INDIKATOR
Dosen Pengampu:
Dr. Tina Sri Sumartini, M.Pd.
Oleh:
Ai Nuranisa
Salma Hasna Arumaisya
Fitria Amalia
Parida Rahmawati
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan
rahmatnya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu tanpa ada
halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Dr. Tina Sri Sumartini, M.Pd.
sebagai dosen pengampu mata kuliah Desain Pembelajaran Matematika yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan karena keterbatasan yang dimiliki. Maka dari itu penyusun sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga apa
yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
JUDUL ................................................................................................................
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................1
A. Latar Belakang ...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan ............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3
A. Pengertian dan Fungsi Kompetensi Inti ........................................................3
B. Pengertian dan Fungsi Kompetensi Dasar ....................................................7
C. Pengertian dan Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK) .................8
D. Perumusan Kompetensi Inti dan Kompetensi dasar .....................................9
E. Perumusan Indikator Berdasarkan Kompetensi Dasar (KD) ........................11
F. Pengertian Capaian Pembelajaran, Tujuan Pembelajaran dan Asesmen ......14
BAB III KESIMPULAN ....................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................28
iii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan fungsi kompetensi inti (KI)?
2. Apa pengertian dan fungsi kompetensi dasar (KD)?
3. Apa pengertian dan fungsi Indikator pencapaian kompetensi (IPK)?
4. Bagaimana merumuskan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar
(KD)?
1
5. Bagaimana merumuskan indikator berdasarkan kompetensi dasar
(KD)?
6. Apa pengertian dari capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran
((TP) dan Asesmen?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan makalah ini diharapkan pembaca dapat mengetahui
mengenai:
1. Pengertian dan fungsi kompetensi inti (KI)
2. Pengertian dan fungsi kompetensi dasar (KD)
3. Pengertian dan fungsi indikator pencapaian kompetensi (IPK)
4. Perumusan kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD)
5. Perumusan indikator berdasarkan kompetensi dasar (KD)
6. Pengertian capaian pembelajaran (CP), tujuan pembelajaran (TP) dan
Asesmen
2
BAB II PEMBAHASAN
3
yang sama dengan Standar Kompetensi yang digunakan pada kurikulum
KTSP 2006. Kompetensi inti merupakan elemen baru dalam pendidikan
yang tidak dimiliki oleh kurikulum-kurikulum sebelumnya. Kompetensi inti
dapat diartikan sebagai kualitas yang harus dicapai seorang siswa melalui
proses pembelajaran secara aktif. (Pastowo, 2013). Sehubungan dengan hal
tersebut, peserta didik diharapkan mampu memiliki gambaran mengenai
tiga aspek. Pada aspek sikap, peserta didik diharapkan memiliki sikap sopan
santun dalam bersosialisasi dengan orang lain. Aspek pengetahuan, peserta
didik harus mampu memahami berbagai informasi dan pengetahuan yang
diterimanya. Pada aspek ketrampilan peserta didik diharapkan mampu
menyalurkan berbagai kreatifitasnya untuk menciptakan hal-hal baru.
Kompetensi inti ini diterjemahkan atau dijabarkan melalui kompetensi
dasar pada berbagai mata pelajaran. Kompetensi inti bukan untuk dihafal
melainkan diimplementasikan dalam berbagai aktifitas pada proses
pembelajaran disetiap mata pelajaran. Setiap mata pelajaran harus mengacu
pada pencapaian dan perwujudan kompetensi inti yang telah dirumuskan.
Kompetensi inti menurut Permendikbud terdiri dari empat aspek yang
tersusun dalam rumusan sebagai berikut:
a. Kompetensi inti sikap spiritual (KI-1)
Dalam Kamus Bahasa Inggris, sikap berarti attitude. Sedangkan
menurut Bruno sikap (attitude) ialah kecenderungan yang relative menetap
untuk bereaksi dengan cara yang baik atau buruk terhadap orang atau
barang tertentu.(Prastowo, 2013). Sikap atau biasa disebut attitude
merupakan kecenderungan seseorang untuk berbuat sesuatu dalam bentuk
tindakan. Sikap spiritual ini menjadi salah satu kompetensi peserta didik
yang dinilai oleh pendidik, Sikap spiritual ini menjadi sikap utama yang
harus dioptimalkan karena sikap ini bisa membentuk kekuatan karakter,
selain itu sikap spiritual merupakan icon pendidikan demi menyongsong
terwujudnya generasi bangsa yang beriman, bertakwa, serta berakhlak
mulia.
Sikap spiritual menjadi kompetensi yang pertama dari kompetensi
lainnya. Sehingga pembelajarannya pun harus terus menerus dijadikan
sebagai sebuah pembiasaan bahkan diintegrasikan ke dalam setiap mata
pelajaran.(Ibid, hal 51). Itulah mengapa, setiap pembelajaran seorang guru
harus mampu mengarahkan peserta didiknya agar senantiasa menjadi
individu yang dekat dengan ajaran agama, misalnya rajin bersedekah, takut
mencontek, selalu berdoa, dan masih banyak lainnya.
4
berdampingan dengan baik dan saling memberikan manfaat.(Wiguna, Hal
50).
Pada kurikulum 2013, pembentukan sikap sosial yang ada pada diri
siswa sangat diperhatikan. Hal ini tidak berbeda dengan sikap spiritual.
Dengan memiliki sikap sosial, siswa diharapkan mampu menjadi generasi
penerus bangsa yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab. Seperti halnya makna yang tersurat dalam UU
Sisdiknas tahun 2003, “.... mandiri, demokratis, bertanggungjawab”
makna yang tersimpul sangat berkaitan dengan hubungan antar manusia
dalam kehidupan sehari-hari
5
b. Pengetahuan secara konseptual
Dimensi pengetahuan ini mencakup pengetahuan tentang kategori,
klasifikasi, dan hubungan antara dua atau lebih kategori dan
klasifikasi. Kategori ini mencakup prinsip dan generalisasi tentang hal
hal yang abstrak dengan meringkas hasil hasil yang telah diamati.
c. Pengetahuan procedural
Pada dimensi pengetahuan ini, lebih diarahkan pada pengetahuan
tentang bagaiman cara melakukan sesuatu. Pengetahuan ini berisi
kaidah-kaidah untuk melakukan sesuatu, misalnya teknik, metode,
algoritma, dan sebagainya. Dalam pembelajarannya, peserta didik
dituntut bukan hanya mengetahui tekniknya saja tapi juga harus bisa
mempertimbangkan situasi dan kondisi pada saat menyelesaikan
masalah dalam bidang keilmuan
d. Pengetahuan metakognitif
Pengetahuan ini memuat pengetahuan kognisi yang meliputi
pengetahuan strategis, pengetahuan diri, dan sebagainya.
6
B. Pengertian dan Fungsi Kompetensi Dasar (KD)
1. Pengertian Kompetensi Dasar (KD)
Menurut Permendibud RI Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi
Dasar merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing satuan
pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi Dasar bisa
dipahami juga sebagai sejumlah kemampuan minimal baik sikap,
pengetahuan, maupun keterampilan yang harus dikuasai peserta didik pada
suatu mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator
pencapaian kompetensi.
Kompetensi dasar adalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang
minimal harus dikuasai peserta didik untuk menunjukan bahwa mereka
telah menguasai standar kompetensi yang ditetapkan. (Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional 22 Tahun 2006). Untuk memperoleh perincian tersebut
perlu dilakukan analisis standar kompetensi. Caranya dengan mengajukan
pertanyaan atau kemampuan dasar apa saja yang harus dikuasai siswa-siswi.
Pertanyaan tersebut berupa daftar lengkap pengetahuan, keterampilan, dan
atau sikap yang harus dikuasai siswa-siswa dalam rangka mencapai standar
kompetensi. Dikutip dari Nazar pada proses analisis standar kompetensi dan
kompetensi dasar mata pelajaran sebagaimana yang tercantum pada standar
isi, harus memperhatikan hal-hal berikut:
a. Urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu atau tingkat
kesulitan materi
b. Keterkaitan antar standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam
mata pelajaran
7
d. Basis Pemantauan dan Evaluasi
KD membantu dalam pemantauan dan evaluasi progrm pendidikan.
KD memberikan kerangka kerja untuk mengevaluasi sejauh mana
kurikulum dan pembelajaran memenuhi standar yang ditetapkan.
Penting untuk diingat bahwa KD merupakan komponen kunci dalam
perancangan dan pelaksanaan kurikulum yang efektif. KD membantu dalam
mengarahkan pengajaran, penilaian dan evaluasi pembelajran untuk
memastikan bahwa siswa mencapai kompetensi yang diharapkan.
8
2. Fungsi Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)
Ada beberapa fungsi indikator yang dengannya menjadikan penting
pada perumusan indikator dalam penyusunan silabus. Fungsi-fungsi
tersebut yaitu:
a. Sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya perubahan
perilaku pada siswa, yang mana tanda-tanda tersebut akan lebih
spesifik dan dapat diamati pada diri siswa setelah siswa mengikuti
kegiatan pembelajaran.
b. Sebagai pedoman dalam menyusun alat ukur. Alat ukur tersebut
dapat dijadikan sebagai alat pembuktian bagi keberhasiln siswa
dalam mencapai standar keluusan yang telah di tentukan.
c. Sebagai pedoman dalam mengembangkan materi pembelajaran.
Penentuan materi pembelajaran ini harus sesuai dengan indikator
yang dikembangkan. Indikator yang dirmuskan secara cermat dan
akurt dapat memberikan arah dalam pengembangan materi
pembelajaran yang efektif yang sesuai dengan karakteristik mata
pelajaran, potensi dan kebutuhannya baik kebutuhan peserta didik,
sekolah atau lingkungan.
d. Sebagai pedoman dalam merencanakan kegitan pembelajaran.
Rencana pembelajaran perlu dirancang secara efektif agar
kompetensi dapat dicapai secara maksiamal.
e. Sebagai pedoman dalam mengembangkan bahan ajar.
Bahan ajar merupakan materi yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana untuk mencapai standar kompetensi dasar. Oleh karena itu
pemilihan bahan ajar yang efektif harus sesuai dengan tuntutan
indikator, sehingga dapat meningkatkan pencapaian kompetensi
secara maksimal.
f. Sebagai pedoman dalam merancang dan melaksanakan penilaian
hasil belajar.
Rancangan penilaian memberikan acuan dalam menentukan bentuk
dan jenis penilaian, serta pengembangan indikator penilaian.
Pengembangan indikator penilaian harus mengacu pada indikator
pencapaian yang dikembangkan sesuai dengan tuntutan KI dan KD.
9
jenjang pendidikan, mata pelajaran, dan semester. KI dan KD yang
diambil menjadi pedoman dalam mengembangkan komponen-komponen
silabus berikutnya.
c. Setelah KI dan KD dipilih, selanjutnya dilakukan analisis dengan
mengajukan pertanyaan dasar: “ Apa sajakah tanda-tanda bahwa siswa
-siswi telah menguasai kompetensi?”. Untuk memperoleh jawaban
terhadap pertanyaan dasar tersebut, dapat digunakan tiga pertanyaan
bantuan, berikut;
1) Pengetahuan apa sajakah yang harus dikuasai siswa-siswi. Jawaban
terhadap pertanyaan ini dapat berupa konsep, fakta, prosedur,
prinsip, atau rumus dari body of knowledge ilmu pengetahuan yang
berkaitan dengan mata pelajaran.
2) Keterampilan apa sajakah yang harus dapat ditampilkan siswa.
Jawaban terhadap pertanyaan ini adalaha semua bentuk
keterampilan yang harus diperagakan siswa, sehubungan dengan
kompetensi yang sedang kita analisis. Keterampilan dapat dipilah
menjadi dua bagian yaitu: keterampilan yang muara akhirnya
berupa barang (product) dan keterampilan yang muara akhirnya
berupa penampilan kinerja (performance).
3) Sikap atau perilaku apa sajakah yang dibatinkan dan diterapkan
siswa. Jawaban terhadap pertanyaan ini berupa rumusan perilaku
atau kebiasaan yang berkaitan dengan penerapan sikap nilai dalam
kehidupan siswa sehari-hari. Karena indikator yang hendak kita
kembangkan bertumpu pada kompetensi dasar dari mata pelajaran
tertentu, maka hendaknya dipilih sikap/perilaku yang berhubungan
dengan mata pelajaran tersebut, terutama dengan kompetensi
bersangkutan.
Terkait dengan ketiga aspek diatas, maka Bloom (et al). Dalam Hisyam
Zaini menganalisis kompetensi menjadi tiga aspek, dengan tingkatan yang
berbeda-beda setiap aspeknya, yaitu kompetensi;
a. Kognitif, meliputi tingkatan pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis, dan penilaian.
b. Afektif, meliputi pengenalan, pemberian proses, penghargaan terhadap
nilai, pengorganisasian, dan pengamalan.
c. Psikomotorik, meliputi peniruan, penggunaan, penggunaan, ketepatan,
perangkaian, dan kreativitas. (Bloom dalam Hisyam Zaini,2002: 79-83)
d. Pada proses perumusan SK dan KD perlu memilih kata-kata kerja
umum operasional berdasarkan level kompetensi pembelajaran.
e. Pada proses perumusan dan pengembangan SK dan KD. Guru perlu
memerlukan tingkat kompetensi yang diharapkan tercapai oleh siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran. Penentuan tingkat
kompetensi yang harus dicapai oleh siswa, juga perlu
mempertimbangkan kemampuan awal siswa. Jika kompetensi yang
telah disusun tidak memenuhi kemampuan awal siswa, maka
kompetensi tersebut hanya sia-sia dan tidak mungkin tercapai oleh
siswa.( Kasful Anwar Dan Hendra Harmi, 2011: 75-83)
10
E. Merumuskan Indikator berdasarkan Kompetensi Dasar
1. Langkah-langkah Perumusan Indikator;
a. Indikator dirumuskan dari Komoetensi Dasar (KD)
b. Menganalisis tingkat kompetensi dalam KI dan KD yang telah
dirumuskan atau dikembangkan sebelumnya.
c. Menganalisis karakteristik mata pelajaran, keragaman kompetensi
siswa, dan potensi sekolah.
d. Menganalisis kata-kata operasional (KKO) dalam merumuskan
indikator.Penggunaan kata-kata operasional dalam rumusan KI dan
KD di atas, biasanya dikembangkan dengan menggunakan level-
level kompetensi yang relevan. Artinya pengembangan indikator
harus mengakomodasi kompetensi yang sesuai dengan tendensi
perumusan KI dan KD.
Jika perumusan KI dan KD-nya lebih menonjol aspek
keterampilan, maka indikator yang dirumuskan harus mencapai
kemampuan keterampilan yang diinginkan, apabila afektif yang
ditonjolkan maka indikator yang dirumuskan harus mencapai level
kompetensi afektif yang diinginkan.
Adapun dalam mengembangkan indikator perlu mempertimbangkan:
1) Tuntutan kompetensi yang dapat dilihat melalui kata kerja yang
digunakan dalam Kompetensi Dasar.
2) Karakteristik mata pelajaran, peserta didik, dan sekolah
3) Potensi dan kebutuhan peserta didik, masyarakat, dan lingkungan
atau daerah.
11
b. Mengembangkan kalimat indikator
Setelah indikator dari kompetensi dasar diidentifikasi, selanjutnya
dikembangkan ke dalam kalimat indikator yang merupakan karakteristik
kompetensi dasar, seperti dalam contoh mata pelajaran matematika
berikut ini:
1. ) KI 3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
2) KD 3.5 Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
3) Indikator:
3.5.1. Mengetahui konsep persamaan linear dua variabel
3.5.2. Mengetahui sistem persamaan linear dua variabel
3.5.3. Mengetahui perbedaan PSLDV dan SPLDV
3.5.4.Memahami penyelesaian SPLDV dengan model substitusi
yang dihubungkan dengan masalah kontekstual
3.5.5.Memahami SPLDV dengan model eliminasi yang
dihubungkan dengan masalah kontekstual
3.5.6 Memahami SPLDV dengan model garfik yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual
3.5.7.Menjelaskan sistem persamaan linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang dihubungkan dengan masalah
kontekstual
12
Melakukan, Mensimulasikan, Mengurutkan,
Membiasakan, Mengklasifikasi, Menyesuaikan,
Menjalankan, Mengoperasikan, Meramalkan
4. Menganalisi Memecahkan, Menegaskan, Meganalisis,
s (analyze) Menimpulkan, Menjelajah, Mengaitkan,
Mentransfer, Mengedit, Menemukan Menyeleksi,
Mengoreksi, Mendeteksi, Menelaah, Mengukur,
Membangunkan, Merasionalkan, Mendiagnosis,
Memfokuskan, Memadukan
5. Menilai Membandingkan, Menilai, Mengarahkan,
(evaluate) Mengukur, Merangkum, Mendukung, Memilih,
Memproyeksikan, Mengkritik, Mengarahkan,
Memutukan, Memisahkan, Menimbang
6. Menciptaka Mengumpulkan, Mengatur, Merancang, Membuat,
n (create) Merearasi, Memperjelas, Mengarang, Menyususun,
Mengode, Mengkombinasikan, Memfasilitasi,
Mengkonstruksi, Merumuskan, Menghubungkan,
Menciptakan, Menampilkan
Aspek : Afektif
13
Melatih, Memperbaki, Mengidentifikasikan,
Mengisi, Menempatkan, Membuat,
Memanipilasi, Merespoin, Mencampur
3. Presisi Menunjukkan, Melengapi, Menyempurnakan,
(precision) Mengkalibrasi, Mengendalikan, Mengalihkan,
Menggantikan, Memutar, Mengirim,
Memindahkan, Mendorong, Menarik,
Memproduksi, Mencampur, Mengoperasi,
Mengemas, Membungkus
4. Artikulasi Membangun, Mengatasi, Menggabungkan,
(articulation) Beradaptasi, Memodifikasi, Merumuskan,
Mengalihkan, Mempertajam, Membentuk,
Memadankan, Menggunakan, Memulai,
Menyetir, Menjelaskan, Menempel,
Menskestsa, Mendengarkan, Menimbang
5 Naturalisasi Mendesain, Menentukan, Mengelola
(naturalization)
14
Penulisan tujuan pembelajaran sebaiknya memuat 2 komponen utama,
yaitu kompetensi dan lingkup materi
a. Kompetensi
Komponen kompetensi merupakan komponen tujuan pembelajaran
yang terkait dengan kemampuan yang perlu didemonstrasikan oleh
murid untuk menunjukkan dirinya telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran tersebut. Pertanyaan panduan yang bisa digunakan
guru dalam menyusun tujuan pembelajaran terkait dengan
komponen kompetensi, antara lain:
1. Secara konkret, kemampuan apa yang perlu didemonstrasikan
oleh murid sebagai tanda bahwa dia sudah mencapai
kompetensi ini?
2. Secara konkret, tahapan dalam berpikir seperti apa yang perlu
didemonstrasikan oleh murid sebagai tanda bahwa dia sudah
mencapai kompetensi ini?
b. Lingkup materi
Komponen lingkup materi merupakan komponen tujuan
pembelajaran yang terkait dengan konten dan konsep utama yang
perlu dipahami pada akhir suatu unit pembelajaran. Pertanyaan
panduan yang bisa digunakan guru dalam menyusun tujuan
pembelajaran terkait dengan komponen lingkup materi, antara lain:
1. Konten apa saja yang perlu dipelajari murid yang terkait
dengan konsep besar yang dinyatakan dalam narasi Capaian
Pembelajaran?
2. Bagaimana lingkungan sekitar dan kehidupan keseharian
murid dapat digunakan sebagai konteks untuk mempelajari
konsep tersebut? (misal: proses pengolahan hasil panen
digunakan sebagai konteks untuk belajar tentang persamaan
linear di SMA).
3. Pengertian Asesmen
Kata asesmen berasal dari serapan bahasa Inggris,
yaitu assessment yang artinya penilaian. Dalam dunia pendidikan,
asesmen adalah serangkaian kegiatan yang meliputi pengumpulan data,
analisis data, hingga interpretasi data yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat pemahaman dan kinerja siswa selama proses pembelajaran.
Asesmen ini tidak hanya dilakukan di akhir pembelajaran saja, tapi juga
selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya, asesmen terhadap
siswa ini dilakukan oleh masing-masing guru pengampu mata
pelajaran. Ada dua asesmen yang digunakan dalam Kurikulum Merdeka,
yaitu asesmen formatif dan sumatif. Berikut penjelasan lebih lanjut
mengenai kedua jenis asesmen Kurikulum Merdeka tersebut.
a. Asesmen Formatif
Asesmen formatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memberikan
informasi atau umpan balik kepada guru maupun siswa agar dapat
memperbaiki proses belajar. Asesmen ini dilakukan di awal
pembelajaran, pertengahan pembelajaran, akhir pembelajaran,
15
maupun sepanjang pembelajaran berlangsung. Asesmen formatif
yang dilakukan di awal pembelajaran bertujuan untuk memberikan
informasi kepada guru mengenai kesiapan siswa dalam mempelajari
materi pelajaran sekaligus kesiapan mereka dalam mencapai tujuan
pembelajaran yang telah direncanakan. Artinya, asesmen ini tidak
digunakan untuk keperluan penilaian hasil belajar siswa yang
dilaporkan dalam rapor. Sementara jika asesmen formatif dilakukan
di pertengahan, akhir, atau sepanjang pembelajaran berlangsung
bertujuan untuk mengetahui perkembangan siswa sekaligus
memberikan umpan balik yang cepat kepada guru, misalnya mengenai
pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dijelaskan.
Jika siswa sudah berhasil mencapai tujuan pembelajaran, maka guru
dapat melanjutkan ke tujuan pembelajaran berikutnya. Namun, jika
tujuan pembelajaran belum tercapai, maka guru perlu melakukan
penguatan terlebih dahulu sebelum lanjut ke tujuan
pembelajaran. Dilansir dari Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Kemendikbud, asesmen formatif adalah asesmen yang diutamakan
daripada asesmen sumatif. Hal ini dikarenakan, asesmen ini lebih
berfokus pada perkembangan kompetensi siswa daripada hasil akhir.
b. Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memastikan
tercapai tujuan pembelajaran secara keseluruhan. Itulah mengapa,
asesmen ini sering dilakukan di akhir proses pembelajaran, seperti di
akhir semester, akhir tahun ajaran, atau akhir jenjang
pendidikan. Berbeda dengan asesmen formatif, asesmen sumatif dapat
mempengaruhi nilai rapor siswa dan menentukan kelanjutan proses
belajar siswa di kelas atau jenjang pendidikan berikutnya. Itu artinya,
siswa yang tidak dapat mencapai tujuan pembelajaran atau tidak
memenuhi standar pencapaian pembelajaran yang telah ditetapkan,
bisa saja tidak naik kelas atau tidak bisa melanjutkan ke jenjang
pendidikan berikutnya. Perlu diketahui bahwa guru tidak hanya dapat
menggunakan teknik atau instrumen tertentu untuk melakukan
asesmen sumatif, seperti tes tertulis, tapi juga bisa menggunakan
teknik lain, seperti observasi, praktik, mengerjakan proyek, dan
membuat portofolio.
16
Contoh Perumusan Indikator berdasarkan Kompetensi Dasar Matematika SD/MI kelas VI
Tingkat Tingkat
KOMPETENSI INTI KOMPETENS Kompetensi INDIKATOR Kompetensi
DASAR KD Indikator
3. Memahami pengetahuan faktual dan 3.4 Menjelaskan titik C2 3.4.1 Peserta didik dapat C1
konseptual dengan cara mengamati, pusat, jari-jari, mengidentifikasi hal hal
menanya, dan mencoba berdasarkan rasa diameter, busur, tali yang berkaitan dengan
ingin tahu tentang dirinya, makhluk busur, tembereng, lingkaran dalam kehidupan
ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan dan juring sehari hari
benda-benda yang dijumpainya di 3.4.2 Peserta didik dapat C1
rumah, di sekolah, dan tempat bermain mengetahui titik pusat, jari
jari dan diameter
3.4.3 Peserta didik dapat C1
mengetahui busur, tali busur,
tembereng dan juring
3.1.3 Peserta didik dapat C2
menjelaskan secara tertulis
mengenai titik pusat, jari-
jari, diameter, busur, tali
busur,tembereng, dan juring
17
Contoh Perumusan Indikator berdasarkan Komptetensi Dasar Matematika SMP/MTs Kelas VIII
Tingkat Tingkat
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR Kompetensi INDIKATOR Kompetensi
KD Indikator
3. Memahami dan menerapkan 3.5 Menjelaskan sistem C2 3.5.1 Peserta didik dapat C1
pengetahuan (faktual, konseptual, persamaan linear dua mengetahui konsep persamaan
dan prosedural) berdasarkan rasa variabel dan linear dua variabel
ingin tahunya tentang ilmu penyelesaiannya 3.5.2 Peserta didik dapat C1
pengetahuan, teknologi, seni, yang mengetahui sistem persamaan
budaya terkait fenomena dan dihubungkan dengan linear dua variabel
kejadian tampak mata masalah kontekstual 3.5.3 Peserta didik dapat C1
mengetahui perbedaan PSLDV
dan SPLDV
3.5.4 Peserta didik dapat memahami C2
penyelesaian SPLDV dengan
model substitusi yang
dihubungkan dengan masalah
kontekstual
3.5.5 Peserta didik dapat memahami C2
SPLDV dengan model
eliminasi yang dihubungkan
dengan masalah kontekstual
3.5.6 Peserta didik dapat memahami C2
SPLDV dengan model grafik
18
yang dihubungkan dengan
masalah kontekstual
3.5.7 Peserta didik dapat C2
menjelaskan secara tertulis
sistem persamaan
linear dua variabel dan
penyelesaiannya yang
dihubungkan dengan masalah
kontekstual
19
Contoh Perumusan Indikator berdasarkan Kompetensi Dasar Matematika SMA/SMK kelas X
Tingkat Tingkat
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI DASAR Kompetensi INDIKATOR Kompetensi
KD Indikator
3. Memahami, menerapkan, dan 3.7 Menjelaskan rasio C2 3.7.1 Peserta didik dapat C1
menganalisis pengetahuan trigonometri (sinus, cosinus, mengetahui perbandingan
faktual, konseptual, procedural tangen, cosecan, secan, dan trigonometri dalam
berdasarkan rasa ingintahunya cotangen) pada segitiga siku- segitiga siku siku
tentang ilmu pengetahuan, siku 3.7.2 Peserta didik dapat C1
teknologi, seni, budaya, dan mengetahui perbandingan
humaniora dengan wawasan trigonometri dalam
kemanusiaan, kebangsaan, bidang cartesius
kenegaraan, dan peradaban terkait 3.7.3 Peserta didik dapat C1
penyebab fenomena dan kejadian, mengetahui Identitas dan
serta menerapkan pengetahuan grafik fungsi trigonometri
prosedural pada bidang kajian 3.7.4 Peserta didik dapat C2
yang spesifik sesuai dengan bakat menjelaskan secara
dan minatnya untuk memecahkan tertulis mengenai rasio
masalah trigonometri
(sinus, cosinus, tangen,
cosecan, secan, dan
cotangen) pada segitiga
siku-siku
20
CONTOH CAPAIAN PEMBELAJARAN DAN TUJUAN
PEMBELAJARAN MATEMATIKA FASE D
B. Tujuan Pembelajaran
Tujuan Mata Pelajaran Matematika Mata Pelajaran Matematika bertujuan
untuk membekali peserta didik agar dapat:
1. memahami materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi matematis dan mengaplikasikannya secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah matematis
(pemahaman matematis dan kecakapan prosedural),
2. menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi
matematis dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau
21
menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika (penalaran dan
pembuktian matematis),
3. memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah,
merancang model matematis, menyelesaikan model atau menafsirkan
solusi yang diperoleh (pemecahan masalah matematis).
4. mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media
lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, serta menyajikan suatu
situasi ke dalam simbol atau model matematis (komunikasi dan
representasi matematis),
5. mengaitkan materi pembelajaran matematika berupa fakta, konsep,
prinsip, operasi, dan relasi matematis pada suatu bidang kajian, lintas
bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan kehidupan (koneksi
matematis).
6. memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan,
yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari
matematika, serta sikap kreatif, sabar, mandiri, tekun, terbuka, tangguh,
ulet, dan percaya diri dalam pemecahan masalah (disposisi matematis).
Elemen Deskripsi
Bilangan Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka
sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi
hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi
hitung bilangan dalam subelemen representasi visual,
sifat urutan, dan operasi.
Aljabar Bidang kajian Bilangan membahas tentang angka
sebagai simbol bilangan, konsep bilangan, operasi
hitung bilangan, dan relasi antara berbagai operasi
hitung bilangan dalam subelemen representasi visual,
sifat urutan, dan operasi.
Pengukuran Bidang kajian Pengukuran membahas tentang
besaran- besaran pengukuran, cara mengukur besaran
tertentu, dan membuktikan prinsip atau teorema terkait
besaran tertentu dalam subelemen pengukuran besaran
geometris dan non-geometris.
Geometri Bidang kajian Geometri membahas tentang berbagai
bentuk bangun datar dan bangun ruang baik dalam
22
kajian Euclides maupun Non-Euclides serta ciricirinya
dalam subelemen geometri datar dan geometri ruang
Analisis Bidang kajian Analisis Data dan Peluang membahas
Data dan tentang pengertian data, jenis-jenis data, pengolahan
Peluang data dalam berbagai bentuk representasi, dan analisis
data kuantitatif terkait pemusatan dan penyebaran data
serta peluang munculnya suatu data atau kejadian
tertentu dalam subelemen data dan representasinya,
serta ketidakpastian dan peluangAnalisis Data dan
Peluang
Kalkulus Bidang kajian Kalkulus membahas tentang laju
(sebagai perubahan sesaat dari suatu fungsi kontinu, dan
pilihan mencakup topik limit, diferensial, dan integral, serta
untuk kelas penggunaannya.
XI dan XII
Elemen Deskripsi
Penalaran dan Penalaran terkait dengan proses penggunaan
Pembuktian pola hubungan dalam menganalisis situasi
Matematis untuk menyusun serta menyelidiki praduga.
Pembuktian matematis terkait proses
membuktikan kebenaran suatu prinsip, rumus,
atau teorema tertentu
Pemecahan Pemecahan masalah matematis terkait dengan
Masalah Matematis proses penyelesaian masalah matematis atau
masalah seharihari dengan cara menerapkan
dan mengadaptasi berbagai strategi yang
efektif. Proses ini juga mencakup konstruksi
dan rekonstruksi pemahaman matematika
melalui pemecahan masalah.
Komunikasi Komunikasi matematis terkait dengan
pembentukan alur pemahaman materi
pembelajaran matematika melalui cara
mengomunikasikan pemikiran matematis
menggunakan bahasa matematis yang tepat.
Komunikasi matematis juga mencakup proses
menganalisis dan mengevaluasi pemikiran
matematis orang lain.
Representasi Representasi matematis terkait dengan proses
Matematis membuat dan menggunakan simbol, tabel,
diagram, atau bentuk lain untuk
mengomunikasikan gagasan dan pemodelan
23
matematika. Proses ini juga mencakup
fleksibilitas dalam mengubah dari satu bentuk
representasi ke bentuk representasi lainnya, dan
memilih representasi yang paling sesuai untuk
memecahkan masalah.
Koneksi Matematis Koneksi matematis terkait dengan proses
mengaitkan antar materi pembelajaran
matematika pada suatu bidang kajian, lintas
bidang kajian, lintas bidang ilmu, dan dengan
kehidupan
24
estimasi/perkiraan dalam menyelesaikan masalah
(termasuk berkaitan dengan literasi finansial).
Peserta didik dapat menggunakan faktorisasi prima
dan pengertian rasio (skala, proporsi, dan laju
perubahan) dalam penyelesaian masalah.
Aljabar Di akhir fase D peserta didik dapat mengenali,
memprediksi dan menggeneralisasi pola dalam
bentuk susunan benda dan bilangan. Mereka dapat
menyatakan suatu situasi ke dalam bentuk aljabar.
Mereka dapat menggunakan sifat-sifat operasi
(komutatif, asosiatif, dan distributif) untuk
menghasilkan bentuk aljabar yang ekuivalen.
Peserta didik dapat memahami relasi dan fungsi
(domain, kodomain, range) dan menyajikannya
dalam bentuk diagram panah, tabel, himpunan
pasangan berurutan, dan grafik. Mereka dapat
membedakan beberapa fungsi nonlinear dari fungsi
linear secara grafik. Mereka dapat menyelesaikan
persamaan dan pertidaksamaan linear satu variabel.
Mereka dapat menyajikan, menganalisis, dan
menyelesaikan masalah dengan menggunakan
relasi, fungsi dan persamaan linear. Mereka dapat
menyelesaikan sistem persaman linear dua variabel
melalui beberapa cara untuk penyelesaian masalah.
Pengukuran Di akhir fase D peserta didik dapat menjelaskan
cara untuk menentukan luas lingkaran dan
menyelesaikan masalah yang terkait. Mereka dapat
menjelaskan cara untuk menentukan luas
permukaan dan volume bangun ruang (prisma,
tabung, bola, limas dan kerucut) dan menyelesaikan
masalah yang terkait. Mereka dapat menjelaskan
pengaruh perubahan secara proporsional dari
bangun datar dan bangun ruang terhadap ukuran
panjang, besar sudut, luas, dan/atau volume.
Geometri Di akhir fase D peserta didik dapat membuat
jaringjaring bangun ruang (prisma, tabung, limas
dan kerucut) dan membuat bangun ruang tersebut
dari jaring-jaringnya. Peserta didik dapat
menggunakan hubungan antarsudut yang terbentuk
oleh dua garis yang berpotongan, dan oleh dua garis
sejajar yang dipotong sebuah garis transversal
untuk menyelesaikan masalah (termasuk
menentukan jumlah besar sudut dalam sebuah
segitiga, menentukan besar sudut yang belum
diketahui pada sebuah segitiga). Mereka dapat
menjelaskan sifat-sifat kekongruenan dan
kesebangunan pada segitiga dan segiempat, dan
menggunakannya untuk menyelesaikan masalah.
25
Mereka dapat menunjukkan kebenaran teorema
Pythagoras dan menggunakannya dalam
menyelesaikan masalah (termasuk jarak antara dua
titik pada bidang koordinat Kartesius). Peserta
didik dapat melakukan transformasi tunggal
(refleksi, translasi, rotasi, dan dilatasi) titik, garis,
dan bangun datar pada bidang koordinat Kartesius
dan menggunakannya untuk menyelesaikan
masalah.
Analisa Data dan Di akhir fase D, peserta didik dapat merumuskan
Peluang pertanyaan, mengumpulkan, menyajikan, dan
menganalisis data untuk menjawab pertanyaan.
Mereka dapat menggunakan diagram batang dan
diagram lingkaran untuk menyajikan dan
menginterpretasi data. Mereka dapat mengambil
sampel yang mewakili suatu populasi untuk
mendapatkan data yang terkait dengan mereka dan
lingkungan mereka. Mereka dapat menentukan dan
menafsirkan rerata (mean), median, modus, dan
jangkauan (range) dari data tersebut untuk
menyelesaikan masalah (termasuk
membandingkan suatu data terhadap kelompoknya,
membandingkan dua kelompok data, memprediksi,
membuat keputusan). Mereka dapat
menginvestigasi kemungkinan adanya perubahan
pengukuran pusat tersebut akibat perubahan data.
Peserta didik dapat menjelaskan dan menggunakan
pengertian peluang dan frekuensi relatif untuk
menentukan frekuensi harapan satu kejadian pada
suatu percobaan sederhana (semua hasil percobaan
dapat muncul secara merata).
26
BAB III KESIMPULAN
27
DAFTAR PUSTAKA
https://www.edukasiku.com/2021/07/pengertian-dan-hubungan-skl-ki-kd.html
28