Anda di halaman 1dari 112

Kebijakan Publik

Public Policy
Program Studi Administrasi Niaga
FIA UI, 2020

Catatan: Materi dalam file ini hanya untuk keperluan terbatas/ studi
internal pada kelas mata kuliah Kebijakan Publik (Adm Niaga); dan tidak
untuk diperbanyak dan atau diunggah (upload ) di internet (Kusnar Budi)
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts
Meskipun sudah dibangun jalan bersusun, Jakarta masih tetap
macet  menimbulkan berbagai dampak sosial ekonomi

Kebijakan publik yang dibuat & dilaksanakan pemerintah belum


memberi output dan outcomes yang diharapkan
Jalan di Jakarta macet setiap hari
Masalah Publik yang kompleks/ rumit dan perlu kebijakan publik yang
komprehensif sebagai solusi dari masalah ini.
Sungai dan lingkungan yang bersih adalah hasil dari kebijakan publik
(Contoh: Maribyrnong River, Victoria Australia. Sebelumnya sungai ini
kotor, tercemar limbah industri. Kebijakan Pemerintah setempat,
berhasil menjadikan sungai ini bersih, dan bermanfaat bagi warga.
Jakarta Kota Sepeda Motor Terbanyak Di Dunia?

Kebijakan Public Transport / transportasi umum masal belum dapat


mengatasi masalah mobilitas  warga memilih sepeda motor
Rencana Gedung DPR/MPR RI: kebijakan yang tidak (dapat)
direalisasikan oleh karena kecaman publik. Terdapat pro
kontra dari setiap kebijakan yang dihasilkan pemerintah
Kecelakaan maut di Jalan tol Cipularang, Polisi Cek urine anak
muda pengendara mobil sedan celaka tersebut.

Sopir mobil maut adalah Mahasiswa berusia 18 Tahun yang mengendarai


kendaraannya melampaui batas kecepatan maksimal.
Coba Anda pikirkan
Bagaimana kejadian ini dapat dikaitkan dengan Kebijakan Publik?

Sumber: Detik.com , Minggu 7 April 2013.


Kembalikan Jakarta yang lengang seperti ini 

Dapatkah kebijakan publik mengubah/ mengembalikan kondisi


masyarakat dan lingkungan ke kondisi yang diharapkan?
Terminal Bus Lapangan Banteng 1970an

Kebijakan Publik  Pelayanan Publik


SAP 1
Pengertian,
Peran Penting
Ruang Lingkup

KEBIJAKAN PUBLIK
Tujuan Akademis Tujuan Profesional
Mind
Knowledge Bekal
Teoritis Konseptual Knowledge
Paradigma & Skill
Kebijakan Publik Kebijakan,
Heart
memahami
Hands mencermati
Kebijakan
Publik
Sebagai
bekal profesi
Tujuan
Mempelajari Kebijakan Tujuan Politis
Publik Dengan knowledge & skill
Kebijakan Publik memberi
acuan tentang pembentukan
sikap (Attitude) nurani terkait
kebijakan publik yang memiliki
empati dan keberpihakan
kepada masyarakat luas
Background istilah Kebijakan Publik
• Kebijakan Publik dari Public Policy (English)
Pada masa lalu (thn 1980an) Public Policy pernah
diterjemahkan: “Kebijaksanaan Negara” namun
dianggap kurang tepat; kemudian dikoreksi oleh
Lembaga Bahasa menjadi Kebijakan Publik

• Kata “kebijaksanaan”  dalam Bahasa Inggris:


Wisdom; sedangkan “kebijakan” Policy

• Seyogyanya Kebijakan publik memang harus


mengandung nilai-nilai/ etika moralitas bijaksana;
terdapat kebijaksanaan bagi kepentingan publik.
Definisi Kebijakan Publik

1. Thomas R. Dye, 1978


Public Policy is Whatever governments
choose to do or not to do

Apapun yang dipilih oleh


pemerintah untuk dilakukan atau
tidak dilakukan
2. James E. Anderson, 1979
Public Policy is:
“A purposive course of action followed by an actor
or set of actors in dealing with a problem or
matter of concern”

(Serangkaian tindakan yang bertujuan dan


dilakukan serta diikuti oleh seorang aktor atau
sejumlah aktor berkenaan dengan adanya
masalah tertentu)
3. David Easton, 1953
Public policy is the authoritative allocation of
values for the whole society

4. Charles L.Chochran & Eloise F.Malone 1995


Public policy consists of political decisions for
implementing programs to achieve societal goals
public policy consists of a plan of action or program
and a statement of objectives, in other words, a
map and a destination "

16
• Chochran & Eloise F.Malone 1995
Kebijakan publik terdiri dari berbagai keputusan
politik untuk melaksanakan program-program
demi tercapainya tujuan-tujuan masyarakat
kebijakan publik berisi sebuah rencana tindakan
atau program dan berupa pernyataan tujuan yang
hendak dicapai, atau dengan kata lain, sebuah
peta dan sebuah tujuan
Coba Anda carikan Contoh Kebijakan Publik
dengan menggunakan definisi di atas.
*Peran Penting Kebijakan Publik
(Esensi inti dari kebijakan publik)
Kebijakan Publik  tindakan yang dilakukan
oleh pemerintah (the action of government)
Intervensi aktif (bukan pasif) administrasi negara
(pemerintah) terhadap kehidupan publik
Tujuan meningkatkan kualitas kehidupan publik
Keterbatasan kebijakan: waktu, dana, SDM, dll.
Problem solving bagi masalah publik.
Kebijakan Publik  hidup dan kehidupan Warga

• Kehidupan kita sebagai warga negara, dari


berbagai aspeknya terkait dengan kebijakan
publik. Listrik yang menerangi rumah, air yang
tersedia, internet, udara bersih/ polusi lingkungan
tempat tinggal, pengelolaan sampah, keamanan
pemukiman, daftar keluarga di Kartu Keluarga,
KTP, Akte kelahiran (dan kematian), dsb. semua
terkait dengan kebijakan publik.
• Kebijakan publik melingkupi hidup warga: From
the Cradle to the Grave (dari ayunan sampai liang kubur)
• Apakah benar Problem Solving?
benar-benar untuk:
Kepentingan Publik (Public Interests)
Kebutuhan Publik (Public Needs)
Keinginan Publik (Public Wants)

• Perlu dicermati: bisa jadi kebijakan yang dibuat oleh


pejabat publik mengatasnamakan untuk kepentingan
publik, namun dibalik itu sesungguhnya untuk
kepentingan sempit, kepentingan dirinya/ kelompoknya,
atau kepentingan pemilik modal/ pengusaha, atau bahkan
kepentingan asing, dsb.
• Kebijakan berperan penting untuk:
Mengendalikan to control perilaku orang-orang di:
 keluarga (kebijakan keluarga)
 tempat kerja (kebijakan tempat kerja)
 kampus (kebijakan kampus)
 kota, kabupaten, provinsi, dan negara
(public policy)
 masyarakat (komunitas)
 di jalan raya mengendalikan perilaku
masyarakat berlalulintas
RUANG LINGKUP KEBIJAKAN PUBLIK
David Easton
Kebijakan publik adalah pengalokasian nilai-nilai
secara otoritatif / paksa kepada masyarakat

Di Indonesia setiap kebijakan publik yang dibuat


harus didasari oleh Pancasila (dasar negara)

Apakah kebijakan publik = Undang-undang?


Ada tiga kategori kebijakan
1. Kebijakan umum  dulu GBHN, Undang-Undang
2. Kebijakan pelaksanaan Peraturan Pemerintah
3. Kebijakan teknis operasionalKep Menteri, Dirjen dst
• Kebijakan publik proses yang kompleks & dinamis –
pengkajian multidisiplin

• Jenjang/ tingkatan/ stratifikasi kebijakan


1. Kebijakan umum (strategis)
2. Kebijakan manajerial
3. Kebijakan teknis operasional

• Secara konseptual kebijakan publik:


1. sejumlah tujuan (ends)
2. sejumlah alat (means)
• Pemerintahan negara  Membuat kebijakan-kebijakan
dalam aspek kehidupan yang luas; perlu keterkaitan,
konsistensi & keterpaduan supaya tercapai sinergi dan
kinerja yang optimal
FUNGSI/ PERAN GANDA ADMINISTRASI NEGARA
1. Fungsi Politik 2. Fungsi Administratif
(Perumusan Kebijakan) (Implementasi Kebijakan)

OUTPUT:
Administrasi Negara Kebijakan Publik
untuk
INPUT PROSES
SOLUSI
Masalah MASALAH
publik PUBLIK
Keputusan Kebijakan Keputusan
Politik Publik Administrasi Ethical Value
implications
• Security
• Law & order
• Justice
• Liberty
• Welfare
Evaluasi Feedback Feedback

Lingkungan: Sosial-Budaya-Politik-Ekonomi-Teknologi, Hukum, dll.


Baca: Frank J. Goodnow (1900) Politics & Administration: A Study in Government
• Types of Public Agencies

Legislation drivenN Service driven Citizen driven


*Old Public Administration New Public Management *(New Public Services)

Goal: legal conformity competitiveness community quality


of life
Perspective: state public sector civil society
Control
mechanism: hierarchy market networks

Logic: legal economic political

Tony Bovaird & Elke Lofler eds. 2003 Public Management and Governance,
New York: Routledge, p19
Tiga perspektif dasar administrasi publik,
1. Administrasi publik klasik (old public administration)
Kepentingan publik sebagai kepentingan yang
didefinisikan secara politik oleh aktor politik dan dalam
bentuk aturan hukum;
2. Manajemen publik baru (new public management)
Melihat kepentingan publik sebagai representasi dari
agregasi/kumpulan kepentingan individu; dan
3. Pelayanan publik baru (new public service)
memandang kepentingan publik sebagai produk dari
dialog tentang nilai bersama.
Negara, Pemerintah dan Warga
• Negara merupakan masyarakat politik
 mempunyai sistem hukum yang berlaku
umum
 suatu pemerintah yang independen dan
terorganisir
 yang mengontrol semua orang yang
bermukim pada suatu wilayah tertentu
Negara  entitas politik yang mengklaim suatu
monopoli mengenai penggunaan kekerasan
memaksa dalam satu wilayah

(Znaniecki 1952 dalam Hamdi 2014)


Pekembangan Studi Kebijakan: Dimensi Teoritis
NEGARA
Masyarakat
Pemerintah

Hubungan
• Apa tujuan dan Kegiatan
• Bagaimana pelaksanaannya

Politik Dikotomi Administrasi


• Peranan negara • Kegiatan rinci institusi
• Sifat masyarakat politik tertentu: Legislatif,
• Hak & tanggung jawab Batas mengabur Eksekutif, Yudikatif
masyarakat & pemerintah

Apa yang senyatanya


dilakukan Pemerintah

POLICY SCIENCE
(Hamdi 2014, 45)
Dikotomi Ilmu Administrasi (Negara) dan Ilmu Politik

• Ilmuwan politik semula tidak banyak yang tertarik pada


pada kajian kebijakan publik
Lebih tertarik pada  Kajian lembaga-lembaga politik
Hubungan internasional
Teori perbandingan politik

• Kebijakan Publik Dianggap sebagai bidang


ilmu Administrasi negara
Belajar tetang struktur dan teknis,
Kebijakan publik sebenarnya mengkaji dinamika sosial,
ekonomi dan politik.
• Pada saat ini, dikotomi ilmu Adm (negara) & Ilmu Politik
tidak lagi besar kedua disiplin ilmu saling isi mengisi.
Studi Kebijakan Publik
• Mempelajari keputusan-keputusan pemerintah
dalam mengatasi masalah yang menjadi perhatian
publik (the knowledge about policy process)

Analisis Kebijakan Publik


• Menguraikan penyelidikan/ penelitian yang
menghasilkan informasi yang akurat dan berguna
bagi pengambilan keputusan
(knowledge in the policy process)
Analisis Kebijakan dan Pembuatan Kebijakan
Analisis Kebijakan dan Manfaatnya
Analisis Kebijakan Produk dan Manfaatnya
1. Perumusan masalah Informasi tentang situasi kondisi yang menimbulkan masalah
(Problem Structuring) kebijakan (masalah yang perlu solusi kebijakan; Ini diperlukan
untuk menyusun agenda (agenda setting)

2. Peramalan Informasi tentang konsekuensi di masa depan dari penerapan


(Forecasting) berbagai alternatif kebijakan yang dipilih, termasuk jika
Pemerintah tidak melakukan apa-apa. Diperlukan untuk
formulasi
kebijakan (policy formulation)

3. Rekomendasi Informasi yang menjadi dasar pertimbangan untuk memilih


(Recommendation) alternatif kebijakan yang paling tepat dari berbagai pilihan.

4. Pemantauan Informasi/ identifikasi tentang berbagai permasalahan yang


(Monitoring) muncul dalam implementasi kebijakan

5. Evaluasi (Evaluation) Informasi tentang kinerja kebijakan (implikasi dari kebijakan)


Mulai tahun 2013,
Profesi Analis Kebijakan (AK) telah diakui
oleh pemerintah sebagai suatu jabatan
fungsional yang sangat dibutuhkan, guna
meningkatkan kualitas kebijakan publik.

(PermenpanRB nomor 45 tahun 2013 tentang Jabatan


Fungsional Analis Kebijakan dan Angka Kreditnya)
Tiga Aspek Studi Kebijakan
Proses Kebijakan Isi Kebijakan Hasil Kebijakan
Tindakan dan interaksi pihak2 Seperangkat tujuan khusus Pengalokasian nilai-nilai yg
yang berwenang menentukan (output politik & administratif) bersifat otoritatif kepada
suatu pilihan akhir alternatif seluruh masyarakat
solusi
Unsur-unsur (komponen)
Proses pemilihan tujuan & -Sasaran yg ingin dicapai Output dari tindakan
nilai-nilai (obyek khusus) terencana dg sasaran
-Tingkah laku yang ingin tertentu
Pengalokasian tujuan & nilai- dicapai
nilai tsb. bagi seluruh anggota
masyarakat
-Urutan2 kejadian (Keadaan yang
(perubahan yg diinginkan) diinginkan)
-Pernyataan dgn maksud
Proses pembuatan
tertentu
keputusan
1. Identifikasi masalah -Tindakan2 yang dilakukan
2. Menentukan alternatif2 (Implementasi)
3. Rekomendasi Fokus:
4. Pengambilan keputusan Tujuan – Strategi-Tindakan

Public policy Produk pemerintah, Bersifat memaksa, Sanksi =Tujuan pemerintah


Obyek Studi Kebijakan Publik
PROCESS CONTENT CONTEXT

Mempelajari Mempelajari Mempelajari


kebijakan dari kebijakan publik kebijakan publik
tahapannya dari Isinya. dari konteks/
Isi kebijakan publik level (locus)-nya
Apa yang perlu
diperhatikan/ terkait bidang-
dikerjakan dalam bidangnya. Ada Konteks
dalam setiap tahapan kebijakan: pendidikan, kebijakan:
(Formulasi- ketenagakerjaan, Internasional,
Implementasi- dan kesehatan, lingkungan
hidup, energi dan
Regional,
Evaluasi)
sumberdaya alam, dsb nasional, lokal
(daerah)
Berbagai Disiplin Ilmu
• Kebijakan publik adalah ilmu yang unik karena
memiliki karakter yang multidisipliner percampuran
banyak disiplin ilmu: sosial, politik, ekonomi, hukum,
teknologi, matematika, dsb.

• Multimetode dengan berbagai metode: kuantitatif,


kualitatif, dan perpaduan kuantitatif dan kualitatif

• Menggabungkan fakta dan nilai. Kebijakan publik


ilmu ini sulit karena karakternya kompleks, karena itu
mempelajari ilmu ini menjadi tantangan yang menarik.
(Islami, Muh. Irfan 2014)
Sebagai suatu disiplin ilmu yang berkembang
pesat, kebijakan publik memiliki peran penting
khususnya bagi calon-calon pemimpin masa
depan.

Kebijakan publik dipelajari oleh beragam


kalangan dari berbagai disiplin ilmu, seperti:
kedokteran, pertanian, lingkunan hidup,
pertambangan, penduduk dan ketenagakerjaan,
dsb. termasuk dari Administrasi Niaga.

Sekian-Terima Kasih
SAP 2.
Kepentingan Publik
dan
Masalah Publik

Kepentingan Publik Kebutuhan Publik Masalah Publik


Peran Lingkungan dalam Pembuatan Kebijakan Publik
Berbicara tentang
Kepentingan Publik & Masalah Publik
akan terkait dengan nilai-nilai (values)

Nilai-nilai yang dianggap penting oleh publik


Public Values
• Nilai adalah sesuatu yang memiliki harga
atau bobot yang biasanya berasal dari
kepercayaan (beliefs), aspirasi (aspirations)
dan kebutuhan (requirements) untuk dapat
bertahan , (dengan) kesehatan dan kekuatan
fisik dan psikologis

(Robert H. Simmons & Eugene P. Dvorin, 1977 dalam


Islami 2014)
Nilai-nilai (Values)
Pembatas, sekaligus pendorong perilaku manusia.

• Nilai-nilai terartikulasi dalam bentuk kepetingan


(interests), kebutuhan (needs), keinginan (wants),
tuntutan (demands), atau keharusan (a must).
• Nilai dapat dimanfaatkan, secara implisit maupun
eksplisit oleh pihak-pihak dalam proses kebijakan.
• Semua keputusan publik merupakan "pilihan banyak
nilai" dan ini mencakup cara yang berbeda dalam
melihat situasi yang sama, cara yang terkait dengan nilai-
nilai yang berbeda
(Vickers dalam Islami, 2014)
Nilai-nilai yang Memengaruhi Pembuat Kebijakan

1. Organizational Values, kebijakan dibuat berlandaskan


nilai kepentingan dan keuntungan organisasinya agar
tetap eksis mendapat proyek atau program-program.
2. Professional Values; nilai-nilai profesional pembuat
kebijakan memengaruhi preferensi tentang bagaimana
seharusnya kebijakan dibuat. Profesi dokter peduli akan
pentingnya kesehatan, profesi guru/ dosen concern
tentang pendidikan, profesi lawyer fokus hukum, dsb.
3. Personal Values, kebijakan dibuat berlandaskan pada
nilai-nilai kepentingan/ keuntungan pribadi (harta,
kekuasaan, reputasi, ambisi). Contoh: pejabat menerima
“suap” untuk membuat kebijakan tertentu
4. Ideological Values, pembuat kebijakan memanfaatkan
nilai-nilai ideologis yang dianut oleh partainya atau
negaranya. Nilai-nilai komunisme (di RRC),
liberalisme/kapitalisme (AS), Pancasila di Indonesia
5. Policy Values, kebijakan dibuat berdasarkan nilai-nilai
kepentingan publik (public values), bukan kepentingan
lainnya.
6. Political Values, kebijakan dibuat dilandasi oleh nilai-
nilai kepentingan partai politiknya (“petugas partai”);
kebijakan publik menjadi alat untuk kemajuan dan
keuntungan partainya.
(Anderson, James E (2011) Public Policymaking: An
Introduction. Boston: Wadsworth; h 132-135)
• Realitanya sangat sulit pembuat kebijakan menghindari
penggunaan hanya satu nilai saja. Sering terjadi
percampuran berbagai nilai dalam perumusan kebijakan,
perumus kebijakan sebagai manusia tidak dapat
menghindar dari kepentingan pribadi, kelompok,
ideologi, dan sebagainya.
• Selain itu, dalam proses kebijakan persinggungan
berbagai nilai adalah hal yang wajar terjadi. Setiap
perumus kebijakan selalu berusaha/berjuang agar nilai-
nilai yang dianutnya dapat diterima oleh pihak lain
sebagai nilai bersama (shared values).
• Dapatkah shared values tsb diupayakan menjadi/sejalan
dengan nilai-nilai kepentingan publik?
(Islami 2014)
Kepentingan Publik (Public Interests)
Adalah background dari setiap masalah publik.

• Pada hakikatnya kepentingan publik hasil dari


proses mendialogkan nilai-nilai dari aktor-aktor
kebijakan secara bersama (shared values).
• Nilai adalah sesuatu yang memiliki harga atau bobot
yang biasanya berasal dari kepercayaan (beliefs), aspirasi
(aspirations) dan kebutuhan (requirements) untuk dapat
bertahan , (dengan) kesehatan dan kekuatan fisik dan
psikologis

(Robert H. Simmons & Eugene P. Dvorin, 1977 dalam Islami 2014)


Pengertian Kepentingan publik

• Kehendak penduduk secara luas -the popular will


• Proses mengakomodasi kepentingan kelompok
The process of group accomodation
• Hasil pelaksanaan kekuasaan politik yang efektif
The results of an effective exercise of political power
 yang menghasilkan shared values
• Kepentingan publik bukanlah ditentukan dengan
menjumlahkan berbagai kepentingan privat.
Sejak lama hal ini telah ditegaskan oleh Paul Appleby
(1950 dalam Denhardt & Denhardt (2003)
• Konsep kepentingan publik banyak dibicarakan.
Hal ini disebabkan oleh munculnya paradigma New
Public Management (NPM)
• NPM berpandangan bahwa administrasi publik perlu
banyak mengadopsi prinsip-prinsip pasar (bisnis) ;
Administrator publik untuk berhasil perlu
mentransformasi nilai-nilai sektor privat ke dalam sektor
publik.
• Dari sinilah muncul istilah pemerintahan wirausaha
(Entrepreneurial Government) atau Pemerintahan
semestinya dijalankan menyerupai sebuah bisnis/
perusahaan...terdapat pro dan kontra tentang ini
• Sektor privat bertujuan mencapai kepentingan profit
making; dan lebih mengutamakan kepentingan individu
(self interest);
• Sedangkan sektor publik bertujuan memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada warga service making
lebih berorientasi kepada pemenuhan kepentingan
masyarakat (public interest).

• Kakarkter keduanya tidak sama. Untuk itu, maka


konsep kepentingan publik lebih tepat diterapkan di
sektor publik; perlu dijadikan landasan bagi perumusan
kebijakan publik.
Sifat Masalah Publik (William N. Dunn
• Saling ketergantungan
• Terdapat interdependensi, masalah publik tidak berdiri sendiri
tapi saling kait.
• Subyektif
berdasarkan pilihan, persepsi dan interpretasi individual (pejabat/
aktor) yang mengartikannya
• Artifisial
Dipilih, dibuat, didefinisikan, diungkapkan berdasarkan preferensi
individu aktor kebijakan

• Dinamis
Tidak statis “diam” tapi dapat berkembang berubah dari waktu ke
waktu sesuai dengan pergerakan dalam masyarakat
Kebijakan Publik
• Produk Pemerintah
Bersifat memaksa
 Terdapat Sanksi dan Insentif
 Merupakan tujuan pemeritah
Kebijakan Publik: PROSES
Proses pemilihan tujuan dan nilai-nilai bagi seluruh
anggota masyarakat

Proses dalam tahapa-tahapan dilakukan oleh


Lembaga-lembaga pemerintah

Proses: Formulasi Implementasi Evaluasi


Komponen Kebijakan
Pernyataan sikap mengenai
• Apa yang ingin diberikan
• Sasaran yang ingin dicapai
• Tingkah laku yang ingin dicapai
• Batasan tingkah laku yang dipilih
• Implementasi: tindakan yang dilakukan terkait
obyek
Masalah Publik & Proses Kebijakan
Sifat kebijakan Kebijakan Publik
• Artifisial • Produk Pemerintah
• Subyektif Environment
• Bersifat memaksa
• Saling terkait • Sanksi + Insentif
• Dalam waktu • Tujuan pemeritah
tertentu
Demands Process

Output
Input

A Political Decisions
Supports
System or Policies

Feedback
Kebijakan  PROSES Komponen Kebijakan
Proses pemilihan tujuan • Pernyataan sikap mengenai
dan nilai-nilai bagi seluruh apa yang ingin diberikan
anggota masyarakat • Sasaran yang ingin dicapai
Dilakukan oleh Lembaga- • Tingkah laku yang ingin dicapai
lembaga Pemerintah • Batasan tingkah laku yang dipilih
• Implementasi  Tindakan yang dilakukan terkait obyek
Masalah Publik dan Kebijakan
• Sifat subyektif & artifisial dari Kebijakan Publik
Mempelajari permasalahan kebijakan publik terkait pula
dengan karakter policy makers yang terlibat.
• Di negara-negara berkembang
Pejabat pemerintah & Sistem administrasi mempunyai
Peranan yang besar dalam pengungkapan Kepentingan
publik
Hal ini terkait dengan kondisi (sos,ek, bud) masyarakat
Juga terkait dengan budaya politik
• Kesulitan dalam perumusan kebijakan publik
kebijakan publik sering kali diartikan beragam oleh
power elites
ada kepentingan-kepentingan pribadi dan kelompok
Masalah Publik dan Kebijakan di Era Demokrasi
Kebijakan Publik
Produk dari demokrasi (suasana lingkungannya)
Pertemuan dari kepentingan-kepentingan para aktor
Lembaga-lembaga organisasi-organisasi,aturan-aturan,
budaya dan tradisi
Kesepakatan-kesepakatan (antar aktor)

Kebijakan publik  perwujudan peran negara


Wewenang dan tanggung jawab direpresentasikan oleh
pemerintah

Democracygovernment by the whole people


Partisipasi Warga (Citizens) makin diperbesar
Warga memiliki kesempatan yang luas untuk terlibat dalam pengungkapan
kepentingan publik; terlebih dengan tersedianya teknologi media sosial.
Divestasi Politik
Keputusan yang diambil lebih untuk melayani kepentingan-
kepentingan pejabat...bukan kepentingan publik

Contoh
1. Pembangunan ruang rapat DPR (ditengah krisis ekonomi)
2. Biaya rapat kabinet Rp 30M per bulan
(Kontras dgn kondisi sosial ekonomi masyarakat umum)
1. Biaya Pidato Gubernur Rp 1,2 M per tahun
2. Insentif komunikasi (uang pulsa) anggota Dewan
3. Mobil dinas yang mewah untuk pejabat
4. Studi banding yang tidak realistik logis
5. Rapat pejabat publik di hotel-hotel mewah dalam situasi
krisis ekonomi.
Public Trust (kepercayaan publik)
• Di berbagai negara, terdapat kecenderungan
berkurangnya kepercayaan masyarakat kepada
pemerintah;
• Hal tersebut akibat dari semakin lemahnya perhatian
pemerintah terhadap kepentingan publik (lebih
memikirkan kepentingan diri dan kelompoknya)
• Oleh karena itu, pemerintah perlu memperkuat tanggung
jawabnya terkait pemenuhan kepentingan publik.
Perumus kebijakan memiliki kewajiban etis dalam
merumuskan kebijakan publik, yaitu selalu
memperjuangkan/ meningkatkan kepentingan publik.
Desifit Demokrasi

• Suatu kondisi yang menunjukkan


manfaat demokrasi yang diterima oleh masyarakat
lebih kecil ongkos yang dikeluarkan
Finansial dan Non finansial

• Divestasi Politik Investasi negatif (keputusan


politik memperparah defisit)
SAP 3.
Ruang Lingkup dalam Pembuatan Kebijakan Publik
*Konsep pembuatan kebijakan;
*Aktor-aktor dan Lembaga-lembaga
*Jenis-jenis Kebijakan/ Instrumen Kebijakan
Rute suatu Masalah menjadi Kebijakan Publik
Implementasi
Public Policies Social
Movement
Outcomes:
Decisions Social
Conditions
Policy problems Output:
Social Problems
Solving
Agenda setting: Priorities

Public problems
Bottom up (participative policy making)
Public opinion Top down (imposed policy making)
Gb. Konsep
Public needs & public interests Pembuatan Kebijakan Publik melalui
tahapan/ PROSES
Proses kebijakan menurut Thomas Dye

Identification Agenda Policy Policy


of policy Policy Policy
setting formulation legitimation implementation evaluation
problems

1. Pembuatan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi


kebijakan pengendalian kebijakan
kebijakan

Nugroho Public Policy 2009, h386. Dengan tambahan keterangan 1, 2 & 3


Kebijakan Publik: Value, Capacity, & Support
Lingkungan LingkunganTugas:
Otorisasi Social
Support Dukungan Prosperity, and
Masyarakat, Protection
Perwakilan PENINGKATAN
Masyarakat LIVING
STANDARD

Lingkungan Karya
Kapasitas Sumber
Daya (7M)
Men Women -SDM
Money -Keuangan
Materials -SDA Kebijakan ditujukan untuk
Machines -Teknologi Peningkatan Kualitas Kehidupan
Methods -Pendekatan
Market -Demografi
Moment –Era/Orde
Adaptasi dari: Creating Public Value Mark Moore, 1995
Policy Maker & Policy Implementor
Kabinet (menteri-menteri) Birokrasi
Pejabat publik Public servants
Political decision makers Akal (head) Administrative roles
(peran politik) (Peran administratif)
Hands bidang2 dlm
Nurani (heart) lembaga2 Pemerintah
Policy makers Policy implementor
Coordinator of Programs prosperity
Information handler (exchanger) protection
Guardian of Strategies
Instruments: Pertimbangan
Appropriateness
Policyadvocacy
Efficiency
Policymoney Effectiveness
Policygovernment actions Equity
Policylaws Workability
Visionary leadership dalam Kebijakan Publik
• Hamel & Prahalad  Membangun masa depan

Seharusnya: 60% waktu manajer untuk


perubahan
Kenyataan: Manajer di indonesia 24,1%
waktunya untuk masa depan

Visionary
Leadership Pertanyaan
• Visi Anda tentang masa depan?
Versus pesaing  reaktif atau proaktif
• Issue bisnis apa yang jadi fokus?
• Bagaimana pesaing memandang Anda?
• Perubahan-perubahan yang terjadi?

Gary Hamel & CK Prahalad Competing for the Future, 1996, Boston: Harvard Business School
Level Kebijakan
Policy Level The Governmental setting

Institutional arrangements

Organisational Level The Organisational setting

Institutional arrangements

Operational Level The Individual setting

Patterns of interaction

Outcomes

Assessment

Bromley, David W (1989) Economic Interests and Institutions, the Conceptual Foundation of
Public policy, New York: Basil Blackwell, h33
Pertimbangan dalam Formulasi & Legitimasi

• Formulasi perumusan masalah


Pertimbangan terkait Cara pemecahan masalah
Pemecahan masalah dikatakan “absah-legitimate”
apabila disetujui oleh mayoritas dalam DPR
dan disetujui (ditandatangani) oleh Kepala Pemerintahan
Contoh kasus tentang Undang-Undang Pilkada (yang
baru saja disetujui oleh DPR RI

• Apa yang seharusnya dilakukan?


Berfokus pada tindakan
Berorientasi ke masa depan
Memahami saling ketergantungan antara kenyataan dan
nilai-nilai yang berkembang dalam masyarakat.
Kebijakan Publik & Kelembagaan

Lembaga-lembaga
Pemerintah
Kebijakan Publik
Bagaimana hal-hal ini
Otoritas/ Kekuasaan Diorganisir?
Partisipasi publik Dilembagakan?
(Tuntutan & Dukungan
Legitimasi)
Kapasitas/Kemampuan)
dilembagakan Pelayanan
Publik
SDM (People)

Adm
Negara

Struktur & Kultur Teknologi (technology)


Secara Institusional (Kelembagaan) ,
Kebijakan Publik dibedakan atas tiga institusi

1. Negara
2. Masyarakat
3. Organisasi internasional

(Howlet, Michael & Rames 1995 Studying Public Policy: Policy Cycles
and Policy Subsystems . Toronto: Oxford university Press. p59-78)
Policy features
1. Policy actors  individu/ kelompok yang melakukan tindakan pada
public problems (issues)
Policy= wewenang (menetapkan) pemerintah
Policy makers  yang terlibat (dapat datang dari
berbagai pihak)

2. Policy process  tahapan prosedural yang sangat kompleks dan


melibatkan banyak pihak
Formulasi – implementasi – evaluasi

Policy systems  Policy Institutions – Policy Actors- Political Culture-


Political economy

Policy cultures  values, assumptions, categories, stories, languages


yang berkembang dalam masyarakat (komunitas)

3. Partisipasi dan Dukungan formulasi –implementasi- evaluasi


Pemeran (aktor) Kebijakan
 Policy stakeholders
Semua individu atau kelompok yang terlibat, baik dengan
peran mempengaruhi atau dengan peran dipengaruhi dalam
suatu proses kebijakan

Anderson (1994) membagi Aktor kebijakan menjadi


dua kelompok

1. Pembuat kebijakan formal (legislatif, eksekutif & Yudikatif)

2. Partisipan informal (kelompok kepentingan, partai politik, media


masa, lembaga riset, pooling, perguruan tinggi, dan warga negara)
Sistem Kebijakan

Stakeholders
Kebijakan
(Policy Stakeholders)

Analis/pengamat kebijakan
Masyarakat/komunitas
Serikat-serikat Buruh
Partai politik
Lembaga-lembaga terkait
Lingkungan
Kebijakan Kebijakan Publik
(Policy Environment) (Public Policies)

Kriminalitas Penegakkan hukum


Inflasi Ekonomi
Pengangguran Kesejahteraan
Diskriminasi SDM
Masalah perkotaan Perkotaan

Thomas R Dye Understanding Public Policy 1978 in Dunn Public Policy Analysis: An Introduction 1981, h46
Lembaga-lembaga formal (Struktur Politik)
1. Suprastruktur politik Kehidupan politik pemerintahan yang
berkaitan dengan kehidupan lembaga-lembaga (Adm) negara, fungsi dan
wewenang serta hubungan kewenangan antar lembaga negara yang ada
Suprastruktur politik Indonesia terdiri atas:

Legislatif MPR = DPR + DPD


A
UU P
B
Eksekutif Presiden/ wapres + N
Kabinet /
K
E
U
A
Yudikatif Kekuasaan kehakiman N
MA, MK dan KY G
A
N

Eksaminatif BPK
2. Infrastruktur politik:  kehidupan politik rakyat yang
berkaitan dengan pengelompokan warganegara atau anggota
masyarakat kedalam berbagai macam golongan yang
biasanya disebut sebagai
kekuatan sosial politik.

Infastruktur politik di Indonesia:


a. Partai politik ( political party)
b. Kelompok Kepentingan (Interest group)
c. Kelompok penekan (pressure group)
d. Media komunikasi politik (media of political communication)
e. Kelompok wartawan (journalism group)
f. Kelompok mahasiswa (student group)
g. Tokoh politik ( political figures)
h. Perguruan Tinggi
i. Anggota masyarakat dan kegiatan Media Sosialnya
Stakeholders Primer dari Perusahaan
Stakeholders Sekunder dari Perusahaan
Konsepsi Governance & Pencapaian Tujuan Negara

Pencapaian Tujuan Negara

People Sector
Private Sector (Community
(Swasta) Sector- Civil
Society

Public Sector
(Pemerintah)

Sumber: World Bank 1997


dalam Setiyono (2014, 18)
World Bank view
Perbandingan Institusi Publik-Privat-Civil Society
Points Government Private Civil Society
Financial Non profit Profit Non profit
Revenue: taxation Revenue: commercial activity donation
Governance Elected government Board appoints CEO Board commttee
appoints Manager
Power Legal power Economic power Moral power
Staff Paid Paid Paid & Volunteers

Responsibility To electorate To Shareholders To stakeholders


Accountability (majority) (minority,client)

Welfare Professionalism, ruled Less involvement, profit Less ruled based,


service based, services to professional &
motive vs service focus amateurs
delivery majority
Purpose Serve Public Serve private purpose Serve public &
Purpose private purpose

Structure Formal Formal Formal or


Informal

Baulderstone 2001; 2 dalam Setiyono 2014, 20


Jenis/ Bentuk Kebijakan Publik
1. Inducement (Pengaruh)  subsidi & denda;
insentif (reward)
2. Rules and regulation (deregulation)
3. Fact informasi, petunjuk/guidance
4. Right  memberi lisensi
5. Power  pengaruh (influence)
------------------------------------------
a. Rules and regulations
b. Subsidies
c. Manipulations
LINGKUNGAN KEBIJAKAN: PERKEMBANGAN MASYARAKAT
PRIMITIVE AGRICULTURAL INDUSTRIAL KNOWLEDGE
SOCIETY SOCIETY SOCIETY SOCIETY
TECHNOLOGY Natural energy, Oil & coal energy Natural: sun, wind
Human energy human, animal, Tools, machines Nuclear, production
wind, tool amplify to replace human methods, robotic,
human energy energies electronic, IT & IS
ECONOMY Self sufficient local National mass Integrated global
Gathering, hunting, & economy market economy economy
fishing
SOCIAL SYSTEM Extended family Nuclear family Individual central,
Small band or tribe multiple family types

POLITICAL SYSTEM Feudalism Capitalism Global Co-operation


Tribe basic political Marxism
unit & elders rule
PARADIGM Knowledge based: Physic & Knowledge base,
astronomy, chemistry quantum
Worldview in
controlled by Human in control economics, nuclear
natural term
superior of the world biology
Diringkas dari Richard Crawford In the Era of Human Capital 1991, p6
4. Model Pembuatan &
Proses Kebijakan Publik
(Kerja Kelompok Di Kelas)
5. Formulasi Kebijakan
6. Implementasi Kebijakan
7. Evaluasi dan Monitoring Kebijakan)
SAP 5. Formulasi Kebijakan
Masalah Publik  telah masuk dalam Agenda Kebijakan

Masalah Kebijakan
Dibahas oleh para pembuat kebijakan
Didefinisikan dicari pemecahan masalah terbaik
dari berbagai alternatif yang memungkinkan.

Sama halnya dengan perjuangan suatu masalah untuk


masuk ke dalam Agenda Kebijakan, pada tahap perumusan
kebijakan setiap alternatif bersaing untuk dapat dipilih
sebagai kebijakan yang diambil bagi pemecahkan masalah
Pada tahap ini, semua aktor “bermain” mengusulkan
alternatif pemecahan masalah terbaik
Proses kebijakan menurut Thomas Dye

Identification Agenda Policy Policy


of policy Policy Policy
setting formulation legitimation implementation evaluation
problems

1. Pembuatan 2. Pelaksanaan 3. Evaluasi


kebijakan pengendalian kebijakan
kebijakan

Nugroho Public Policy 2009, h386. Dengan tambahan keterangan 1, 2 & 3


STAGES (FUNCTIONAL ACTIVITIES)
PRODUCT
AGENDA SETTING
PERCEPTION OF PROBLEM
DEFINITION OF PROBLEM Produce AGENDA OF GOVERNMENT
MOBILIZATION OF SUPPORT FOR INCLUDING
PROBLEM ON AGENDA

FORMULATION AND LEGITIMATION OF GOALS AND


PROGRAMS. Allow
INFORMATION COLLECTION, ANALYSIS, AND
DISSEMINATION.
ALTERNATIVE DEVELOPMENT.
ADVOCACY AND COALITION BUILDING.
POLICY STATEMENTS, INCLUDING GOALS FOR
COMPROMISE, NEGOTIATION, DECISION
ACHIEVEMENT AND DESIGN OF PROGRAMS FOR
ACHIEVING THEM, OFTEN IN THE FORM OF A
STATUTE
PROGRAM IMPLEMENTATION
RESOURCE ACQUISITION
INTERPRETATION Necessitates
PLANNING
ORGANIZING
PROVIDING BENEFITS. SERVICES, COERCION POLICY ACTION

EVALUATION OF IMPLEMENTATION, POLICY AND PROGRAM


PERFORMANCE, AND IMPACT PERFORMANCE AND IMPACT
Stimulate

DECISIONS ABOUT THE FUTURE OF


THE POLICY AND PROGRAM
Proses/ Siklus Kebijakan
Policy
performance

Evaluation Forecasting

Problem structuring

Problem structuring
Problem structuring
Observed Expected
Policy Policy
Policy
Problems Outcomes
Outcomes

Problem structuring

Monitoring Recommendation

Preferred
Policies
Proses Kebijakan menurut William N Dunn 1994, Problems as the central of policy process
Kondisi yang membuat Public Issue dimasukkan
dalam Agenda Kebijakan (Policy Agenda)

1. Kritis –ancaman serius


2. Dampak dramatis
3. Terkait emosi sosial-dukungan luas
4. Terkait legitimasi kekuasaan
5. Persoalan yang trendy fashionable
(bisa jadi komoditas politik)
Agenda Setting terdiri dari Tiga Streams
Problem Stream- Policy Stream-Politics StreamPolicy Agenda
Proses (siklus) Kebijakan David Easton
Sifat kebijakan Kebijakan Publik
• Artifisial • Produk Pemerintah
• Subyektif Environment
• Bersifat memaksa
• Saling terkait • Sanksi + Insentif
• Dalam waktu • Tujuan pemeritah
tertentu
Demands Process

Output
Input

A Political Decisions
Supports
System or Policies

Feedback
Kebijakan PROSES Komponen Kebijakan
Proses pemilihan tujuan • Pernyataan sikap mengenai
dan nilai-nilai bagi seluruh apa yang ingin diberikan
anggota masyarakat • Sasaran yang ingin dicapai
Dilakukan oleh Lembaga- • Tingkah laku yang ingin dicapai
lembaga Pemerintah • Batasan tingkah laku yang dipilih
• Implementasi  Tindakan yang dilakukan terkait obyek
Sekali Lagi: Rute Kebijakan Publik
Policy Formulation Policy Implementation Policy Evaluation
Government
Public Policies Output &
&
Outcomes:
Social Social
Decisions Movement Conditions

Policy problems

Agenda setting: Priorities Solving public


problems
Public problems

Public opinion Bottom up (participative policy making)


Top down (imposed policy making)
Public needs & public interests
Policy Formulation (Step 1-5)

Sumber: ebrary.net ; diakses Maret 2020


Source: semanticscholar.org; 2020
Elemen-elemen dalam Kebijakan
Anderson dalam Islami(1994:20)

• Kebijakan selalu mempunyai tujuan (berorientasi pada


tujuan tertentu)

• Kebijakan berisi tindakan atau pola tindakan pejabat-


pejabat pemerintah

• Kebijakan adalah apa yang benar-benar dilakukan oleh


pemerintah dan bukan apa yang bermaksud akan dilakukan

• Kebijakan publik bersifat positif dan bersifat negatif.


• Kebijakan publik positif selalu berdasarkan pada peraturan
perundangan tertentu yang bersifat memaksa.
FORMULASI KEBIJAKAN

Kepentingan Publik Kebutuhan Publik Opini publik Masalah Publik


(Public interests) (Public Needs) (Public opinion) (Public Problems)

Di dalam masyarakat

Well structured problems


MASALAH
Pemerintah
MasalahKEBIJAKAN
Kebijakan Moderately structured problems
Policy
(PolicyProblems
problem) Agenda Kebijakan
Ill Structured Problems

Perdebatan dini mengenai


Issue Kebijakan
batasan, klasifikasi & evaluasi
(Policy issues) dari problem
Situasi problematik Galat tipe tiga:
Perumusan Masalah Pemecahan
1. Konseptualisasi Substantive problem masalah yang
2. Spesifikasi Formal problem sesungguhnya
3. Penginderaan Problem situation bukan masalahnya

Kesalahan dalam mengkonseptualisasikan atau mengidera situasi problematis


Perumusan Masalah (Problem Structuring)

Masalah Substantif
(Substantive Problem)

Situasi Problematik Penginderaan Masalah Formal


(Problematic situation) (Formal Problem)
Problem Sensing
Keterlibatan dalam Formulasi Kebijakan

Masalah-
Beberapa saja
masalah
yang sampai
• Pemerintah di dalam Ke policy
masyarakat makers ??
(banyak sekali)

Keterlibatan:
1. Eksekutif  diskusi, rapat-rapat, penyusunan pengajuan proposal
2. Orang-orang yang mewakili berbagai kepentingan (swasta)
3. Legislator

Kegiatan yang tidak terlihat secara nyata: Strategi, koordinasi, lobby


cari dukungan, manuver politik...Kompromi/ kesepakatan
Pertimbangan dalam Formulasi Kebijakan

• Perumus kebijakan  kadangkala tidak memfokuskan


perhatian pada permasalahan & cara pemecahannya

• Karenanya para perumus kebijakan  memikirkan apa


yang layak untuk memperoleh legitimasi

• Pertimbangan strategis dalam formulasi  legitimasi


Guna memperoleh dukungan mayoritas (dalam DPR)

• Menjadi kebijakan publik yang disahkan untuk dapat


dilaksanakan
Ciri-ciri Pembuatan Kebijakan Modern

1. Forward Looking Berwawasan kedepan, dengan


perencanaan, prediksi skenario poleksosbud
2. Outward Looking Berpandangan keluar, memperhatikan &
belajar dari pengalaman negara lain
3. Innovative, Flexible & Creative Berusaha menemukan cara-cara baru yang
beda dan lebih baik, diskusi & brainstorming
4. Evidence based Sasaran & keputusan2 berlandaskan pada
fakta2 dari bbg sumber, & key stakeholders
5. Inclusive Pembuatan kebijakan mempertimbangkan
dampak & kebutuhan masyarakat terkait
6. Joined Up Pembuatan kebijakan terpadu & holistik –
membangun landasan moral, etika & hukum
7. Review Kebijakan dikaji ulang untuk menjamin
penyelesaian masalah
8. Evaluation Evaluasi sistematis terhadap efektifitas
kebijakan
9. Learn Lesson Belajar dari pengalaman –pengalaman
Nilai-nilai Reinventing Government Etos kerja “baru”

Governance (nilai-nilai baru) Bureaucracy (nilai2 tradisional)


Steering (menyetir mengendalikan) Rowing (mendayung/menggerakkan)
Empowering (memberdayakan) Service (melayani)
Competition (kompetisi) Monopoly (monopoli)
Mission-driven (bekerja atas misi) Role-driven (bekerja atas peran)
Funding outcomes (pendanaan utk hasil) Budgeting-inputs (focus:penganggaran)
Customer–driven (bekerja utk konsumen) Bureaucracy-driven (gaya birokrasi)

Earning (Memperoleh dana utk mendanai) Spending (membelanjakan)


Preventing (mencegah) Curing (mengobati)
Teamwork/participation (kerjasama & partisipasi) Hierarchy (kerja hirarkhis)
Market (fokus pasar) Organization (fokus organisasi)

Michael Orborne & Ted Gaebler Reinventing Government, 1992 in


Frederickson The Spirit of Public Administration, 1997, p83
Modes of Policy Argument

Mode Argument from Focus of Warrant


Authoritative Authority Achieved or ascribed status actors (experts,
insiders)

Intuitive Insight Inner mental status of actors (Inside judgment,


tacit knowledge)

Analycentric Method Validity of analytic methods or rules (“universal


selection rules” of mathematics, economics,
system analysis)
Explanatory Cause Generative powers (“causes”) and their results
(“effects”) (general propositions and “Laws”
within theories of organizational behavior)
Pragmatic Motivation, parallel Motivating power of goals, values, intensions
case, Analogy (desires of policy stakeholders); Similarities
among cases (parallel policies); Similarities
among relations (analogous policies0
Value critical Ethics Rightness or wrongness, goodness or badness
of policies and their consequences (“equality”
as moral principle)

Dunn Public Policy Analysis: An Introduction 1981, h68


Pilihan Kebijakan

Teknis
Ekonomis

Rasional secara Hukum

Sosial

Substantif
Rasional Komprehensif memadukan rasionalitas-rasionalitas
Rasional Komprehensif
Kondisi yang harus dipenuhi para stakeholders
1. Menyamakan identifikasi permasalahan
2. Menentukan mengurutkan secara ajeg seluruh
tujuan dan sasaran pemecahan masalah
3. Mengidentifiaksi seluruh alternatif kebijakan
4. Mengadakan peramalan  semua akibat yang
mungkin akan terjadi dari alternatif-alternatif
5. Membandingkan tiap alternatif
6. Memilih alternatif yang dapat memaksimalkan
pencapaian tujuan dan sasaran
Forecasting (peramalan)

• Metode yang menghasilkan informasi yang nyata


mengenai keadaan di masa yang akan datang (future
state) sebagai konsekuensi dari alternatif-alternatif

1. Proyeksi  peramalan atas dasar informasi sekarang &


kecenderungan masa yang akan datang
2. Prediksi  peramalan atas dasar asumsi teoritis yang jelas
3. Rekaan  replikasi perencanaan kota Jakarta seperti kota...?

• Forecasting tidak memberi alasan-alasan eksplisit


tentang alternatif yang satu lebih dipilih daripada yang
lain.
• Dalam recommedation itu diberikan
Pertimbangan atas Alternatif2 kebijakan

• Alternatif kebijakan Forecasting


Bentuk forecasting:
1. Proyeksi (projection)—peramalan didasarkan pada
dugaan kondisi sekarang & kecenderungan sejarah di
masa yad.
2. Prediksi (prediction)—peramalan atas dasar asumsi
teoritis yang jelas
3. Rekaan (conjecture)—peramalan atas dasar
pertimbangan subjektif mengenai keadaan masyarakat
di masa depan
Rekomendasi (recommendation)

• Rekomendasi mengubah informasi-


informasi tentang alternatif-alternatif
kebijakan (policy alternatives) menjadi
Policy Action sehingga menghasilkan
keadaan yang diharapkan

• Alternatif mana yang paling bermanfaat


Monitoring
• Metode untuk mendapatkan informasi
tentang masalah-masalah dan akibat dari
pelaksanaan kebijakan

• Fungsi utama
1. pemenuhan/ kepatuhan (compliance) atas tindakan-
tindakan administrator dalam memenuhi standar
2. Pemeriksaan (auditing)  tindakan menuju sasaran?
3. Pelaporan
4. Penjelasan tentang keberlangsungan program
Tiga Level Peran Administrator Publik –dlm Kebijakan

Ruang publik

Hak-hak Asasi Manusia

Mindset IT & IS + Demokrasi & Partisipasi


Professional
Hati

Information Level
Staffs

People Level

Action Level
nurani
Output: Dampak nilai-
kebijakan nilai Etika
Eksekutif/Legislatif/Yudikatif:
Optimisme, Keberanian, Keadilan,
kebijaksanaan, kemurahan hati dan Kebhinekaan, kepedulian
keteladanan keadilan & kesejahteraan
Sosial dsb. terkait dgn
Kepentingan publik

Dikembangkan dari Mintzberg & Quinn


Strategy Process 1996, h26-33
Peran Manajerial menurut Mintzberg
Peran Deskripsi Kegiatan
Interpersonal
•Figurehead Symbolic head Ceremonial
•Leader Motivate subordinates Direct etc
•Liaison Develop networks Liaison

Informational
•Monitor Update info (nerve center) Mails handling
•Disseminator Distribute info Forwarding info
•Spokesperson Transmit info Meeting etc

Decisional
•Entrepreneur Search for opportunities Strategies dev.
•Disturbance handler Corrective action Problem solving
•Resource Allocator Allocate resources Budgeting
Negotiation
•Negotiator Negotiation
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai