Suatu refleksi garis S adalah fungsi 𝑅𝑠 yang didefinisikan untuk semua titik pada
bidang v sebagai berikut:
1. 𝑃 ∈ 𝑆, 𝑅𝑠 (𝑃) = 𝑃′
Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu transformasi.
Ambil sebarang pencerminan, misalkan Ms
Sifat pada garis adalah mempertahankan jarak. Artinya jarak antara dua benda sama
dengan jarak antara dua bayangan. Hal ini disebut ISOMETRI.
Agar mempermudah memahami mengenai refleksi (pencerminan) perhatikan Gambar
berikut.
Perhatikan Gambar di samping, diketahui:
R : Fungsi refleksi
S : Cermin
P : Benda
P’ : Bayangan Dapat ditulis 𝑅𝑠
Definisi:
Suatu transformasi T adalah suatu isometri jika ntuk setiap pasangan P, Q berlaku P’Q’ = PQ
dengan P’ = T(P) dan Q’ = T(Q).
Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
Jadi kalau A’ = Ms(A), B = Ms(B) maka AB = A’B’.
Bukti:
Ambil Semarang A, B, A’, B’ V dengan Ms(A) = A’ dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan A’B’ = AB.
Kasus I
Jika A, B S maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’ = B.
Jadi AB = A’B’ Ms(A)Ms(B) = AB.
Kasus II
Jika A S, B S dan Ms(A) = A’ = A dan Ms (B) = B’
Akan ditunjukkan AB = A’B’
Perhatikan ABC & AB'C
AC = AC (berimpit)
mABC mACB' (karena siku-siku)
BC = B’C (karena S sumbu simetri)
Menurut teorema karena ABC & AB'C mempunyai sifat S Sd
S yang sama, maka ABC AB'C .
Jadi AB = A’B’.
Kasus III
Jika A, B S dan Ms(A) = A’, Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’
Perhatikan BDC & B'DC .
DC = DC (berimpit)
mDCB mDCB' (karena siku-siku)
BC = B’C (karena S sumbu simetri)
Menurut teorema karena BDC & B'DC mempunyai
sifat S Sd S yang sama maka BDC B'DC .
Jadi BD = B’D dan mBDC mB'DC .
Karena mBDC mB'DC dan mADC mA'DC (900 )
mADC = 900 - mBDC
Maka mADC = 900 - mB’DC
mADC = mA’DB'
Perhatikan BAD & B'
AD AD = A’D (berimpit)
mADB mA'DB (dari pernyataan 1)
DB = DB’ (diketahui)
Menurut teorema karena BAD & B'AD mempunyai sifat S Sd S yang sama maka BAD
B' AD .
Jadi AB = A’B’.
Untuk menentukan letak bayangan dari suatu titik P(x,y) yang disebabkan oleh
refleksi terhadap suatu garis c, dengan persamaan garis c: Ax+By+C = 0, dapat menggunakan
persamaan umum berikut:
2𝐴 (𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶)
𝑥′ = 𝑥 −
𝐴2 +𝐵2
𝑀𝑐 :
2𝐴 (𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶)
𝑦′ = 𝑦 − 𝐴2 +𝐵2
Sementara untuk menentukan letak bayangan dari suatu titik P yang disebabkan oleh
refleksi terhadap suatu garis khusus dapat menggunakan persamaan-persamaan berikut:
𝑥′ = 𝑥
𝑀𝑐 :
𝑦 ′ = −𝑦
Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut
𝑥′ 1 0 𝑥 1 0
( )=( ) (𝑦) menjadi sehingga 𝑀𝑥 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 0 −1 0 −1
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu X.
Misalkan titik P(5, 2) dicerminkan terhadap sumbu X, maka bayangannya adalah
P’(5, -2)
𝑥 ′ = −𝑥
𝑀𝑐 :
𝑦′ = 𝑦
Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut
𝑥′ −1 0 𝑥 −1 0
( )=( ) ( ) menjadi sehingga 𝑀𝑦 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 0 1 𝑦 0 1
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu Y.
𝑥′ 0 1 𝑥 0 1
( )=( ) ( ) menjadi sehingga 𝑀𝑦=𝑥 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 1 0 𝑦 1 0
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu y=x.
Misalkan titik P(4, 2) dicerminkan terhadap garis y = x, maka bayangannya adalah
P’(2, 5)
𝑥′ 0 −1 𝑥 0 −1
( )=( ) (𝑦) menjadi sehingga 𝑀𝑦=−𝑥 = ( ) disebut sebagai
𝑦′ −1 0 −1 0
matriks transformasi untuk refleksi terhadap sumbu y= -x.
Misalkan titik P(-6, 3) dicerminkan terhadap garis y = x, maka bayangannya adalah
P’(-3, 6)
5. Pencerminan terhadap garis x= h, dengan A=1, B=0, dan C=-h
𝑥 ′ = −𝑥 + 2ℎ
𝑀𝑐 :
𝑦′ = 𝑦
1. 𝑀𝑐 ∘ 𝑀𝑐 = 𝐼
Dua refleksi berturut-turut terhadap suatu garis merupakan suatu identitas, artinya
koordinat bayangan sama dengan benda.
̅̅̅̅ ∥ 𝐶𝐷
̅̅̅̅ → 𝑀̅̅̅̅ 𝑎
2. 𝐴𝐵 𝐴𝐵 ∘ 𝑀̅̅̅̅
𝐶𝐷 = 𝑇 (𝑏 )
Pengerjaan dua refleksi terhadap dua garis yang sejajar menghasilkan translasi
(pergeseran) dengan sifat:
jarak objek dengan bayangan sama dengan dua kali jarak satu pencerminan,
arah translasi tegak lurus pada kedua garis sejajar, dari garis pertama ke garis
kedua,
refleksi terhadap dua garis sejajar bersifat tidak komutatif.
3. 𝐴𝐵 ⊥ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐶𝐷 → 𝑀𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ∘ 𝑀𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝑅[𝑃, 𝜋]
Pengerjaaan dua refleksi terhadap dua garis yang saling tegak lurus, akan sama
dengan rotasi setengah lingkaran dengan pusat titik 24 potong dari kedua garis
pencerminan. Refleksi terhadap dua garis yang saling tegak lurus bersifat komutatif.
4. ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ∤ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 → 𝑀𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ∘ 𝑀𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝑅[𝑃, 2𝜃]
𝜃 = ukuran sudut perpotongan ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅̅
𝐶𝐷.
Pengerjaan dua refleksi berurutan terhadap dua garis yang berpotongan akan
menghasilkan rotasi (perputaran) yang bersifat:
titik potong kedua garis pencerminan merupakan pusat perputaran,
besar sudut perputaran sama dengan dua kali sudut antara kedua garis
pencerminan,
arah perputaran sama dengan arah dari sumbu pertama ke sumbu kedua.
Contoh soal :
Penyelesaian :
a. Gradien garis h : x + y = 0 adalah m = -1. Sehingga garis yang tegak lurus
dengan garis ini memiliki gradien m1 = 1. Persamaan garis yang melalui titik
A (2, -3) dan bergradien 1 adalah
y = m1(x – x1) + y1
y = (x – 2) – 3
y = -x – 5
Selanjutnya akan dicari titik potong x + y = 0 y =-x dan y = x – 5
dengan cara mensubtitusikan persamaan pertama dan persamaan kedua (
seperti penyelesaian SPLDV), sehingga dapat ditulis
-x = x- 5
-2x = -5
5
X=2
5
Jika x demikian, maka haruslah y = -2 ini berarti titik tengah AA’ adalah
5 5
( , - )dimana A’ adalah titik bayangan hasil pencerminan garis h pada titik A
2 2
maka berlaku :
5 5 𝑥𝐴 + 𝑥𝐴′ 𝑦𝐴 + 𝑦𝐴′
(2 , -2) = ( , )
2 2
5 5 2 + 𝑥𝐴′ −3 + 𝑦𝐴′
(2 , -2) = ( , )
2 2
(5, -5) = (2 + xA’ , -3 + yA’)
(xA’ , yA’) = (3, -2)
Jadi koordinat titik A’ adalah (3, -2)
b. Gradien garis h : x + y = 0 adalah m = -1, sehimgga garis yang tegak lurus
dengan garis ini memiliki gradien m1 = 1. Persamaan garis yang melalui titik
B’ (-3, 5) dan bergradien 1 adalah
y = m1(x – x1) + y1
y = (x + 3) + 5
y=x+8
Selanjutnya akan dicari titik potong garis x + y = 0 ↔ y = -x dan y = x + 8
dengan cara mensubtitusikan persamaan pertama ke persamaan kedua (seperti
penyelesaian SPLDV), sehingga dapat ditulis :
-x = x + 8
-2x = 8
x = -4
Jika x demikian maka haruslah y = 4. Ini berarti titik tengah BB’adalah (-4, 4)
dimana B adalah titik bayangan hasil pencerminan garis h pada titik B, maka
berlaku :
𝑥𝐵 + 𝑥𝐵′ 𝑦𝐵 + 𝑦𝐵′
(-4 , 4) = ( , )
2 2
𝑥𝐵 + 𝑥𝐵′ 𝑦𝐵 + 𝑦𝐵′
(-4 , 4) = ( , )
2 2
(-8 , 8) = (xB – 3 , yB + 5)
(xB , yB) = (-5, 3)
Jadi koordinat titik B adalah (-5,3)
c. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis h : x + y = 0 (gradien m = 1)
dan melalui P(xp , yp) adalah
y – yp = m(x – xp)
y = x - xp + yp
Misal Q (xQ , yQ) adalah titik tengah PP’ di mana P’ adalah titik bayangan
hasil pencerminan titik P oleh garis h. Dengan demikian,
𝑥𝑝 + 𝑥𝑝′ 𝑦𝑝 + 𝑦𝑝′
Q = (xQ , yQ) = ( 2
, 2
)
(2xQ , 2yQ) = (xp + xp’ , yp + yp’ )
(xp’ , yp’ ) = (xp – 2xQ , yp – 2yQ)
Jadi apabila P(x , y), maka hasil pencerminannya oleh garis h : x + y = 0
adalah Mh (P) = P’ = (x – 2xQ , y – 2yQ)
6. Diketahui garis g = {(x , y) | x – 3y +1 = 0} dan sebuah titik A=(2, k). Tentukan k
apabila Mg (A) = A !
Penyelesaian :
Diketahui sebuah garis g = x – 3y + 1 = 0 dan titik A(2 , k). Karena Mg(A) = A, maka
A haruslah terletak pada sumbu cermin, yaitu terletak pada garis g. Untuk mencari
nilai k , subtitusikan nilai x = 2 dan y = k pada persamaan garis g sehingga diperoleh
2 - 3k + 1 + 0
k=1
Jadi untuk nilai k yang memenuhi adalah k = 1
7. Diketahui garis g adalah titik – titik A, A’, B, dan C seperti terlihat pada gambar
berikut :
b. Pada gambar di atas, garis g menjadi garis sumbu dari CC’ , BB’, dan
AA’sehingga B’ = Mg (B), A’ = Mg(A) dan C’ = Mg(C).
Jadi gambar tersebut sudah benar.
8. Apabila ada V ada sistem sumbu ortogonal dan A(1,3) sedangkan B(-2,-1).
Tentukanlah persamaan sebuah garis g sehingga Mg(A)=B.
Penyelesaian :
Persamaan garis AB
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
𝑦−3 𝑥−1
↔ = −2−1
−1−3
↔ -3(y-3) = -4(x-1)
↔ -3y + 9 = -4x + 4
↔ 4x – 3y + 5 = 0
4
Gradien m1 =
3
3
Gradien tegak lurus pada AB, m2 = -4
(1,3) + (−2,−1) (−1,2) 1
Titik tengah AB = = = (-2, 1)
2 2
1 3
Persamaan garis yang melalui (-2, 1) dengan m= -4
y – y1 = m (x – x1)
3 1
y – 1 = -4 (x + 2)
3 3
y = -4x - 8 + 1
3 5
y = -4x + 8
8y + 6x – 5 = 0
6x + 8y – 5 = 0
Jadi persaman g adalah 6x – 8y – 5 = 0
Latihan Soal !
4. Jika h sebuah garis yang melalui titik asal dengan koefisien arah -1, tentukan
a. A jika Mh(A) = (-2,3)
b. Mh(P) jika P = (x,y)
https://eprints.uny.ac.id/55444/2/2.%20BAB%20II.pdf
https://bahanajar.uhamka.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Bahan-Ajar-Geometri-
Tranformasi.pdf
https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-refleksi-geometri/
http://materimatematikalengkap.blogspot.com/2017/10/macam-macam-transformasi-refleksi-
dan.html
https://www.slideshare.net/niyaraeyni/pencerminan-48534058
https://syaifulhamzah.files.wordpress.com/2011/12/ringkasan-pencerminan1.pdf
https://docplayer.info/47090826-Ringkasan-materi-pencerminan.html