Anda di halaman 1dari 4

1.

Disiplin
a. Pengertian disiplin
Displin adalah salah satu karakter positif anak yang paling sering didambakan
oleh guru. Yang sering kita lupakan, disiplin tidak pernah berdiri sendiri. Disiplin
adalah alat dengan tujuan antara, yang selalu berkait tujuan utama yang lebih
besar.1
Islam mengatur disiplin sebagaimana tersirat dalam surat An-Nisa ayat 59:
‫ۖ َٰٓيَأُّيَها ٱَّلِذ يَن َء اَم ُنٓو ۟ا َأِط يُعو۟ا ٱَهَّلل َو َأِط يُعو۟ا ٱلَّرُسوَل َو ُأ۟و ِلى ٱَأْلْم ِر ِم نُك ْم‬
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan
ulil amri di antara kamu.”. (QS. An-Nisa [4]: 59)2
Ayat diatas memerintahkan kaum mukminin agar menaati putusan hukum dari
siapapun yang berwenang menetapkan hukum. Secara berurut dinyatakanNya;
Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dalam perintah-perintahNya
yang tercantum dalam Al-Qur’an dan taatilah Rasul-Nya, yakni Nabi Muhammad
saw. dalam segala macam perintahnya, baik perintah melakukan sesuatu, maupun
untuk tidak melakukannya,
Disiplin yaitu ketaatan atau kepatuhan pada perarturan (tata tertib, dan
sebagainya).3 Dalam bahasa Inggris disebut discipline, berasal dari akar kata
bahasa latin yang sama (discipulus) dengan disciple dan mempunyai makna yang
sama yaitu: mengajari atau mengikuti pemimpin yang dihormati.4
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disiplin diartikan yaitu: 1) tata tertib
(disekolah, kemiliteran, dsb), 2) ketaatan (kepatuhan) pada perarturan (tata tertib),
3) bidang studi yang memiliki obyek, sistem dan metode tertentu. Secara ilmiah
disiplin diartikan sebagai: 1) cara pendekatan yang mengikuti ketentuan-ketentuan
yang pasti dan konsisten untuk memperoleh pengertian-pengertian dasar yang
menjadi sasaran studi, 2) cabang ilmu.5
Disiplin merupakan unsur yang penting bagi setiap peserta didik untuk
membentuk pola perilaku yang sesuai, baik ditinjau dari peserta didik sebagai
makhluk individu maupun makhluk sosial. Peserta didik yang disiplin dapat
melaksanakan tugas dengan tertib yang berlaku yang akan menjadikan hidup
mereka teratur (Trisnawati, 2013: 398). Disiplin juga merupakan salah satu faktor
yang paling efektif dalam proses pembelajaran, sebab mengajarkan peserta didik
untuk mampu “mengenali diri”. Dalam rancangan pendidikan modern, tujuan
utama disiplin adalah menciptakan lingkungan pendidikan dan kesempatan peserta
didik untuk belajar (Somayeh, SayyedMirshah, SayyedMustafa, & Azizollah,
2013:306). Kesempatan belajar dengan disiplin memberi ruang kepada peserta
didik untuk mengambil haknya, sebagai masyarakat pembelajar dengan tidak
membuang waktu belajar seenaknya.6

1
Najelaa Shihab, Semua Murid Semua Guru 2, (Tanggerang Selatan: Literati, 2018), h. 109
2
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu, 2009), h. 115
3
Departemen Pendidikan Nasional, KBBI Edisi Ketiga..., hlm. 268
4
Jane Elizabeth Allen dan Marilyn Cheryl, Disiplin Positif, trans. Imam Macfud, (Jakarta: Prestasi Pustakara,
2005), hlm. 24
5
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua (Jakarta: Balai Pustaka,
1997), 237
6
Jusuf Blegur, Soft Skills Untuk Prestasi Belajar Disiplin*Percaya Diri*Konsep Diri Akademik*Penetapan
Tujuan*Tanggung Jawab*Komitmen*Kontrol Diri, (Surabaya: Scopindo Media Pustaka, 2020), h. 4
Menurut Kostelnik dan kawan-kawan dalam buku Developmentally Appropiate
Practise, self discipline is the Voluntary, internal Regulation of Behavior, menurut
Kostelnik dan kawan-kawan disiplin adalah sebuah perilaku sukarela (tanpa adanya
paksaan) yang menunjukkan keteraturan internal akan perarturan-peraturan yang
ada.7 Menurut mereka seseorang dapat dikatakan memiliki kedisiplinan jika
mereka dapat membedakan atau memahami perilaku yang benar dan yang salah
serta dapat menaati perarturan dengan baik tanpa harus ada Reward dan punismen.
Sikap yang demikian akan membuat seseorang mudah diterima oleh lingkungannya
karena kedisiplinan dapat membentuk interaksi sosial yang positif.
Menurut Thoma Lickona disiplin adalah moralitas kelas sebagai masyarakat
kecil.8 Artinya nilai-nilai kedisiplinan bagi anak terutama di PAUD bukan saja
disiplinin waktu, lalu lintas, disiplin belajar, disiplin belajar sesuai waktu akan
tetapi ditentukan dengan berbagai aspek dan tata karma kehidupan.9
Istilah kedisiplinan memiliki makna yang beragam diantaranya, yaitu penertiban
dan pengawasan diri, penyesuaian diri terhadap aturan, kepatuhan terhadap
perintah pemimpin, penyesuaian diri terhadap norma-norma kemasyarakatan dan
lain-lain. Disiplin adalah kepatuhan seseorang dalam mematuhi peraturan atau tata
tertib didorong oleh adanya kesadaran yang ada pada kata hatinya. Disiplin dapat
diartikan sebagai suatu hal yang mendorong untuk harus melakukan perbuatan
yang sesuai dengan aturan-aturan yang telah ada.10
Dari berbagai macam pendapat tentang definisi disiplin diatas, dapat diketahui
bahwa disiplin merupakan suatu sikap moral siswa yang terbentuk melalui proses
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan, kepatuhan,
keteraturan dan ketertiban berdasarkan acuan nilai moral. Berdasarkan kajian taori
diatas dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan suatu sikap, perbuatan untuk
selalu menaati tata tertib yang berlaku dimasyarakat dimana orang tersebut tinggal,
dan perbuatan itu dilakukan karena kesadaran yang timbul dari dalam dirinya untuk
selalu menaati tata tertib tersebut. Disiplin juga berfungsi sebagai alat pendidikan
untuk mempengaruhi, mengubah, membina dan membentuk perilaku sesuai dengan
nilai-nilai ditentukan dan diajarkan.11
b. Ciri-ciri Disiplin
Ciri-ciri orang yang memiliki sikap disiplin diantara:
a) Selalu menepati waktu.
b) Selalu menepati janji, orang yang memiliki sikap ini akan berusaha menepati
janji yang telah dibuatnya bila pun tidak dapat menepati janji tersebut maka
mereka akan meminta maaf karena tidak dapat menepati janjinya.
c) Selalu sesuai aturan, manusia agar hidupnya tertib dan teratur menciptakan
aturan dalam kehidupan.

7
Choirun, N.A. 2013, Penanaman Disiplin Pada Anak Usia Dini; PEDAGOGIA (Online), Vol 2(2), 19 halaman
tersedia
8
Thomas Lickona, Pendidikan Karakter panduan lengkap Mendidik Siswa Menjadi Pintar Dan Baik, Bandung:
Nusa Media, 2013, hlm. 147
9
Conry R Semiawan, Penerapan Pembelajaran Pada Anak, (Jakarta: Indeks, 2008), hlm. 93
10
Menuk Resti Apridawati, Penerapan Pendidikan Karakter Disiplin Untuk Meningkatkan Hasil Belajar,
(Lombok Tengah: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia, 2022), h. 7
11
Imam Musbikin, Pendidikan Karakter Disiplin, (Nusa Media, 2021), h. 6
d) Hidup terjadwal dan teratur, memiliki jadwal kegiatan, meskipun jadwal
tersebut tidak tertulis namun orang dengan ciri-ciri sikap disiplin sudah
mengingat dalam pikirannya hal-hal apa saja yang akan dilakukan.12
c. Macam-macam Disiplin
Macam-macam disiplin menurut Oteng Sutrisno berdasarkan sifatnya dapat
dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Disiplin positif merupakan suatu sikap dan iklim organisasi yang setiap
anggotanya mematuhi perarturan-perarturan organisasi atas kemampuannya
sendiri. Mereka patuh pada tata tertib tersebut karena mereka memahami,
meyakini dan mendukungnya. Selain itu mereka berbuat begitu karena mereka
benar-benar menghendakinya bukan karena takut akan akibat dari
ketidakpatuhannya. Dalam suatu organisasi yang telah menerapkan disiplin
positif, beberapa siswa kadang-kadang melakukan suatu masalah yang
melanggar tata tertib. Maka akibat yang ditimbulkan adalah kewajiban dalam
menetapkan suatu hukuman. Akan tetapi hukuman yang diberikan ini bukanlah
bermaksud untuk melukai, akan tetapi yang sesuai dengan prinsip disiplin
positif, hukuman tersebut diberikan untuk memperbaiki dan membetulkan.
Disiplin seperti ini sesuai dengan konsepsi pendidikan modern bahwa agar
anak-anak lambat laun dapat mengatur diri dan belajar bertanggung jawab atas
segala perbuatannya dalam mengerjakan sesuatu atau dengan kata lain disiplin
positif ini memberikan suatu pandangan bahwa kebebasan yang mengandung
konsekuansi yaitu kebebasan harus sejalan dengan tanggung jawab.
b) Disiplin negatif, yang dimaksud disiplin negatif disini adalah suatu keadaan
disiplin yang menggunakan hukuman atau ancaman untuk membuat orang-
orang mematuhi perintah dan mengikuti peraturan hukuman. Pendekatan pada
disiplin negagatif ini adalah menggunakan hukuman pada pelanggaran peraturan
untuk menggerakkan dan menakutkan orang-orang atau siswa lain sehingga
mereka tidak akan berbuat kesalahan yang sama. Disiplin negatif ini cenderung
kepada konsepsi pendidikan lama, yaitu sumber disiplin adalah otoritas dan
kekuasaan guru. Gurulah yang menentukan dan menilai kelakuan siswa, gurulah
yang menentukan peraturan tentang apa boleh atau tidak boleh dilakukan oleh
siswa, tidak ada pilihan lain selain tunduk pada kemauan guru. Dengan
demikian hukuman merupakan ancaman bagi siswa, disiplin yang ditegakkan
dengan cara seperti ini ternyata tidak membawa hasil yang memuaskan, karena
seorang siswa hanya berada disekolah selam 7 jam saja, selebihnya
dikembalikan kepada masing-masing orang tua, selain itu prestasi kerja yang
dicapai/diperoleh dikarenakan hanya untuk menghindari hukuman saja bukan
karena perasaan yang tulus ikhlas. Meskipun disiplin negatif ini mempunyai
banyak kekurangan akan tetapi pada waktu-waktu tertentu tetap diperlakukan
pula sikap kekuatan dan kekuasaan apabila memang hanya inilah cara satu-
satunya jawaban yang perlu dilakukan agar tujuan dapat tercapai serta belajar
dengan lancar.13
12
Rudi Bastaman, “Great Service, Get Happiness” 4 Tips Melayani Dengan Hati Yang Hebat dan
Membahagiakan, (Sleman: CV Budi Utama, 2020), h. 42
13
Joko Sulistiyono, Buku Panduan Layanan Konseling Kelompok Pendekatan Bahavioral Untuk Mengatasi
Kedisplinan Masuk Sekolah, (Lombok Tengah, NTB: Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penulisan Indonesia,
2022), h. 5-6
Menurut Conny R. terdapat tiga macam disiplin, yaitu: 1) Disiplin dalam waktu,
dimana peserta didik diharuskan belajar untuk terbiasa dalam manajemen waktu
dalam kehidupannya. Disiplin waktu dapat berawal dari hal sederhana, seperti
berangkat tepat waktu ke sekolah. 2) Disiplin belajar, peserta didik memiliki
jadwal dan motivasi untuk belajar baik dirumah maupun disekolah. 3) Disiplin
dalam tata krama, disiplin yang memiliki hubungan dengan sopan santun dan etika
peserta didik kepada gurunya, temannya dan lingkungan sekitarnya.14
d. Kiat-kiat membentuk kedisiplinan Anak

14
Mufied Fauziah, dkk, Usaha Pemberian Layanan Yang Optimal Guru BK Pada Masa Pendemi Covid-19,
(Yogyakarta: UAD Press, 2021), h. 409

Anda mungkin juga menyukai