DAN KEMAMPUAN
Oleh
DWI SETIAWATI RADJAK
200108220002
Abstrak
Hirarki di Matematika Sebuah tema yang sebelumnya adalah asumsi bahwa matematika
memiliki tetap unik hirarki struktur. Analog dari tesis ini meliputi asumsi yang
pembelajaran matematika paling terorganisir dengan cara ini, bahwa kemampuan matematika
adalah terstruktur dengan cara ini, dan masyarakat yang memiliki struktur yang lebih atau kurang
hierarkis tetap, yang mana pendidikan harus mencerminkan. Ini adalah asumsi sosial yang
mendalam dan pendidikan penting, penjamin pembahasannya untuk diri mereka sendiri.
I. Pendahuluan
II. Pembahasan
2
Dengan membedakan masalah formal dengan informal matematika
merupakan bukti bahwa klaim ini paling baik dibuat untuk matematika formal.
Untuk dua domain yang mengisyaratkan konteks makna, akan dikemukakan
berikut ini. Karena struktur merupakan salah satu karakteristik pengetahuan
matematika, klaim ini bisa juga berada dalam asumsi yang tidak dibenarkan
dimana ada struktur yang unik pada matematika.
Sebagaimana telah kita lihat hierarki dapat didefinisikan dengan cara lain,
yang paling menonjol, memiliki hirarki istilah dan definisi. Meskipun hal ini
hampir tidak signifikan dalam matematika sebagai struktur deduktif, argumen
yang sama dapat ditransposisikan dalam bidang ini. Untuk struktur deduktif
teori apapun disertai dengan definisi hirarki, dan hampir sebanyak struktur
definisi yang ada deduktif. Jadi tidak ada definisi hirarki yang unik. Untuk lebih
lanjut, hierarki global digunakan dalam matematika. Dalam teori individul atau
domain beberapa hierarki tentu memang ada, seperti derajat turing (dari
unsolvability) dalam teori rekursi (lonceng dan machover, 1977).
Ada anggapan lebih lanjut mengenai dalam sifat dan struktur pengetahuan
matematika yang layak impor pemeriksaan karena pendidikannya. Ini adalah
asumsi bahwa matematika dapat dianalisa menjadi komponen-komponen
pengetahuan diskrit, jumlah tidak terstruktur (atau lebih tepatnya set) yang lebih
tepatnya merupakan disiplin. Anggapan ini mensyaratkan bahwa proposisi
matematika adalah pembawa independen makna dan signifikansi.
Membedakan antara formal, informal dan wacana matematika sosial, jelas
bahwa tuduhan ini yang terbaik dibuat untuk matematika formal. Selama dua
domain lainnya mengandaikan makna konteks, seperti yang akan dikatakan di
bawah ini. Karena struktur adalah salah satu ciri pengetahuan matematika,
tuduhan ini juga dapat beristirahat dianggap yang tidak beralasan bahwa ada
struktur yang unik untuk matematika. Hal ini mungkin diperlukan agar ketika
diskrit 'molekul' pengetahuan adalah rekombinasi, tetap dan ditentukan seluruh
(tubuh pengetahuan matematika) hasil: kami telah membuang anggapan kedua
di atas. Namun, perkiraan bahwa proposisi matematika adalah pembawa makna
3
bebas dan signifikansi juga gagal.
Pertama-tama, ekspresi matematika formal maknanya berasal dari teori
aksiomatik atau sistem formal di mana mereka muncul. Tanpa konteks
ini mereka kehilangan beberapa signifikansi mereka, dan struktur yang
dikenakan oleh teori kegagalan.
Kedua, ekspresi matematika formal secara tegas makna semantik mereka
dari kelas interpretasi atau interpretasi yang dimaksudkan terkait dengan
teori formal diberikan dan bahasa. semantik tersebut telah menjadi
bagian standar yang masuk akal secara resmi sejak Tarski (1936). bangsa
ini telah diperpanjang untuk perawatan teori-teori ilmiah secara resmi
oleh sneed (1971), yang menambahkan kelas penafsiran dimaksudkan
untuk struktur secara resmi dari teori. Jadi perbedaan ungkapan
matematika ke bagian terisolasi dan diskrit menyangkal mereka banyak
signifikansi mereka dan semua makna semantik. ungkapan tersebut
akibatnya memiliki sedikit tuduhan dianggap sebagai komponen
"molekul" pengetahuan matematika.
Bahkan lebih dari pada di atas, ungkapan matematika informal wacana
memiliki makna yang tersirat berkaitan dengan latar belakang teori dan konteks
keseluruhan. Untuk aturan dan makna yang mengatur ekspresi seperti tidak
memiliki ketentuan formal tepat, tetapi lebih bergantung pada aturan
implicit/mutlak penggunaan (Wittgenstein, 1955). Model semantik bahasa baik
formal dan informal semakin menarik konteks ujaran (barwise dan perry, 1982).
Apakah diekspresikan dalam bahasa formal atau informal, ekspresi matematika
tidak dapat dianggap sebagai berdiri sendiri, makna bebas. Jadi matematika
tidak dapat diwakili hanya sebagai satu set 'molekul' proposisi, karena ini tidak
mewakili hubungan struktural antara proposisi, serta kehilangan maknanya
tergantung pada konteks.
5
kondisi peserta didiknya agar mampu menguasai konsep – konsep yang akan
dipelajari mulai dari yang sederhana sampai yang lebih kompleks. Akibatnya,
berdasarkan pandangan ini, pengetahuan matematika diatur secara unik. Akan
tetapi dari dua asumsi tersebut sifatnya problematik dan terbuka pada kritik.
7
2. Kritik terhadap Pandangan Hirarkis Kemampuan Matematis
8
3. Pandangan Hirarkis dari Kemampuan dalam Kurikulum Nasional
III. Simpulan
Ernest, Paul. 1991. The Philosophy of Mathematics Education. Routledge Falmer, Taylor &
Francis Group.
Gagne, R.M. (1983). Some Issues in the Psychology of Mathematics Instruction. Journal for
Research in Mathematics Education. 14 (1)
Lubis, Asnarni. 2014. Dasar – Dasar Pendidikan MIPA. Medan: Universitas Muslim
Nusantara.
https://keindahanmatematika.wordpress.com/2014/01/04/hirarki-dalam-matematika-
belajar-kemampuan-dan-masyarakat/. Diakses 16 April 2021
https://arfisuhanda.wordpress.com/2016/03/14/hirarki-dalam-pembelajaran-matematika/.
Diakses 16 April 2021
http://agusjnaibaho.blogspot.com/2016/02/i-hirarki-dalam-matematika.html?m=1. Diakses
16 April 2021
Shadiq Fadjar. Hirarki Belajar: Suatu Teori Dari Gagne : Widyaiswara PPPG
Matematika.
10