Disusun oleh:
1. Hamzah Ardika Putra
2. Yusuf
3. Zico
4. Dandi Gunawan
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “SERTIFIKASI
GURU”. Makalah ini di buat dalam rangka memenuhi tugas etika, dan propesi keguruan.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada makalah ini, oleh karena itu
penulis mengaharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk memperbaiki
makalah ini di masa yang akan datang.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat terutama bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya. Akhirnya kepada Allah jugalah semuanya kita kembalikan.
2
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
4. Apa saja persyaratan untuk Sertifikasi Guru?
5. Apa tujuan dan manfaat Sertifikasi Guru?
6. Apa saja kompetensi guru profesional?
7. Bagaimana prosedur Sertifikasi Guru?
8. Apa saja Instrumen Sertifikasi Guru?
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
C. Prinsip Sertifikasi Guru
Prinsip sertifikasi guru :
(1) Dilaksanakan secara objektif, transparan, dan akuntabel. Objektif yaitu mengacu kepada
proses perolehan sertifikat pendidik yang impartial, tidak diskriminatif, dan memenuhi
standar pendidikan nasional. Transparan yaitu mengacu kepada proses sertifikasi yang
memberikan peluang kepada para pemangku kepentingan pendidikan untuk memperoleh
akses informasi tentang proses dan hasil sertifikasi. Akuntabel merupakan proses sertifikasi
yang dipertanggungjawabkan kepada pemangku kepentingan pendidikan secara administratif,
finansial, dan akademik.
(2) Berujung pada peningkatan mutu pendidikan nasional melalui peningkatan guru dan
kesejahteraan guru. Sertifikasi guru merupakan upaya Pemerintah dalam meningkatkan mutu
guru yang disertai dengan peningkatan kesejahteraan guru. Guru yang telah lulus uji
sertifikasi guru akan diberi tunjangan profesi sebesar satu kali gaji pokok sebagai bentuk
upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan guru. Tunjangan tersebut berlaku, baik
bagi guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) maupun bagi guru yang berstatus non-
pegawai negeri sipil (non PNS/swasta). Dengan peningkatan mutu dan kesejahteraan guru
maka diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran dan mutu pendidikan di Indonesia
secara berkelanjutan.
(3) Dilaksanakan sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan. Program sertifikasi
pendidik dilaksanakan dalam rangka memenuhi amanat Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, dan Peraturan Pemerintah Nomor
19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
(4) Dilaksanakan secara terencana dan sistematis. Agar pelaksanaan program sertifikasi dapat
berjalan dengan efektif dan efesien harus direncanakan secara matang dan sistematis.
Sertifikasi mengacu pada kompetensi guru dan standar kompetensi guru. Kompetensi guru
mencakup empat kompetensi pokok yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan
profesional, sedangkan standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
kemudian dikembangkan menjadi kompetensi guru TK/RA, guru kelas SD/MI, dan guru
mata pelajaran. Untuk memberikan sertifikat pendidik kepada guru, perlu dilakukan uji
kompetensi melalui penilaian portofolio.
(5) Jumlah peserta sertifikasi guru ditetapkan oleh pemerintah
Untuk alasan efektifitas dan efisiensi pelaksanaan sertifikasi guru serta penjaminan kualitas
hasil sertifikasi, jumlah peserta pendidikan profesi dan uji kompetensi setiap tahunnya
ditetapkan oleh pemerintah. Berdasarkan jumlah yang ditetapkan pemerintah tersebut, maka
disusunlah kuota guru peserta sertifikasi untuk masing-masing Provinsi dan Kabupaten/Kota.
7
Penyusunan dan penetapan kuota tersebut didasarkan atas jumlah data individu guru per
Kabupaten/ Kota yang masuk di pusat data Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik
dan Tenaga Kependidikan.
8
(5) Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu bertindak secara
profesional.
(6) Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lain, serta
memanfaaatkan teknologi komunikasi informasi untuk kepentingan pembelajaran dan
perluasan wawasan.
9
d. Memiliki kepribadian yang berwibawa.
Memiliki perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan memiliki perilaku
yang disegani.
e. Memiliki akhlak mulia dan dapat menjadi teladan.
Bertindak sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong), dan memiliki
perilaku yang diteladani peserta didik
2) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan yang berkenaan dengan pemahaman peserta
didik dan pengelola pembelajaran yang mendidik dan dialogis. Secara substantif kompetensi
ini mencakup kemampuan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi pedagogik tersebut dapat dijabarkan menjadi
subkompetensi dan indikator esensial sebagai berikut :
a. Memahami peserta didik. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memamahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip perkembangan kognitif; memahami
peserta didik dengan memanfaatkan prinsip-prinsip kepribadian; dan mengidenti- fikasi
bekal-ajar awal peserta didik.
b. Merancang pembelajaran, termasuk memahami landasan pendidik-an untuk kepentingan
pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menerapkan teori belajar dan
pembelajaran; menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik,
kompetensi yang ingin dicapai, dan materi ajar; serta menyusun rancangan pembelajaran
berdasarkan strategi yang dipilih.
c. Melaksanakan pembelajaran. Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: menata latar
(setting) pembelajaran; dan melaksanakan pembelajaran yang kondusif.
d. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Subkompe-tensi ini memiliki indikator
esensial: melaksanakan evaluasi (assess-ment) proses dan hasil belajar secara
berkesinambungan dengan berbagai metode; menganalisis hasil penilaian proses dan hasil
belajar untuk menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level); dan memanfaatkan hasil
penilaian pembelajaran untuk perbaikan kualitas program pembelajaran secara umum.
e. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Subkompetensi ini memiliki indikator esensial: memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik; dan memfasilitasi peserta didik untuk mengem-
bangkan berbagai potensi nonakademik.
3) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional merupakan kemampuan yang berkenaan dengan penguasaan materi
pembelajaran bidang studi secara luas dan mendalam yang mencakup penguasaan substansi
10
isi materi kurikulum matapelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materi
kurikulum tersebut, serta menambah wawasan keilmuan sebagai guru.
Secara rinci masing-masing elemen kompetensi tersebut memiliki subkompetensi dan
indikator esensial sebagai berikut :
a. Menguasai substansi keilmuan yang terkait dengan bidang studi. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: memahami materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah;
memahami struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi atau koheren dengan
materi ajar; memahami hubungan konsep antarmata pelajaran terkait; dan menerapkan
konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari.
b. Menguasai langkah-langkah penelitian dan kajian kritis untuk me-nambah wawasan dan
memperdalam pengetahuan/materi bidang studi.
4) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial berkenaan dengan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat
untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi ini
memiliki subkompetensi dengan indikator esensial sebagai berikut :
a. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik. Subkompetensi ini
memiliki indikator esensial: berkomunikasi secara efektif dengan peserta didik.
b. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan sesama pendidik dan tenaga
kependidikan.
c. Mampu berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan orang tua/wali peserta didik dan
masyarakat sekitar.
11
(1) Mempersiapkan perangkat dan mekanisme ujian sertifikasi serta melakukan sosialisasi ke
berbagai wilayah (provinsi/ kabupaten/ kota) .
(2) Melakukan rekrutmen calon peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, baik persyaratan administratif, akademik, maupun persyaratan lain.
(3) Memilih dan menetapkan peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan, kapasitas, dan
kebutuhan.
(4) Mengumumkan calon peserta ujian sertifikasi yang memenuhi syarat untuk setiap wilayah.
(5) Melaksanakan tes tulis bagi peserta ujian sertifikasi di wilayah yang ditentukan
(6) Melaksanakan pengadministrasian hasil ujian sertifikasi secara terpusat, dan menentukan
kelulusan peserta dengan ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
(7) Mengumumkan kelulusan hasil tes uji tulis sertifikasi secara terpusat melalui media
elektronik dan cetak.
(8) Memberikan bahan (IPKG I, IPKG II, instrumen Self-appraisal da portofolio, format
penilaian atasan, dan format penilaian siswa) kepada peserta yang dinyatakan lulus tes tulis
untuk persiapan uji kinerja.
(9) Melaksanakan tes kinerja dalam bentuk real teaching ditempat yang telah ditentukan.
(10) Mengadministrasikan hasil uji kinerja, dan mentukan kelulusannya berdasarkan akumulasi
penialian dari uji kinerja, self-appraisal, portofolio dengan ketuntasan minimal yang telah
ditentukan.
(11) Memberikan sertifikat kepada peserta uji sertifikasi yang dinyatakan lulus.
12
BAB III
PENUTUP
13
e. Mengembangkan kompetensi guru secara holistik sehingga mampu bertindak secara
profesional.
f. Meningkatkan kemampuan guru dalam kegiatan penelitian dan kegiatan ilmiah lain, serta
memanfaaatkan teknologi komunikasi informasi untuk kepentingan pembelajaran dan
perluasan wawasan.
Manfaat sertifikasi guru :
a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat merusak citra
profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas dan
profesional.
c. Menjadi wahana penjaminan mutu bagi LPTK , dan kontrol mutu dan jumlah guru bagi
pengguna layanan pendidikan.
d. Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan
eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.
e. Memperoleh tujangan profesi bagi guru yang lulus ujian sertifikasi.
(6) Menurut PP RI No. 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan Pasal 28, pendidik adalah
agen pembelajaran yang harus memiliki empat jenis kompetensi, yakni kompetensi
pedagogik, kepribadian, profesional, dan sosial.
(7) Prosedur dalam penyelenggaraan ujian sertifikasi yang diselenggarakan oleh Ditjen PMPTK
sebagai berikut:
a. Mempersiapkan perangkat dan mekanisme ujian sertifikasi serta melakukan sosialisasi ke
berbagai wilayah (provinsi/ kabupaten/ kota) .
b. Melakukan rekrutmen calon peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan, baik persyaratan administratif, akademik, maupun persyaratan lain.
c. Memilih dan menetapkan peserta ujian sertifikasi sesuai dengan persyaratan, kapasitas, dan
kebutuhan.
d. Mengumumkan calon peserta ujian sertifikasi yang memenuhi syarat untuk setiap wilayah.
e. Melaksanakan tes tulis bagi peserta ujian sertifikasi di wilayah yang ditentukan
f. Melaksanakan pengadministrasian hasil ujian sertifikasi secara terpusat, dan menentukan
kelulusan peserta dengan ketuntasan minimal yang telah ditentukan.
g. Mengumumkan kelulusan hasil tes uji tulis sertifikasi secara terpusat melalui media
elektronik dan cetak.
h. Memberikan bahan (IPKG I, IPKG II, instrumen Self-appraisal da portofolio, format
penilaian atasan, dan format penilaian siswa) kepada peserta yang dinyatakan lulus tes tulis
untuk persiapan uji kinerja.
i. Melaksanakan tes kinerja dalam bentuk real teaching ditempat yang telah ditentukan.
j. Mengadministrasikan hasil uji kinerja, dan mentukan kelulusannya berdasarkan akumulasi
penialian dari uji kinerja, self-appraisal, portofolio dengan ketuntasan minimal yang telah
ditentukan.
14
k. Memberikan sertifikat kepada peserta uji sertifikasi yang dinyatakan lulus.
DAFTAR PUSTAKA
15