MATEMATIKA
KELOMPOK 1
6. Khopipah (1984202024)
MATEMATIKA
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
KATA PENGANTAR
Dalam buku ini terdiri atas dua belas bab yang memaparkan
tentang Matematika dan Peradaban Manusia, Kemestian, Pengetahuan
A Priori, Objek dan Objektivitas Dalam Matematika, Serta Hubungan
Antara Matematika dan Sains, Hubungan Matematika dan Filsafat,
Hubungan Matematika dan Filsafat Matematika, Filsafat Matematika
Zaman Kuno, Filsafat Matematika Modern, Aliran Filsafat, Beberapa
Pandangan Dalam Filsafat Matematika Kontemporer, Berpikir
matematis, Sifat Aksiomatis Dari Matematika, dan Definisi
Matematika.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
BAB I ..................................................................................................... 1
BAB II.................................................................................................. 17
BAB IV ................................................................................................ 64
BAB V ................................................................................................. 69
BAB VI ................................................................................................ 81
BAB I
MATEMATIKA DAN
PERADABAN MANUSIA
Kemampuan matematikawan
memecahkan suatu persoalan sebagian tergantung
dari kepekaannya terhadap suatu pola. Apabila ia
menemukan suatu pola atau keteraturan baru, ia
menyelidikinya, dan berusaha untuk menemukan
makna, aturan, dan rumus yang akan menjelaskan
atau mendeskripsikan pola itu. Jadi untuk menjadi
matematikawan yang profesional, salah satunya,
harus dapat 'menikmati' keindahan suatu pola.
Segitiga Pascal adalah sebuah contoh bentuk
pola. Matematikawan Prancis Blaise Pascal
(1623-1662) menyelidiki bilangan-bilangan yang
diperoleh dari relasi matematis (𝑎 + 𝑏)𝑛 untuk
𝑛 = 0, 1, 2, 3, yang kini disebut "segitiga Pascal".
5 ...
Banyaknya potongan 1 2 4 7 11
16 ...
Bertambahnya potongan 1 2 3 4 5
...
BAB II
KEMESTIAN, PENGETAHUAN A
PRIORI, OBJEK DAN
OBJEKTIVITAS DALAM
MATEMATIKA, SERTA
HUBUNGAN ANTARA
MATEMATIKA DAN SAINS.
Matematika
1. Objek
2. Kebenaran
BAB III
A. Filsafat Matematika
1. Pandangan Plato
2. Pandangan Aristoteles
BAB IV
BAB V
BAB VI
FILSAFAT MATEMATIKA
ZAMAN KUNO
A. Rasionalisme Plato
Aristoteles kadang-kadang
mengisyaratkan bahwa pertanyaan yang penting
sebenarnya terkait dengan sifat dan objek-objek
matematis, bukan melulu tentang eksistensi atau
noneksisitensinya; “Jika objek-objek matematis
BAB VII
FILSAFAT MATEMETIKA
MODERN: KANT DAN MILL
A. Reorientasi
B. Immanuel Kant
BAB VIII
A. Logisisme
1. Gottlob Frege
2. Positivisme Logis
3. Neo-Logisisme
Gabungan pandangan-pandangan
tersebut sangat menarik bagi mereka yang
bersimpati pada pandangan tradisional
matematika sebagai kumpulan kebenaran-
kebenaran objektif yang a priori tetapi
khawatir tentang permasalahan epistemologi
baku yang dihadapi realisme dalam ontologi.
Bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu
tentang realm objek-objek abstrak yang secara
kausal bersifat lembam (tidak dinamis)?
Seorang neo-logisis menjawab: “Dengan
menggunakan pengetahuan kita tentang apa
yang kita maksudkan saat kita menggunakan
bahasa matematis dan demikianlah dia
berusaha untuk memecahkan masalah-masalah
yang ditemukan dalam logisisme tradisional”.
Neo-logisisme barangkali adalah ahli waris
terdekat dari ‘Tradisi Sematik’ sebagaimana
diutarakan oleh Coffa.
B. Formalisme
Formalisme
2. Formalisme Istilah
3. Formalisme Permainan
4. Perkembangan-perkembangan dalam
Formalisme
a. Deduktivisme
b. Finitisme
c. Intuisionisme
1) L.E.J Brouwer
2) Arend Heying
3) Michael Dummett
BAB IX
BEBERAPA PANDANGAN
DALAM FILSAFAT
MATEMATIKA KONTEMPORER
1. Kurt Godel
Kontemporer
1. Fiksionalisme
2. Konstruksi Modalitas
C. Strukturalisme
| | | | | | ….
BAB X
BERPIKIR MATEMATIS
Matematis
2. Aksioma
3. Sifat Aksioma
1. Peran Logika
BAB XI
Postulat:
BAB XII
DEFINISI MATEMATIKA
Barangkali pertanyaan-pertanyaan
tersebut merupakan pertanyaan dari sekian
banyak siswa ataupun mahasiswa yang harus
menjalankan proses belajarnya. Pada materi kali
(Proposisi-proposisi matematika
kepastian tak terbantahkan yang sama
sebagaimana kepastian yang khas dimiliki oleh
proposisi-proposisi seperti "Semua, bujang itu
belum menikah," namun sekaligus proposisi-
proposisi tersebut juga sama-sama tak memiliki
kandungan empiris dan hal ini terkait dengan sifat
kepastiannya itu: Proposisi-proposisi matematika
itu kosong dari segenap isi faktual; proposisi-
proposisi tersebut tidak menyampaikan informasi
mengenai duduk perkara empiris yang mana pun).
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Terbuka.