Anda di halaman 1dari 18

HAKIKAT EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA

 CINDY SHADILA (1602030096)


 JULIYANTI (1602030008)
 MIA AYUDYANTHI (1602030064)
 NANDO DERMAWAN SINULINGGA (1602030124)
TES

PENGUKURAN

HAKIKAT EVALUASI
PEMBELAJARAN HUBUNGAN
MATEMATIKA

PENILAIAN

EVALUASI
TES
Tes Istilah ini berasal dari bahasa latin “testum” yang berarti sebuah
piringan atau jambangan dari tanah liat. Istilah ini dipergunakan dalam
lapangan psikologi dan selanjutnya hanya dibatasi sampai metode
psikologi, yaitu suatu cara untuk menyelidiki seseorang. Penyelidikan
tersebut dilakukan mulai dari pemberian suatu tugas kepada seseorang
atau untuk menyelesaikan suatu masalah tertentu. Pada hakikatnya tes
adalah suatu alat yang berisi serangkaian tugas yang harus dikerjakan
atau soal-soal yang harus dijawab oleh peserta didik untuk mengukur
suatu aspek perilaku tertentu. Dengan demikian, fungsi tes adalah
sebagai alat ukur.

Menurut Rusli Lutan (2000:21) tes adalah sebuah instrument yang


dipakai untuk memperoleh informasi tentang seseorang atau obyek. Tes
adalah cara penilaian yang dirancang dan dilaksanakan kepada peserta
didik pada waktu dan tempat tertentu serta dalam kondisi yang
memenuhi syarat-syarat tertentu yang jelas.
Tes dapat dipilah-pilah ke dalam berbagai kelompok. Berdasarkan
bentuknya dikenal adanya tes uraian (essay test) dan tes objektif
(objective test). Tes Uraian berdasarkan tipenya dapat dikelompokkan
menjadi dua, yakni tes uraian terbatas (restricted essay test) dan tes
uraian bebas (extended essay test). Tes objektif, berdasarkan tipenya
dapat dikelompokkan menjadi 3, yakni tes benar salah (true-false test),
tes menjodohkan (mathcing test), dan tes pilihan ganda (multiple
choice test).

Beberapa tipe tes tersebut masih dapat dikelompokkan lagi menjadi


beberapa jenis tes berdasarkan ragam dan karakternya. Tes
berdasarkan cara melakukannya juga dapat dipilih menjadi tes tertulis,
tes lisan, dan tes perbuatan. Informasi tentang trait/atribut pendidikan
atau psikologis dapat juga didapatkan dengan cara nontes. Misalnya
dengan melakukan observasi, wawancara, angket, sosiometri, catatan
anecdote, dan sebagainya. Uraian lebih lanjut tentang tes dan nontes
akan dipaparkan lebih rinci pada bagian lain buku ini.
PENGUKURAN
Pengukuran adalah suatu proses atau kegiatan untuk menentukan
kuantitas “sesuatu”. Kata “sesuatu” bisa berarti peserta didik, guru,
gedung sekolah, meja belajar, papan tulis, dll. Dalam proses pengukuran
tentu guru harus menggunakan alat ukur (tes atau non tes). Alat ukur
tersebut harus standar, yaitu memiliki derajat validitas dan reliabilitas yang
tinggi.Pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau
usaha memperoleh deskripsi numeric dari suatu tingkatan dimana
seseorang peserta didik telah mencapai karakteristik tertentu.

Menurut Gronlund yang dikutip Sridadi (2007) pengukuran suatu kegiatan


atau proses untuk memperoleh deskripsi numerik dan tingkatan atau
derajat karakteristik khusus yang dimiliki individu
Pengukuran menjadi kompleks dan rumit bila kita dihadapkan pada
pengukuran tentang kecepatan cahaya, ketinggian puncak gunung,
daya penglihatan, kemampuan pendengaran, kecerdasan,
kematangan, dan kepribadian seseorang. Alat ukur dan formulasinya
sangat khusus dan hanya orang yang ahli di bidangnya yang bisa
melakukannya. Dengan kata lain, tidak semua orang bisa melakukan
pengukuran dalam semua bidang dengan baik. Demikian juga halnya
dengan pengukuran dalam dunia pendidikan, yang pada umumnya
hanya bisa dilakukan oleh orang-orang ahli di bidang pendidikan.
Kemampuan ini merupakan kemampuan profesional guru. Tanpa
melakukan pengukuran, seorang guru tidak akan mengetahui
kemajuan proses belajar mengajar yang dikelolanya. Berdasarkan
uraian tersebut dapat diketahui ada dua karakter pengukuran, yakni
pemakaian angka atau skala tertentu, dan pemakaian atauran atau
formula tertentu.
PENILAIAN
Groundlund (1971:6) mengungkapkan bahwa penilaian merupakan
deskripsi kualitatif dari tingkah laku siswa baik yang didasarkan pada
hasil pengukuran (tes) maupun bukan hasil pengukuran (nontes:
catatan anekdot, observasi, wawancara dll).

Menurut Depag yang dikutip Sridadi (2007) penilaian adalah suatu


usaha untuk mengumpulkan berbagai informasi secara
berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil belajar
yang telah dicapai oleh siswa melalui kegiatan belajar mengajar yang
ditetapkan sehingga dapat dijadikan dasar untuk menentukan langkah
selanjutnya
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan
berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses dan
hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan
berdasarkan kriteria dari pertimbangan tertentu. Kegiatan penilaian
harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan
kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai
perkembangan belajarnya secara optimal. Implikasinya adalah kegiatan
penilaian harus digunakan sebagai cara atau teknik untuk mendidik
sesuai dengan prinsip pedagogis. Guru harus menyadari bahwa
kemajuan belajar perserta didik merupakan salah satu indikator
keberhasilan dalam pembelajaran. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.
Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif dalam
kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan
dengan proses pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.
Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan mencakup
semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui keberhasilan
belajar siswa dengan cara menilai unjuk kerja individu peserta didik atau
kelompok.
EVALUASI
Istilah evaluasi pembelajaran sering disamaartikan dengan ujian.
Meskipun saling berkaitan, akan tetapi tidak mencakup keseluruhan
makna yang sebenarnya. Ujian ulangan harian yang dilakukan guru di
kelas atau bahkan ujian akhir sekolah sekalipun, belum dapat
menggambarkan esensi evaluasi pembelajaran, terutama bila dikaitkan
dengan penerapan kurikulum 2013. Sebab, evaluasi pembelajaran pada
dasarnya bukan hanya menilai hasil belajar, tetapi juga proses-proses
yang dilalui pendidik dan peserta didik dalam keseluruhan proses
pembelajaran. Istilah tes, pengukuran(measurement),
penilaian(assesment) dan evaluasi sering disalahartikan dan
disalahgunakan dalam praktik evaluasi. Secara konsepsional istilah-istilah
tersebut sebenarnya berbeda satu sama lain, meskipun mempunyai
keterkaitan yang sangat erat
Tes adalah pemberian suatu tugas atau rangkaian tugas dalam bentuk soal
atau perintah/suruhan lain yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Hasil
pelaksanaan tugas tersebut digunakan untuk menarik kesimpulan-kesimpulan
tertentu terhadap peserta didik.

Pengukuran(measurement) adalah suatu proses untuk menentukan kuantitas


daripada sesuatu. Sesuatu itu bisa berarti peserta didik, starategi
pembelajaran, sarana prasana sekolah dan sebagainya. Untuk melakukan
pengukuran tentu dibutuhkan alat ukur. Dalam bidang pendidikan, psikologi,
maupun variabel-variabel sosial lainnya, kegiatan pengukuran biasanya
menggunakan tes sebagai alat ukur.

Sedangkan penilaian(assesment)adalah suatu proses atau kegiatan yang


sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang
proses dan hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-
keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu (Arifin, 2013:4).
Jika dilihat dalam konteks yang lebih luas, keputusan tersebut dapat
menyangkut keputusan tentang peserta didik (seperti nilai yang akan
diberikan), keputusan tentang kurikulum dan program atau juga keputusan
tentang kebijakan pendidikan.
Jadi Evaluasi adalah suatu proses bukan suatu hasil (produk). Hasil
yang diperoleh dari kegiatan evaluasi adalah gambaran kualitas
daripada sesuatu, baik yang menyangkut tentang nilai atau arti.
Sedangkan kegiatan untuk sampai kepada pemberian nilai dan arti
itu adalah evaluasi. Gambaran kualitas yang dimaksud merupakan
konsekuensi logis dari proses evaluasi yang dilakukan. Proses
tersebut tentu dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan, dalam
arti terencana, sesuai dengan prosedur dan aturan, dan terus
menerus.
PROSES EVALUASI
Apabila sekolah diumpamakan sebagai tempat untuk proses produksi,
dan calon peserta didik diumpamakan sebagai bahan mentah, maka
lulusan dari sekolah itu hampir sama dengan pruduk hasil olahan yang
sudah siap digunakan disebut juga dengan ungkapan transformasi.

 Input adalah bahan mentah yang dimasukkan kedalam transformasi.


Dalam dunia sekolah maka yang dimaksud dengan bahan mentah
adalah calon peserta didik yang baru akan memasuki sekolah.
Sebelum memasuki sesuatu tingkat sekolah (institusi) calon peserta
didik itu dinilai dahulu kemampuannya. Dengan penelitian itu diketahui
apakah kelak akan mampu mengikuti pelajaran dan melaksanakan
tugas-tugas yang akan diberikan kepadanya.

 Ouput: Adalah bahan jadi yang dihasilkan oleh transformasi. Yang


dimaksud dalam pembicaraan ini adalah peserta didik lulusan sekolah
yang bersangkutan untuk dapat menentukan apakah peserta didik
berhak lulus atau tidak, perlu diadakan kegiatan penilian.
 Transformasi: adalah mesin yang bertugas mengubah bahan
mentah menjadi bahan jadi. Dalam dunia sekolah, sekolah itulah
yang dimaksud dengan transformasi. Sekolah itu sendiri terdiri dari
beberapa mesin yang menyebabkan berhasil atau gagalnya sebagai
tranformasi. Bahan jadi yang diharapkan dalam hal ini peserta didik
lulusan sekolah ditentukan oleh beberapa faktor sebagai akibat
pekerjaannya unsur-unsur yang ada.

 Umpan Balik(feed back): adalah segala informasi baik yang


menyangkut output maupun transformasi. Umpan balik ini diperlukan
sekali untuk memperbaiki input maupun transformasi. Lulusan yang
kurang bermutu atau yang tidak siap pakai yang belum memenuhi
harapan, akan menggugah semua pihak untuk mengambil tindakan
yang berhubungan dengan penyebab kurang bermutunya lulusan.
Dari itu maka jelas penilaian bahwa di sekolah meliputi banyak segi:
calon peserta didik, guru, metode, lulusan dan proses pendidikan
secara menyeluruh turut menentukan peranan.
TUJAN DAN FUNGSI EVALUASI PEMBELAJARAN
Secara umum tujuan evaluasi pembelajaran adalah untuk mengetahui
keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran secara luas. Sistem
pembelajaran dimaksud meliputi: tujuan, materi, metode, media, sumber
belajar, lingkungan maupun sistem penilaian itu sendiri. Selain itu,
evaluasi pembelajaran juga ditujukan untuk menilai efektifitas strategi
pembelajaran, menilai dan meningkatkan efektifitas program kurikulum,
menilai dan meningkatkan efektifitas pembelajaran, membantu belajar
peserta didik, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan peserta didik,
serta untuk menyediakan data yang membantu dalam membuat
keputusan. Chittenden (1994) secara simpel mengklasifikasikan tujuan
penilaian (assessment purpose) adalah untuk (1). keeping track, (2).
checkingup, (3). finding-out, and (4). summing-up.
Dengan mengetahui makna penilaian ditinjau dari berbagai segi dalam sistem
pendidikan, maka dengan cara lain dapat dikatakan bahwa tujuan atau fungsi
penilaian ada beberapa hal:

1. Penilaian berfungsi selektif.


2. Penilaian berfungsi diagnotik.
3. Penilaian berfungsi sebagai penempatan.
4. Penilaian berfungsi sebagai pengukur keberhasilan

Selain dari itu penilaian juga berguna bagi semua pihak pemangku
kepentingan, mulai dari peserta didik, tenaga pengajar, sekolah dan juga masyarakat.
HUBUNGAN TES , PENILAIAN, PENGUKURAN DAN
EVALUASI
Menurut Zainul & Nasution (2001) Hubungan antara tes, pengukuran,
dan evaluasi adalah sebagai berikut. Evaluasi belajar baru dapat
dilakukan dengan baik dan benar apabila menggunakan informasi yang
diperoleh melalui pengukuran yang menggunakan tes sebagai alat
ukurnya. Akan tetapi tentu saja tes hanya merupakan salah satu alat
ukur yang dapat digunakan karena informasi tentang hasil belajar
tersebut dapat pula diperoleh tidak melalui tes, misalnya menggunakan
alat ukur non tes seperti observasi, skala rating, dan lain-lain.

Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa guru mengukur


berbagai kemampuan siswa. Apabila guru melangkah lebih jauh dalam
menginterpretasikan skor sebagai hasil pengukuran tersebut dengan
menggunakan standar tertentu untuk menentukan nilai atas dasar
pertimbangan tertentu, maka kegiatan guru tersebut telah melangkah
lebih jauh menjadi evaluasi. Untuk mengungkapkan hubungan antara
asesmen dan evaluasi, Gabel (1993) mengungkapkan bahwa evaluasi
merupakan proses pemberian penilaian terhadap data atau hasil yang
diperoleh melalui asesmen.
Sebenarnya proses pengukuran, penilaian, evaluasi dan pengujian
merupakan suatu kegiatan atau proses yang bersifat hirarkis. Artinya
kegiatan dilakukan secara berurutan dan berjenjang yaitu dimulai dari
proses tes kemudian pengukuran kemudian penilaian dan terakhir
evaluasi. Sedangkan proses tes merupakan bagian dari pengukuran
yang dilanjutkan dengan kegiatan penilaian.
Evaluasi pembelajaran adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan, dan menyeluruh dalam rangka pengendalian,
penjaminan, dan penetapan kualitas (nilai dan arti) pembelajaran
terhadap berbagai komponen pembelajaran berdasarkan pertimbangan
dan kriteria tertentu, sebagai bentuk pertanggungjawaban guru dalam
melaksanakan pembelajaran.
Penilaian hasil belajar adalah suatu proses atau kegiatan yang
sistematis, berkelanjutan, menyeluruh dalam rangka pengumpulan dan
pengolahan informasi untuk menilai pencapaian proses dan hasil belajar
peserta didik.
TERIMA KASIH.

Anda mungkin juga menyukai