MAKALAH MATEMATIKA
DOSEN PEMBIMBING :
Linda, M.Pd
DISUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr.wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah dengan judul “Hierarki Pembelajaran Matematika” ini dapat tersusun
hingga selesai.
Tidak lupa juga kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Pendidikan
Matematika SD 1.
Selain itu, pembuatan makalah ini juga bertujuan agar menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para pembaca. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman maka
kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempuraan makalah
ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca.
Wassalamu’alaikum wr.wb
i
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................. i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................1
A. Kesimpulan...............................................................................................................9
B. Saran.........................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................10
ii
iii
iii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Matematika adalah ilmu terstruktur yang terorganisasikan. Hal ini karena matematika
dimulai dari unsur yang tidak didefinisikan, kemudian unsur yang didefinisikan ke
aksioma atau postulat dan akhirnya pada teorema. Konsep-konsep matematika tersusun
secara hierarkis, terstruktur, logis, dan sistematis mulai dari konsep yang paling
Matematika merupakan displin ilmu yang digunakan dalam setiap aspek kehidupan di
dunia, mulai dari bidang olahraga, seni, ekonomi, fisika, kimia, biologi, astronomi, dll.
Sehingga matematika menjadi disiplin ilmu yang unik dan sangat berpengaruh dalam
bidang lainnya. Dan dengan demikian, kami akan membahas makalah yang berjudul
Mengapa kita perlu mengetahui apa itu hierarki dalam pembelajaran matematika?
sehingga ada dasar yang harus dikuasai sebelum belajar ke tingkat berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Dalam rangka menyelesaikan tugas makalah kami, maka kami menemukan beberapa
1
2
C. TUJUAN
D. MANFAAT
Adapun Manfaat nya adalah agar Mahasiswa dapat memahami dan mempelajari terhadap
uraian di atas.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
4
bagi matematika formal, karena terbentuk dari banyak sekali teori yang berbeda dan
pembentukan teori, semuanya dengan struktur dan hirarkinya sendiri.
Dengan membedakan masalah formal dengan informal matematika merupakan bukti
bahwa klaim ini paling baik dibuat untuk matematika formal. Untuk dua domain yang
mengisyaratkan konteks makna, akan dikemukakan berikut ini. Karena struktur
merupakan salah satu karakteristik pengetahuan matematika, klaim ini bisa juga berada
dalam asumsi yang tidak dibenarkan dimana ada struktur yang unik pada matematika.
B. HIRARKI DALAM BELAJAR MATEMATIKA
Seringkali diklaim bahwa belajar matematika sifatnya hirarkis, berarti bahwa ada item
pengetahuan dan keterampilan yang memerlukan prasyarat untuk belajar item
pengetahuan matematika. Pandangan semacam ini diwujudkan dalam teori Piaget tentang
perkembangan intelektual. Piaget menyatakan rangkaian empat tahap (sensori motor,
pre-operasional, operasional konkrit, operasi formal) yang membentuk hirarki
perkembangan. Pelajar harus menguasai operasi pada satu tahap sebelum dia siap
berpikir dan menjalankan level selanjutnya. Namun aspek hirarki yang kaku dari teori
Piaget telah dikritisi oleh Brown dan Desforges. Sehingga Piaget menciptakan istilah
“decalage” untuk menggambarkan kompetensi hirarki yang melampaui (transgressing).
Psikolog lain yang menyatakan bahwa belajar sifatnya hirarkis adalah Gagne. Dia
mengemukakan bahwa topik hanya bisa dipelajari ketika hirarki prasyaratnya telah
dipelajari. Topik pada (item pengetahuan) pada level tertentu harus didukung oleh satu
atau lebih topik pada level selanjutnya yang lebih rendah. Setiap orang tidak akan
mampu belajar topik tertentu jika dia gagal mencapai topik bawahnya yang mendukung.
Dua psikolog representatif yang berpengaruh dari tradisi perkembangan dan
behaviorist telah membuat penelitian spesial tentang matematika. Dalam pendidikan
matematika, ada penelitian empirik yang mempunyai pokok isi untuk menemukan hirarki
belajar dalam matematika.
Teori dan karya empirik merupakan pilihan kecil dari penelitian yang berkaitan
dengan identifikasi hirarki dalam belajar matematika. Penelitian semacam ini, bisa
dipasangkan dengan pandangan sifat matematika dari para absolutist-foundationist, telah
mengarahkan pada kepercayaan yang luas bahwa belajar matematika mengikuti urutan
hirarki.
Pandangan hirarkis belajar matematika berada dalam dua asumsi. Pertama, selama
belajar, konsep dan keterampilan diperlukan. Sehingga menurut beberapa pengalaman
4
5
belajar sebelumnya seorang pelajar akan kekurangan konsep dan keterampilan, dan
setelah pengalaman belajar yang tepat dan berhasil, pelajar akan memiliki atau mendapat
konsep dan keterampilan. Kedua, kemahiran konsep dan keterampilan matematika
tergantung pada kepemilikan konsep dan keterampilan sebelumnya. Hubungan
ketergantungan ini berada diantara konsep dan keterampilan yang memberikan struktur
pada hirarki belajar. Sehingga untuk mempelajari konsep level n +1, pelajar harus sudah
mendapat konsep yang tepat dari level n (namun tidak perlu semua level). Dalam
pembelajaran matematika, guru seharusnya menyiapkan kondisi peserta didiknya agar
mampu menguasai konsep – konsep yang akan dipelajari mulai dari yang sederhana
sampai yang lebih kompleks. Akibatnya, berdasarkan pandangan ini, pengetahuan
matematika diatur secara unik. Akan tetapi dari dua asumsi tersebut sifatnya problematik
dan terbuka pada kritik.
C. HIERARKI KEMAMPUAN MATEMATIKA
Intelgensi umum merupakan kekuatan mental yang dibawa sejak lahir yang sedikit
berubah dalam tingkatannya karena lingkungan meskipun perwujudan dan arahnya
ditentukan oleh pengalaman. Dalam Intelegensi umum, kemampuan matematika telah
diidentifikasi sebagai faktor utama, sehingga menimbulkan persepsi bahwa kemampuan
matematika dari seseorang sifatnya tetap dan kekal. Akibatnya kemampuan matematika
mempengaruhi tumbuh dan berkembangnya kemampuan dibidang lainnya.
Dalam kemampuan matematis, terdapat kritikan terhadap pandangan hirarki
kemampuan matematis yang didasari adanya teori sosiologis dan psikologis. Argumen
sosiologis yang menolak pandangan hirarakis tentang kemampuan dalam matematika
berasal dari teori labelling. Teori Labelling merupakan teori yang memiliki kaitan yang
kuat antara latar belakang sosial dan kinerja pendidikan dari hampir semua jenis
merupakan yang paling lama dibangun dan merupakan hasil yang paling didukung dalam
penelitian sosial dan pendidikan. Segi utama dari pemberian label seseorang sebagai
orang yang mencapai kemampuan matematika rendah, misalnya seringnya pemenuhan
diri, sehingga kemampuan yang tersebar luas dalam pengajaran matematika, meskipun
hanya terkait dengan ukuran pencapaian, telah memiliki pengaruh pemberian label
dengan dasar kemampuan, dan akhirnya akan mempengaruhi prestasi dalam bidang
matematika, dan menjadi pemenuhan diri.
Dasar teoritis kedua untuk menolak pandangan kemampuan hirarkis adalah
psikologis. Hal ini karena ada tradisi dalam psikologi untuk menolak gagasan
kemampuan tetap, dan menghubungkan perkembangan psikologis dengan pengalaman
5
6
sosial. Sehingga menurut teori psikologis konsep kemampuan matematis yang sifatnya
lebih tidak tetap dan tidak begitu hirarkis.
pembelajaran yang bersifat hierarki yaitu tersusun dan bertingkat. Sedangkan kurikulum
adalah suatu perangkat atau sistem rencana dalam aktivitas belajar mengajar. Oleh karena
itu, mereka memiliki hubungan agar memiliki sebuah tahapan kegiatan rencana
matematika yaitu:
1. Materi matematika
3. Sumber belajar
• Menguji kesiapan siswa untuk belajar pokok atau sub pokok bahasan
6
7
6. Strategi postasesmen
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung
1. Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk
kepribadian siswa
dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut:
Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui
memecahkan masalah.
gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam
menjelaskan gagasan.
7
8
1. Fakta, yaitu segala hal yang berwujud kenyataan dan kebenaran. Fakta dipelajari dengan
2. Konsep, yaitu segala yang berwujud pengertian-pengertian baru yang bisa timbul sebagai
hasil pemikiran, meliputi definisi pengertian, ciri khusus, hakikat, inti atau isi dan lain
sebagainya. Siswa dikatakan telah mempelajari suatu konsep jika ia telah dpat membedakan
3. Prinsip, yaitu berupa hal-hal utama, pokok, dan memiliki posisi terpenting, meliputi dalil,
rumus, adagium, postulat, paradigma, teorema, serta hubungan antar konsep yang
8
BAB III
A. PENUTUP
yang dilakukan secara tersusun dari bawah ke atas. Matematika memiliki hubungan dengan
kurikulum dikarenakan agar terciptanya tahapan kegiatan dalam belajar mengajar dan
matematika memiliki tujuan pembelajaran di sekolah yaitu, (1)Tujuan yang bersifat formal,
menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa (2.) Tujuan yang
matematika. Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku
standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut: Melatih cara berpikir dan
Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan
mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan,
konsep, prinsip, prosedur. Ruang lingkup matematika adalah aljabar, pengukuran dan
ditekankan pada kemampuan melakukan dan menggunakan operasi hitung pada persamaan,
menggunakan sifat dan aturan dalam menentukan porsi, jarak, sudut, volume, dan
tranfrormasi. c. Peluang dan statistika ditekankan pada menyajikan dan meringkas data
9
10
persamaan, dan identitas trigonometri. e. Kalkulus ditekankan pada mengunakan konsep limit
B. SARAN
Semoga makalah dapat bermanfaat serta bisa menambah pengetahuan bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA
a. https://fliphtml5.com/qkgyb/kxmq/basic
b. https://docs.google.com/document/u/0/d/1P__WbFGKTwgP4_Adk2geHem7jkjLX1G/
mobilebasic
c. https://rafikaterritory.wordpress.com/2017/03/01/makalah-hierarkipembelajaran-
matematike/
d. http://sunahermi.blogspot.com/2014/03/belajar-pembelajaran-hirarkibelajar.html?
m=1
e. https://arfisuhanda.wordpress.com/2016/03/14/hirarki-dalam-pembelajaran-matematika/
f. Ernest, Paul. 1991. The Philosophy of Mathematics Education. Routledge Falmer,Taylor &
Francis Group.
g. Lubis, Asnarni. 2014. Dasar – Dasar Pendidikan MIPA. Medan: Universitas Muslim
Nusantara.
10