Anda di halaman 1dari 19

TEOREMA PYTHAGORAS DAN BANGUN DATAR 1

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 1 ( MERAH )

ENIMAN SARONITEMA LENI MARSELIAN


BAWAMENEWI ANUGERAH HAREFA ZEBUA
NIM : 212117021 NIM : 212117071 NIM : 212117043

ELVIN SYAH MURNI WANDA OKTAVIAN SADAR RIANG LASE


HULU GULO NIM : 212117069
NIM : 212117019 NIM : 212117083

DOSEN PEMBIMBING : IBU NETTI KARIANI MENDROFA, M.Pd.

MATA KULIAH : DASAR-DASAR GEOMETRI

UNIVERSITAS NIAS ( UNIAS )


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI MATEMATIKA
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan, sehingga bisa menyusun makalah TEOREMA PYTHAGORAS
DAN BANGUN DATAR 1. Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas di mata
kuliah Dasar-Dasar Geometri dan sebagai bahan perkuliahan.

Kami juga berterimakasih kepada Ibu dosen Netti Kariani Mendrofa, M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Dasar-Dasar Geometri yang telah memberikan kepercayaan
kepada kami dalam mencari dan menyusun makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini kami sadar ada banyak keterbatasan baik dalam
penataan ejaan dalam penulisan kata, bahasa. Untuk itu, kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun bagi para pembaca, untuk perbaikan makalah kami kedepan.
Atas perhatian kami ucapkan terimakasih.

Gunungsitoli, 0 April 2022

KELOMPOK 1 (MERAH)

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................. 2
C. Tujuan ............................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................... 3


A. Teorema Pythagoras ......................................................................................... 3
B. Bangun Datar .................................................................................................... 6
C. Segitiga ............................................................................................................. 7

BAB III PENUTUP ...................................................................................................... 15


A. Kesimpulan ....................................................................................................... 15
B. Saran ................................................................................................................. 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 16

ii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Matematika merupakan ilmu dasar yang sangat diperlukan untuk landasan
teknologi dan pengetahuan modern. Dalam pembelajaran matematika, kemampuan
mengungkapkan dan mempresentasikan gagasan/ ide matematis merupakan suatu hal
yang harus dilakukan oleh setiap orang yang belajar matematika. Pembelajaran
matematika bukan hanya mengetahui tentang bagaimana cara berhitung, namun kita
juga harus mengetahui tentang konsep matematika yang berkenan dengan ide-ide yang
bersifat abstrak (Putra dkk, 2014). Oleh karena itu diperlukan sebuah metode atau
strategi dalam menyampaikan materi matematika yang abstrak itu menjadi konkret,
selanjutnya dari permasalahan yang konkret itu baru dialihkan kebentuk konsep-
konsep matematika yang abstrak.
Salah satu materi yang sering dijumpai adalah teorema Pythagoras. Teorema
Pythagoras pada dasarnya merupakan suatu teorema yang berlaku pada segitiga siku-
siku, istilah segitiga siku-siku memiliki makna segitiga yang salah satu sudutnya
berupa sudut siku-siku. Teorema Pythagoras merupakan salah satu teorema yang
cukup tua yang telah dikenal semenjak zaman Babylonia, selain itu teorema ini juga
telah dikenal oleh matematikawan India, jauh sebelum seorang ahli matematika
Yunani yang bernama Pythagoras mengemukakanya. Pemberian nama Pythagoras
pada teorema ini dikarenakan Pythagoras adalah orang yang pertama yang
membuktikan teorema ini melalui pembuktian matematika yang logis. Selain dari
membuktikan teorema ini secara logis, Pythagoras merupakan seorang ahli
matematika yang memiliki pandangan yang luas terhadap matematika, beliau
beranggapan bahwa matematika menyimpan semua alam semesta.
Pythagoras diantaranya yaitu penyelesaian soal-soal bangun ruang sisi datar,
baik itu mencari diagonal ruaang dan diagonal bidangnya, menentukan luas dan
volumenya, jadi pada dasarnya teorema Pythagoras adalah materi prasyarat untuk bisa
menyelesaikan soal-soal yang terkait dengan bangun ruang sisi datar. Geometri selain
sebagai salah satu cabang matematika yang paling tua, juga dapat berfungsi sebagai
alat dalam menyelesaikan persoalan-persoalan dalam kehidupan sehari-hari maupun
persoalan pada disiplin ilmu yang lain. Pada domain geometri, salah satu topik yang
perlu untuk dipelajari siswa adalah terkait masalah keliling, luas dan karakteristiknya
tersebut salah satunya meliputi segitiga.

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian teorema Pythagoras?
2. Apa yang dimaksud dengan kebalikan teorema Pythagoras dan Tripel Pythagoras?
3. apa yang dimaksud dengan bangun datar?
4. Apa saja pengelompokkan pada bangun datar?
5. Apa pengertian segitiga?
6. Apa saja sifat-sifat segitiga?
7. Apa saja jenis-jenis segitiga?
8. Berapa jumlah sudut-sudut segitiga?
9. Apa saja garis-garis istimewa pada segitiga?
10. Keliling dan luas segitiga ?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti teorema Pythagoras
2. Dapat mengetahui kebalikan dari teorema Pythagoras dan memahami arti Tripel
Pythagoras
3. Mengetahui arti bangun datar.
4. Dapat mengetahui pengelompokkan pada bangun datar.
5. Memahami arti segitiga.
6. Dapat mengetahui sifat-sifat segitiga.
7. Dapat mengetahui jenis-jenis segitiga.
8. Mengetahui berapa jumlah sudut-sudut segitiga.
9. Mengetahui garis-garis istimewa pada segitiga.
10. Mengetahu keliling dan luas pada segitiga.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. TEOREMA PYTHAGORAS
1. Definisi teorema Pythagoras
Pythagoras adalah seorang ahli matematika dan filsafat berkebangsaan Yunani
yang hidup pada tahun 569-475 SM. Teorema Pythagoras merupakan teorema
teorema yang berlaku pada segitiga siku-siku, istilah segitiga siku-siku memiliki
makna segitiga yang salah satu sudutnya berupa sudut siku-siku.

Teorema Pythagoras :
Kuadrat sisi miring segitiga siku-siku sama dengan jumlah kuadrat
sisi sikunya

Untuk lebih memahami teorema Pythagoras ini, perhatikan gambar betikut ini.
C
hypotenusa
A a
b

A c B
Pada gambar di atas, diberikan segitiga siku-siku ABC yang siku-siku di A.
sisi dihadapan sudut siku-siku disebut sisi miring (hipotenusa). Sisi berdekatan
dengan sudut siku-siku disebut kaki ( sisi b dan sisi c). sisi b dapat didefinisikan
sebagai sisi yang berdekatan dengan sudut C dan berhadapan dengan sudut B,
sedangkan sisi c adalah sisi yang berhadapan dengan sudut C.
Berdasarkan gambar diatas, teorema Pythagoras dapat dituliskan menjadi :
a2 = b2 + c2

Contoh : B
Diberikan segitiga ABC seperti pada gambar . 6
Tentukan panjang sisi AB. C
Jawab :
Gambar disamping berupa sebuah segitiga siku-siku
Sehingga dapat diberlakukan teorema Pythagoras 8
Perhatikan bahwa sisi di depan tanda siku-siku adalah
AB, sehingga berlaku bahwa
AB2 = AC2 + BC2
AB2 = 82 + 62
AB2 = 64 + 36
AB = √100 A
AB = 10

3
2. Kebalikan Teorema Pythagoras

Kebalikan teorema phytagoras menyatakan bahwa : untuk setiap segitiga,


jika kuadrat sisi terpanjang sama dengan jumlah sisi lin, maka segitiga itu di
sebut segitiga siku siku.

Misalkan ada segitiga ABC maka

a c

B b C

AB= 8, BC= 6, DAN AC=10. Maka

C2=A2+B2

102=82+62

100=64+36

100=100

Selanjutnya apabila dalam suatu segitiga berlaku

1. Apabila kuarat sisi miring < dari jumlah sisi lain adalah segitiga lancip
2. Apabila kuarat sisi miring > dari jumlah sisi lain adalah segitiga tumpul
3. Apabila kuadrat sisi miring = jumlah kuadrat sisi yang lain maka segitiga
tersebut adaah siku-siiku.

Contoh soal

1. Diketahui segitiga PQR memilki panjang sisi PQ=18 cm, QR= 24 CM Dan PR=
30 Cm. Tunjukan bahwa segitiga PQR siku siku dan sudut manakah yang
merupakan siku siku?

Jawab

PR2=302=900

PQ2+QR2=182+242=324+576=900

Maka PR2= PQ2+QR2,sehingga segitiga PQR adalah segitiga siku siku

4
2. Tentukan jenis segitiga dengan panjang sisi sebagai berikut 6 cm, 4 cm dan 5
cm
Jawab
a= 6 cm, b= 4 cm, dan c= 5 cm
a2=62= 36
b2+c2=42+52=16+25=41
karena 62<42+52, maka segitiga ini termasuk segitiga lancip.

3. Tripel Pythagoras

Tripel Pythagoras adalah tiga bilangan asli yang memenuhi rumus teorema
phytagoras. Atau dengan kata lain, tripel phytagoras adalah tiga bilangan yang
tepat untuk menyatakan panjang sisi-sisi segitiga siku-siku. Tripel phyagoras bisa
juga di artikan sebagai kelompok tiga bilangan asli yang memenuhi ketentuan
yaitu kuadrat bilangan terbesar sama dengan jumlah kuadrat dua bilangan lainnya,
dalil phytagoras yaitu
C2 = A2 + B2
Menguji tripel phytagoras dengan menguadratkan panjang hipotenusa,
yakni C2, kemudian menghitung A2 + B2. Jika kedua perhitungan tersebut
memiliki nilai yang sama, maka ketiga bilangan tersebut adalah tripel phytagoras.

Contoh nya seperti bilangan 3, 4, 5 membentuk tripel phytagoras karena


3 + 4 = 25 dan 52 = 25. Jika kita mengalikan ketiga bilangan tersebut dengan
2 2

bilangan lain, tiga bilangan yang baru juga akan membentuk tripel phytagoras.
Misalnya, jika mengalikan 3, 4 dan 5 dengan 5 kita mendapatkan 15, 20 dan 25.
Ketiga bilangan ini memenuhi teorema phytagoras.

Terdapat juga cara lain dalam menentukan himpunan tripel phytagoras


yaitu dengan cara menggunakan aljabar rumus nya seperti pada gambar berikut:
dengan ketentuan p harus lebih besar dari pada q (p > q)

P2 + q2
2pq

P2 + q2
Contoh :

p q (p2 + q2) (p2 - q2) 2pq Hubungan Tripel


Phytagoras
2 1 22 + 12 = 5 22 - 12 = 3 2x2x1=4 52 = 32 + 42 5, 3, 4
3 1 32 + 12 = 10 32 - 12 = 8 2x3x1=6 102 = 82 + 62 10, 8, 6

5
B. BANGUN DATAR
1. Definisi Bangun Datar
Bangun datar adalah bagian dari bidang yang memilki pembatas berupa garis garis lurus
atau lengkung. Karena bangun ini merupakan bangun dua dimensi, maka hanya memiliki
ukuran panjang dan lebar. Jadi, dalam kata lain bangun jenis ini hanya memiliki luas dan
keliling.
Definisi lain dari bangun datar adalah bangun yang rata dan hanya memilki dua dimensi
yaitu panjang dan lebar tetapi tidak memilki tinggi dan tebal.

2. Pengelompokkan Bangun Datar


1. Segitiga
Segitiga merupakan objek geometri yang dibatasi oleh tiga garis , sesuai dengan
namanya sebuah segitiga memilki tiga titik sudut.

2. Segiempat
Segiempat adalah sebuah bangun datar yang memilki 4 sisi dan 4 sudut. Definisi lain
dari segiempat adalah sutu bentuk dua dimensi segi banyak (polygon) yang memiliki
jumlah sisi dan sudut 4 buah. Jenis jenis segiempat adalah persegi, persegi panjang,
jajargenjang, belah ketupat, trapesium dan layang layang.

3. Segi-n
Segi banyak bangun datar yang terdiri dari n buah titik sudut dan dibatasi oleh n buah
ruas garis. Pada dasarnya segitiga dan segiempat merupakan bagian dari segi-n. akan
tetapi karena keduanya memilki sifat khusus, maka kedua segi-n dengan banyak sisi
terkecil tersebut dibahas terpisah.

6
Seperti penamaan segitiga dan segiempat, segibanyak dengan lima sisi disebut
segilima, segibanyak dengan enam sisi dinamakan segienam dan lain lain.

4. lingkaran
lingkaran merupakan tempat kedudukan titik titik yang berada pada satu bidang dan
beranjak sama pada satu titik pada bidang tersebut. Satu titik tersebut dikenal dengan
titik pusat lingkaran. Danjarak yang dimaksudkan pada definisi tersebut disebut jari
jari lingkaran. Yang di simbolkan dengan r. kemudian didefinisikan , diameter
lingkaran yang merupakan sebarang segmen garis yang melalui titik pusat dan
memilki titik ujung pada lingkaran tersebut.

C. SEGITIGA
1. Pengertian Segitiga
Segitiga merupakan bangun datar yang dibatasi oleh tiga buah garis. Segitiga
terbentuk dengan adanya tiga buah sisi yang berupa garis lurus serta memiliki tiga
buah titik sudut. Kemudian untuk alas dari segitiga adalah satu dari sisi suatu
bangun segitiga. Lalu untuk tingginya adalah garis yang berbentuk tegak lurus
dengan sisi alas dan melewati titik sudut yang saling berhadapan dengan sisi alas.
Segitiga biasanya dilambangkan dengan "∆", dan memiliki jumlah sudut 180°.

7
A

B C

2. Sifat-sifat Segitiga
Segitiga terdiri dari beberapa bagian yang memiliki sifat-sifat yang berbeda
antara satu dengan yang lainnya,
a. Segitiga sama sisi
Segitiga sama sisi adalah segitiga yang ketiga sisinya sama panjang dan
ketiga sudutnya sama besar. Sifat-sifat segitiga sama sisi adalah sebagai
berikut.
- Ketiga sisinya sama panjang A
( AB = AC = BC )
- Ketiga sudutnya sama besar, yaitu 60° .
- Memiliki tiga buah simetri putar
- Memiliki tiga buah simetri lipat B C
- Menempati bingkainya dengan enam cara
b. Segitiga sama kaki
Segitiga sama kaki adalah segitiga yang memiliki dua sisi sama
panjang. Sifat-sifat segitiga sama kaki yaitu sebagai berikut.
- Memiliki dua buah sisi sama panjang ( AB = AC )
- Memilki dua sudut yang sama besar
- Mempunyai satu buah sumbu simetri
- Dapat menempati bingkainya dengan dua cara.
A

B C
c. Segitiga sembarang
Segitiga sembarang adalah segitiga yang panjang ketiga sisinya berbeda-
beda. Sifat-sifat segitiga sembarang yaitu sebagai berikut.
- Mempunyai tiga buah sisi yang tidak sama panjangnya
( AB ≠ AC ≠ BC )

8
- Tidak memiliki simetri lipat
- Ketiga sudutnya mempunyai besar yang berbeda ( ∠A ≠ ∠B ≠ ∠C )

d. Segitiga siku-siku
Segitiga silu-siku adalah segitiga yang salah saatu sudutnya 90°. Sifat-
sifat segitiga siku-siku yaitu sebagai berikut.
- Memiliki sebuah sudut yang besarnya 90°.
- Memiliki dua sisi yang membentuk siku-siku dimana kedua sisinya
membuat sebuah sudut tegak lurus.
- Memiliki bagian hipotenusa yang posisinya terletak di depan sudut siku-
siku
A

hipotenusa

B C

e. Segitiga lancip
Segitiga lancip adalah segitiga yang masing-masing besar suduutnya
kurang dari 90°. Sifat-sifat segitiga lancip yaitu sebagai berikut.
- Besar ketiga sudutnya kurang dari 90°.
- Jumlah ketiga sudutnya adalah 180°.
- Kuadrat sisi terpanjang lebih kecil dari jumlah kuadrat sisi-sisi yang lain
(a2 < b2 + c2) dimana c adalah sisi terpanjang.

f. Segitiga tumpul
Segitiga tumpul adalah segitiga yang salah satu besar sudutnya antara
90° samapai 180°. Sifat-sifat segitiga tumpul yaitu sebagai berikut.
- Memiliki sebuah sudut tumpul dan sudut lainnya merupakan sudut
lancip.
- Jumlah ketiga sudutnya adalah 180°.
- Nilai kuadrat sisi terpanjang lebih besar dari pada jumlah sisi-sisi
lainnya.
9
3. Jenis-jenis segitiga
Segitiga berdasarkan ukuran sudutnya, segitiga tersebut dapat dibedakan
menjadi tiga yaitu :
a. Segitiga siku-siku
“ segitiga yang salah satu sudutnya 90°”.
b. Segitiga lancip
“ segitia yang ketiga sudutnya lebih kecil dari 90°”.
c. Segitiga tumpul
“ segitiga yang salah satu sudutnya lebih besar dari 90°”.

A, Segitiga lancip b. Segitiga tumpul c. Segitiga siku-siku

Selain berdasarkan sudutnya, segitiga juga dibedakan berdasarkan panjang


sisinya, yang dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a. Segitiga sama sisi
“ segitiga yang ketiga sisinya sama panjang”.
Sebagai akibatnya ketiga sudut dari segitiga sama sisi yaitu 60°
b. Segitiga sama kaki
“ segitiga yang dua dari tiga sisinya sama panjang”.
Sebagai akibatnya sudut pada kaki segitiga tersebut akan sama.
c. Segitiga sembarang
“ segitiga yang tidak termasuk kedalam kategori segitiga sama sisi ataupun
sama kaki.

a. Segitiga sama sisi b. Segitiga sama kaki c. Segitiga sembarang

10
4. Jumlah Sudut-Sudut Segitiga
Teorema jumlah sudut segitiga
Jumlah sudut dalam sebuah segitiga adalah 180°

Bukti :
Diberikan segitiga ABC sebarang, perpanjang ruas garis AB dan garis melalui
B sejajar dengan ruas garis AC, katakanlah garis g, misalkan D juga pada g
sehingga ruas garis BD pada g, akibatnya diperoleh sebuah garis tranversal
melalui ruas garis BC dan memotong dua ruas garis sejajar AC dan BD. Misalkan
titik E berada pada perpanjangan ruas garis AB diperoleh
∠ACB = ∠CBD (sudut dalam berseberangan)
∠BAC = ∠BDE(sudut yang sehadap)
∠ABC, ∠CBD dan ∠DBE membentuk garis lurus, sehinga
∠ABC + ∠CBD + ∠DBE = 180°
Sehingga diperoleh bahwa
∠ABC + ∠ACB +∠BAC = 180°.

Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut.

C D

A B E

Ilustrasi proses pembuktian jumlah sudut segitiga

5. Garis-garis Istimewa pada Segitiga


1. Garis Tinggi
Garis tinggi merupakan garis yang melalui salah satu titik sudut segitiga dan
tegak lurus terhadap sisi di depan sudut dari titik sudut yang dilalui garis itu.
Untuk menggambar garis tinggi ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Lukislah ∆ ABC
- Lukislah busur bulat pada titik c sehingga memotong sisi AB di 2 titik.
- Dari 2 titik potong yaitu K dan L, lukislah busur bulat dengan jari-jari
yang sama.
- Kedua busur bertemu disatu titik M
- Hubungkan titik C ke perpotongan kedua busur tadi yaitu titik M, sehingga
memotong sisi AB pada titik P.
- Maka terbentuklah garis tinggi CP.

11
2. Garis Berat
Garis berat merupakan garis yang melalui salah satu titik sudut segitiga dan
membagi dua sisi di depan sudut dari titik sudut yang dilalui garis itu.
Langkah-langkah dalam menggambar garis berat :
- Buatlah gambar ∆ABC
- Dari titik A dan titik B, lukislah busur bulat dengan jari-jari yang sama.
Kedua busur tersebut akan berpotongan di dua titik yaitu X dan Y.
- Tarik garis lurus dari titik X dan Y sehingga akanmemootng sisi AB di
titik P.
- Kedua busur bertemu di satu titik M.
- Hubungkan titik C dengan titik P.
- Maka terbentuklah garis berat CP

3. Garis Bagi
Garis bagi merupakan garis yang melalui salah satu titik sudut segitiga dan
membagi dua sudut dari titik sudut yang dilaluinya.
Langkah-langkah dalam menggambar garis bagi yaitu :
- Lukislah ∆ABC
- Lukislah busur bulat dari titik C sehingga memotong garis AC dan BC
- Dari 2 titik potong yaitu P dan Q, lukislah busur bulat dengan jari-jari
yang sama.
- Kedua busur bulat bertemu di satu titik yatiu R
- Hubungkan titik C ke perpotongan kedua busur tadi yaitu titik R,
sehingga memotong sisi AB pada titik X.
- Maka terbentuklah garis bagi CX.

12
4. Garis sumbu
Garis sumbu adalah garis yang ditarik secara tegak lurus pada salah satu
sisi segitiga dan membagi sisi tersebut menjadi dua bagian sama panjang.
Langkah-langkah dalam menggambar garis sumbu :
- Lukislah ∆ABC
- Dari titik A dan titik B, lukislah busur bulat dengan jari-jari yang sama.
Kedua busur tersebut akan berpotongan di dua titik yaitu R dan S.
- Tarik garis lurus dari titik R dan S sehingga akan memotong sisi AB di
titik G.
- Maka terbentuklah garis sumbu sisi AB

Contoh :
Tentukan tinggi dari suatu segitiga sama kaki ABC dengan BC = 12 dan AB =
AC = 10. C
Jawab
Perhatikan gambar berikut.
Dari gambar tersebut, jelas bahwa CD ⊥ AB dan
AD = BD.
Sehingga diperoleh segitiga ADC, siku-siku di D,
Dengan teorema Pythagoras diperoleh bahwa
tinggi segitiga sama kaki tersebut adalah A B
D
√ 102 − 62 = √64 = 8 satuan

Jadi tinggi segiiga tersebut adalah 8 satuan.

13
6. Keliling Segitiga
“Keliling segitiga merupakan jumlah panjang dari semua ruas garis dengan
kedua titik ujung titik sudut segitiga”.
Dengan demikian jika diberikan segitiga ABC dengan panjang sisi a, b, dan c,
maka
Keliling ∆ABC = a + b + c.

Contoh :
Tentukan keliling dari segitiga siku-siku yang panjang sisi siku-sikunya
berturut-turut 10 dan 24 satuan.
Jawab :
Dengan rumus Pythagoras diperoleh bahwa
Sisi miring segitiga itu = √ 102 +242 = √276 = 26 satuan
Dengan demikian keliling dar segitiga tersebut adalah
10 + 24 + 26 = 60 satuan

7. Luas Segitiga
Luas dari sebuah segitiga dirumuskan sebagai berikut.
1
Luas = 2 × alas × tinggi terkait.
Contoh :
Tentukan luas sebuah segitiga yang sisi-sisinya berturut-turut 12, 16, dan 20
satuan
Jawab :
Perhatikan bahwa segitiga pada soal memenuhi tripel Pythagoras yaitu:
122 + 162 = 144 + 256 = 20
Sehingga sisi siku-siku dari segitiga itu yaitu 12 dan 16, karena kedua sisi
tersebut saling tegak lurus maka dapat diasumsikan jika sisi dengan panjang 12
merupakan alas dan panjang 16 merupakan tinggi. Sehingga luas segitiga
tersebut adalah
1
L = 2 ×12 ×16 = 96

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Teorema Pythagoras merupakan teorema teorema yang berlaku pada segitiga
siku-siku, istilah segitiga siku-siku memiliki makna segitiga yang salah satu sudutnya
berupa sudut siku-siku.

B. Saran
Dengan makalah ini yang kami susun, semoga makalah ini dapat berguna bagi
pembaca dan membuka wawasan para pembaca. Tentunya kami dari kelompok
penyusun menyadari jika dalam penyusunan makalah kami ini masih banyak ada
kesalahan serta jauh dari kata sempurna. Adapun nantinya kami sebagai penyusun
melakukan perbaikan susunan makalah ini dengan menggunakan pedoman dari
beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari pada pembaca.

15
DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. 2017. Matematika SMP/ MTs Kelas VIII
Semester II Edisi Revisi 2017. Jakarta : Kemendikbud
Nilawasti, dkk. 2013. Buku Teks Perkuliahan : Geometri Bidang dan Ruang. Padang :
FPMIPA-UNP
Mirna. 2014. Buku Teks Geometri Bidang dan Ruang . Padang : FPMIPA-UNP.

16

Anda mungkin juga menyukai