Anda di halaman 1dari 12

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SERTIFIKASI
GURU”. Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas etika, dan propesi
keguruan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh
karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.

Pasir pengaraian, 07 Juli 2018

ERWIN NOGORI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                      i
DAFTAR ISI                                                                                                      ii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                 1
A.    Latar Belakang Masalah                                                                           1
B.     Perumusan Masalah                                                                                  2
C.     Tujuan Penulisan                                                                                      2
D.    Manfaat Penulisan                                                                                    2
BAB II PEMBAHSAN                                                                                      3
A.    Pengertian Sertifikasi Guru                                                                      3
B.     Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru                                            3
C.     Prinsip Sertifikasi Guru                                                                            4
D.    Persyaratan Untuk Sertifikasi Guru                                                         6
E.     Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi Guru                                                      7
F.      Kompetensi Guru Propesional                                                                 8
G.    Prosedur Sertifikasi Guru                                                                         11
H.    Instrumen Sertifikasi Guru                                                                       13
BAB III PENUTUP                                                                                           14
DAFTAR PUSTAKA                                                                                       18

BAB I
PENDAHULUAN

A.        Latar Belakang Masalah


Pelaksanaan Sertifikasi Guru merupakan salah satu implementasi dari Undang-
undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Agar sertifikasi guru dapat
direalisasikan dengan baik perlu pemahaman bersama antara berbagai unsur yang
terlibat, baik di pusat maupun di daerah. Oleh karena itu, perlu ada koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan sertifikasi agar pesan Undang-Undang tersebut dapat
dilaksanakan sesuai dengan harapan.
Dan berdasarkan amanat UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 42 dan 61, UU No. 14
Tahun 2005 Pasal 8, dan PP No.19 Tahun 2005 Pasal 29, guru pada jenis dan jenjang
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah wajib memiliki
kualifikasi akademik minimal S1 atau D IV sesuai dengan bidang tugasnya, sehat
jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Di samping persyaratan tersebut, seorang guru harus memiliki kompetensi
sebagai agen pembelajaran yang meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi
kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi
tersebut tercermin secara integratif dalam kinerja guru dan dibuktikan dengan
sertifikat pendidik yang diperoleh melalui uji kompetensi. Sertifikasi pendidik bagi
guru dalam jabatan dilaksanakan melalui penilaian portofolio dan jalur pendidikan.
Penetapan peserta sertifikasi melalui penilaian portofolio berdasarkan pada urutan
prioritas masakerja sebagai guru, usia, pangkat/golongan, beban mengajar, tugas
tambahan, dan prestasi kerja.
Dengan persyaratan tersebut diperlukan waktu yang cukup lama bagi guru
muda yang berprestasi untuk mengikuti sertifikasi. Oleh karena itu, perlu
dilaksanakan sertifikasi guru dalam jabatan yang mampu mengakomodasi guru-guru
muda berprestasi yaitu melalui jalur pendidikan. Pelaksana sertifikasi melalui jalur
pendidikan ini adalah LPTK yang ditunjuk sesuai keputusan Mendiknas No.
122/P/2007. Mengingat pelaksanaan program sertifikasi guru dalam jabatan melalui
jalur pendidikan ini melibatkan berbagai institusi terkait dan dalam upaya melakukan
penjaminan mutu maka diperlukan pedoman penyelenggaraan.

B.        Perumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.        Apa yang dimaksud dengan Sertifikasi Guru?
2.        Apa dasar hukum pelaksanaan Sertifikasi Guru?
3.        Apa saja prinsip Sertifikasi Guru?
4.        Apa saja persyaratan untuk Sertifikasi Guru?
5.        Apa tujuan dan manfaat Sertifikasi Guru?
6.        Apa saja kompetensi guru profesional?
7.        Bagaimana prosedur Sertifikasi Guru?
8.        Apa saja Instrumen Sertifikasi Guru?

C.        Tujuan Penulisan


Tujuan utama dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Inovasi Pendidikan.

D.        Manfaat Penulisan


Manfaat yang dapat diambil dari penulisan ini ialah penyusun dan pembaca
dapat mengetahui program Sertifikasi Guru dengan lebih jelas.

BAB II
PEMBAHASAN

A.        Pengertian Sertifikasi Guru


Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru.
Sertifikatpendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional
guru. Guru profesional merupakan syarat mutlak untuk menciptakan sistem dan
praktik pendidikan yang berkualitas. Sertifikat pendidik adalah sebuah sertifikat yang
ditandatangani oleh perguruan tinggi penyelenggara sertifikasi sebagai bukti formal
pengakuan profesionalitas guru yang diberikan kepada guru sebagai tenaga
profesional.
Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen disebut sertifikat pendidik. Pendidik
yang dimaksud disini adalah guru dan dosen. Proses pemberian sertifikat pendidik
untuk guru disebut sertifikasi guru, dan untuk dosen disebut sertifikasi dosen. Guru
dalam jabatan adalah guru PNS dan Non PNS yang sudah mengajar pada satuan
Pendidik, baik yang diselenggarakan pemerintah, pemerintah daerah, maupun
masyarakat, dan sudah mempunyai perjanjian kerja atau kesepakatan kerja bersama.
Portofolio adalah bukti fisik (dokumen) yang menggambarkan pengalaman
berkarya/prestasi yang dicapai dalam menjalankan tugas profesi sebagai guru dalam
interval waktu tertentu. Sertifikat Pendidik.bagi guru dalam jabatan diperoleh melalui
sertifikasi dengan penilaian portofolio atau melalui jalur pendidikan.
B.        Dasar Hukum Pelaksanaan Sertifikasi Guru
Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru :
(1)     Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
(2)     Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
(3)     Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(4)     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
(5)     Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. I.UM.01.02-253.
(6)     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi
Guru Dalam Jabatan.
(7)     Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi
Guru Dalam Jabatan melalui jalur pendidikan.
(8)     Pedoman Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan untuk Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

C.        Prinsip Sertifikasi Guru


Prinsip sertifikasi guru :
(1)     Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Objektif yaitu mengacu
kepada proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan
memenuhi standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses
sertifikasi yang memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan
untuk memperoleh akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel
merupakan proses sertifikasi yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku
kepentingan pendidikan secara administratif, finansial, dan akademik.
(2)     Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan guru dan
kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam
meningkatkan mutu guru yang disertai  dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru
yang telah lulus uji sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji
pokok sebagai bentuk upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru.
Tunjangan tersebut berlaku, baik bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS)
maupun bagi guru yang berstatus non-pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan
peningkatan mutu dan kesejahteraan guru maka diharapkan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia secara berkelanjutan.
(3)     Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Program sertifikasi
pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(4)     Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Agar pelaksanaan program sertifikasi
dapat berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan
sistematis. Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru.
Kompetensi guru mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup
kompetensi inti guru yang kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA,
guru kelas SD/MI, dan guru mata pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik
kepada guru, perlu dilakukan uji kompetensi melalui penilaian portofolio.
(5)     Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan
kualitas hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap
tahunnya ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan
pemerintah tersebut, maka disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-
masing Provinsi dan Kabupaten/Kota. Penyusunan dan penetapan kuota tersebut
didasarkan atas jumlah data individu guru per Kabupaten/ Kota yang masuk di pusat
data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan.
D.        Persyaratan Untuk Sertifikasi Guru
Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan
akademik dan nonakademik.
Adapun persyaratan akademik adalah sebagai berikut:
(1)     Bagi guru TK/RA , kualifikasi akademik minimum D4/S1, latar belakang pendidikan
tinggi di bidang PAUD, Sarjana Kependidikan lainnya, dan Sarjana Psikologi.
(2)     Bagi guru SD/MI kualifikasi akademik minimum D4/S1 latar belakang pendidikan
tinggi di bidang pendidikan SD/MI, kependidikan lain, atau psikologi.
(3)     Bagi guru SMP/MTs dan SMA/MA/SMK, kualifikasi akademik minimal D4/S1 latar
belakang pendidikan tinggi dengan program pendidikan yang sesuai dengan mata
pelajaran yang diajarkan.
(4)     Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam bidang akademik, dapat diusulkan
mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru,
dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.

Persyaratan nonakademik untuk ujian sertifikasi dapat didentifikasi sebagai


berikut:
(1)        Umur guru maksimal 56 tahun pada saat mengikuti ujian sertifikasi.
(2)        Prioritas keikutsertaan dalam ujian sertifikasi bagi guru didasarkan pada jabatan
fungsional, masa kerja, dan pangkat/golongan.
(3)        Bagi guru yang memiliki prestasi istimewa dalam nonakademik, dapat diusulkan
mengikuti ujian sertifikasi berdasarkan rekomendasi dari kepala sekolah, dewan guru,
dan diketahui serta disahkan oleh kepala cabang dinas dan kepala dinas pendidikan.
(4)        Jumlah guru yang dapat mengikuti ujian sertifikasi di tiap wilayah ditentukan oleh
Ditjen PMPTK berdasarkan prioritas kebutuhan

E.        Tujuan Dan Manfaat Sertifikasi Guru


Secara umum tujuan sertifikasi guru adalah untuk meningkatkan mutu dan
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen pembelajaran
dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan meningkatkan kompetensi peserta
agar mencapai standar kompetensi yang ditentukan. Secara khusus program ini
bertujuan sebagai berikut.
(1)        Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.
(2)        Memantapkan kemampuan mengajar guru.
(3)        Menentukan kelayakan kompetensi seseorang sebagai agen pembelajaran.
(4)        Sebagai persyaratan untuk memasuki atau memangku jabatan professional sebagai
pendidik.
(5)        Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu bertindak secara
profesional.
(6)        Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lain,
serta memanfaaatkan teknologi komunikasi informasi untuk kepentingan
pembelajaran dan perluasan wawasan.

Adapun manfaat ujian sertifikasi guru dapat diperikan sebagai berikut.


(1)     Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
(2)     Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional.
(3)     Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru
bagi pengguna layanan pendidikan.
(4)     Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan
tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
(5)     Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.

F.        Kompetensi Guru Profesional


Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28,
pendidik adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial. Dalam konteks itu, maka
kompetensi guru dapat diartikan sebagai kebulatan pengetahuan, keterampilan dan
sikap yang diwujudkan dalam bentuk perangkat tindakan cerdas dan penuh tanggung
jawab yang dimiliki seseorang guru untuk memangku jabatan guru sebagai profesi.
Keempat jenis kompetensi guru yang dipersyaratkan beserta subkom- petensi dan
indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut:
1)        Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan
kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi
peserta didik, dan berakhlak mulia. Secara rinci setiap elemen kepribadian tersebut
dapat dijabarkan menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut:
a.    Memiliki kepribadian yang mantap dan stabil.
Bertindak sesuai dengan norma hukum; bertindak sesuai dengan norma sosial; bangga
sebagai pendidik; dan memeliki konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma
b.    Memiliki kepribadian yang dewasa.
Menampilkan kemandirian dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja
sebagai pendidik.
c.    Memiliki kepribadian yang arif
Menampilkan tindakan yang didasarkan pada kemanfaatan peserta didik, sekolah, dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.
d.    Memiliki kepribadian yang berwibawa.
Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki
perilaku yang disegani.
e.    Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
Bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan
memiliki perilaku yang diteladani peserta didik

2)     Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman
peserta didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara
substantif kompetensi ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik,
perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan
peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan
menjadi subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut :
a.           Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
memamahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan
kognitif; memahami peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian;
dan mengidenti- fikasi bekal-ajar awal peserta didik.
b.          Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk
kepentingan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial:
menerapkan teori belajar dan pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran
berdasarkan karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan materi
ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan strategi yang dipilih.
c.           Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata
latar (setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d.          Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini memiliki
indikator esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan
hasil belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan
memanfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program
pembelajaran secara umum.
e.           Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik
untuk pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik
untuk mengem-bangkan berbagai potensi nonakademik.
3)     Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan
materi pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup
penguasaan substansi isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi
keilmuan yang menaungi materi kurikulum tersebut, serta menambah wawasan
keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut :
a.              Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum
sekolah; memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau
koheren dengan materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran
terkait; dan menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b.              Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan
dan memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.

4)     Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari
masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik,
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat
sekitar. Kompetensi ini memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai
berikut :
a.           Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan
peserta didik.
b.          Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
c.           Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik
dan masyarakat sekitar.

G.        Prosedur Sertifikasi Guru


Penyelenggaraan ujian sertifikasi guru melibatkan unsur lembaga, sumberdaya
manusia, dan sarana pendukung. Lembaga penyelenggara ujian sertifikasi adalah
LPTK yang terakreditasi dan ditunjuk oleh Pemerintah, yang anggotanya dari unsur
lembaga penghasil (LPTK), lembaga pengguna (Ditjen Didasmen, Ditjen PMPTK, dan
dinas pendidikan provinsi), dan unsur asosiasi profesi pendidik.
Sumber daya manusia yang diperlukan dalam ujian sertifikasi adalah pakar dan
praktisi dalam berbagai bidang keahlian dan latar belakang pendidikan yang relevan.
Sumber daya manusia tersebut berasal dari anggota penyelenggara di atas.
Sarana pendukung yang diperlukan dalam penyelenggaraan ujian sertifikasi
adalah sarana akademik, praktikum dan administratif. Sarana pendukung ini
disesuaikan dengan bidang keahlian, bidang studi, rumpun bidang studi yang menjadi
tujuan ujian sertifikasi yang dilaksanakan
Adapun prosedur dalam penyelenggaraan ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh
Ditjen PMPTK sebagai berikut:
(1)     Mempersiapkan perangkat dan mekanisme ujian sertifikasi serta melakukan sosialisasi
ke berbagai wilayah (provinsi/ kabupaten/ kota) .
(2)     Melakukan rekrutmen calon peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan, baik persyaratan administratif, akademik, maupun persyaratan lain.
(3)     Memilih dan menetapkan peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan,
kapasitas, dan kebutuhan.
(4)     Mengumumkan calon peserta ujian sertifikasi yang memenuhi syarat untuk setiap
wilayah.
(5)     Melaksanakan tes tulis bagi peserta ujian sertifikasi di wilayah yang ditentukan
(6)     Melaksanakan pengadministrasian hasil ujian sertifikasi secara terpusat, dan
menentukan kelulusan peserta dengan ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
(7)     Mengumumkan kelulusan hasil tes uji tulis sertifikasi secara terpusat melalui media
elektronik dan cetak.
(8)     Memberikan bahan (IPKG I, IPKG II, instrumen Self-appraisal da portofolio, format
penilaian atasan, dan format penilaian siswa) kepada peserta yang dinyatakan lulus tes
tulis untuk persiapan uji kinerja.
(9)     Melaksanakan tes kinerja dalam bentuk real teaching ditempat yang telah ditentukan.
(10) Mengadministrasikan hasil uji kinerja, dan mentukan kelulusannya berdasarkan
akumulasi penialian dari uji kinerja, self-appraisal, portofolio dengan ketuntasan
minimal yang telah ditentukan.
(11) Memberikan sertifikat kepada peserta uji sertifikasi yang dinyatakan lulus.

H.        Instrumen Sertifikasi Guru


Instrumen sertifikasi guru terdiri atas :
(1)     Kelompok instrumen tes dan kelompok instrumen nontes. Kelompok instrumen tes
meliputi tes tulis dan tes kinerja. Tes tertulis dalam bentuk pilihan ganda yang meliputi
kompetensi pedagogik dan profesional. Tes kinerja dalam bentuk real teaching dengan
menggunakan IPKG I dan IPKG II, yang mencakup juga indikator untuk mengukur
kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial.
(2)     Kelompok instrumen nontes meliputi self-appraisal dan portofolio. Instrumen self-
appraisal dan portofolio memberi kesempatan guru untuk menilai diri sendiri dalam
aktivitasnya sebagai guru. Setiap pernyataan dalam melakukan sesuatu atau berkarya
harus dapat dibuktikan dengan bukti fisik berupa dokumen yang relevan. Bukti fisik
tersebut menjadi bagian penilaian portofolio. Kesemua instrumen ujian sertifikasi
diasjikan pada lampiran.

BAB III
PENUTUP

Berdasarkan pembahasan masalah diatas dapat disimpulkan bahwa:


(1)     Sertifikasi guru adalah proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru. Sertifikat
Pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi standar profesional guru.
(2)     Dasar hukum pelaksanaan sertifikasi guru :
a.        Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b.        Undang-undang RI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen.
c.        Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
d.       Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2005 tentang Standar
Kualifikasi dan Kompetensi Pendidik.
e.        Fatwa/Pendapat Hukum Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No. I.UM.01.02-253.
f.         Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi
Guru Dalam Jabatan.
g.        Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 40 Tahun 2007 tentang Sertifikasi bagi
Guru Dalam Jabatan melalui jalur pendidikan.
h.        Pedoman Sertifikasi bagi Guru dalam Jabatan untuk Lembaga Pendidikan Tenaga
Kependidikan, Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.
(3)    Prinsip sertifikasi guru :
a.        Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel
b.        Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan guru dan
kesejahteraan guru.
c.        Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan
d.       Dilaksanakan secara terencana dan sistematis
e.        Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah
(4)    Persyaratan ujian sertifikasi dibedakan menjadi dua, yaitu persyaratan akademik dan
nonakademik.
(5)    Tujuan sertifikasi guru :
a.        Meningkatkan kompetensi guru dalam bidang ilmunya.
b.        Memantapkan kemampuan mengajar guru.
c.        Menentukan kelayakan kompetensi seseorang sebagai agen pembelajaran.
d.       Sebagai persyaratan untuk memasuki atau memangku jabatan professional sebagai
pendidik.
e.        Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu bertindak secara
profesional.
f.         Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lain,
serta memanfaaatkan teknologi komunikasi informasi untuk kepentingan
pembelajaran dan perluasan wawasan.
Manfaat sertifikasi guru :
a.         Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
b.        Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional.
c.         Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru
bagi pengguna layanan pendidikan.
d.        Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan
tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
e.         Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
(6)    Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik
adalah agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni
kompetensi pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
(7)    Prosedur dalam penyelenggaraan ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen
PMPTK sebagai berikut:
a.          Mempersiapkan perangkat dan mekanisme ujian sertifikasi serta melakukan
sosialisasi ke berbagai wilayah (provinsi/ kabupaten/ kota) .
b.         Melakukan rekrutmen calon peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan yang
telah ditetapkan, baik persyaratan administratif, akademik, maupun persyaratan lain.
c.          Memilih dan menetapkan peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan,
kapasitas, dan kebutuhan.
d.         Mengumumkan calon peserta ujian sertifikasi yang memenuhi syarat untuk setiap
wilayah.
e.          Melaksanakan tes tulis bagi peserta ujian sertifikasi di wilayah yang ditentukan
f.          Melaksanakan pengadministrasian hasil ujian sertifikasi secara terpusat, dan
menentukan kelulusan peserta dengan ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
g.         Mengumumkan kelulusan hasil tes uji tulis sertifikasi secara terpusat melalui media
elektronik dan cetak.
h.         Memberikan bahan (IPKG I, IPKG II, instrumen Self-appraisal da portofolio, format
penilaian atasan, dan format penilaian siswa) kepada peserta yang dinyatakan lulus tes
tulis untuk persiapan uji kinerja.
i.           Melaksanakan tes kinerja dalam bentuk real teaching ditempat yang telah ditentukan.
j.           Mengadministrasikan hasil uji kinerja, dan mentukan kelulusannya berdasarkan
akumulasi penialian dari uji kinerja, self-appraisal, portofolio dengan ketuntasan
minimal yang telah ditentukan.
k.         Memberikan sertifikat kepada peserta uji sertifikasi yang dinyatakan lulus.

(8)    Instrumen ujian sertifikasi terdiri atas :


a.            Kelompok instrumen tes dan kelompok instrumen nontes. Kelompok instrumen tes
meliputi tes tulis dan tes kinerja.
b.            Kelompok instrumen nontes meliputi self-appraisal dan portofolio. Instrumen self-
appraisal dan portofolio memberi kesempatan guru untuk menilai diri sendiri dalam
aktivitasnya sebagai guru.

DAFTAR PUSTAKA

http://hima.teknodik.net  diakses tanggal 18 Mei 2009

http://jalan-mendaki.blogspot.com diakses tanggal 18 Mei 2009

http:// www.sertifikasiguru.org  diakses tanggal 18 Mei 2009

Anda mungkin juga menyukai