memotivasi pegawai agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan pekerjaan baik secara
perorangan maupun kelompok. Disamping itu disiplin bermanfaat mendidik pegawai untuk
memenuhi dan menyenangi peraturan, prosedur, maupun kebijakan yang ada, sehingga dapat
menghasilkan kinerja yang baik.
Kurang pengetahuan tentang peraturan, prosedur, dan kebijakan yang ada merupakan
penyebab terbanyak tindakan indisipliner. Salah satu upaya untuk mengatasi hal tersebut pihak
pimpinan sebaiknya memberikan program orientasi kepada tenaga perawat/bidan yang baru pada
hari pertama mereka bekerja, karena perawat/bidan tidak dapat diharapkan bekerja dengan baik
dan patuh, apabila peraturan/prosedur atau kebijakan yang ada tidak diketahui, tidak jelas, atau
tidak dijalankan sebagai mestinya. Selain memberikan orientasi, pimpinan harus menjelaskan
secara rinci peraturan-peraturan yang sering dilanggar, berikut rasional dan konsekwensinya.
Demikian pula peraturan/prosedur atau kebijakan yang mengalami perubahan atau diperbaharui,
sebaiknya diinformasikan kepada staf melalui diskusi aktif.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepas dari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiap siswa dituntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan
ketaatan siswa terhadap berbagai aturan dan tata tertib yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplin siswa. Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya
yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalah usaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapat mendorong siswa
untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang
dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturan tentang standar berpakaian
(standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku social dan etika belajar/kerja. Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pula untuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaran terhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan
fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment),
sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya
“Dangerous School” (1999).
Tindakan disipliner sebaiknya dilakukan, apabila upaya pendidikan yang diberikan telah
gagal, karena tidak ada orang yang sempurna. Oleh sebab itu, setiap individu diizinkan untuk
melakukan kesalahan dan harus belajar dari kesalahan tersebut. Tindakan indisipliner sebaiknya
dilaksanakan dengan cara yang bijaksana sesuai dengan prinsip dan prosedur yang berlaku
menurut tingkatan pelanggaran dan klasifikasinya.
Seorang siswa dalam mengikuti kegiatan belajar di sekolah tidak akan lepasdari berbagai
peraturan dan tata tertib yang diberlakukan di sekolahnya, dan setiapsiswa dituntut untuk dapat
berperilaku sesuai dengan aturan dan tata tertib yangyang berlaku di sekolahnya. Kepatuhan dan
ketaatan siswa terhadap berbagaiaturan dan tata tertib yang yang berlaku di sekolahnya itu biasa
disebut disiplinsiswa.Sedangkan peraturan, tata tertib, dan berbagai ketentuan lainnya
yang berupaya mengatur perilaku siswa disebut disiplin sekolah. Disiplin sekolah adalahusaha
sekolah untuk memelihara perilaku siswa agar tidak menyimpang dan dapatmendorong siswa
untuk berperilaku sesuai dengan norma, peraturan dan tata tertibyang berlaku di sekolah.Yang
dimaksud dengan aturan sekolah (school rule) tersebut, seperti aturantentang standar berpakaian
(standards of clothing), ketepatan waktu, perilaku sosialdan etika belajar/kerja. Pengertian
disiplin sekolah kadangkala diterapkan pulauntuk memberikan hukuman (sanksi) sebagai
konsekuensi dari pelanggaranterhadap aturan, meski kadangkala menjadi kontroversi dalam
menerapkan metode pendisiplinannya, sehingga terjebak dalam bentuk kesalahan perlakuan
fisik (physical maltreatment) dan kesalahan perlakuan psikologis (psychologicalmaltreatment),
sebagaimana diungkapkan oleh Irwin A. Hyman dan Pamela A.Snock dalam bukunya
“Dangerous School” (1999).
b. Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini siswa dapat megetahui seberapa besar penerapan disiplin
yang sudah dilakukan dan dapat menyadari betapa pentingnya disiplin itu dalam perkembangan
pribadi serta masa depan yang bersangkutan. Oleh karena itu diharapkan dapat memberikan
motivasi lebih baik dan siswa dapat menjalankan segala sesuatunya lebih dewasa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2. Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Dan Perilaku Siswa Yang Dinilai Tidak Atau
Kurang Disiplin
A. Penyebab Utama Perilaku Tidak Disiplin Siswa
Membicarakan tentang disiplin sekolah tidak bisa dilepaskan dengan persoalan perilaku
negatif siswa. Perilaku negatif yang terjadi di kalangan siswa remaja pada akhir-akhir ini
tampaknya sudah sangat mengkhawarirkan, seperti: kehidupan sex bebas, keterlibatan dalam
narkoba, gang motor dan berbagai tindakan yang menjurus ke arah kriminal lainnya, yang tidak
hanya dapat merugikan diri sendiri, tetapi juga merugikan masyarakat umum. Di lingkungan
internal sekolah pun pelanggaran terhadap berbagai aturan dan tata tertib sekolah masih sering
ditemukan yang merentang dari pelanggaran tingkat ringan sampai dengan pelanggaran tingkat
tinggi, seperti : kasus bolos, perkelahian, nyontek, pemalakan, pencurian dan bentuk-bentuk
penyimpangan perilaku lainnya.Tentu saja, semua itu membutuhkan upaya pencegahan dan
penanggulangganya, dan di sinilah arti penting disiplin sekolah.
Perilaku siswa terbentuk dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain faktor
lingkungan, keluarga dan sekolah. Tidak dapat dipungkiri bahwa sekolah merupakan salah satu
faktor dominan dalam membentuk dan mempengaruhi perilaku siswa. Di sekolah seorang siswa
berinteraksi dengan para guru yang mendidik dan mengajarnya. Sikap, teladan, perbuatan dan
perkataan para guru yang dilihat dan didengar serta dianggap baik oleh siswa dapat meresap
masuk begitu dalam ke dalam hati sanubarinya dan dampaknya kadang-kadang melebihi
pengaruh dari orang tuanya di rumah. Sikap dan perilaku yang ditampilkan guru tersebut pada
dasarnya merupakan bagian dari upaya pendisiplinan siswa di sekolah.
Brown dan Brown mengelompokkan beberapa penyebab perilaku siswa yang indisiplin,
sebagai berikut :
a. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh guru.
b. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh sekolah; kondisi sekolah yang kurang
menyenangkan, kurang teratur, dan lain-lain dapat menyebabkan perilaku yang kurang atau tidak
disiplin.
c. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh siswa , siswa yang berasal dari keluarga yang broken
home.
d. Perilaku tidak disiplin bisa disebabkan oleh kurikulum, kurikulum yang tidak terlalu kaku, tidak
atau kurang fleksibel, terlalu dipaksakan dan lain-lain bisa menimbulkan perilaku yang tidak
disiplin, dalam proses belajar mengajar pada khususnya dan dalam proses pendidikan pada
umumnya.
Sehubungan dengan permasalahan di atas, seorang guru harus mampu menumbuhkan
disiplin dalam diri siswa, terutama disiplin diri. Dalam kaitan ini, guru harus mampu melakukan
hal-hal sebagai berikut :
a. Membantu siswa mengembangkan pola perilaku untuk dirinya; setiap siswa berasal dari latar
belakang yang berbeda, mempunyai karakteristik yang berbeda dan kemampuan yang berbeda
pula, dalam kaitan ini guru harus mampu melayani berbagai perbedaan tersebut agar setiap siswa
dapat menemukan jati dirinya dan mengembangkan dirinya secara optimal.
b. Membantu siswa meningkatkan standar prilakunya karena siswa berasal dari berbagai latar
belakang yang berbeda, jelas mereka akan memiliki standard prilaku tinggi, bahkan ada yang
mempunyai standard prilaku yang sangat rendah. Hal tersebut harus dapat diantisipasi oleh setiap
guru dan berusaha meningkatkannya, baik dalam proses belajar mengajar maupun dalam
pergaulan pada umumnya.
c. Menggunakan pelaksanaan aturan sebagai alat; di setiap sekolah terdapat aturan-aturan umum.
Baik aturan-aturan khusus maupun aturan umum. Perturan-peraturan tersebut harus dijunjung
tinggi dan dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, agar tidak terjadi pelanggaran-pelanggaran yang
mendorong perilaku negatif atau tidak disiplin.
2.4. Upaya-Upaya Yang Bisa Di Lakukan Warga Sekolah Dalam Meningkatkan Penerapan
Disiplin
Terdapat beberapa cara untuk menanamkan disiplin pada anak didik baik itu
dilingkungan keluarga maupun dilingkungan sekolah diantaranya sebagai berikut:
A. Cara Otoriter
Pada cara ini guru menentukan aturan-aturan batasan yang mutlak yang harus ditaati oleh anak-
anak, dan anak harus tunduk dan patuh dan tidak ada pilihan lain. Akan tetapi dengan
mempergunakan sikap otoriter ini anak akan memperlihatkan reaksinya misal: menentang atau
melawan karena anak merasa dipaksa, maka menetang dan melawan, bisa ditampilkan dalam
tingkah laku yang melanggar norma dan menimbulkan persoalan pada dirinya. Cara otoriter
memang biasa digunakan pada permulaan menanamkan disiplin
B. Cara Bebas
Pada cara bebas ini pengawasan menjadi berkurang, anak sudah terbiasa mengatur dan
menentukan sendiri apa yang dianggapnya benar, pada umumnya kesadaran ini terjadi pada
keluarga. Keluarga yang keduanya bekerja dan tidak ada waktu untuk mendidik anak dengan
baik, yang mana orang tua lebih melimpahkan anak kepada guru. Sedangkan orang tua sendiri
hanya bertindak sebagai polisi yang mengawasi, menegor dan mugkin memahrahi. Orang tua
tidak bisa berintraksi langsung dengan anak. Oleh karena itu hubungana anak dengan orang tua
tidak baik, dan anak akan merasa sendiri sehingga menjadikan perkembnagan kepribadinya tidak
terarah.
C. Cara Demokratis
Cara ini dilakukan dengan cara memperhatikan dan menghargai kebebasan anak, namun
kebebasan disini tidak mutlak yaitu perlu adanya bimbingan penuh pengertian antara anak dan
guru atau orang tuanya. Dengan cara demokratis anak akan tumbuh rasa tanggung jawab untuk
memperhatikan sesuatu tingkah laku dan memupuk kepervcayaan dirinya. Dan jika tingkah
lakunya tidak berkenan bagi teman-temanya maka anak mampu menghargai tutntutan pada
lingkungan sekolhnya.
Sedangkan Teknik-teknik penanaman disiplin adalah sebagai berikut :
A. Teknik yang berorientasi pada kasih sayang
Teknik ini dikenal dengan menanamkan disiplin dengan meyakinkan tanpa kekuasaan,
memberikan pujian dan menerangkan sebab-sebab sesuatu tingkah oleh anak, yang mana anak
memperkembangkan rasa tanggung jawab dan disiplin yang baik.
B. Teknik yang bersifat Material
Tehnik ini menggunakan hadiah-hadiah yang benar-benar berwujud atau hukuman mendidik
meyakinkan melalui kekuasaan(power assertive discipline)
Selanjutnya, Brown dan Brown mengemukakan pula tentang pentingnya disiplin dalam
proses pendidikan dan pembelajaran untuk mengajarkan hal-hal sebagai berikut :
a. Rasa hormat terhadap otoritas/ kewenangan; disiplin akan menyadarkan setiap siswa tentang
kedudukannya, baik di kelas maupun di luar kelas, misalnya kedudukannya sebagai siswa yang
harus hormat terhadap guru dan kepala sekolah.
b. Upaya untuk menanamkan kerja sama; disiplin dalam proses belajar mengajar dapat dijadikan
sebagai upaya untuk menanamkan kerjasama, baik antara siswa, siswa dengan guru, maupun
siswa dengan lingkungannya.
c. Kebutuhan untuk berorganisasi; disiplin dapat dijadikan sebagai upaya untuk menanamkan
dalam diri setiap siswa mengenai kebutuhan berorganisasi.
d. Rasa hormat terhadap orang lain; dengan ada dan dijunjung tingginya disiplin dalam proses
belajar mengajar, setiap siswa akan tahu dan memahami tentang hak dan kewajibannya, serta
akan menghormati dan menghargai hak dan kewajiban orang lain.
e. Kebutuhan untuk melakukan hal yang tidak menyenangkan; dalam kehidupan selalu dijumpai
hal yang menyenangkan dan yang tidak menyenangkan. Melalui disiplin siswa dipersiapkan
untuk mampu menghadapi hal-hal yang kurang atau tidak menyenangkan dalam kehidupan pada
umumnya dan dalam proses belajar mengajar pada khususnya.
f. Memperkenalkan contoh perilaku tidak disiplin; dengan memberikan contoh perilaku yang tidak
disiplin diharapkan siswa dapat menghindarinya atau dapat membedakan mana perilaku disiplin
dan yang tidak disiplin.
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Penegakan disiplin di sekolah tidak hanya berkaitan dengan masalah seputar kehadiran
atau tidak, terlambat atau tidak. Hal itu lebih mengacu pada pembentukan sebuah lingkungan
yang di dalamnya ada aturan bersama yang dihormati, dan siapapun yang melanggar mesti berani
mempertanggungjawabkan perbuatannya. Setiap pelanggaran atas kepentingan umum di dalam
sekolah mesti diganjar dengan hukuman yang mendidik sehingga siswa mampu memahami
bahwa nilaidisiplin itu bukanlah bernilai demi disiplinnya itu sendiri, melainkan demi tujuan lain
yang lebih luas, yaitu demi stabilitas dan kedamaian hidup bersama.
Disiplin sekolah merupakan keseluruhan ukuran bagitindakan-tindakan yang menjamin
kondisi-kondisi moral yang diperlukan, sehingga proses pendidikan berjalan lancar dan tidak
terganggu. Adanya kedisiplinan dapat menjadi semacam tindakan preventif dan menyingkirkan
hal-hal yang membahayakan hidup kalangan pelajar. Sekolah tanpa kedisiplinan adalah seperti
kincir tanpa air.
3.2. SARAN
Dalam rangka meningkatkan kedisiplinan siswa, ada beberapa upaya yangmungkin bisa
dilakukan diantaranya:
A. Untuk menumbuhkan konsep diri siswa sehingga siswa dapat berperilaku disiplin, guru
disarankan untuk bersikap empatik, menerima, hangat danterbuka.
B. Guru terampil berkomunikasi yang efektif sehingga mampu menerima perasaan dan mendorong
kepatuhan siswa.
C. Guru disarankan dapat menunjukkan secara tepat perilaku yang salah,sehingga membantu siswa
dalam mengatasinya; dan memanfaatkan akibat-akibat logis dan alami dari perilaku yang salah.
DAFTAR PUSTAKA
http://abudaud2010.blogspot.co.id/2010/10/faktor-faktor-yang-mempengaruhi.html
http://akramberbagi.blogspot.co.id/2012/11/sebab-pelanggaran-disiplin-dan-cara.html
http://aroxx.blogspot.co.id/2013/12/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-disiplin.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Disiplinhttp://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-
sekolah/
http://syaifulhijrah.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-perilaku-pengertian-disiplin.html
http://tkj-go.blogspot.co.id/2011/09/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-sikap.html
http://uleimeuasoe.blogspot.co.id/2011/02/disiplin-itu-kunci-sukses.html
https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/04/04/disiplin-siswa-di-sekolah/
https://ndalz.wordpress.com/tag/masalah-kedisiplinan-siswa/
https://tarmizi.wordpress.com/2008/12/12/kedisiplinan-siswa-di-sekolah/
https://witaisma.wordpress.com/2013/05/19/a-pengertian-kedisiplinan-kedisiplinan-adalah-suatu-
kondisi-yang/