Anda di halaman 1dari 14

Refleksi (Pencerminan)

Refleksi atau pencerminan adalah satu jenis transformasi


yang menghasilkan bayangan melalui cerminan dari suatu objek,
dalam hal ini dicerminkan terhadap garis. Ada pula yang
menjelaskan, Refleksi (pencerminan) adalah bagian lain dari
transformasi yang memindahkan suatu titik pada bangun geometri
dengan menggunakan sifat benda dan bayangan pada cermin datar.

Suatu refleksi garis S adalah fungsi 𝑅𝑠 yang didefinisikan untuk semua titik pada
bidang v sebagai berikut:
1. 𝑃 ∈ 𝑆, 𝑅𝑠 (𝑃) = 𝑃′

2. 𝑃 ∉ 𝑆, 𝑅𝑠 (𝑃) = 𝑃′, sehingga S adalah sumbu ruas ̅̅̅̅̅


𝑃𝑃′ (Rawuh, 1993)

Refleksi adalah Suatu Transformasi

Dimana R merupakan fungsi refleksi (pencerminan), s adalah cermin, sedangkan P


adalah benda dan P’ adalah bayangan.

Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu transformasi.
Ambil sebarang pencerminan, misalkan Ms

a. Ms suatu fungsi dari V ke V (bidang Euclid)


Berdasarkan definisi diatas, jelas bahwa domain dari Ms adalah V. Daerah hasil dari
Ms juga pada V, sebab apabila kita mengambil X ∈ V, X ∈ s atau X ∉ s. Untuk X ∈ s,
Ms(x) = X ∈ s. Untuk X ∉ s, Ms(x) = y, dimana s sumbu dari 𝑥𝑦 ̅̅̅, artinya 𝑦𝑥
̅̅̅ ⊂ V ,
sehingga y ∈ V , artinya adalah bidang V juga. Jadi Ms suatu fungsi dari V ke V.
b. Akan dibuktikan Ms surjektif.
 Ambil Sebarang X 'V  X ' Ms(X ).
Menurut definisi jika X  S maka Ms(X )  X ' X
Jadi X 'V,X ' X  Ms(X ), X  S
 X 'V,X ' X  Ms(X ) dengan S sumbu XX’
Jadi Ms surjektif

c. Akan dibuktikan Ms injektif.


 Kasus 1
Misalkan 𝐴1  𝐴2
Untuk 𝐴1  S maka Ms (𝐴1 )  𝐴1 ' 𝐴1 .
𝐴2  S maka Ms (𝐴2 )  𝐴2 ' 𝐴2 .
Jadi 𝐴1 ’  𝐴2 ’
 Kasus 2
Ambil A1  S, A2  S maka
i). Ms (𝐴1 ) = 𝐴1 ’ = 𝐴1
ii). 𝐴2  Ms (𝐴2 )  𝐴2 yakni S sumbu dari ̅̅̅̅̅̅̅
𝐴2 𝐴2 ′ .
Karena 𝐴1  S dan 𝐴2  S maka ' ' A1  A2
 Kasus 3
Untuk 𝐴1  S, 𝐴2  S, 𝐴1  𝐴2  𝐴1 ’  𝐴2 ’
Andaikan Ms (𝐴1 )  Ms (𝐴2 ) . Maka dipenuhi :
𝐴1 𝐴1 ’ adalah suatu garis dengan sumbu S, artinya 𝐴1 𝐴1 ’  S .
𝐴2 𝐴2 ’ adalah suatu garis dengan sumbu S, artinya 𝐴2 𝐴2 ’  S .
Andaikan 𝐴1  𝐴2 , maka menurut teorema tidak ada 2 buah garis yang tegak lurus
terhadap garis sumbu S yang melalui titik yang sama.
Artinya jika Ms (𝐴1 )  Ms (𝐴2 ) maka haruslah 𝐴1  𝐴2 . Padahal diketahui 𝐴1 
𝐴2 .
Jadi haruslah 𝐴1  𝐴2  Ms (𝐴1 )  Ms (𝐴2 ) .
Karena Ms surjektif dan injektif maka berlaku bahwa setiap refleksi pada garis adalah
suatu transformasi.

Refleksi adalah Suatu Isometri

Sifat pada garis adalah mempertahankan jarak. Artinya jarak antara dua benda sama
dengan jarak antara dua bayangan. Hal ini disebut ISOMETRI.
Agar mempermudah memahami mengenai refleksi (pencerminan) perhatikan Gambar
berikut.
Perhatikan Gambar di samping, diketahui:
R : Fungsi refleksi
S : Cermin
P : Benda
P’ : Bayangan Dapat ditulis 𝑅𝑠

Definisi:
Suatu transformasi T adalah suatu isometri jika ntuk setiap pasangan P, Q berlaku P’Q’ = PQ
dengan P’ = T(P) dan Q’ = T(Q).

Teorema:
Setiap refleksi pada garis adalah suatu isometri.
Jadi kalau A’ = Ms(A), B = Ms(B) maka AB = A’B’.

Bukti:
Ambil Semarang A, B, A’, B’ V dengan Ms(A) = A’ dan Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan A’B’ = AB.

Kasus I
Jika A, B  S maka Ms(A) = A’ = A dan Ms(B) = B’ = B.
Jadi AB = A’B’  Ms(A)Ms(B) = AB.

Kasus II
Jika A  S, B  S dan Ms(A) = A’ = A dan Ms (B) = B’
Akan ditunjukkan AB = A’B’
Perhatikan ABC & AB'C
AC = AC (berimpit)
mABC  mACB' (karena siku-siku)
BC = B’C (karena S sumbu simetri)
Menurut teorema karena ABC & AB'C mempunyai sifat S Sd
S yang sama, maka ABC  AB'C .
Jadi AB = A’B’.

Kasus III
Jika A, B  S dan Ms(A) = A’, Ms(B) = B’.
Akan ditunjukkan AB = A’B’
Perhatikan BDC & B'DC .
DC = DC (berimpit)
mDCB  mDCB' (karena siku-siku)
BC = B’C (karena S sumbu simetri)
Menurut teorema karena BDC & B'DC mempunyai
sifat S Sd S yang sama maka BDC  B'DC .
Jadi BD = B’D dan mBDC  mB'DC .
Karena mBDC  mB'DC dan mADC  mA'DC (900 )
mADC = 900 - mBDC
Maka mADC = 900 - mB’DC
mADC = mA’DB'
Perhatikan BAD & B'
AD AD = A’D (berimpit)
mADB  mA'DB (dari pernyataan 1)
DB = DB’ (diketahui)
Menurut teorema karena BAD & B'AD mempunyai sifat S Sd S yang sama maka BAD 
B' AD .
Jadi AB = A’B’.

Matriks Transformasi pada Pencerminan

Untuk menentukan letak bayangan dari suatu titik P(x,y) yang disebabkan oleh
refleksi terhadap suatu garis c, dengan persamaan garis c: Ax+By+C = 0, dapat menggunakan
persamaan umum berikut:
2𝐴 (𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶)
𝑥′ = 𝑥 −
𝐴2 +𝐵2
𝑀𝑐 :
2𝐴 (𝐴𝑥+𝐵𝑦+𝐶)
𝑦′ = 𝑦 − 𝐴2 +𝐵2

Sementara untuk menentukan letak bayangan dari suatu titik P yang disebabkan oleh
refleksi terhadap suatu garis khusus dapat menggunakan persamaan-persamaan berikut:

1. Pencerminan terhadap sumbu X, dengan A=0, B=1, dan C=0

𝑥′ = 𝑥
𝑀𝑐 :
𝑦 ′ = −𝑦
Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut
𝑥′ 1 0 𝑥 1 0
( )=( ) (𝑦) menjadi sehingga 𝑀𝑥 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 0 −1 0 −1
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu X.
Misalkan titik P(5, 2) dicerminkan terhadap sumbu X, maka bayangannya adalah
P’(5, -2)

2. Pencerminan terhadap sumbu Y, dengan A=1, B=0, dan C=0

𝑥 ′ = −𝑥
𝑀𝑐 :
𝑦′ = 𝑦
Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut

𝑥′ −1 0 𝑥 −1 0
( )=( ) ( ) menjadi sehingga 𝑀𝑦 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 0 1 𝑦 0 1
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu Y.

Misalkan titik P(-4, 3) dicerminkan terhadap sumbu Y, maka bayangannya adalah


P’(4, 3)

3. Pencerminan terhadap garis y=x, dengan A=1, B=-1, dan C=0


𝑥′ = 𝑦
𝑀𝑐 :
𝑦′ = 𝑥

Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut

𝑥′ 0 1 𝑥 0 1
( )=( ) ( ) menjadi sehingga 𝑀𝑦=𝑥 = ( ) disebut sebagai matriks
𝑦′ 1 0 𝑦 1 0
transformasi untuk refleksi terhadap sumbu y=x.
Misalkan titik P(4, 2) dicerminkan terhadap garis y = x, maka bayangannya adalah
P’(2, 5)

4. Pencerminan terhadap garis y= -x, dengan A=1, B=1, dan C=0


𝑥 ′ = −𝑦
𝑀𝑐 :
𝑦 ′ = −𝑥

Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut

𝑥′ 0 −1 𝑥 0 −1
( )=( ) (𝑦) menjadi sehingga 𝑀𝑦=−𝑥 = ( ) disebut sebagai
𝑦′ −1 0 −1 0
matriks transformasi untuk refleksi terhadap sumbu y= -x.
Misalkan titik P(-6, 3) dicerminkan terhadap garis y = x, maka bayangannya adalah
P’(-3, 6)
5. Pencerminan terhadap garis x= h, dengan A=1, B=0, dan C=-h
𝑥 ′ = −𝑥 + 2ℎ
𝑀𝑐 :
𝑦′ = 𝑦

Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi


𝑥′ −1 0 𝑥 2ℎ
( )=( ) (𝑦 ) + ( )
𝑦′ 0 1 0
Misalkan titik P(-3, 4) dicerminkan terhadap garis x = 2, maka bayangannya adalah
P’(7, 4)

6. Pencerminan terhadap garis y= k, dengan A=0, B=1, dan C=-k


𝑥′ = 𝑥
𝑀𝑐 :
𝑦 ′ = −𝑦 + 2𝑘

Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi


𝑥′ 1 0 𝑥 0
( )=( ) (𝑦 ) + ( )
𝑦′ 0 −1 2𝑘
Misalkan titik P(3, 8) dicerminkan terhadap garis y = 3, maka bayangannya adalah
P’(3, -2)

7. Refleksi terhadap suatu titik atau setengah putaran (Hp)


Setengah putaran dengan dengan pusat P, ditulis Hp didefinisikan sebagai Hp(P) = P
dan Hp(A) = A’ dengan P titik tengah ̅̅̅̅̅
𝐴𝐴′. Jika P(a,b) dan Hp : 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥 ′ , 𝑦 ′ ).
𝑥+𝑥′ 𝑦+𝑦′
Maka 𝑎 = dan 𝑏 = atau
2 2
x’ = -x + 2a
y’ = -y + 2b
Dalam bentuk matriks, persamaan tersebut menjadi
𝑥′ −1 0 𝑥 𝑎
( )=( ) (𝑦 ) + ( )
𝑦′ 0 −1 𝑏
Misalkan titik P(–5, 3) dicerminkan terhadap titik asal, maka bayangannya adalah
P’(5, –3)

8. Komposisi dua refleksi berurutan.


a. Refleksi berurutan terhadap dua sumbu sejajar
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis x = a dilanjutkan terhadap garis x
= b. Maka bayangan akhir A adalah A’(x’,y’) yaitu:
x' = 2(b − a) + x dan y' = y
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis y = a dilanjutkan terhadap garis y
= b. Maka bayangan akhir A adalah A’(x’,y’) yaitu:
x' = x dan y' = 2(b − a) + y
b. Refleksi terhadap dua sumbu saling tegak lurus
Jika titik A(x, y) direfleksikan terhadap garis x = a dilanjutkan terhadap garis
y = b (dua sumbu yang saling tegak lurus) maka bayangan akhir A adalah
A’(x’,y’) sama dengan rotasi titik A(x,y) dengan pusat titik potong dua sumbu
(garis) dan sudut putar 180˚.
c. Refleksi terhadap dua garis yang saling berpotongan.
Jika titik A(x,y) direfleksikan terhadap garis g dilanjutkan terhadap garis h,
maka bayangan akhirnya adalah A’(x’,y’) dengan pusat perpotongan garis g dan h
dan sudut putar 2α dengan α adalah sudut antara garis g dan h, serta arah putaran
dari garis g ke h.
𝑀𝑘 −𝑀𝑙
tan 𝛼 = 1+𝑀𝑘 . 𝑀𝑙
Keterangan : 𝑀𝑘 = gradien garis k
𝑀𝑙 = gradien garis l

Komposisi refleksi (refleksi berurutan) pada umumnya tidak komutatif kecuali


komposisi refleksi terhadap sumbu x dilanjutkan terhadap sumbu y (dua sumbu
yang saling tegak lurus).

Sifat – Sifat Refleksi

1. 𝑀𝑐 ∘ 𝑀𝑐 = 𝐼
Dua refleksi berturut-turut terhadap suatu garis merupakan suatu identitas, artinya
koordinat bayangan sama dengan benda.
̅̅̅̅ ∥ 𝐶𝐷
̅̅̅̅ → 𝑀̅̅̅̅ 𝑎
2. 𝐴𝐵 𝐴𝐵 ∘ 𝑀̅̅̅̅
𝐶𝐷 = 𝑇 (𝑏 )

Pengerjaan dua refleksi terhadap dua garis yang sejajar menghasilkan translasi
(pergeseran) dengan sifat:
 jarak objek dengan bayangan sama dengan dua kali jarak satu pencerminan,
 arah translasi tegak lurus pada kedua garis sejajar, dari garis pertama ke garis
kedua,
 refleksi terhadap dua garis sejajar bersifat tidak komutatif.
3. 𝐴𝐵 ⊥ ̅̅̅̅
̅̅̅̅ 𝐶𝐷 → 𝑀𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ∘ 𝑀𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝑅[𝑃, 𝜋]
Pengerjaaan dua refleksi terhadap dua garis yang saling tegak lurus, akan sama
dengan rotasi setengah lingkaran dengan pusat titik 24 potong dari kedua garis
pencerminan. Refleksi terhadap dua garis yang saling tegak lurus bersifat komutatif.
4. ̅̅̅̅
𝐴𝐵 ∤ ̅̅̅̅
𝐶𝐷 → 𝑀𝐴𝐵 ̅̅̅̅ ∘ 𝑀𝐶𝐷
̅̅̅̅ = 𝑅[𝑃, 2𝜃]
𝜃 = ukuran sudut perpotongan ̅̅̅̅ 𝐴𝐵 𝑑𝑎𝑛 ̅̅̅̅
𝐶𝐷.
Pengerjaan dua refleksi berurutan terhadap dua garis yang berpotongan akan
menghasilkan rotasi (perputaran) yang bersifat:
 titik potong kedua garis pencerminan merupakan pusat perputaran,
 besar sudut perputaran sama dengan dua kali sudut antara kedua garis
pencerminan,
 arah perputaran sama dengan arah dari sumbu pertama ke sumbu kedua.

Contoh soal :

1. Tentukanlah bayangan titik A(4, 3) oleh pencerminan terhadap garis y = –1


Penyelesaian:
Misalkan A’(x’,y’) adalah bayangan titik A(4,3) oleh pencerminan terhadap garis y =
–1
Maka :
x’ = x = 4
y’ = 2(–1) – y
= –2 – 3
= –5
Jadi bayangannya adalah A’(4, –5)
2. Sebuah titik A(x, y) dicerminkan terhadap garis y = –x sehingga diperoleh bayangan
A’(–5, 3). Tentukan koordinat titik A
Jawab
−5 0 −1 𝑥
[ ]=[ ][ ]
3 −1 0 𝑦
1 0 −1 −5 𝑥
[ ] [ ] = [𝑦]
0 − 1 −1 0 3
0+3 𝑥
(−1) [ ] = [𝑦]
−5 + 0
−3 𝑥
[ ] = [𝑦 ]
5
Jadi A(-3,5)
3. Jika titik A(5, –3) dicerminkan terhadap garis x = a maka diperoleh bayangan titik
A’(1, –3). Tentukanlah nilai a
Jawab
Misalkan A’(1, –3) adalah bayangan titik A(5, –3) oleh pencerminan terhadap garis x
=a
Maka :
x’ = 2a – x
1 = 2a – 5
1 + 5 = 2a
2a = 6
Jadi a = 3
4. Diketahui : g ={(x , y) | y = 2}
a. Jika A = (3, √2), tentukan A’ = Mg (A)
b. Jika D’ = (2, -4), tentukan prapeta D’ oleh Mg
c. Jika P(x,y), tentukan Mg (P)
Penyelesaian :
a. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis g : y = 2 dan melalui A (3, √2)
adalah x=3. Titik B(3 , 2) adalah titik tengah AA’, dimana A’ adalah titik
bayangan hasil pencerminan titik A oleh garis g. Dengan demikian ,
𝑥𝐴 + 𝑥𝐴′ 𝑦𝐴 + 𝑦𝐴′
(3,2) = ( , )
2 2
3 + 𝑥𝐴′ √2 + 𝑦𝐴′
(3,2) = ( , )
2 2
(6,4) = (3 + xA’ , √2 +yA’ )
(xA’ , yA’) = (3,4 - √2)
Jadi, titik koordinat berada di titik (3,4 - √2)
b. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis g : y = 2 dan melalui D’ = Mg
(D) = (2, -4) adalah x=2. Titik C(2,2) adalah titik tengah DD’, dimana D
adalah titik prapeta dari pencerminan garis g yang menghasilkan titik D’.
Dengan demikian ,
𝑥𝐷 + 𝑥𝐷′ 𝑦𝐷 + 𝑦𝐷′
(2,2) = ( , )
2 2
𝑥𝐷 + 2 𝑦𝐷 + (−4)
(3,2) = ( , )
2 2
(4,4) = (xD + 2 , yD – 4)
(xD , yD) = (2,8)
Jadi titik D berada di koordinat (2,8)
c. Persamaan garis yang tegak lurus dengan g : y = 2 dan melalui P(xP , yP)
adalah x = xP. Misal Q (xQ , yQ) adalah titik tenagh PP’, dimana P’ adalah titik
bayangan hasil pencerminan titik P oleh garis g. Perhtikan juga bahwa xQ = xP
dan yQ = 2. Dengan demikian ,
𝑥𝑃 + 𝑥𝑃′ 𝑦𝑃 + 𝑦𝑃′
Q= (XQ , YQ) = (XP , 2) = ( , )
2 2
2 + 𝑥𝑃′ 1 + 𝑦𝑃′
(xp , 2) = ( , )
2 2
(2xp , 4) = (xp + xP’ , yP + yP’)
(xP’ , yP’) = (xP , 4-yP)
Jadi apabila P (x , y), maka hasil pencerminannya oleh garis g : x = -3 adalah
Mg (P) = P’ = (x , 4-y)
5. Diketahui garis h = {(x,y) | x + y = 0}
a. Jika A = (2, -3), tentukan Mh (A)
b. Jika B’= (-3, 5), tentukan prapeta dari B’ oleh Mh
c. Apabila P(x,y) sebuah titik sembarang, tentukan Mh(P) = P’

Penyelesaian :
a. Gradien garis h : x + y = 0 adalah m = -1. Sehingga garis yang tegak lurus
dengan garis ini memiliki gradien m1 = 1. Persamaan garis yang melalui titik
A (2, -3) dan bergradien 1 adalah
y = m1(x – x1) + y1
y = (x – 2) – 3
y = -x – 5
Selanjutnya akan dicari titik potong x + y = 0 y =-x dan y = x – 5
dengan cara mensubtitusikan persamaan pertama dan persamaan kedua (
seperti penyelesaian SPLDV), sehingga dapat ditulis
-x = x- 5
-2x = -5
5
X=2
5
Jika x demikian, maka haruslah y = -2 ini berarti titik tengah AA’ adalah
5 5
( , - )dimana A’ adalah titik bayangan hasil pencerminan garis h pada titik A
2 2
maka berlaku :
5 5 𝑥𝐴 + 𝑥𝐴′ 𝑦𝐴 + 𝑦𝐴′
(2 , -2) = ( , )
2 2
5 5 2 + 𝑥𝐴′ −3 + 𝑦𝐴′
(2 , -2) = ( , )
2 2
(5, -5) = (2 + xA’ , -3 + yA’)
(xA’ , yA’) = (3, -2)
Jadi koordinat titik A’ adalah (3, -2)
b. Gradien garis h : x + y = 0 adalah m = -1, sehimgga garis yang tegak lurus
dengan garis ini memiliki gradien m1 = 1. Persamaan garis yang melalui titik
B’ (-3, 5) dan bergradien 1 adalah
y = m1(x – x1) + y1
y = (x + 3) + 5
y=x+8
Selanjutnya akan dicari titik potong garis x + y = 0 ↔ y = -x dan y = x + 8
dengan cara mensubtitusikan persamaan pertama ke persamaan kedua (seperti
penyelesaian SPLDV), sehingga dapat ditulis :
-x = x + 8
-2x = 8
x = -4
Jika x demikian maka haruslah y = 4. Ini berarti titik tengah BB’adalah (-4, 4)
dimana B adalah titik bayangan hasil pencerminan garis h pada titik B, maka
berlaku :
𝑥𝐵 + 𝑥𝐵′ 𝑦𝐵 + 𝑦𝐵′
(-4 , 4) = ( , )
2 2
𝑥𝐵 + 𝑥𝐵′ 𝑦𝐵 + 𝑦𝐵′
(-4 , 4) = ( , )
2 2
(-8 , 8) = (xB – 3 , yB + 5)
(xB , yB) = (-5, 3)
Jadi koordinat titik B adalah (-5,3)
c. Persamaan garis yang tegak lurus dengan garis h : x + y = 0 (gradien m = 1)
dan melalui P(xp , yp) adalah
y – yp = m(x – xp)
y = x - xp + yp
Misal Q (xQ , yQ) adalah titik tengah PP’ di mana P’ adalah titik bayangan
hasil pencerminan titik P oleh garis h. Dengan demikian,
𝑥𝑝 + 𝑥𝑝′ 𝑦𝑝 + 𝑦𝑝′
Q = (xQ , yQ) = ( 2
, 2
)
(2xQ , 2yQ) = (xp + xp’ , yp + yp’ )
(xp’ , yp’ ) = (xp – 2xQ , yp – 2yQ)
Jadi apabila P(x , y), maka hasil pencerminannya oleh garis h : x + y = 0
adalah Mh (P) = P’ = (x – 2xQ , y – 2yQ)
6. Diketahui garis g = {(x , y) | x – 3y +1 = 0} dan sebuah titik A=(2, k). Tentukan k
apabila Mg (A) = A !
Penyelesaian :
Diketahui sebuah garis g = x – 3y + 1 = 0 dan titik A(2 , k). Karena Mg(A) = A, maka
A haruslah terletak pada sumbu cermin, yaitu terletak pada garis g. Untuk mencari
nilai k , subtitusikan nilai x = 2 dan y = k pada persamaan garis g sehingga diperoleh
2 - 3k + 1 + 0
k=1
Jadi untuk nilai k yang memenuhi adalah k = 1
7. Diketahui garis g adalah titik – titik A, A’, B, dan C seperti terlihat pada gambar
berikut :

a. Dengan menggunakan hanya sebuah penggaris, tentukan B’ = Mg(B) dan C’


= Mg (C)
b. Buktikan bahwa gambar yang anda buat sudah benar.
Penyelesaian :
a.

b. Pada gambar di atas, garis g menjadi garis sumbu dari CC’ , BB’, dan
AA’sehingga B’ = Mg (B), A’ = Mg(A) dan C’ = Mg(C).
Jadi gambar tersebut sudah benar.
8. Apabila ada V ada sistem sumbu ortogonal dan A(1,3) sedangkan B(-2,-1).
Tentukanlah persamaan sebuah garis g sehingga Mg(A)=B.
Penyelesaian :
Persamaan garis AB
𝑦−𝑦1 𝑥−𝑥1
=
𝑦2−𝑦1 𝑥2−𝑥1
𝑦−3 𝑥−1
↔ = −2−1
−1−3
↔ -3(y-3) = -4(x-1)
↔ -3y + 9 = -4x + 4
↔ 4x – 3y + 5 = 0
4
Gradien m1 =
3
3
Gradien tegak lurus pada AB, m2 = -4
(1,3) + (−2,−1) (−1,2) 1
Titik tengah AB = = = (-2, 1)
2 2
1 3
Persamaan garis yang melalui (-2, 1) dengan m= -4
y – y1 = m (x – x1)
3 1
y – 1 = -4 (x + 2)
3 3
y = -4x - 8 + 1
3 5
y = -4x + 8
8y + 6x – 5 = 0
6x + 8y – 5 = 0
Jadi persaman g adalah 6x – 8y – 5 = 0

Latihan Soal !

1. Diketahui g = {(x , y) | x = -3}


a. Apabila A(2,1), tentukan A’= Mg(A)
b. Tentukan C apabila Mg(C) = (-1,7)
c. Apaabila P(x,y) sebuah titik sembarang, tentukanlah Mg(P)

2. Diketahui garis k = {(x,y) | ax – 3y + 1 = 0} dan sebuah titik B(3,-1). Tentukan a


apabila Mk(B) = B.

3. Diketahui garis h = {(x,y) | y = x}


a. Jika A = (2,-3), tentukan Mh(A)
b. Jika B’ = (3,5), tentukan prapeta dari B’oleh Mh
c. Apabila P(x,y) sebuah titik sembarang. Tentukan Mh(P) = P’

4. Jika h sebuah garis yang melalui titik asal dengan koefisien arah -1, tentukan
a. A jika Mh(A) = (-2,3)
b. Mh(P) jika P = (x,y)

5. Sebuah transformasi T didefinisikan untuk semua titik P(x,y) sebagai


T(P) = (2x , y-1). Selidiki apakah T suatu isometri ?
Sumber Materi

https://eprints.uny.ac.id/55444/2/2.%20BAB%20II.pdf

https://bahanajar.uhamka.ac.id/wp-content/uploads/2017/09/Bahan-Ajar-Geometri-
Tranformasi.pdf

https://mathcyber1997.com/soal-dan-pembahasan-refleksi-geometri/

http://materimatematikalengkap.blogspot.com/2017/10/macam-macam-transformasi-refleksi-
dan.html

https://www.slideshare.net/niyaraeyni/pencerminan-48534058

https://syaifulhamzah.files.wordpress.com/2011/12/ringkasan-pencerminan1.pdf

https://docplayer.info/47090826-Ringkasan-materi-pencerminan.html

Anda mungkin juga menyukai