XI IPS WAJIB
SMA
MATRIKS
(Modul kelas XI IPS wajib)
KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati danmengamalkanperilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong
royong, kerjasama toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap
sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, menganalisis dan mengevaluasi pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat
dan minatnya untuk memecahkan masalah.
4. Mengolah, menalar, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak
secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
Bab I
Bab II
Uraian Materi
Atau [ ] Atau
NOTASI MATRIKS
Matriks kita beri nama dengan huruf besar seperti A, B, C, dll. Matriks yang mempunyai I
baris dan j kolom ditulis A=(aij ), artinya suatu matriks A yang elemen-elemennya aij dimana
indeks I menyatakan baris ke I dan indeks j menyatakan kolom ke j dari elemen tersebut.
Secara umum :
Matriks A=(aij ), i=1, 2, 3,..m dan j=1, 2, 3,., n yang berarti bahwa banyaknya baris m
dan banyaknya kolom n.
Contoh :
1 3
1 3
=[ ] = [10 2 5] = [4 6]
2 4
0 8
Matriks yang hanya mempunyai satu baris disebut MATRIKS BARIS, sedangkan matriks
yang hanya mempunyai satu kolom disebut MATRIKS KOLOM. Dua buah matriks A dan B
dikatakan SAMA jika ukurannya sama (mxn) dan berlaku aij = bij untuk setiap i dan j
2. Matriks Baris
Yaitu matriks yang berordo 1xn atau hanya memiliki satu baris.
Contoh: A1x2 = 1 4
3. Matriks Kolom
Yaitu matriks yang hanya memiliki satu kolom.
2
Contoh C2x1=
3
4. Matriks Tegak
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m>n
4 4
Contoh: Q = 2 6 , Q berordo 3x2 sehingga matriks Q tampak tegak.
3 1
5. Matriks Datar
Yaitu matriks yang berordo mxn dengan m<n
2 3 1
Contoh: H= , H berordo 2x3 sehingga matriks F tampak datar.
65 6 3
a. Matriks Nol
Yaitu matriks yang semua elemen penyusunnya adalah nol dan dinotasikan sebagai O.
0 0 0
Contoh: O2x3 = [ ]
0 0 0
b. Matriks Diagonal
Yaitu matriks persegi yang semua elemen diatas dan dibawah diagonal utamanya
adalah nol.
1 0
Contoh: F2x2 = [ ]
0 3
c. Matriks Skalar
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonalnya sama dan elemen-
elemen selain diagonal utama adalah 0.
3 0
Contoh: F2x2 = [ ]
0 3
d. Matriks Simetri
Yaitu matriks persegi yang setiap elemennya selain elemen diagonal adalah simetri
terhadap diagonal utama, atau matriks dimana susunan elemen-elemen antara matriks
dengan transposenya sama. C=CT; maka C adalah matriks simetris
1 2 3
Contoh: C3x3 = 2 2 5
3 5 3
e. Matriks Simetri Miring
Yaitu Matriks simetri yang elemen-elemennya selain elemen diagonal saling
berlawanan.
1 2 3
Contoh: W3x3 = [ 2 2 5]
3 5 3
f. Matriks Identitas (satuan)
Yaitu matriks diagonal yang semua elemen pada diagonal utamanya adalah satu dan
elemen yang lain adalah nol dan dinotasikan sebagai I.
1 0 0
Contoh: I3x3 = [0 1 0]
0 0 1
g. Matriks Segitiga Atas
Yaitu dikatakan segitiga atas jika aij = 0 untuk i>j dengan kata lain matriks persegi
yang elemen-elemen di bawah diagonal utamanya adalah nol.
2 3 3
Contoh: K3x3 = [0 1 1]
0 0 8
h. Matriks Segitiga Bawah
Yaitu dikatakan segitiga bawah jika aij = 0 untuk i<j dengan kata lain matriks persegi
yang elemen-elemen di atas diagonal utamanya adalah nol.
2 0 0
Contoh: V3x3 = [2 1 0]
3 1 8
i. Matriks Transpose yaitu matriks yang diperoleh dari memindahkan elemen-elemen
baris menjadi elemen pada kolom atau sebaliknya. Transpose suatu matriks
dilambangkan dengan T, misal transpose matriks B dilambangkan dengan BT
1 0
1 2 3
Contoh: B2x3 = , maka BT = [2 3]
0 3 4
3 4
Penjumlahan Matriks
Penjumlahan matriks hanya dapat dilakukan terhadap matriks-matriks yang mempunyai
ukuran (ordo) yang sama. Jika A=(aij) dan B=(bij) adalah matriks-matriks berukuran
sama, maka A+B adalah suatu matriks C=(cij) dimana (cij) = (aij)+(bij) atau [A]+[B] =
[C] mempunyai ukuran yang sama dan elemennya (cij) = (aij) + (bij)
Contoh:
A+C tidak terdefinisi (tidak dapat dicari hasilnya) karena matriks A dan matriks B
mempunyai ukuran yang berbeda
Pengurangan Matriks
Sama seperti pada penjumlahan matriks, pengurangan matriks hanya dapat dilakukan
pada matriks-matriks yang mempunyai ukuran yang sama. Jika ukurannya berbeda maka
matriks hasil tidak terdefinisikan.
Contoh:
Contoh:
Misal matriks A = [ ]
- - - + + +
Maka |A| = aei + bfg + cdh ceg afh bdi.
Cara ini hanya berlaku pada matriks berordo 3x3.
1 2 2
Contoh: D = [3 1 2]
1 2 3
1 2 2 1 2
Maka det (D) = |D| adalah [3 1 2] 3 1
1 2 3 1 2
Sehingga
Contoh :
1 2 1
H = [0 2 1 ], untuk mencari |H| dengan metode minor dan kofaktor adalah
2 0 2
harus mencari determinan minornya terlebih dahulu yang diperoleh dari ekspansi
baris ke-1, yaitu det(M11), det(M12), det(M13), maka,
|M11| = (2x2)-(1x0) = 4
|M12| = (0x2)-(1x2) = -2
|M13| = (0x0)-(2x2) = -4
|H| = h1111 + h1212 + h1313
= h11.(-1)1+1|M11| + h12.(-1)1+2|M12| + h13.(-1)1+3|M13|
= (1.4) + (2.(-1.-2)) + (1.-4)
=4+44=4
b. Adjoin matriks
Adalah transpose dari kofaktor-kofaktor matriks tersebut, dilambangkan dengan adj A
= (ij)T
Contoh
1 2 1
H = [0 2 1 ] kita telah mengetahui sebelumnya 11= 4, 12= 2,
2 0 2
13= -4,
21 1 1
21= (-1)2+1 | | = -4, 22= (-1)2+2 | | =0
02 2 2
1 2 2 1
23= (-1)2+3| | = 4 , 31= (-1)3+1 | |=0
2 0 2 1
1
1 1 2
32= (-1)3+2 | | = -1, 33= (-1)3+3 | |=2
0
1 0 2
11 21 31 4 4 0
maka adj H = [12 22 32] = [ 2 0 1]
13 23 33 4 4 2
c. Invers Matriks
Jika A dan B matriks persegi nxn sedemikian hingga AB=BA=I, B disebut invers A
(B=A-1) dan A disebut invers B (A=B-1) sehingga berlaku
A A-1= A-1A=I, I adalah identitas.
1
Invers matriks A dirumuskan A-1 = . Adj(A)
|A|
Pembuktian :
Misal matriks 2x2, matriks A= [ ] dan misalkan invers matriks A adalah A-1=
[ ]. Berdasarkan pengertian invers matriks, maka berlaku AA-1=I, dengan I
matriks identitas.
1 0
[ ][ ]= [ ]
0 1
+ + 1 0
[ ]= [ ]
+ + 0 1
Berdasarkan kesamaan matriks maka diperoleh:
ax + bu = 1 (1)
cx + du = 0 (2)
ay + bv = 0 (3)
cy + dv = 1 (4)
dari persamaan-persamaan dilakukan eleminasi untuk menentukan nilai x, y, u, dan v.
ax + bu = 1 xd adx + bdu = d
cx + du = 0 xb bcx + bdu = 0
adx bcx = d
x(ad-bc) = d
x =
substitusikan x pada persamaan (2), sehingga diperoleh u =, dengan cara yang
sama seperti diatas, akan diperoleh juga y = , dan v= . Dengan demikian A-
1
1
= [
] = [ ], dengan ad-bc0
1
Maka invers matriks A=[ ]adalah A-1= [ ]
1
Sehingga rumus invers matriks adalah A-1 = |A|. Adj(A)
Bab III
EVALUASI
Petunjuk :
a. Kerjakanlah lembar evaluasi dengan baik dan jangan bekerja sama dengan siswa lain.
b. Lembar evaluasi digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.
c. Evaluasi dikerjakan setelah semua materi dan uji kompetensi selesai.
d. Evaluasi dikerjakan dalam waktu 60 menit dan dikumpulkan kepada guru.
Soal
I
Tabel berikut ini adalah tabel hasil panen bu mila selama 4 bulan (dalam ton).
Isilah tabel berikut dengan data hasil panen yang kalian inginkan. Kemudian
ubah dalam bentuk matriks.
Hasil bulan Bulan Bulan Bulan
panen pertama kedua ke tiga ke
empat
Tentukanlah:
a. Ordo matriks A
b. Banyaknya baris
c. Banyaknya kolom
II
1. Tentukanlah matriks transpose dari matriks berikut
2 4 5
= [3 3 4]
1 2 2
2. Tentukanlah nilai dari a, b dan c jika matrik K=L
1 1 +
=[ ], =[ ]
1 2
III
+2 2 6 4 8
Diketahui A = [ ], B = [ ],C=[ ]
5 6 +3 +3 35
a. Tentukan p, q dan r jika A + B = C
b. Tentukan matriks A C = D
IV
+2 2 6
Diketahui A = [ ], B = [ ].
3 5 9 +3
Bila 3A = B, tentukan nilai p dan q.
VI
1 2
Diketahui matriks A = [ ]
1 3
Tentukan :
a. A2
b. A3
c. A4
Bab IV
PENUTUP
Sebagai tindak lanjut dari serangkaian kegiatan belajar dalam Modul Matematika Berbasis
Model Pembelajaran ini adalah :
Jika hasil evaluasi terhadap penguasaan kompetensi mencapai 70% maka siswa dapat
melanjutkan ke modul berikutnya. Tentu aja setelah memperoleh rekomendasi dari guru
mata pelajaran matematika yang terkait ataupun dari guru pembimbing.
Sebaliknya jika siswa masih belum dapat mencapai penguasaan kompetensi 70% maka
siswa dinyatakan belum kompeten dan siswa harus mengulang evaluasi tersebut.
Sebaiknya, perlu diadakan penelusuran terhadap penggunaan penguasaan kompetensi
dengan cara mengulang lagi tahap tahap kegiatan belajar yang belum tuntas.