Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH BAHAN KULIAH

- Judul Bahan Kajian : Karakter Disiplin


- Mata kuliah : Pengantar Kewirausahaan (entrepreneur)
- Program Studi : Program Studi pada STIK Bina Husada PSIK
- Beban Studi : 3 (tiga) SKS
- Waktu : TM = (3x 50 menit), BM (3x170 menit), TT (3x170
menit)
- Dosen pengampu : Martawan Madari, SKM, MKM
- Mhs penyusun : Nadia vega
bahan

- Kemampuan akhir yanhg diharapkan (Sub CMPK) :


Mampu Menunjukkan sikap karakter disiplin dalam kehidupan sehari hari
- Materi pembelajaran:
Pengertian, alasan mengapa diperlukan, contoh contoh, kisah-kisah inspiratif yang mengagumkan, cara membentuk
dan penerapannya dalam kehidupan sehari hari (pekerjaaan, masyarakat dan keluarga)

URAIAN MATERI

Karakter Disiplin
PENDAHALUAN
Disiplin adalah rasa ketaatan dan kepatuhan terhadap nilai- nilai yang dipercaya dan menjadi
tanggung jawabnya. Dengan kata lain, disiplin adalah rasa kepatuhan terhadap aturan atau
pengawasan dan pengendalian. Disiplin adalah upaya untuk memberikan suatu objek rasa nilai atau
obsesi untuk menaati aturan.
A. PENGERTIAN DISIPLIN
Disiplin selalu merupakan sikap yang benar tentang janji agar orang lain percaya, karena modal berwirausaha
adalah mendapatkan kepercayaan orang lain. Itulah sebabnya, sikap disiplin harus dipelajari dan dibiasakan
sejak kecil. Maka mulailah mendisiplinkan anak- anak sejak dini, karena kebiasaan disiplin tersebut akan
terbawa hingga dewasa.

Dalam hal ini, kata disiplin sendiri berasal dari kata latin “discipline”. Artinya “latihan atau pendidikan dalam
pengembangan harkat, spiritualitas, dan kepribadian”. Disiplin memanifestasikan dirinya sebagai upaya
untuk meningkatkan perilaku individu agar mengikuti prinsip dan selalu mengikuti aturan atau norma yang
berlaku. Sekarang, kata disiplin telah berkembang maknanya dalam beberapa cara. Pertama, disiplin
diartikan sebagai kepatuhan atau pengawasan dan pengendalian peraturan (hukum).
Disiplin adalah sikap rela sepenuhnya untuk menaati segala aturan dan norma yang ada dalam pelaksanaan
tugas sebagai bentuk tanggung jawab apa pun. Bagaimanapun, sikap disiplin adalah tertanam pada prinsip
seseorang. Itu artinya sikap disiplin bisa dipelajari dan bukan hal naluriah yang begitu saja didapatkan.

Mengenai pengertian disiplin, beberapa ahli memberikan pengertian yang meliputi:

1. Menurut Siswanto, “2001”


Melihat disiplin ini adalah sikap menghormati, menghargai, tunduk, dan tunduk pada peraturan yang
berlaku, baik secara tertulis maupun tertulis, dan apabila kewajiban dan wewenang yang dilimpahkan itu
dilanggar maka sanksi tidak dapat dielakkan.
2. Menurut Flippo, “Dalam Atmodiwirjo, 2000”
Disiplin adalah segala upaya untuk mengkoordinasikan perilaku masa depan dengan menggunakan hukum
dan penghargaan. Definisi di atas menitikberatkan pada konsep disiplin sebagai upaya menata perilaku
seseorang dengan cara yang terbiasa melakukan sesuatu yang seharusnya dirangsang dengan hukuman dan
penghargaan.
3. Menurut Atmosudirjo, “Atmodiwirjo, 2000”
Mendefinisikan disiplin sebagai bentuk ketaatan dan pengendalian diri erat kaitannya dengan rasionalisme,
kesadaran, dan tanpa emosi. Pandangan ini menunjukkan bahwa disiplin merupakan bentuk pengendalian
diri ketaatan terhadap aturan yang dilakukan dari pertimbangan rasional.
4. Menurut Departemen Pendidikan “2001”
Mendefinisikan disiplin atau ketertiban adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam pandangan
ini, disiplin adalah sikap konsisten dalam melakukan sesuatu. Dalam pandangan ini, disiplin adalah ketaatan
terhadap suatu aturan yang telah disepakati atau ditetapkan.
5. Menurut Fathoni “2006”
Disiplin ditentukan oleh pimpinan pengelola yang merupakan pengurus masing-masing instansi, dan dapat
diartikan ketika pegawai selalu pulang tepat waktu.
6. Menurut Hasibuan “2002”
Disiplin adalah sikap menghormati dan menilai peraturan tertulis dan tertulis yang sah, menegakkannya dan
tidak menolak sanksi apabila terjadi pelanggaran terhadap kewajiban dan wewenang yang diberikan.
7. Menurut James Drever, “Psikologis”
Disiplin adalah kemampuan untuk mengendalikan perilaku yang berasal dari dalam diri seseorang menurut
peraturan eksternal dan norma yang ada. Dengan kata lain, disiplin psikologis adalah perilaku seseorang
yang dapat tampil dan menyesuaikan diri dengan aturan yang telah ditetapkan.
8. Menurut Pratt Fire Sylph, “Dari sudut pandang sosiologis”
Disiplin terdiri dari dua bagian, yakni disiplin diri dan disiplin sosial. Sikap disiplin adalah sikap yang dapat
bertindak dan bertindak atas dasar kode etik tertentu atau batas-batas yang diterima dalam setiap kelompok
atau wilayah sosial, karena keduanya saling terkait. Regulasi perilaku ini dapat dicapai melalui pendidikan
dan pembelajaran.

B. MACAM-MACAM DISPLIN

1. Disiplin waktu
Arti disiplin waktu adalah seseorang bisa menggunakan waktu dengan baik dan membaginya. Waktu sangat
berharga dan salah satu kunci sukses adalah penggunaan waktu dengan baik. Kita semua tahu bahwa hidup
adalah persoalan menjalankan waktu yang kita miliki. Itulah sebabnya waktu erat kaitannya dengan
kedisiplinan untuk melakukan berbagai hal.

2. Disiplin Ilmu
Disiplin Ilmu adalah memenuhi semua syarat yang ditetapkan sebagai seorang ilmuwan, jika ilmuwan
memiliki bidang keilmuan dan berprinsip membangun kebaikan dan manfaat bagi orang banyak. Dengan
begitu, ilmuwan dapat mengambil tindakan yang baik dengan Kode Etik (aturan) dalam mengambil
kesimpulan atau menentukan sebuah kebenaran berdasarkan ilmu atau pengetahuan.

Contoh, seorang Ahli nuklir, jika tidak memiliki disiplin ilmu, keahliannya digunakan untuk menghancurkan
negara, bukan untuk kepentingan umat manusia. Seorang ilmuwan sejati tidak bertindak melawan
pengetahuannya melainkan menggunakannya untuk bermanfaat bagi orang banyak.

3. Disiplin Pribadi
Disiplin Pribadi adalah memberikan orientasi diri terhadap tujuan yang diinginkan melalui latihan dan
pengembangan. Disiplin pribadi adalah kesediaan untuk disiplin.

4. Disiplin Sosial
Disiplin sosial merupakan manifestasi dari adanya disiplin pribadi yang berkembang melalui komitmen
pribadi dalam diri individu. Kehidupan bermasyarakat adalah hakikat manusia. Orang-orang memiliki latar
belakang yang berbeda, diukur dalam konteks budaya.

5. Disiplin Kebangsaan
Disiplin Kebangsaan adalah kemampuan dan kemauan untuk mengatur diri sendiri untuk menaati segala
peraturan yang ditetapkan oleh Negara. Bangsa adalah alat untuk memperjuangkan kehendak bersama. Oleh
karena itu, keberadaan masyarakat yang disiplin akan mampu memenuhi keinginan bangsa.

C. TUJUAN SIKAP DISPLIN


Gaustad (1992) mengemukakan bahwa disiplin memiliki dua tujuan. Dengan kata lain, ini adalah tentang
memberikan kenyamanan kepada seseorang dan menciptakan lingkungan yang mudah untuk belajar.
Subaru (1994) berpendapat bahwa disiplin bertujuan untuk mematuhi aturan dengan persepsinya sendiri
dalam menciptakan aturan. Menurut
Durkheim (1995), disiplin memiliki dua tujuan. Artinya, mengembangkan aturan khusus untuk perilaku
manusia, menetapkan tujuan tertentu, dan sekaligus membatasi ruang lingkupnya
Yahya (1992) mengemukakan bahwa tujuan disiplin ini adalah pengembangan pengembangan diri dan
pengendalian diri tanpa campur tangan atau kendali dari luar.

Disiplin adalah praktik batin yang tercermin dalam tindakan yang bertujuan untuk menjaga orang dalam
ketaatan pada aturan. Disiplin ini diharapkan dapat melatih siswa untuk mematuhi peraturan sekolah,
memperlancar proses belajar mengajar, dan memperlancar pencapaian tujuan pendidikan.

D. CONTOH SIKAP DISPLIN


1. Disiplin di rumah
● Tidur tepat waktu dan bangun tepat waktu
● membantu orang tua
● Setelah bermain, singkirkan dan merapikan mainannya kembali
● Belajar dan mengerjakan pekerjaan rumah
● Makan teratur
● Tempat tidur dan kamar yang rapi
● Jaga kebersihan rumah
● Membersihkan buku setelah lulus
2. Disiplin Di Jalan Raya
● Jangan menerobos lampu merah
● Berjalan Di sebelah kiri
● Ikuti rambu-rambu jalan
● Bawa dokumen kendaraan lengkap dengan disiplin
3. Disiplin Di Sekolah
● Pergi ke sekolah tepat waktu
● Melaksanakan Jadwal Piket
● Membuang Sampah Pada Tempatnya
● Duduk dengan benar dan rapi
● Izin sebelum keluar kelas
● Tidak berisik di sekolah
4. Disiplin Di Masyarakat
● Jaga kebersihan lingkungan
● Jaga keamanan rumah dan lingkungan
● Buanglah sampah pada tempatnya
● Tidak Mengganggu tetangga

Cara Menerapkan Sikap Disiplin:


1. Niat
Semuanya dimulai dengan sengaja. Agar kita menjadi orang sukses, kita perlu menyadari bahwa kita
melakukan apa yang kita butuhkan disiplin. Yang penting niatnya harus tulus ??dan kuat.

2. Jangan Meremehkan Sesuatu


Jangan meremehkan sesuatu, bahkan hal sekecil apa pun. Anggap saja semuanya penting. Hal ini bahkan
lebih penting bahwa disiplin menunjukkan dirinya. Namun, banyak yang malas untuk melatih hal-hal
tertentu dan menganggapnya sebagai angin kecil yang lewat secara alami dan ceroboh.

3. Pikiran Dan Kesadaran Diri


yakni memiliki beberapa kesadaran tentang masalah. Ingatlah bagaimana kita selalu menerapkan disiplin
dengan cara yang berbeda. Jika merasa cukup, maka dapat meningkatkan disiplin itu lagi. Ketika kurang, kita
perlu berubah untuk maju dan mengambil langkah mantap untuk menerapkan disiplin.

4. Komitmen
Paling tidak, kita harus berkonsentrasi pada segala hal dalam hidup ini. Seperti halnya disiplin, komitmen juga
dapat membakar semangat kita untuk bersikap disiplin tanpa ragu-ragu. Hal ini untuk memastikan bahwa
kedisiplinan yang telah kita bangun tidak berkurang atau hilang jika terjadi masalah besar.

5. Latihan
Ada pepatah, “Ala bisa karena biasa” Tentu saja, ini menyiratkan apa yang kita lakukan. Jadi sikap disiplin itu
bisa diciptakan dengan mulai belajar sedikit demi sedikit dan berlatih dari hal- hal yang kecil terlebih dahulu.
Manfaat Sikap Disiplin:
1. Sensitivitas Untuk Tumbuh
2. Kekhawatiran Yang Meningkat
3. Masalah Pendidikan
4. Menumbuhkan Ketenangan
5. Meningkatkan Kepercayaan
6. Tumbuhnya Kemandirian
7. Menjaga Keramahan
8. Membantu Perkembangan Otak
9. Membantu anak-anak yang “sulit”
10. Kembangkan Sikap Patuh

DAFTAR PUSTAKA
● Menurut Siswanto, “2001”
● Menurut Flippo, “Dalam Atmodiwirjo, 2000”
● Menurut Atmosudirjo, “Atmodiwirjo, 2000”
● Menurut Departemen Pendidikan “2001”
● Menurut Fathoni “2006”
● Menurut Hasibuan “2002”
● Menurut James Drever, “Psikologis”
● Menurut Pratt Fire Sylph, “Dari sudut pandang sosiologis”

Anda mungkin juga menyukai