Anda di halaman 1dari 18

TUGAS 8

PSIKOLOGI PENDIDIKAN
‘’DISIPLIN DAN SITUASI BELAJAR‘’

OLEH:
MAGFIRAH (517023)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

2020
DISIPLIN

A. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu
lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara
etimologi berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan
perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline”
yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib (Ma’shumah & Muhsin,
2019:320). Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal
dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan
kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan
pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin
telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para
ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika memberikan definisi
yang berbeda-beda.
Terdapat beberapa tokoh yang mendefinisikan disiplin sebagai sebuah
proses yang harus ditempuh (Saya, 2020:4) yaitu ;
1. Toto Asmara : Disiplin merupakan hasil belajar dan mencakup
aspek kognitif, afektif, dan behavioral.
2. Grasindo : Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan
kita pada diri sendiri dan orang.
3. Andrias Harefa : Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan
karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan
ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau
nilai tertentu (Andrias Harefa).
4. R. F. Olivia :Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan
kelas yang teratur, program studi yang sitematik,
serta cara penetapan peraturan atau hukuman
5. Euis Sunarti : Disiplin merupakan salah satu aspek

2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
perkembangan seorang individu yang berkaitan
dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki
dan mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa
merusak harga diri anak.
6. Abdullah Sani : Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila,
adab, akhlak, dan kesopanan
7. Jim Rohn : Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan prestasi
8. Mizan Adiliah : Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada
murid supaya mereka bertindak sesuai dengan
peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat
9. Sukono : Disiplin adalah beraneka aturan yang menjadi
petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu
masyarakat agar dapat melangsungkan
keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta
terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek
kehidupan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah
serangkaian pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan
aspek kognitif, afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit
dalam kehidupan. Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih.
pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau
keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin
berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang
benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa
menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab (Ansori, 2020:131).

B. Tujuan Disiplin
Menurut Ellen G White, disiplin mempunyai tujuan sebagai berikut
(Handayani & Subakti, 2017:160):
1. Perintah atas diri
2. Menaklukan kuasa kemauan
3. Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
4. Mengajarkan menghormati orang tua dan Ilahi

3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
5. Penurutan atas dasar prinsip
6. Menghancurkan benteng setan
Sedangkan menurut Emile Durkheim, tujuan disiplin adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengembangkan suatu keteraturan dalam tindakan manusia
2. Untuk memberikan sasaran tertentu sekaligus membatasi cakrawala

C. Jenis – Jenis Disiplin


Disiplin dibagi beberapa macam atau jenis, yaitu diantaranya (Gabriella &
Tannady, 2019:122):
1. Disiplin Dalam Menggunakan Waktu
Dapat menggunakan dan membagi waktu dengan baik. Karena waktu
sangat berharga dan salah satu kunci kesuksesan adalah dengan bisa
menggunakan waktu sebaik mungkin.
2. Disiplin Dalam Beribadah
Senantiasa beribadah dengan aturan-aturan yang terdapat didalamnya.
Kedisiplinan disini sangat diperlukan, Allah SWT senantiasa menganjurkan
hamba-Nya untuk disiplin, sebagai contoh firman Allah SWT.
3. Disiplin Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara
Kedisiplinan adalah suatu hal yang sangat menentukan dalam proses
pencapaian tujuan pendidikan, jika terjadi erosi disiplin maka pencapaian
pendidikan akan terhambat, diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhinya
adalah sebagai berikut (Endriani, 2017:45):
a. Faktor tuntutan materi lebih banyak. Untuk menutupinya maka berbagai
jalan ditempuh.
b. Munculnya selera beberapa manusia yang ingin terlepas dari ikatan dan
aturan serta ingin bebas sebebasnya.
c. Pola dan sistem pendidikan yang sering berubah
d. Motivasi belajar yang menurun dari peserta didik dan para pendidik
e. Peraturan yang ada terlalu longgar
Pada dasarnya disiplin muncul dari kebiasaan hidup dan kehidupan belajar
dan mengajar yang teratur serta mencintai dan menghargai pekerjannya. Disiplin

4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
adalah proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru
membutuhkan pemahaman tentang landsasan ilmu kependidikan dan keguruan
sebab saat ini banyak terjasdi menurunnya sopan santun dan menurunnya disiplin.
Selain macam-macam disiplin diatas, terdapat juga jenis-jenis displin yang
lain yaitu (Farhah, Ahiri & Ilham, 2020:2169):
1. Disiplin Diri Pribadi
Disiplin pribadi mengangut beberapa unsur seperti adanya sesuatu yang
harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal
tersebut.
2. Disiplin Sosial
Disiplin sosial merupakan disiplin yang berhubungan dengan masyarakat
atau dalam hubungannya dengan lingkungan.
3. Disiplin Nasional
Disiplin nasional bisa diartikan sebagai status mental bangsa yang
tercermin dalam suatu perbuatan yang dalam bentuk keputusan dan ketaatan.
Dilakukan secara sadar ataupun melalui pembinaan terhadap norma-norma
kehidupan yang berlaku.

D. Manfaat Disiplin

Manfaat dari sikap disiplin adalah sebagai berikut (Pratiwi, 2020:68) :


1. Tumbuhnya Kepekaan
Anak yang tumbuh menjadi pribadi yang peka/berperasaan halus dan
percaya pada orang lain. Sikap ini bisa memudahkan dirinya mengungkapkan
perasaanya kepada orang lain, termasuk orang tuanya. Sehingga anak akan mudah
menyelami perasaan orang lain juga.
2. Tumbuhnya Kepedulian
Dengan disiplin membuat anak menjadi mempunyai integritas, selain bisa
memikul tanggung jawab, dapat memecahkan masalah dengan baik, cepat dan
mudah.
3. Mengajarkan Keteraturan
Seorang anak akan bisa mempunyai pola hidup yang teratur dan dapat
mengelola waktu yang dimilikinya dengan baik.

5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
4. Menumbuhkan Ketenangan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bayi yang tenang/ jarang menangis
ternyata dapat memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Ia juga lebih
cepet berinteraksi dengan orang lain pada tahap berikutnya.
5. Tumbuhnya Rasa Percaya Diri
Sikap ini berkembang ketika anak diberi sebuah kepercayaan untuk
melakukan suatu pekejraan yang dapat ia kerjakan dengan sendiri.
6. Tumbuhnya Kemandirian
Dengan belajar mandiri anak bisa diandalkan agar dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Anak juga bisa mengeksplorasi lingkungan dengan baik.
Disiplin adalah bimbingan yang tepat kepada anak agar sanggup atau mampu
menentukan pilihan yang bijak.
7. Tumbuhkan Keakraban
Dengan kemampuan beradaptasi yang terus diasah, anak akan menjadi
lebih cepat akrab dan ramah terhadap orang lain.
8. Membantu Perkembangan Otak
Ketika anak berusia 3 tahun, pertumbuhan otak sangat pesat, disini dia
menjadi peniru perilaku yang piawai. Ia bisa mencontoh dengan sempurna tingkah
laku orang tua yang disiplin, dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan
sikap yang positif.
9. Membantu Anak Yang “Sulit”
Terkadang pada anak yang berkebutuhan khusus kita lupa mereka juga
membutuhkan penanganan khusus, dengan disiplin untuk menekankan keteraturan
anak yang berkebutuhan khusus dapat hidup lebih baik.
10. Menumbuhkan Sikap Patuh
Dengan disiplin anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orang tua atas
kemauan sendiri.

6
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
SITUASI BELAJAR

A. Kondisi dan Situasi Belajar Mengajar


Kondisi belajar adalah suatu keadaan yang mana terjadi aktifitas
pengetahuan dan pengalaman melalui berbagai proses pengolahan mental.
Sedangkan menurut Gagne dalam bukunya “Condition of learning” (1977)
menyatakan “The occurence of learningis inferred from a difference in human
being’s performance before and after being placed in a learning situation”.
Maksudnya bahwa kondisi belajar adalah suatu situasi belajar (learning situation)
yang dapat menghasilkan perubahan perilaku (performance) pada seseorang
setelah ia ditempatkan pada situasi tersebut. Kondisi belajar dibagi atas lima
kategori belajar sebagai berikut (Buchari, 2018:109):
1. Keterampilan intelektual (Intellectual Skill)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali keterampilan bawaan (yang sebelumnya), pembimbing
dengan kata-kata atau alat lainnya, pendemonstrasian penerapan oleh siswa
dengan diberikan balikan, pemberian review.
2. Informasi verbal (Verbal Information)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali konteks dari informasi yang bermakna, kinerja
(performance) dari pengetahuan baru yang konstruktsi, balikan .
3. Strategi kognitif (Cognitive Strategy/problem solving)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali aturan-aturan dan konsep-konsep yang relevan, penyajian
situasi masalah baru yang berhasil, pendemonstrasian solusi oleh siswa.
4. Sikap (Attitude)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali informasi dan keterampilan intelektual yang relevan dengan
tindakan pribadi yang diharapkan. Pembentukan atau pengingatan kembali model
manusia yang dihormati, penguatan tindakan pribadi dengan pengalaman

7
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati
orang yang dihormati.
5. Keterampilan motorik (Motor Skill)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan
kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn keterampilan-
keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat. Setelah memahami penjelasan
mengenai kondisi belajar, tentunya dapat di pahami bahwa kondisi belajar
merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa,
sebab kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang
baik, begitu pula sebaliknya.

B. Kondisi Belajar Eksternal dan Internal


Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapatkan suatu
peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut sebenarnya
belum mengalami  proses belajar atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di
dalam proses belajar. Bila pendidikan diibaratkan dengan sebuah pabrik,maka
pabrik tersebut bila ingin menghasilkan produk yang berkualitas dimulainya
dengan memasok bahan baku yang berkualitas pula,dengan alasan semakin baik
bahan bakunya akan semakin baik pula kualitas output-nya. Belajar yang efektif
dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai
dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai (Arta Wiguna, 2020:70).
Menurut Robert. M. Gagner, ada dua kondisi belajar siswa, pertama,
kondisi belajar internal, Kondisi internal (internal condition) adalah kemampuan
yang telah ada pada diri individu sebelum ia mempelajari sesuatu yang baru
dengan kata lain berarti kondisi yang mempengaruhi belajar siswa yang
ditimbulkan oleh mereka sendiri, seperti motivasi belajar, keadaan psikologis,
fikiran dan sebagainya. Kedua, kondisi belajar eksternal, yaitu kondisi belajar
yang ditimbulkan dari luar diri mereka, dalam hal ini adalah lingkungan belajar
siswa. Kondisi eksternal adalah peristiwa khusus dan unik yang memungkinkan
belajar (Gagne, 1985), khususnya peristiwa yang mengandung stimulus yang ada
di luar diri pembelajar seperti penjadwalan, pengurutan, dan organisasi penyajian

8
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal
dan eksternal yaitu (Putri, Nirwana & Syahniar, 201998-100) :
1. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa
a. Faktor Jasmani,meliputi faktor kesehatan,kebugaran tubuh,siswa yang
badannya sehat akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang
sakit.Begitu juga sangat berpengaruh kesempurnaan dan kelengkapan
indra ( penglihatan,pendengaran,serta kelengakapan anggota fisik lainnya).
b. Faktor Psikolgis,diantaranya yang sangat berpengaruh adalah
intelegensia,perhatian,minat,bakat,motif,kematangan,kesiapan,dan
kelelahan.
2. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa
a. Keluarga
Di dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,sikap
orang tua di dalam keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik.Sikap orang tua yang otoriter,demokratis sangat berpengaruh bagi
perkembangan anak.Karena itu rumah tangga sangat berpengaruh bagi
perkembangan pribadi anak.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik meliputi guru,sarana,fasilitas,disiplin,lingkungan guru,
saraca, hubungan sekolah dengan orang tua siswa, dan lain smuanya.
c. Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan
masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan
kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam
keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat
sebagai orang dewasa. Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam
kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.

9
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
d. Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah
berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang
harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena
kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen,
maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang
bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini
kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
e. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian diatas
haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung
jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang
diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan
kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau
pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek
pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social
maupun sebagai makhluk yang bermoral.
f. Disiplin
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang
ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap
lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah peserta didik hidup
dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik
yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.

C. Pengelolaan Lingkungan Kelas


Iklim belajar yang kondusif merupakan tulang punggung dan faktor
pendorong ynag dapat memberikan daya tarik tersendiri bagi proses pembelajaran,
sebaliknya iklim belajar yang kurang menyenangkan akan menimbulkan

10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
kejenuhan dan rasa bosan, iklim belajar yang kondusif harus di tunjang oleh
berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti: sarana laborotium,
pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis
antara pesarta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri serta
penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara cepat, sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim pembelajaran yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan aktivitas serta kreativitas
peserta didik.
Lingkungan Kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan dan kegiataan sebagai berikut (Arifin, 2019:38-40):
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta
didik terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu
dan semangat belajar sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang
berperestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal
sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara
optimal, dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran
remedial.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.termasuk
dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan
menantang bagi peserta didik serta pengolaan kelas yang tepat, efektif dan
efesien.
4. Menciptakan suasana kerja sama saling menghargai, baik antara peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru dan pengeloaan pembelajaran lain.
Hal ini mengandung implikasi bahawa setiap peserta didik memiliki
kesempatan yang seluas luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa
ada rasa takut mendapatkan sanksi atau dipermalukan.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses prencanaan belajar dan pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing.
Sekali-sekali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses

11
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
perencanaan pembelajaraan, agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap
pembelajaran yang di lakasanakan.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tnggung jawab bersama antara
peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan
pada evaluasi diri (self assesement) dalam hal ini, guru sebagai fasilitator
harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka
memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang di laluinya
Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhinya di antaranya kondisi fisik yang merupakan lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat munimal
mendukung meningkatnya intesitas proses pembelajaran dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik
meliputi :
a. Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak
leluasa tidak berdesak desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu
dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar. Besarnya ruangan
kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.
Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan.
b. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
siswa, Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi proses belajar mengajar
siswa.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendali bu guru sulit mengatur karena
sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.

12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
d. Pengaturan penyimpanan barang barang.
Barang barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah
dicapai bila diperlukan dan akan digunakan bagi keperluan belajar. Barang barang
yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku
pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, khendaknya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangggu gerak kegiatan siswa.
Tentu asaja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus
dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang barang tersebut baik dri
pencurian maupun barang barang yang mudah meledak atau terbakar.
Berdasarkan pendapat Gagner diatas, maka kita dapat menyiasati kondisi
belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak menimbulkan
kejenuhan, diantaranya melalui langkah–langkah berikut (Mubarok, Mubarok &
Pasuruan, 2020:68-70):
1) Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi
dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi,
yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi
atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri,
misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat
penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik
sebagai bukti “mampu berbuat”. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-
faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan
sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana
nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan
membangkitkan minat.
2) Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru
diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan dalam
belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan
soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
3) Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan

13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap belajar
siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu
yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli
dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.
4) Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa
diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan musik dalam
ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-simulasi yang terkait
dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas,
seperti di taman, di lapangan dan lain sebagainya.

D. Kondisi untuk Belajar Keterampilan Imyelektual dan Strategi

Kondisi belajar merupakan stimuli yang datang dari luar diri mahasiswa/
siswa. Kondisi ini merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya
modifikasi tingkah laku sebagai akibat dari belajar. Menurut Gagne (1985)
tingkah laku hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam :

1. Ketrampilan Intelektual,
2. Strategi Kognitif,
3. Informasi Verbal,
4. Ketrampilan Motorik,
5. Sikap.

Kelima tingkah laku hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut (Masni,
2018:35-40):

a) Ketrampilan intelektual
Merupakan hasil pendidikan formal, kemampuan dalam
mentransformasikan simbol tertulis menjadi kata yang diucapkan, merubah
pernyataan menjadi pertanyaan, konsep dalam memecahkan masalah, dsb.
Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa untuk mempelajar
ketrampilan intelektual adalah penguasaan ketrampilan yang lebih mudah sebelum
ketrampilan berikutnya, dan adanya proses yang dapat dipakai untuk mengingat
kembali apa yang sudah dipelajari.Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi

14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
dosen/guru dalam mengajar ketrampilan intelektual adalah hubungan antara yang
dipelajari dengan materi sebelumnya, pemberian penguatan (renforcement),
informasi secara verbal atau demonstrasi, pemberitahuan tenjang tujuan yang
harus dicapai, dan pemberian ulangan-ulangan.
b) Strategi Kognitif

Merupakan kemampuan internal mahasiswa/siswa sebagai panduan dalam


berpikir, belajar,memecahkan masalah yang baru sama sekali. Strategi kognitif
merupakan tujuan utama pendidikan. Seorang mahasiswa/ siswa tidak hanya
pandai memecahkan masalah tetapi juga mampu berpikir mandiri dan membuat
keputusan berdasarkan apa yang telah dipelajari.Kondisi internal yang perlu
dimiliki mahasiswa/siswa untuk belajar strategi kognitif adalah mempunyai
ketrampilan intelektual dalam memecahkan masalah, mempunyai dasar dalam
memecahkan masalah.Kondisi eksternal yang diperlukan adalah mahasiswa/siswa
perlu dihadapkan pada situasi yang sama sekali baru, mahasiswa perlu diberi
kesempatan untuk berpikir.

c) Informasi Verbal

Merupakan suatu komponen prasarat dalam usaha mempelajari


kemampuan-kemampuan yang lain. Informasi verbal dapat dipelajari dalam
bentuk oral maupun tertulis dan berkisar dari yang paling sederhana ke
pengetahuan yang sangat kompleks. Kondisi internal harus dipunyai
mahasiswa/siswa adalah informasi yang telah dipunyai sebelumnya yang dapat
ditransfer ke dalam situasi baru, pemahaman tentang arti kata-kata atau istilah,
struktur kognitif yang sudah dipelajari sebelumnya.
Kondisi eksternal yang perlu diberikan dosen/guru adalah ringkasan pelajaran
dalam bentuk berarti dan dapat menstimulasi struktur kognitif mahasiswa/siswa,
tujuan belajar yang harus dicapai, meningkatkan/ mempertajam perbedaan-
perbedaan, mengadakan pegulangan.

d) Ketrampilan Motorik

Merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan gerakan otot dan pada
umumnya merupakan salah satu tujuan utama pengajaran. Menurut Fitts (1968)
tahap-tahap ketrampilan motorik adalah:

15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
1) Kognitif; dengan tekanan kepada belajar mengenal petunjuk-petunjuk

2)      Fiksasi; mulai mempelajari pola tingkah laku atau respons yang

dikehendak

3) Otonomi; kegiatan dilakukan secara otomatis dan ditandai dengan


peningkatan kecepatan dan daya tahan terhadap ketegangan, kecemasan,
atau gangguan dari kegiatan-kegiatan lain.

Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa dalam belajar


ketrampilan motorik adalah kemampuan untuk mengulang kembali ketrampilan
yang sederhana, kemampuan mengingat kembali pelaksanaan tingkah laku yang
bersifat rutin.Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru adalah
pemberian instruksi secara verbal penggunaan gambar baik gambar diam maupun
gerak, pemberian demonstrasi, pemberian kesempatan pada mahasiswa/siswa
untuk latihan atau praktek, pemberian umpan balik.

e) Sikap

Keadaan internal seseorang yang dapat mempengaruhi tingkah lakunya


terhadap suatu objek atau kejadian disekitarnya. Komponen sikap adalah :

1) kognitif, seseorang memerlukan konsistensi dalam tingkah lakunya;


2) efektif, berupa positip atau negatip;
3) tingkah laku, ditentukan oleh situasi pada suatu saat tertentu

Kondisi internal yang harus dimiliki mahasiswa dalam mempelajari sikap


adalah pengetahuan atau ketrampilan intelektual, ketrampilan motorik, rasa
kagum atau respek terhadap orang yang mempunyai sikap positif
Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi dosen/guru adalah pengalaman
emosional dalam melakukan sesuatu yang harus dipelajari, model tentang apa
yang harus dipelajari, penguatan setiap kali mahasiswa/ siswa menunjukkan sikap
yang diinginkan.

16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Y. Z. (2020). Penguatan Karakter Disiplin Siswa Melalui Peranan Guru
Di Sekolah Dasar., Jurnal Elementaria Edukasia, 3(1), Pp. 126–135.

Arifin, Z. (2019). Hubungan Antara Penataan Situasi Belajar Siswa dengan Hasil
Belajar Akidah Akhlak di Kelas V MI Nurul Huda Kapongan Situbondo.,
Jurnal Auladuna, 2(3), Pp. 35–41.

Arta Wiguna, I. B. A. (2020). Implementasi Metode Hynoteaching dalam


Meningkatkan Mutu Aktivitas Belajar Siswa di SMAN 7 Denpasar.,
Jurnal Penjaminan Mutu, 6(1), Pp. 68–77. Doi: 10.25078/Jpm.V6i1.1204.

Buchari, A. (2018). Peran Guru dalam Pengelolaan Pembelajaran., Jurnal Ilmiah


Iqra’, 12(2), Pp. 106–124. Doi: 10.30984/Jii.V12i2.897.

Endriani, A. (2017). Hubungan Antara Keharmonisan Keluarga dengan Sikap


Disiplin Siswa., Jurnal Paedagogy, 4(2), Pp. 42–49.

Farhah, A., Ahiri, J. And Ilham, M. (2020) ‘Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan’, Jurnal Online Program Studi
Pendidikan Ekonomi, 5(1), Pp. 2166–2172. Doi:
10.36709/Jopspe.V5i1.13326.

Gabriella, P. And Tannady, H. (2019) ‘Pengaruh Motivasi Dan Disiplin Kerja


Terhadap Kinerja Pegawai’, Sensasi, 11(2), Pp. 121–124. Available At:
Http://Seminar-Id.Com/Prosiding/Index.Php/Sensasi/Article/View/281.

Handayani, E. S. & Subakti, H. (2017). Pengaruh Disiplin Belajar terhadap Hasil


Belajar Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar., Jurnal Basicedu, 1(1), Pp.
151–164.

Ma’shumah, F. & Muhsin (2019). Pengaruh Motivasi Belajar, Disiplin Belajar,


Cara Belajar dan Interaksi Teman Sebaya terhadap Kesiapan Belajar.,
Economic Education Analysis Journal, 8(1), Pp. 318–332.

Masni, H. (2018). Strategi Meningkatkan Motivasi Belajar Mahasiswa., Dikdaya,

17
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
5(1), Pp. 34–45.

Mubarok, A., Mubarok, A. & Pasuruan, U. Y. (2020). Dampak Model Pendidikan


Keluarga., Jurnal Pendidikan Agama Islam, 5(2), Pp. 60–72.

Pratiwi, S. I. (2020). Pengaruh Ekstrakurikuler Pramuka terhadap Karakter


Disiplin Siswa Sekolah Dasar., Edukatif : Jurnal Ilmu Pendidikan, 2(1),
Pp. 62–70. Doi: 10.31004/Edukatif.V2i1.90.

Putri, N. E., Nirwana, H. & Syahniar, S. (2019). Hubungan Kondisi Lingkungan


Keluarga dengan Hasil Belajar Siswa Sekolah Menengah Atas., Jpgi
(Jurnal Penelitian Guru Indonesia), 3(2), Pp. 98–102. Doi:
10.29210/02268jpgi0005.

Saya, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa., Jurnal Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
1(1), Pp. 1–6.

18
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE

Anda mungkin juga menyukai