Kelompok VII
Fajar (230007301052)
Magfirah (230007301060)
Fenny (230007301061)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................iii
BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................2
BAB II. KAJIAN TEORI....................................................................................3
A. Pembentukan dan Pemahaman Konsep.....................................................3
B. Definisi Pembentukam Konsep Matematika.............................................6
C. Penamaan dan Komunikasi Konsep Matematika......................................8
D. Mempelajari Konsep Matematika............................................................10
E. Implikasi Pembentukan Konsep Matematika dalam Pembelajaran
Matematika..............................................................................................11
BAB III. PENUTUP...........................................................................................14
A. Kesimpulan..............................................................................................14
B. Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Konsep berasal dari bahasa Latin, conceptus, tangkapan, rancangan,
pendapat, ide, gagasan. Konsep dapat diartikan sebagai kegiatan atau proses
berpikir, daya berpikir dan khususnya penalaran dan pertimbangan, serta produk
proses berpikir, seperti ide, angan-angan, atau penemuan. Konsep merupakan
salah satu aspek terpenting yang terkandung dalam matematika, hal ini sejalan
dengan pendapat Fatqurhohman (2016) yang mengatakan bahwa salah satu kunci
keberhasilan dalam belajar matematika adalah penguasaan konsep.
Pembentukan konsep dalam matematika terjadi melalui abstraksi, dan
proses penyempurnaan abstraksi dapat digambarkan sebagai rangkaian penjelasan.
Meskipun pembicaraan tentang objek abstrak secara alami melibatkan sudut
pandang ontologis, merumuskan penjelasan tidak perlu memiliki implikasi
ontologis apa pun. Menganggap objek matematika sebagai objek abstrak tentu
saja bukan hal yang baru.
Ahli psikologi telah menyadari bahwa begitu pentingnya konsep dalam
proses berpikir, namun sampai saat ini belum ada pengertian standar tentang
konsep yang disepakati secara umum. Sehingga pengertian konsep yang
dikemukakan berdasarkan sudut pandang dan kebutuhan masing-masing.
Konsep-konsep dalam matematika pada umumnya disusun dari fakta-fakta
dan konsep-konsep terdahulu. Sedang untuk menunjukkan sesuatu konsep
tertentu, digunakan batasan atau definisi (Soedjadi, 1985). Karena karakteristik
materi matematika yang hirarkis, maka suatu konsep dalam matematika pada
umumnya digunakan secara berkesinambungan untuk menjelaskan konsep-konsep
yang lain.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan menjadi kiblat pembahasan
dalam makalah ini, yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan Pembentukan dan Pemahaman Konsep?
2. Apakah yang dimaksud dengan Pembentukan Konsep Matematika?
1
2
KAJIAN TEORI
1. Pembentukan Konsep
3
abstraksi dan idealisasi, misalnya pembentukan konsep kubus dan kerucut,
dan;
4
5
pemahaman konsep hanya ada satu konsep dan menggunakan kriteria yang
diberikan oleh guru, pelajar mencoba menentukan identitas dan definisi
konsep itu. Bruner (Degeng, 1989) mengembangkan 3 strategi
pengorganisasian pengajaran pemahaman konsep, yaitu:
a. Model penerimaan;
b. Model pilihan;dan
c. Model dengan contoh yang tak terorganisasi.
Model penerimaan mengacu pada kepada strategi pengorganisasian
contoh-contoh konsep dengan memberi tanda “ya” bila contoh itu menjadi
contoh konsep, dan tanda “tidak” bila contoh itu bukan contoh konsep.
Model pilihan mengacu kepada strategi pengorganisasian contoh-contoh
konsep tanpa memberi tanda “ya” atau “tidak”. Sedangkan model contoh
yang tak terorganisasi mengacu pada strategi pemahaman konsep dengan
menggunakan contoh-contoh yang tak terorganisasi dalam lingkungan
kehidupan yang sesungguhnya.
Langkah-langkah strategi pengajaran pemahaman konsep untuk
masing-masing model dapat dipaparkan secara berturut-turut dalam tabel
sebagai berikut:
definisi berdasarkan
karakteristik pokok
C1 C2 C3 Cn
lalu dari seseorang itu akan memengaruhi terjadinya proses belajar materi
matematika tersebut. Menurut Coney, ada beberapa cara yang dapat
ditempuh dalam mengajarkan konsep matematika, khususnya pada siswa
yang berada pada tahap berpikir operasi formal, yaitu:
1. Pendefinisian (Defining). Membuat definisi adalah langkah yang baik
karena definisi menggunakan bahasa yang singkat tetapi padat dan
terstruktur.
2. Menyatakan syarat cukup. Misalnya, suatu fungsi f yang didefinisikan
pada D, yaitu: jika maka f satu-satu, dapat dikatakan bahwa syarat cukup
supaya suatu fungsi satu-satunya.
3. Memberi contoh. Contoh-contoh adalah objek-objek yang ditunjuk oleh
konsep.
4. Memberi contoh disertai alasan. Pemberian contoh yang disertai alasan
relevan dengan penyajian syarat cukup.
5. Memberi kesamaan atau perbedaan objek yang dinyatakan konsep. Cara
ini menuntun siswa agar dapat membandingkan objek-objek yang diamati.
6. Memberi suatu contoh yang menyangkal. Yaitu contoh yang digunakan
untuk menyangkal kealahan generalisasi atau definisi
7. Menyatakan syarat perlu. Untuk menunjukkan pernyataan merupakan
suatu syarat perlu, biasanya digunakan tanda linguistic ‘’harus’’ atau
‘’hanya jika’’. Misal sebuah segiempat jajar genjang hanya jika (harus)
kedua pasang sisi yang berlawanan sejajar. Syarat perlu sangat berguna
untuk menghindari kesalahpahaman konsep, karena dengan syarat kita
dapat mengidentifikasi contoh objek yang tidak dinyatakan oleh konsep.
8. Memberi bukan contoh. Bukan contoh suatu konsep adalah objek yang
tidak termasuk dalam kumpulan yang ditentukan konsep. Bukan contoh
biasanya diberikan jika siswa melupakan satu atau lebih syarat perlu dari
konsep suatu objek.
9. Memberi bukan contoh disertai alasan. Langkah ini memberi contoh
disertai dengan alasan bahwa ini adalah contoh. Alasan yang menyertai
bukan contoh adalah kegagalan untuk dipenuhinya syarat perlu.
14
16
DAFTAR PUSTAKA
Suhyanto, O., & Musyrifah, E. (2016). Pengaruh strategi heuristik vee terhadap
kemampuan pemahaman konsep matematik. FIBONACCI: Jurnal
Pendidikan Matematika dan Matematika, 2(2), 40-57.
Warsito, W., Saleh, H., & Sukirwan, S. (2020). Interaksi antara pembelajaran dan
pengetahuan terhadap abstraksi matematis siswa SMP. Journal of
Authentic Research on Mathematics Education (JARME), 2(1), 11-19.
17