Anda di halaman 1dari 17

PERNYATAN BERKUANTOR, PERNYATAAN MAJEMUK BERSUSUN,

INGKARAN DAN PENARIKAN KESIMPULAN

Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Kapita Selekta Matematika SMP\SMA
Dosen Pengampu : Hairullah, M.Pd

Disusun Oleh :
Anjelia Ramadhani (0305193182)
Aulia Hanifah Ahmad (0305192079)
Ario Wirawan (0305192098)
Rini Angraini (0305192095)
Salsabila Karina Manik (0305192082)

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya. kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Pernyataan Berkuantor, Pernyataan Majemuk Bersusun, Ingkaran dan Penarikan
Kesimpulan”. Makalah ini diajukan guna untuk memenuhi tugas mata kuliah
Kapita Selekta Matematika SMP\SMA. Shalawat dan salam semoga tetap
tercurahkan kepada Nabi Muhammad Saw. dengan harapan semoga kita menjadi
salah satu umatnya yang mendapat syafa’at di yaumul akhir. Amin
Penulis menyadari masih banyak kesalahan serta kekurangan dalam
penulisan makalah ini. Penulis berharap kepada para pembaca agar memberikan
kritik dan saran yang bersifat konstruktif. Pada kesempatan kali ini, kami berharap
makalah ini memberikan informasi bagi kita semua terutama mahasiswa-
mahasiwa dan bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua.

Medan, 29 Oktober 2020

Kelompok 1

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................1
C. Tujuan Penulisan Makalah......................................................................2

BAB II : PEMBAHASAN
A. Pernyataan Berkuantor............................................................................3
B. Pernyataan Majemuk Bersusun...............................................................5
C. Ingkaran...................................................................................................8
D. Penarikan Kesimpulan.............................................................................9

BAB III : PENUTUP


A. Kesimpulan..............................................................................................13
B. Saran........................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Dalam menyelesaikan permasalahan matematika, penalaran matematis sangat
diperlukan baik di bidang matematika, aljabar, geometri dan pengukuran,
trigonometri maupun peluang. Penalaran matematika menjadi pedoman atau
tuntutan sah atau tidaknya langkah-langkah matematis yang kita buat. Penalaran
matematikaakan membahas mengenai penalaran\logika matematika yang terdiri
dari konjungsi, disjungsi, implikasi, biimplikasi dan kuantifikasi. Setelah Anda
mempelajari materi ini, kompetensi yang harus dikuasai Anda adalah mampu
menggunakan konsep dasar logika matematika. Setelah Anda menguasai konsep
dasar yang merupakan prasyarat untuk mempelajari pemecahan masalah
matematika dalam sub bab ini dan dapat juga digunakan dalam penalaran di
bidang ilmu lain di luar matematika. Bab ini akan membahas tentang “Pernyataan
Berkuantor, Pernyataan Majemuk Bersusun, Ingkaran dan Penarikan Kesimpulan”
Sebelum mengkaji subbab ini, Anda dituntut memahami konsep dasar logika
matematika. Sebab, logika adalah suatu cabang ilmu yang mengkaji penurunan-
penurunan kesimpulan yang shahih dan yang tidak shahih. Oleh karena itu, logika
sangat berguna bagi siswa, disamping untuk meningkatkan daya nalar atau proses
berfikir yang terjadi di saat menurunkan dan menarik kesimpulan dari sebuah
pernyataan-pernyataan berkuantor atau majemuk.
Oleh karena itu, kompetensi hendak dicapai adalah agar para
mahasiswamemiliki kemampuan dan keterampilan dalam hal mengembangkan
serta memanfaatkan logika yang dimiliki. Pada makalah ini akan di bahas khusus
materi pernyataan-pernyataan berkuantor atau majemuk.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pernyataan berkuantor?
2. Bagaimana cara membuat penarikan kesimpulan?
3. Apa pengertian dari pernyataan majemuk?

1
C. Tujuan Masalah
1. mengetahui pengertian pernyataan berkuantor
2. mengetahui cara membuat penarikan kesimpulan
3. mengetahui pengertian dari pernyataan pernyataan majemuk

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pernyataan Berkuantor
Pernyataan berkuantor adalah pernyataan yang melibatkan beberapa atau
semua anggota semesta pembicaraan yang mewakili suatu kondisi.

Kunator ada dua jenis, yaitu :


a. Kuantor Umum\Kuantor Universal
Kuntor universal adalah pernyataan yang menggunakan notasi dari “∀”
dibaca “semua” atau “untuk setiap”. Ingkaran dari “∀” adalah “~∀” dibaca “tidak
semua”.1 Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka (kalimat yang masih
megandung variabel sehingga tidak diketahui nilai kebenarannya), pernyataan ∀x.
p(x) dibaca “untuk setiap x berlaku p(x)” atau “semua x berlaku p(x)”. berikut ini
adalah contoh-contoh dari kuantor universal :
1. ‘semua artis adalah cantik.’ Pernyataan berkuantor universal ini
menggambarkan adanya dua himpunan, yaitu himpunan artis dan himpunan
orang cantik.2 Di samping itu, pernyataan tadi menjelaskan tentang semua artis
namun tidak menjelaskan tentang semua orang cantik. Pernyataaan itu
menjelaskan bahwa setiap anggota himpunan artis adalah merupakan anggota
himpunan orang cantik, namun pernyataan itu tidak menjelaskan bahwa setiap
anggota himpunan orang cantik adalah merupakan anggota himpunan artis. Hal
terpenting yang pada akhirnya didapat adalah, pernyataan berkuantor: “Semua
artis adalah orang cantik,” menunjukkan bahwa himpunan artis termuat atau
menjadi himpunan bagian dari himpunan orang cantik. Pernyataan “Semua
artis adalah cantik,” ini akan bernilai benar jika telah ditentukan kriteria artis
dan kriteria cantik serta dapat ditunjukkan bahwa setiap artis yang merupakan
anggota himpunan artis adalah cantik. Namun pernyataan berkuantor universal
tadi akan bernilai salah jika dapat ditunjukkan adanya satu atau beberapa orang

1
Siti Nurma Nugraha dan Sulaiman, Buku Jagoan MatematikaSMA\MA, (Depok : Pustaka
Makmur). hal. 263.
2
E. Prayitno, Logika Matematika, (Yogyakarta : PPPG Matematika, 1995). hal.70.

3
yang dapat dikategorikan sebagai artis namun ia tidak termasuk pada kriteria
cantik. Contoh yang menunjukkan salahnya suatu pernyataan berkuantor
universal ini disebut dengan counterexample atau contoh sangkalan
sebagaimana dinyatakan Clemens, O’daffer, dan Cooney (1984: 49) berikut:
“A counterexample is a single example that shows a generalization to be false
”.
2. Diketahui kalimat terbuka p(x) 2x-1=3 dan x adalah bilangan N. Tentukan
kuantor universal dan tentukan nilai kebenarannya.
Jawab :
Kuantor universal = p(x) adalah (Ɐx ∈ N) 2x-1=3 dan dibaca: “Untuk setiap
bialangan real x berlaku untuk 2x-1=3”. Pernyataan ini bernilai salah, karena
jika x-nya di ganti dengan bilangan asli 3 misalnya akan didapat pernyataan
6−1=3 yang bernilai salah.3

b. Kuantor Khusus\Kuantor Eksistensial


Kuntor eksistensial adalah pernyataan yang menggunakan notasi “∃” dibaca
“beberapa”, “terdapat” atau “ada”. Ingkaran dari “∃” adalah “~∃” yang dibaca
“tidak ada”.4 Misalkan p(x) adalah suatu kalimat terbuka maka ∃x p(x) dibaca
“untuk beberapa x berlaku p(x)” atau “ada x sedemikian sehingga berlaku p(x)”.
contoh : ada, beberapa, terdapat, atau sekurang-kurangnya satu.
Prinsip :
a. Jika p(x )adalah suatu kalimat terbuka yang didefinisikan pada himpunan
semesta S, maka pernyataan; “ada x di dalam S sedemikian sehingga p(x)
benar” disebut pernyataan eksistensial dan ada kata ada dalam pernyataan di
atas disebut kuantor eksistensial.
b. Bentuk ∃ x ∈ Z, p(x) dapat di tulis denagn Z= himpunan bilangan asli adalah
pernyataan benar.
Contoh :
1. Apabila ∃ x ∈ Z, n+4<7, dengan Z= bilangan asli adalah pernyataan benar,
karena; {n|n+4<7}={1,2}.

3
Ibid, hal.71.
4
Siti Nurma Nugraha dan Sulaiman, Buku Jagoan MatematikaSMA\MA, (Depok : Pustaka
Makmur).hal.263.

4
2. Apabila ∃ x ∈ Z, n+6<4, dengan Z= himpunan bilangan asli adalah
pernyataan salah, karena; {n|n+6<4}={1,2}.5

B. Pernyataan Majemuk Bersusun


Pernyataan majemuk adalah pernyataan yang menggabungkan beberapa
pernyataan tunggal. Untuk menggabungkan pernyataan tunggal menjadi
pernyataan majemuk, dapat dipakai kata gabung yang disebut operasi logika
matematika.
a. Tautologi adalah pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya benar
semua
b. Kontradiksi adalah pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya salah
semua
c. Satisfy adalah pernyataan majemuk yang nilai kebenarannya gabungan.6

salah

kondisi

Pernyat Pernya
aan 1 taan 2

Pernyataan majemuk adalah gabungan dari dua atau lebih pernyataan manjadi
pernyataan baru atau mengandung arti yang baru dan memiliki kata penghubung.
Kata penghubung yang digunakan adalah “dan”, “atau”, “jika...maka...” dan “jika
dan hanya jika”. Lambang kata-kata penghubung tersebut dapat dilihat pada daftar
sebagai berikut :

5
Primagama, Modul : Smart Book, (Jakarta : Pt. Prima edukasi bimbingan belajar, 2017). hal. 1-2.
6
Mara Samin dan Eka Khairani, Pengantar Dasar Matematika, (Medan : UINSU, 2019).hal.31-
32.

5
Kata Penghubung Lambang
Dan ^
atau ˅
jika-maka ¿>¿
jika dan hanya jika ¿>¿

Sedangkan pernyataan majemuk bersusun merupakan pernyataan yang


disusun lebih dari 2 pernyataan yang berbeda, misalnya p,q,r dan ingkarannya
atau p,q,r,s dan ingkarannya.7
Contoh soal :
Jika p,q dan r adalah pernyataan tunggal yang berbeda, buatlah tabel kebenaran
dari p˄q) ˅ r.
Jawab :
Tabel kebenaran dari (p˄q) ˅ r.

p q r p˄q (p˄q) ˅ r.
B B B B B
B B S B B
B S B S B
B S S S S
S B B S B
S B S S S
S S B S B
S S S S S

1. Tabel Tautologi

P Q p ⇒q (p ⇒q) ∧ p
(p ⇒q) ∧ p)⇒q
B S B B B
7
Siti Nurma Nugraha dan Sulaiman, Buku Jagoan MatematikaSMA\MA, (Depok : Pustaka
Makmur). hal. 264.

6
B S S S B
S B B S B
S B B S B

(p ⇒q) ∧ p)⇒qterbukti tautologi\ karena mempunyai nilai kebenaran BBBB.

2. Tabel Kontradiksi

P Q p∨q ~(p ∨ q)
~(p ∨ q)∧ p
B S B S S
B S B S S
S B B S S
S B S B S

~(p ∨ q)∧ p terbukti kontadiksi\ karena mempunyai nilai kebenaran SSSS.8

3. Bentuk Ekuivalen
Pernyataan majemuk juga dapat dikatakan ekuivalen (≡) jika untuk semua
kemungkinan nilai kebenaran komponen-komponennya, pernyataan majemuk itu
mempunyai nilai kebenaran yang sama. Berikut adalah tabel kebenaran dari
bentuk ekuivalen :

Tabel ~p ∨ q ≡ p ⇒q
P Q ~p ~p ∨ q p ⇒q
B S S B B
B S S S S
S B B B B

8
Estien Yazid, Rumus-Rumus Esensial Matematika SMA\MA, (Yogyakarta : C.V ANDI
OFFSET,2011).hal.38.

7
S B B B B
Sama

Terbukti dalam tabel kebenaran ~p ∨ q ≡ p ⇒q

Bentuk Logika Ekuivalen :


1. Hukum komunikatif :p∧q≡q∧p
p∨q≡q∨p
2. Hukum asosiatif : p ∧ (q ∧ r) ≡ (q ∧ p) ∧ r
p ∨ (q ∨ r) ≡ (q ∨ p) ∨ r
3. Hukum distributif : p ∧ (q ∨ r) ≡ (p ∧ q) ∨ (p ∧ r)
p ∨ (q ∧ r) ≡ (p ∨ q) ∧ (p ∧ r)
4. Hukum De Morgan : ~(p ∨ q) ≡ ~p ∧ ~q
~(p ∧ q) ≡ ~p ∨ ~q

1. p ⇒q ≡ ~q ⇒ ~p ≡ ~p ∨ q ≡ ~(p ∧ ~q)
2. ~(p ⇒q) ≡ p ∧ ~q
3. p⇔q ≡ (p ⇒q) ∧ (q ⇒p) ≡ (~p ∨ q) ∧ (~q ∨ q)
4. ~ (p⇔q) ≡(p ∧ ~q) ∨(q ∧ ~p) ≡ p⇔~q≡ ~p⇔q.9

C. Ingkaran
Ingkaran atau negasi suatu pernyataan adalah suatu pernyataan yang bernilai
salah apabila pernyataan semula bernilai benar, dan bernilai benar apabila
pernyataan semua bernilai salah. Negasi dilambangkan dengan tanda “ .10
Tabel negasi :
A a ( a)
B S B
S B S

Contoh :

9
Ibid, hal.39.
10
Mara Samin dan Eka Khairani, Pengantar Dasar Matematika, (Medan : UINSU, 2019).hal.32.

8
 p : Besi memuai jika dipanaskan (pernyataan benar)
 p: Besi tidak memuai jika dipanaskan (pernyataan bernilai salah).11

D. Penarikan Kesimpulan
Salah satu tujuan yang penting dari logika matematika adalah untuk
memperoleh pengetahuan guna menguji argumentasi atau penarikan kesimpulan.
Dalam hal ini, argumentasi merupakan suatu penegasan bahwa dari beberapa
pernyataan benar yang diketahui (premis) melalui langkah-langkah logis dapat
diturunkan suatu pernyataan yang benar yang disebut kesimpulan atau konklusi.
Berikut akan kita pelajari beberapa metode penarikan kesimpulan seperti modus
ponens, modus tollens, dan silogisme.12
1. Modus Ponens
Modus ponens merupakan suatu argumentasi yang sah dengan penarikan
kesimpulan didasarkan olehpremis-premis berbentuk p ⟹ q dan p yang
menghasilkan konklusi q.
Secara umum, Premis 1 : p ⟹ q
Premis 2 : p
Konklusi : ∴ q

Argumentasi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk implikasi sebagai berikut.

[( p ⟹ q)∧ p ]⟹ q

Untuk menguji keabsahan argumentasi di atas, dapat dilakukan dengan


memeriksa tabel kebenaran berikut !

p q p⟹q ( p ⟹ q)∧ p [( p ⟹ q)∧ p ]⟹ q


B B B B B
B S S S B
S B B S B
S S B S B

11
Lia Yuliawati, Logika Matematika, ( Bogor : Percetakan IPB, 2020).hal.12.
12
Marsudi, Logika dan Teori Himpunan. (Malang : UB Press, 2010).hal.8-9.

9
Dari tabel di atas terlihat bahwa [( p ⟹ q)∧ p ]⟹ q merupakan suatu
tautologi. Dengan demikian modus ponens merupakan argumentasi yang sah.

Contoh :
p⟹ q
p
∴ q
Jawab : sesuai dengan kaidah modus ponens sehingga merupakan
penarikan kesimpulan yang sah.

2. Modus Tollens
Pada modus tollens penarikan kesimpulan didasarkan pada premis-premis
p ⟹ q dan −q yang menghasilkan – p.13
Secara umum,
Premis 1 : p ⟹ q
Premis 2 : −q
Konklusi : ∴− p

Argumentasi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk implikasi sebagai berikut.

[ ( p ⟹q ) ∧−q ] ⟹− p

Untuk menguji keabsahan argumentasi di atas, dapat dilakukan dengan


memeriksa tabel kebenaran berikut !

p q −q −p p⟹q ( p ⟹ q ) ∧−q [ ( p ⟹q ) ∧ p ] ⟹− p
B B S S B B B
B S S B S S B
S B B S B S B
S S B B B S B

13
Ibid, hal.9.

10
Dari tabel di atas terlihat bahwa [ ( p ⟹q ) ∧−q ] ⟹− p merupakan suatu
tautologi. Dengan demikian modus tollens merupakan argumentasi yang sah.

3. Silogisme
Silogisme merupakan metode penarikan kesimpulan yang didasarkan pada
premis-premis berbentuk p ⟹ q dan q ⟹ r yang menghasilkan konklusi p ⟹r.

Secara umum, Premis 1 : p ⟹ q


Premis 2 : q ⟹ r
Konklusi : ∴ p ⟹ r

Argumentasi di atas dapat dinyatakan dalam bentuk implikasi sebagai


berikut.14

[ ( p ⟹q ) ∧(q ⟹r )] ⟹(p ⟹ r )

Untuk menguji keabsahan argumentasi di atas, dapat dilakukan dengan


memeriksa tabel kebenaran berikut !

p q r p ⟹ q q ⟹ r p ⟹r ( p ⟹ q ) ∧( p[ (⟹
p ⟹q
r ) ) ∧(q ⟹r ) ] ⟹(p ⟹ r )
B B B B B B B B
B B S B S S S B
B S B S B B S B
B S S S S S S B
S B B B B B B B
S B S B B B S B
14
Ibid, hal.10.

11
S S B B B B B B
S S S B B B B B

Dari tabel di atas terlihat bahwa [ ( p ⟹q ) ∧(q ⟹r ) ] ⟹(p ⟹ r ) merupakan


suatu tautologi. Dengan demikian silogisme merupakan argumentasi yang sah.15
Contoh :
Tentukan sah/tidaknya argumentasi berikut ini!
Premis 1 : jika Ibu ulang tahun, maka Bapak memberi hadiah
Premis 2 : Ibu ulang tahun
Kesimpulan : Bapak memberi hadiah
Jawab :
Premis 1 : jika Ibu ulang tahun, maka Bapak memberi hadiah

p q
Premis 2 : Ibu ulang tahun
P

Kesimpulan : Bapak memberi hadiah16


q
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pernyataan merupakan kalimat yang mempunyai nilai benar atau salah, tetapi
dengan pernyataan keduanya (benar-salah). Negasi atau ingkaran merupakan
pernyataan yang isinya mengingkari suatu pernyataan atau berisi kalimat
sangkalan.
Pernyataan majemuk adalah gabungan dari beberapa pernyataan tunggal yang
dihubungkan dengan kata hubung. Pernyataan majemuk terbagi atas empat, yaitu :
1. Konjungsi
2. Disjungsi
15
Marwanto, Matematika 1 SMA Kelas X, (Jakarta : Yudisthira, 2009). Hal.131-132.
16
Ibid, hal.132.

12
3. Implikasi
4. Bimpilkasi
Pernyataan majemuk bersusun adalah pernyataan yang disusun lebih dari 2
pernyataan yang berbeda, misalnya p,q,r dan ingkarannya atau p,q.r,s dan
ingkarannya.

B. Saran
Kami berharap para pembaca setelah membaca makalah ini dapat lebih
memahami materi logika matematika dan dapat mengaplikasikannya dalam
kehidupan nyata. Kami juga berharap kepada para pembaca untuk memberikan
kritik dan saran jika menemukan kesalahan dalam penulisan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Marsudi, (2010), Logika dan Teori Himpunan, Malang : UB Press.


Marwanto, (2009), Matematika 1 SMA Kelas X, Jakarta : Yudhistira.
Nugraha, Siti Nurma dan Sulaiman, Buku Jagoan Matematika SMA\MA, Depok:
Pustaka Makmur.
Prayitno, E. (1995), Logika Matematika, Yogyakarta : PPPG Matematika.
Primagama,(2017), Modul : Smart Book, Jakarta : Pt. Prima edukasi bimbingan
belajar.
Samin, Mara dan Eka Khairani,(2019), Pengantar Dasar Matematika, Medan :
UINSU.

13
Yazid, Estien, (2011), Rumus-Rumus Esensial Matematika SMA\MA,
Yogyakarta : C.V ANDI OFFSET.
Yuliawati, Lia, (2020), Logika Matematika, Bogor : Percetakan IPB.

14

Anda mungkin juga menyukai