, keadaan para pemeluk dan masyarakatnya sama dengan
keadaan orang-orang Musyrik. Musyrik hati, kepercayaan, tradisi dan kebiasaan
mereka hampir serupa. 5

C. Sejarah Perkembangan Ilmu Tauhid


Nabi Adam as adalah nenek moyang manusia yang pertama. Sejarah tentang
Tauhid dimulai sejak diutusnya Nabi Adam a.s oleh Allah untuk mengajarkan
ketauhidan yang murni kepada anak dan cucunya. Ajaran Adam tentang Tauhid yaitu
tentang Ke-Esaan Allah SWT. Semenjak itulah manusia telah mengetahui dan
meyakinkan tentang adanya ke-Esaan Allah sebagai sang Pencipta alam semesta ini.
Umat manusia yang telah dibuka hatinya oleh Allah menerima hakikat hidup itu,
menerima dan mematuhi ajaran Nabi Adam. Akan tetapi setelah Nabi Adam wafat,
umat pun kehilangan pembimbing. Mereka pun mulai menyimpang dari ajaran semula
dan meninggalkan sedikit demi sedikit ajarannya sehingga tersesat dari jalan lurus dan
kehidupan mereka pun menjadi kacau. Untuk itu Allah mengutus para Nabi dan Rosul
untuk memberikan petunjuk kepada umat manusia.

Nabi Nuh a.s.,diutus sebagai pemimpin dan pengatur manusia yang kacau porak
poranda setelah ditinggalkan oleh Nabi Adam. Sebelum Nabi Nuh a.s pun telah diutus
Nabi-Nabi yang ditugaskan untuk meneruskan ajaran Nabi Adam a.s. Setelah Nabi
Nuh wafat, manusia kembali kehilangan pemimpin dan pengaturnya dan menjadi
kacau balau sampai diutusnya Nabi Ibrahim Oleh Allah SWT. Nabi Ibrahim selain
mengajarkan dan memimpin ketauhidan terhadap Allah juga beliaulah yang mula-
mula membawa dan mengajarkan syari'at Periode antara Nabi Ibrahim dan Nabi

5
Badri Yatim. Sejarah Peradaban Islam (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2000 ). hlm 23

7
Muhammad masih banyak lagi Nabi-Nabi yang diutus Allah untuk menjaga
ketauhidan dikalangan umat manusia, agar tidak terkikis dari sanubari manusia.
Diantara Nabi-Nabi itu ialah: Nabi Luth a.s, Nabi Ismail a.s, Nabi Ishaq a.s, Nabi
Yakub a.s, Nabi Yusuf a.s, Nabi Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Yusuf a.s, Nabi
Musa a.s, Nabi Harun a.s, Nabi Yusa' a.s, Nabi Daud a.s, Nabi Sulaiman a.s, Nabi
Hud a.s, Nabi Shaleh a.s, Nabi Syu'aib a.s, Nabi Zakaria a.s, Nabi Yahya a.s, Nabi
Ayyub a.s, Nabi Zulkifli a.s, Nabi Isa a.s dan Nabi Muhammad SAW. Diantara Nabi-
Nabi yang dua puluh lima tersebut ada lima orang Nabi yang mendapat julukan Ulul
Azmi yaitu: Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Muhammad
SAW. Semua Nabi-Nabi itu mengajarkan kepada umatnya untuk mentauhidkan dan
meyakini bahwa yang menjadikan alam semesta ini Esa yaitu Allah SWT. Nabi Musa
a.s diutus oleh Allah untuk mengajarkan ketauhidan. Allah menurunkan kitab Taurat
secara sekaligus kepada Nabi Musa a.s. Taurat itu mengandung syariat atau peraturan-
peraturan Allah yang diturunkan kepada Nabi Musa untuk diamalkan dan berpegang
teguh padanya. Syariat itu telah dijalankan oleh umat Nabi Musa sebagai petunjuk
dan pedoman hidup mereka sewaktu Nabi Musa masih hidup. Akan tetapi setelah
Nabi Musa wafat bani Israil atau orang Yahudi lama kelamaan menyimpang dari kitab
Taurat sehingga menyebab kerusakan. Pada masa bani Israil ditinggalkan Nabi Musa,
timbul perselisihan dan perubahan-perubahan atau penyimpangan-penyimpangan
yang dilakukan oleh sebagian mereka. Nabi Isa pun diutus oleh Allah sebagai
Pendamai dan mengembalikan pada ajaran agama yang semula, yaitu tentang ke
Esaan Allah.6

Nabi Isa mengajaran ketauhidan dengan berdasarkan pada kitab yang telah
diturunkan oleh Allah yaitu kitab Injil. Di dalam kitab Injil terkandung: nasihat-
nasihat, petunjuk-petunjuk terhadap orang yang mengimaninya. Nabi Isa secara terus
menerus menyiarkan agama tauhid serta mendamaikan umatnya walaupun mendapat
rintangan-rintangan dari bani Israil. Dengan kebencian orang-orang Yahudi, mereka
berniat untuk membunuh Nabi Isa. Setelah ditinggalkan Nabi Isa (menurut
kepercayaan orang-orang Nasrani), sedikit demi sedikit mulai berubah ketauhidannya
sehingga umat menyimpang dari ajaran semula dan terlepas dari dasar-dasar
ketauhidan yang murni. Adapun perubahan yang terjadi sebagai berikut:

6
Syaikh Shafiyyurahman. Sirah Nabawiyah.. (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar 2007) hlm 78

8
1. Segolongan orang Nasrani yang diketahui oleh Paulus sebagai kepala agama di
Intokia(syiria) memegang sungguh-sungguh ketauhidan yang murni. Mereka
berpendapat bahwa Isa itu seorang hamba dan pesuruh Allah sebagai juga Rasul
yang lain.
2. Golongan Arius, yaitu golongan Nasrani pengikut aliaran "Arius" seorang pendeta
di Iskandariah. Ia masih berpegang teguh pada ketauhidan yang sebenarnya. Ia
berpendapat bahwa Isa hamba Allah. Akan tetapi ia menambahi keterangan bahwa
Isa sebagai "kalimah Allah" dari situlah mulai ada bayangan yang mengarahkan
bahwa Isa itu adalah Allah.
3. Golongan Parpani. Golongan yang ini berpendapat bahwa Isa dan ibunya dalah
Tuhan. Demikian inilah keadaan Nasrani yang datang kemudian. Mereka
mengangap bahwa Tuhan itu menjadi tiga. Dan hampir semua orang Nasrani
mempercayai bahwa Tuhan itu terdiri dari 3 oknum. Ketiga oknum itu sebenarnya
satu juga yaitu: Bapak, anak dan Ruhul Kudus. 3 adalah 1 dan 1 adalah 3.

D. Perkembangan Ilmu Tauhid Pada Masa Nabi Muhammad SAW.

Setelah penyebaran ilmu tauhid sampai di Zaman nabi Isa a.s pokok bahasan ilmu
tauhid semakin menyebar khususnya di masa kepemimpinan Rasulullah. Di masa
Rasulullah ialah masa dimana masih menyusun peraturan-peraturan, untuk
menetapkan pokok-pokok akidah dan menyatukan ummat serta memperbaiki akhlakul
karimah umat manusia yang masih jahil (bodoh) pada masa itu. Masa Rasulullah
SAW. Adalah masa menyusun peraturan-peraturan, menetapkan pokok-pokok akidah,
menyantukan umat islam dan membangun kedaulatan islam. Masa ini para muslim
kembali kepada Rasul sendiri untuk mengetahui dasar-dasar agama dan hukum-
hukum syari'ah. Mereka disinari oleh nur wahyu dan petunjuk-petunjuk Al-qur'an.
Rasulullah menjauhkan para umat dari segala hal yang menimbulkan perpecahan dan
perbedaan pendapat. Tidak dapat diragukan lagi bahwa perdebatan dalam masalah
akidah adalah sebab utama perpecahan dan perbedaan pendapat. Masing-masing
pihak senantiasa berusaha mempertahankan kebenaran pendapatnya dengan dalil-
dalil, sebagaimana telah terjadi dalam agama- agama sebelum Islam. Rasulullah
mengajak kaum muslimin untuk mentaati Allah swt dan RasulNya serta menghindari

9
dari perpecahan yang menyebabkan timbulnya kelemahan dalam segala bidang
sehingga menimbulkan kekacauan7.

Seperti firman Allah:

َ‫صبِ ِرين‬ َ ‫إن ه‬


‫َّللا َم َع ال ه‬ ْ ‫صبِ ُرو‬ َ ‫شلُوا َوتَذْه‬
ْ ‫َب ِري ُح ُك ْم َوا‬ َ ‫س ْولَهُ َوال تَنَازَ عُوا فَتَ ْف‬ َ ‫َوأَطِ يعُوا ه‬
ُ ‫َّللا َو َر‬

Artinya:" Dan taatilah Allah dan RasulNya dan janganlah kamu saling berbantah
yang menyebabkan kamu gagal dan hilanglah kekuatanmu serta bersabarlah,
sesungguhnya Allah berada bersama-sama orang yang sabar." 8

Rosulullah juga mengajak kaum muslimin untuk menaati Allah swt. Dan
Rosul-Nya serta menghindari dari perpecahan yang menyebabkan timbulnya
kelemahan dalam segala bidang sehingga menimbulkan kekacauan.

Di zaman Rasul yang menjadi permasalahan pokok pada saat itu ialah
masalah qadar. Dan masalah ini menimbulkan banyak perselisihan pada masa itu
hingga ummat islam terpecah dan terbagi-bagi dalam beberapa kelompok partai. Ada
yang menjadi golongan Nasturiyah, ada yang menjadi golongan ya’qubiyah dan ada
yang menjadi golongan Milkaniyah.

Rasul melarang kita saling berbantah dalam masalah qadar. Suatau hari Nabi
saw. Menemui para sahabat yang sedang memperdebatkan tentang hal qadar. Maka
itulah Nabi saw berkata. “apakah dengan ini kamu diperintahkan? Apakah dengan ini
Aku diutus? Aku tugaskan dirimu supaya kamu jangan berbantah-bantahan pada
qadar itu.”

Dari perkataan Nabi saw diatas memberitahu kepada kita bahwa islam
melarang ummatnya saling berbantah-bantahan tentang masalahqadar. Memang
secara khusus dari perkataan Nabi saw itu hanya ditujukan kepada sahabat yang
sedang berdebat saat itu, tapi perkataann itu mejadi sebuah aturan bagi ummat islam
bahwa islam melarang perbantahan sesama islam itu sendiri.

7
Abul Hasan, Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW. (Yogyakarta: Mardhiyah Press 2008,). Hlm
35-36

8
Cv Mubarokatan thayyiban, Al-Qur`an, QS.Al-Anfal : 46

10
Yang melatar belakangi masalah berbantahan ini ialah, ummat islam pada saat
itu saling mempertahankan pemikiran-pemikiran dan pendapat-pendapat yang mereka
kutip dari ahli-ahli kitab pada saat itu. Sehingga tidak dapat menyimpulkan titik temu
diantara pendapat-pendapat dan pemikiran-pemikiran mereka itu, sehingga
menimbulkan selisih paham yang berujung pada sebuah perbantahan. Untuk
menyelesaikan perkara ini Nabi saw. menyuruh para sahabat agar bersifat imbang
terhadap pemikiran-pemikiran ahlu kitab, agar tidak membenarkan apa-apa yang
mereka beritakan dan tidak pula membantah mereka.9

Nabi saw. Bersabda: “janganlah kamu membenarkan ahlul kitab dan janganlah
kamu membantahnya. Dan katakanlah: “kami telah beriman kepada Allah, kepada apa
yang telah di turunkan kepada kami dan kepada apa yang diturunkan kepada kamu.”
Tuhan kami dan tuhan kamu adalah tuhan yang Esa, dan kami menyerah diri
kepadanya.”

Dalam hadist Nabi saw tersebut mengandung arti agar kita bersifat netral
terhadap pendapat-pendapat ahlul kitab, guna untuk menghindari perselisihan yang
kemungkinan besar akan berhujung kepada sebuah perbantahan dan perpecahan
didalam Islam. Apabila perlu diadakan pertukaran pikiran, maka hendaklah dilakukan
dengan cara yang paling baik dan dengan sistem yang menghasilkan maksud. Dan Al-
Quran menghadapkan akal kepada dalil-dalil yang diperoleh dari alam sendiri, serta
menghindari perdebatan yang menimbulkan pertengkaran. Dengan uraian yang
singkat ini nyatalah bahwa agama Islam tidak menghendaki adanya perdebatan atau
polemik-polemik yang berkepanjangan. Beginilah keadaan akidah dimasa Rasul.10

9
Musyawarah guru PAI. Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi.(Akik Pustaka 2008) hlm
56
10
Purba dan Salamudin Theologi Islam: Ilmu Tauhid (Medan:Perdana Publishing 2016 ) hlm.118

11
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Kehidupan masyarakat Arab pada masa pra islam dikenal dengan sebutan
zaman jahiliyah. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan
terhadap kebenaran. Zaman jahiliyah adalah zaman kebodohan atau kegelapan
terhadap kebenaran. Dalam hal aqidah, bangsa Arab pra Islam mempercayai
Allah sebagai pencipta. Mereka mengetahui agama keesaan Allah dan
mengikuti kepercayaan yang menuhankan Allah. Telah banyak nabi yang
diutus datang kepada mereka sebelum Nabi Muhammad SAW. agar mereka
mengesakan Allah dan tidak mempersekutukan Nya.
2. tradisi penyembahan yang mereka lakukan terhadap berhala-berhalanya,
berbagai macam yang mereka perbuat demi keyakinan mereka pada saat itu.
Bangsa Arab berbuat seperti itu terhadap berhala-berhalanya, dengan disertai
keyakinan bahwa hal itu bisa mendekatkan mereka kepada Allah dan
menghubungkan mereka kepada-Nya, serta memberikan manfaat di sisi-Nya.
Selain itu, Orang-orang Arab juga mempercayai dengan pengundian nasib
dengan anak panah dihadapan berhala Hubal. Mereka juga percaya kepada
perkataan Peramal, Orang Pintar dan Ahli Nujum. Dikalangan mereka ada
juga yang percaya dengan Ramalan Nasib Sial dengan sesuatu. Ada juga
diantara mereka yang percaya bahwa orang yang mati terbunuh, jiwanya tidak
tentram jika dendamnya belum dibalaskan, ruh nya bisa menjadi burung hantu
yang berterbangan di padang seraya berkata, “Berilah aku minum, berilah aku
minum!” jika dendamnya sudah dibalaskan, maka ruh nya akan menjadi
tentram. Sekalipun masyarakat Arab jahiliyah seperti itu, toh masih ada sisa-
sisa dari agama Ibrahim dan mereka sama sekali tidak meninggalkannya,
seperti pengagungan terhadap ka’bah, thawaf disekelilingnya, haji, umrah,
Wufuq di Arafah dan Muzdalifah. Memang ada hal-hal baru dalam
pelaksanaannya.
3. Sejarah tentang Tauhid dimulai sejak diutusnya Nabi Adam a.s oleh Allah
untuk mengajarkan ketauhidan yang murni kepada anak dan cucunya. Ajaran
Adam tentang Tauhid yaitu tentang Ke-Esaan Allah SWT. Semenjak itulah
manusia telah mengetahui dan meyakinkan tentang adanya ke-Esaan Allah

12
sebagai sang Pencipta alam semesta ini. Umat manusia yang telah dibuka
hatinya oleh Allah menerima hakikat hidup itu, menerima dan mematuhi
ajaran Nabi Adam.
4. Masa Rasulullah SAW. Adalah masa menyusun peraturan-peraturan,
menetapkan pokok-pokok akidah, menyantukan umat islam dan membangun
kedaulatan islam. Masa ini para muslim kembali kepada Rasul sendiri untuk
mengetahui dasar-dasar agama dan hukum-hukum syari'ah.

B. Saran
Di dalam pembuatan makalah ini pasti masih ada kesalahan-kesalahan
disana-sini. Perlunya bimbingan dan pembelajaran yang lebih mengenai
pembuatan makalah ini. Semua kritik atau saran yang bersifat membangun pasti
akan kami terima demi kelangsungan pembuatan makalah dimasa-masa
mendatang.

13
DAFTAR PUSTAKA

Cv Mubarokatan thayyiban, Al-Qur`an, QS.Al-Anfal

Hasan, Abul 2008,Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta:


Mardhiyah Press

Hasan, Abul. 2008. Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta:


Mardhiyah Press.
Munir Amin, Samsul 2010. Sejarah peradaban Islam (Jakarta: Sinar Grafik
Offset

Musyawarah guru PAI. 2008. Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan


Prestasi. Akik Pustaka

Saeed, Hesham Mohammed Ghaleb dan Gurusiddaiah. 2020 Jahiliyah in Arab


Culture, pre and Post Islam. International Journal of Management and Social Science
Research Review: Vol-7, Issue-01.2020

Salamudin, Purba 2016 Theologi Islam: Ilmu Tauhid Medan:Perdana


Publishing

Syaikh Shafiyyurahman. 2007. Sirah Nabawiyah. Jakarta: PUSTAKA AL-


KAUTSAR
Tim Karya Ilmiah Purnasiswa MHM 2006, Sejarah peradaban islam

Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada

14

Anda mungkin juga menyukai