PSIKOLOGI PENDIDIKAN
‘’DISIPLIN DAN SITUASI BELAJAR‘’
OLEH:
MAGFIRAH (517023)
2020
DISIPLIN
A. Pengertian Disiplin
Disiplin merupakan istilah yang sudah memasyarakat diberbagai instansi
pemerintah maupun swasta. Kita mengenal adanya disiplin kerja, disiplin lalu
lintas, disiplin belajar dan macam istilah disiplin yang lain. Disiplin secara
etimologi berasal dari bahasa latin “disibel” yang berarti pengikut. Seiring dengan
perkembangan bahasa, kata tersebut mengalami perubahan menjadi ‘disipline”
yang artinya kepatuhan atau yang menyangkut tata tertib (Ma’shumah & Muhsin,
2019:320). Berbeda dengan pendapat yang menyatakan bahwa disiplin berasal
dari bahasa latin “Disciplina” yang berarti latihan atau pendidikan kesopanan dan
kerohanian serta pengembangan tabiat. Jadi sifat disiplin berkaitan dengan
pengembangan sikap yang layak terhadap pekerjaan. Sekarang ini kata displin
telah berkembang mengikuti kemajuan ilmu pengetahuan, sehingga banyak para
ahli baik ahli bahasa maupun sosial dan etika dan estetika memberikan definisi
yang berbeda-beda.
Terdapat beberapa tokoh yang mendefinisikan disiplin sebagai sebuah
proses yang harus ditempuh (Saya, 2020:4) yaitu ;
1. Toto Asmara : Disiplin merupakan hasil belajar dan mencakup
aspek kognitif, afektif, dan behavioral.
2. Grasindo : Disiplin merupakan wujud nyata dari penghargaan
kita pada diri sendiri dan orang.
3. Andrias Harefa : Disiplin adalah proses pelatihan pikiran dan
karakter, yang meningkatkan kemampuan untuk
mengendalikan diri sendiri dan menumbuhkan
ketaatan atau kepatuhan terhadap tata tertib atau
nilai tertentu (Andrias Harefa).
4. R. F. Olivia :Disiplin adalah merujuk pada autoriti, keadaan
kelas yang teratur, program studi yang sitematik,
serta cara penetapan peraturan atau hukuman
5. Euis Sunarti : Disiplin merupakan salah satu aspek
2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
perkembangan seorang individu yang berkaitan
dengan cara untuk mengkoreksi atau memperbaiki
dan mengajarkan anak tingkah laku baik tanpa
merusak harga diri anak.
6. Abdullah Sani : Disiplin adalah hubungan tata tertib, tata susila,
adab, akhlak, dan kesopanan
7. Jim Rohn : Disiplin adalah jembatan antara tujuan dan prestasi
8. Mizan Adiliah : Disiplin merupakan latihan yang diberikan kepada
murid supaya mereka bertindak sesuai dengan
peraturan di rumah, sekolah, dan masyarakat
9. Sukono : Disiplin adalah beraneka aturan yang menjadi
petunjuk dan pegangan kehidupan beradab suatu
masyarakat agar dapat melangsungkan
keberadaannya dalam keadaan aman, tertib, serta
terkendali berdasarkan hukum dalam semua aspek
kehidupan.
Dari beberapa definisi tersebut dapat difahami bahwa disiplin adalah
serangkaian pelatihan atau pembiasaan yang untuk meningkatknya kemampuan
aspek kognitif, afektif dan behavioral serta pengendalian diri yang menjadi habit
dalam kehidupan. Pada hakekatnya, disiplin merupakan hal yang dapat dilatih.
pelatihan disiplin diharapkan dapat menumbuhkan kendali diri, karakter atau
keteraturan, dan efisiensi. Jadi secara singkat dapat disimpulkan bahwa disiplin
berhubungan dengan pengendalian diri supaya dapat menbedakan mana hal yang
benar dan mana hal yang salah sehingga dalam jangka panjang diharapkan bisa
menumbuhkan perilaku yang bertanggung jawab (Ansori, 2020:131).
B. Tujuan Disiplin
Menurut Ellen G White, disiplin mempunyai tujuan sebagai berikut
(Handayani & Subakti, 2017:160):
1. Perintah atas diri
2. Menaklukan kuasa kemauan
3. Memperbaiki kebiasaan-kebiasaan
4. Mengajarkan menghormati orang tua dan Ilahi
3
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
5. Penurutan atas dasar prinsip
6. Menghancurkan benteng setan
Sedangkan menurut Emile Durkheim, tujuan disiplin adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengembangkan suatu keteraturan dalam tindakan manusia
2. Untuk memberikan sasaran tertentu sekaligus membatasi cakrawala
4
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
adalah proses pendidikan dan pelatihan yang memadai, untuk itu guru
membutuhkan pemahaman tentang landsasan ilmu kependidikan dan keguruan
sebab saat ini banyak terjasdi menurunnya sopan santun dan menurunnya disiplin.
Selain macam-macam disiplin diatas, terdapat juga jenis-jenis displin yang
lain yaitu (Farhah, Ahiri & Ilham, 2020:2169):
1. Disiplin Diri Pribadi
Disiplin pribadi mengangut beberapa unsur seperti adanya sesuatu yang
harus ditaati atau ditinggalkan dan adanya proses sikap seseorang terhadap hal
tersebut.
2. Disiplin Sosial
Disiplin sosial merupakan disiplin yang berhubungan dengan masyarakat
atau dalam hubungannya dengan lingkungan.
3. Disiplin Nasional
Disiplin nasional bisa diartikan sebagai status mental bangsa yang
tercermin dalam suatu perbuatan yang dalam bentuk keputusan dan ketaatan.
Dilakukan secara sadar ataupun melalui pembinaan terhadap norma-norma
kehidupan yang berlaku.
D. Manfaat Disiplin
5
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
4. Menumbuhkan Ketenangan
Berdasarkan penelitian menunjukkan bayi yang tenang/ jarang menangis
ternyata dapat memperhatikan lingkungan sekitarnya dengan baik. Ia juga lebih
cepet berinteraksi dengan orang lain pada tahap berikutnya.
5. Tumbuhnya Rasa Percaya Diri
Sikap ini berkembang ketika anak diberi sebuah kepercayaan untuk
melakukan suatu pekejraan yang dapat ia kerjakan dengan sendiri.
6. Tumbuhnya Kemandirian
Dengan belajar mandiri anak bisa diandalkan agar dapat memenuhi
kebutuhannya sendiri. Anak juga bisa mengeksplorasi lingkungan dengan baik.
Disiplin adalah bimbingan yang tepat kepada anak agar sanggup atau mampu
menentukan pilihan yang bijak.
7. Tumbuhkan Keakraban
Dengan kemampuan beradaptasi yang terus diasah, anak akan menjadi
lebih cepat akrab dan ramah terhadap orang lain.
8. Membantu Perkembangan Otak
Ketika anak berusia 3 tahun, pertumbuhan otak sangat pesat, disini dia
menjadi peniru perilaku yang piawai. Ia bisa mencontoh dengan sempurna tingkah
laku orang tua yang disiplin, dengan sendirinya akan membentuk kebiasaan dan
sikap yang positif.
9. Membantu Anak Yang “Sulit”
Terkadang pada anak yang berkebutuhan khusus kita lupa mereka juga
membutuhkan penanganan khusus, dengan disiplin untuk menekankan keteraturan
anak yang berkebutuhan khusus dapat hidup lebih baik.
10. Menumbuhkan Sikap Patuh
Dengan disiplin anak akan menuruti aturan yang ditetapkan orang tua atas
kemauan sendiri.
6
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
SITUASI BELAJAR
7
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
langsung yang berhasil maupun yang dialami oleh orang lain dengan mengamati
orang yang dihormati.
5. Keterampilan motorik (Motor Skill)
Untuk jenis belajar ini, kondisi belajar yang dibutuhkan adalah
pengambilan kembali rangkaian unsur motorik, pembentukan atau pengingatan
kembali kebiasaan-kebiasaan yang dilaksanakan, pelatiahn keterampilan-
keterampilan keseluruahn, balikan yang tepat. Setelah memahami penjelasan
mengenai kondisi belajar, tentunya dapat di pahami bahwa kondisi belajar
merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa,
sebab kondisi belajar yang baik akan mempengaruhi proses dan hasil belajar yang
baik, begitu pula sebaliknya.
8
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
Untuk meningkatkan prestasi belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal
dan eksternal yaitu (Putri, Nirwana & Syahniar, 201998-100) :
1. Kondisi internal adalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa
a. Faktor Jasmani,meliputi faktor kesehatan,kebugaran tubuh,siswa yang
badannya sehat akan lebih baik hasil belajarnya dari siswa yang
sakit.Begitu juga sangat berpengaruh kesempurnaan dan kelengkapan
indra ( penglihatan,pendengaran,serta kelengakapan anggota fisik lainnya).
b. Faktor Psikolgis,diantaranya yang sangat berpengaruh adalah
intelegensia,perhatian,minat,bakat,motif,kematangan,kesiapan,dan
kelelahan.
2. Kondisi eksternal adalah kondisi yang ada di luar diri pribadi siswa
a. Keluarga
Di dalam keluarga yang menjadi penanggung jawab adalah orang tua,sikap
orang tua di dalam keluarga sangat mempengaruhi hasil belajar peserta
didik.Sikap orang tua yang otoriter,demokratis sangat berpengaruh bagi
perkembangan anak.Karena itu rumah tangga sangat berpengaruh bagi
perkembangan pribadi anak.
b. Faktor sekolah
Faktor sekolah juga tidak kalah pentingnya di dalam menciptakan kondisi
pembelajaran yang baik meliputi guru,sarana,fasilitas,disiplin,lingkungan guru,
saraca, hubungan sekolah dengan orang tua siswa, dan lain smuanya.
c. Guru
Guru adalah orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan pengajaran
yang bertanggung jawab dalam membantu anak dalam mencapai kedewasaan
masing-masing. Guru dalam pengertian tersebut bukan sekedar berdiri didepan
kelas untuk menyampaikan materi atau pengetahuan tertentu, akan tetapi dalam
keanggotaan masyarakat yang harus aktif dan berjiwa bebas serta kreatif dalam
mengarahkan perkembangan anak didiknya untuk menjadi anggota masyarakat
sebagai orang dewasa. Guru juga harus bisa juga menciptakan suasana dalam
kelas agar terjadi interaksi belajar mengajar yang dapat memotivasi sesuai untuk
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh.
9
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
d. Sarana Kelas / Sekolah
Perencanaan dalam membangun sebuah gedung untuk sebuah sekolah
berkenaan dengan jumlah dan luas setiap ruangan, letak dan dekorasinya yang
harus disesuaikan dengan kurikulum yang dipergunakan. Akan tetapi karena
kurikulum selalu dapat berubah. Sedang ruangan atau gedung bersifat permanen,
maka diperlukan kreativitas dalam mengatur pendayagunaan ruang / gedung yang
bersedia berdasarkan kurikulum yang dipergunakan. Dalam konteks ini
kepandaian guru dalam pengelolaan kelas sangat dibutuhkan.
e. Kurikulum
Kurikulum kaitannya dengan pengelolaan kelas seperti pengertian diatas
haruslah di rancang sebagai jumlah pengalaman edukatif yang menjadi tanggung
jawab sekolah dalam membantu anak-anak mencapai tujuan pendidikannya, yang
diselenggarakan secara berencana dan terarah serta terorganisir, karena kegiatan
kelas bukan sekedar dipusatkan pada penyampaian sejumlah materi pelajaran atau
pengetahuan yang bersifat intelektualistik, akan tetapi juga memperhatikan aspek
pembentukan pribadi, baik sebagai makhluk individual dan makhluk social
maupun sebagai makhluk yang bermoral.
f. Disiplin
Dalam arti luas disiplin mencakup setiap macam pengaruh yang
ditunjukkan untuk membantu peserta didik agar dapat memahami dan
menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya dan juga penting tentang cara
menyelesaikan tuntutan yang mungkin ingin ditujukan peserta didik terhadap
lingkungannya. Suatu keuntungan lain dari disiplin adalah peserta didik hidup
dengan pembiasaan yang baik positif dan bermanfaat bagi dirinya dan
lingkungannya.
Disekolah disiplin banyak digunakan untuk mengontrol tingkah laku peserta didik
yang dikehendaki agar tugas-tugas disekolah dapat berjalan dengan optimal.
10
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
kejenuhan dan rasa bosan, iklim belajar yang kondusif harus di tunjang oleh
berbagai fasilitas belajar yang menyenangkan seperti: sarana laborotium,
pengaturan lingkungan, penampilan dan sikap guru, hubungan yang harmonis
antara pesarta didik dengan guru dan di antara peserta didik itu sendiri serta
penataan organisasi dan bahan pembelajaran secara cepat, sesuai dengan
kemampuan dan perkembangan peserta didik. Iklim pembelajaran yang
menyenangkan akan membangkitkan semangat dan aktivitas serta kreativitas
peserta didik.
Lingkungan Kondusif menurut E. Mulyasa dapat dikembangkan melalui
berbagai layanan dan kegiataan sebagai berikut (Arifin, 2019:38-40):
1. Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun cepat dalam
melakukan tugas pembelajaran. Pilihan dan pelayanan individual bagi peserta
didik terutama bagi mereka yang lambat belajar akan membangkitkan nafsu
dan semangat belajar sehingga membuat mereka betah belajar di sekolah.
2. Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang
berperestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran klasikal
sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara
optimal, dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran
remedial.
3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman
bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik secara optimal.termasuk
dalam hal ini adalah penyediaan bahan pembelajaran yang menarik dan
menantang bagi peserta didik serta pengolaan kelas yang tepat, efektif dan
efesien.
4. Menciptakan suasana kerja sama saling menghargai, baik antara peserta didik
maupun antara peserta didik dengan guru dan pengeloaan pembelajaran lain.
Hal ini mengandung implikasi bahawa setiap peserta didik memiliki
kesempatan yang seluas luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa
ada rasa takut mendapatkan sanksi atau dipermalukan.
5. Melibatkan peserta didik dalam proses prencanaan belajar dan pembelajaran.
Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing.
Sekali-sekali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses
11
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
perencanaan pembelajaraan, agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap
pembelajaran yang di lakasanakan.
6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tnggung jawab bersama antara
peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai
fasilitator dan sebagai sumber belajar.
7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan
pada evaluasi diri (self assesement) dalam hal ini, guru sebagai fasilitator
harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka
memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang di laluinya
Dalam mewujudkan pengelolaan kelas yang baik, terdapat beberapa faktor
yang mempengaruhinya di antaranya kondisi fisik yang merupakan lingkungan
fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil pembelajaran.
Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat munimal
mendukung meningkatnya intesitas proses pembelajaran dan mempunyai
pengaruh positif terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Lingkungan fisik
meliputi :
a. Ruang tempat berlangsung proses belajar mengajar
Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa bergerak
leluasa tidak berdesak desakan dan saling mengganggu antara siswa yang satu
dengan yang lainnya pada saat melakukan aktifitas belajar. Besarnya ruangan
kelas tergantung pada jenis kegiatan dan jumlah siswa yang melakukan kegiatan.
Jika ruangan tersebut mempergunakan hiasan, pakailah hiasan hiasan yang
mempunyai nilai pendidikan.
b. Pengaturan tempat duduk
Dalam mengatur tempat duduk yang penting adalah memungkinkan
terjadinya tatap muka, dengan demikian guru dapat mengontrol tingkah laku
siswa, Pengaturan tempat duduk akan mempengaruhi proses belajar mengajar
siswa.
c. Ventilasi dan pengaturan cahaya
Suhu, ventilasi dan penerangan (kendali bu guru sulit mengatur karena
sudah ada) adalah aset penting untuk terciptanya suasana belajar yang nyaman.
Oleh karena itu ventilasi harus cukup menjamin kesehatan siswa.
12
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
d. Pengaturan penyimpanan barang barang.
Barang barang hendaknya disimpan pada tempat khusus yang mudah
dicapai bila diperlukan dan akan digunakan bagi keperluan belajar. Barang barang
yang karena nilai praktisnya tinggi dan dapat disimpan diruang kelas seperti buku
pelajaran, pedoman kurikulum, kartu pribadi dan sebagainya, khendaknya
ditempatkan sedemikian rupa sehingga tidak menggangggu gerak kegiatan siswa.
Tentu asaja masalah pemeliharaan juga sangat penting dan secara periodik harus
dicek dan recek. Hal lainnya adalah pengamanan barang barang tersebut baik dri
pencurian maupun barang barang yang mudah meledak atau terbakar.
Berdasarkan pendapat Gagner diatas, maka kita dapat menyiasati kondisi
belajar itu agar dapat berpengaruh positif pada siswa dan tidak menimbulkan
kejenuhan, diantaranya melalui langkah–langkah berikut (Mubarok, Mubarok &
Pasuruan, 2020:68-70):
1) Pemberian motivasi
Peranan guru yang sangat mendasar adalah membangkitkan motivasi
dalam diri peserta didiknya agar semakin aktif belajar. Ada dua jenis motivasi,
yakni motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik, ialah motivasi
atau dorongan serta gairah yang timbul dari dalam peserta didik itu sendiri,
misalnya ingin mendapat manfaat praktis dari pelajaran, ingin mendapat
penghargaan dari teman terutama dari guru, ingin mendapat nilai yang baik
sebagai bukti “mampu berbuat”. Motivasi ekstrinsik mengacu kepada faktor-
faktor luar yang turut mendorong munculnya gairah belajar, seperti lingkungan
sosial yang membangun dalam kelompok, lingkungan fisik yang memberi suasana
nyaman, tekanan, kompetisi, termasuk fasilitas belajar yang memadai dan
membangkitkan minat.
2) Menciptakan Suasana Belajar yang Menyenangkan
Suasana belajar yang menyenangkan dapat diciptakan oleh guru
diantarnya menghindarkan suasana kaku, tegang apalagi menakutkan dalam
belajar, menyisipkan humor-humor yang segar dan mendidik, tidak memberikan
soal-soal yang terlalu sukar, dan lain-lain.
3) Membuat Lingkungan Belajar yang Menggairahkan
13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
Lingkungan belajar yang menyenangkan dpat mempengaruhi sikap belajar
siswa. Ciptakan suasana kelas yang nyaman, meja belajar dihiasi dengan sesuatu
yang menyegarkan dan memberi semangat kepada siswa, dinding kelas ditempeli
dengan gambar-gambar atau hiasan-hiasan yang mereka minati.
4) Mengadakan refreshing
Untuk menghilangkan rasa jenuh, bosan dan penat dalam belajar, siswa
diberikan suasana refreshing, caranya bisa dengan menyertakan musik dalam
ruangan belajar, memberikan permainan-permainan simulasi-simulasi yang terkait
dengan materi belajar. Pada saat-saat tertentu, ajak siswa belajar diluar kelas,
seperti di taman, di lapangan dan lain sebagainya.
Kondisi belajar merupakan stimuli yang datang dari luar diri mahasiswa/
siswa. Kondisi ini merupakan masukan yang dapat menyebabkan adanya
modifikasi tingkah laku sebagai akibat dari belajar. Menurut Gagne (1985)
tingkah laku hasil belajar diklasifikasikan menjadi lima macam :
1. Ketrampilan Intelektual,
2. Strategi Kognitif,
3. Informasi Verbal,
4. Ketrampilan Motorik,
5. Sikap.
Kelima tingkah laku hasil belajar dapat dijelaskan sebagai berikut (Masni,
2018:35-40):
a) Ketrampilan intelektual
Merupakan hasil pendidikan formal, kemampuan dalam
mentransformasikan simbol tertulis menjadi kata yang diucapkan, merubah
pernyataan menjadi pertanyaan, konsep dalam memecahkan masalah, dsb.
Kondisi internal yang perlu dimiliki mahasiswa/siswa untuk mempelajar
ketrampilan intelektual adalah penguasaan ketrampilan yang lebih mudah sebelum
ketrampilan berikutnya, dan adanya proses yang dapat dipakai untuk mengingat
kembali apa yang sudah dipelajari.Kondisi eksternal yang perlu dimanipulasi
14
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
dosen/guru dalam mengajar ketrampilan intelektual adalah hubungan antara yang
dipelajari dengan materi sebelumnya, pemberian penguatan (renforcement),
informasi secara verbal atau demonstrasi, pemberitahuan tenjang tujuan yang
harus dicapai, dan pemberian ulangan-ulangan.
b) Strategi Kognitif
c) Informasi Verbal
d) Ketrampilan Motorik
Merupakan hasil belajar yang berhubungan dengan gerakan otot dan pada
umumnya merupakan salah satu tujuan utama pengajaran. Menurut Fitts (1968)
tahap-tahap ketrampilan motorik adalah:
15
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
1) Kognitif; dengan tekanan kepada belajar mengenal petunjuk-petunjuk
2) Fiksasi; mulai mempelajari pola tingkah laku atau respons yang
dikehendak
e) Sikap
16
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
DAFTAR PUSTAKA
Ansori, Y. Z. (2020). Penguatan Karakter Disiplin Siswa Melalui Peranan Guru
Di Sekolah Dasar., Jurnal Elementaria Edukasia, 3(1), Pp. 126–135.
Arifin, Z. (2019). Hubungan Antara Penataan Situasi Belajar Siswa dengan Hasil
Belajar Akidah Akhlak di Kelas V MI Nurul Huda Kapongan Situbondo.,
Jurnal Auladuna, 2(3), Pp. 35–41.
Farhah, A., Ahiri, J. And Ilham, M. (2020) ‘Pengaruh Motivasi Kerja Dan
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan’, Jurnal Online Program Studi
Pendidikan Ekonomi, 5(1), Pp. 2166–2172. Doi:
10.36709/Jopspe.V5i1.13326.
17
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE
5(1), Pp. 34–45.
Saya, S. (2020). Pengaruh Pola Asuh Orang Tua dan Disiplin Belajar terhadap
Prestasi Belajar Siswa., Jurnal Pendidikan dan Bimbingan Konseling,
1(1), Pp. 1–6.
18
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BONE