Anda di halaman 1dari 21

PENGERTIAN KEBIJAKAN PUBLIK ADALAH :

SEJUMLAH ATAU BEBERAPA AKTIVITAS PEMERINTAH


YANG DILAKUKAN UNTUK MEMECAHKAN SEBUAH
MASALAH YANG ADA DI MASYARAKAT. BAIK SECARA
LANGSUNG MAUPUN MELALUI BEBERAPA LEMBAGA
YANG MEMILIKI PENGARUH DI KEHIDUPAN MASYARAKAT.
Kebijakan Publik dalam negara demokrasi

• Dalam negara yang demokratis kebijakan


publik yang dibuat mencerminkan aspirasi
masyarakat

• Sedangkan di negara yang belum demokratis,


terjadi distorsi yang menghambat penyaluran
aspirasi masyarakat kepada pembuat kebijakan
1. Ruang lingkup dari di bidang pendidikan,

• pertanian,

• kesehatan,

• transportasi,

• pertahanan dan sebagainya.


2. Tujuan Kebijakan Publik

 Membentuk pola masyarakat yang lebih teratur


 Membangun sistem yang demokratis di wilayah tersebut
 Membangun pola sistem yang lebih baik
 Merencanakan kebijakan yang tepat untuk masa depan wilayah
tersebut
 Membentuk peraturan yang jelas dan rasional
 Menertibkan wilayah
 Mewujudkan masyarakat yang tentram dan nyaman
3. Komponen Kebijakan Publik

Policy Stakeholders

Policy Environment
public policy

Segitiga sistem kebijakan menjelaskan adanya aktor kebijakan


yang mempengaruhi dan dipengaruhi oleh kebijakan publik.
Kesemuanya juga tidak luput dari pengaruh lingkungan
kebijakan. Ketiga komponen tersebut
4. Prinsif yg harus dipenuhi untuk membangun kebijakan
publik

 Metode apa yang digunakan saat merumuskan


kebijakan publik

 Bagaimana kebijakan tersebut


diimplementasikan

 Cara kebijakan publik dievaluasi setelahnya


5. TAHAPAN PERUMUSAN KEBIJAKAN
• identifikasi masalah kebijakan
• penyusunan agenda
• perumusan kebijakan
• pengesahan kebijakan
• implementasi kebijakan
• evaluasi kebijakan.
6. Ciri-ciri Umum Kebijakan Publik Kebijakan adalah sebuah keputusan, tetapi
tidak semua keputusan adalah kebijakan. Oleh karena itu, perlu melihat ciri-
ciri umum agar suatu keputusan dapat disebut sebagai kebijakan publik.

• Setiap kebijakan harus memiliki tujuan. Artinya pembuatan suatu kebijakan tidak boleh
sekadar asal atau hanya karena ada kesempatan membuatnya. Tanpa tujuan,
• Suatu kebijakan tidak berdiri sendiri, terpisah dari kebijakan yang lain. Akan tetapi, ia
berkaitan dengan berbagai kebijakan dalam masyarakat. Orientasi kebijakan adalah
implementasi, interpretasi, dan penegakan hukum.
• Kebijakan adalah apa yang dilakukan oleh pemerintah, bukan apa yang masih ingin atau
dikehendaki untuk dilakukan pemerintah.
• Kebijakan dapat berbentuk negatif atau larangan dan dapat juga berupa pengarahan
untuk melaksanakan atau menganjurkan sesuatu.
• Kebijaksanaan harus berdasarkan hukum, sehingga mempunyai kewenangan untuk
memaksa masyarakat mengikutinya.
7. Jenis –jenis kebijakan publik
Jenis Kebijakan Publik Kebijakan publik dapat dikategorikan ke dalam
beberapa jenis, yaitu:

- Kebijakan Prosedural: Kebijakan mengenai bagaimana kebijakan


substantif dapat dijalankan.

- Kebijakan Distributif: Kebijakan yang menyangkut distribusi pelayanan


atau kemanfaatan pada masyarakat.

- Kebijakan Regulatori: Kebijakan yang berupa pembatasan atau


larangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat.
- kebijakan redistributif: kebijakan yang mengatur alokasi kekayaan,
pendapatan, kepemilikan di antara berbagai kelompok masyarakat.

- Kebijakan Material: Kebijakan yang memberikan keuntungan sumber


daya konkret pada kelompok sasaran.
8. Tingkatan Kebijakan Publik di Indonesia dapat
dikelompokkan menjadi tiga, yakni :

 - Kebijakan publik yang bersifat makro atau umum, atau


mendasar, yaitu (a) UUD1945, (b) UU/Perpu, (c) Peraturan
Pemerintah, (d) Peraturan Presiden, dan (e) Peraturan
Daerah.
- Kebijakan Publik yang bersifat (meso) atau menengah, atau
penjelas pelaksanaan. Kebijakan ini dapat berbentuk
Peraturan Menteri, Surat Edaran Menteri, Peraturan Gubernur,
Peraturan Bupati, dan Peraturan Walikota. Kebijakannya dapat
pula berbentuk Surat Keputusan Bersama atau SKB antar
Menteri, Gubernur dan Bupati dan Walikota.

- Kebijakan Publik yang bersifat mikro adalah kebijakan yang


mengatur pelaksanaan atau implementasi dari kebijakan di
atasnya. Bentuk kebijakannya adalah peraturan yang
dikeluarkan oleh aparat publik di bawah Menteri, Gubernur,
Bupati dan Walikota
9. Beberapa Teori Kebijakan Publik

1. Elite Theory
2. Institutionalism
3. Group Theory
4. Political System Theory
Elite Theory

Elite theory berdasarkan pada asumsi bahwa dalam


negara yang bersangkutan, sistem pemerintahannya belum
didukung oleh budaya politik yang demokratis. Secara
formal mungkin sistem pemerintahannya adalah demokratis
tetapi dalam realitas belum berfungsi dengan efektif
Thomas Dye dan Harmon Ziegler n mengatakan sebagai
berikut:
1. Masyarakat terbagi dalam sekelompok kecil yang sangat
berkuasa dan sekelompok lain yang tidak berdaya yang
tergantung pada kemauan kelompok kecil sebagai ruling elite
tersebut
2. Kelompok elit yang berkuasa ini berasal dari golongan
menengah ke atas
3. Perpindahan dari kelompok non elit ke dalam kelompok elit
sangat terbatas untuk menjaga stabilitas dan kelangsungan
hidupnya. Hanya mereka yang sudah menerima basic elite
consensus yang dapat diterima
4. Kebijakan publik dibuat untuk kepentingan ruling elite, dan
tidak mencerminkan kebutuhan dan keinginan massa
5. Perubahan kebijakan publik hanya bersifat inkremental dan
tidak revolusioner
6. Kelompok elit lebih banyak mempengaruhi massa, dari pada
sebaliknya
Institusionalisme
ADALAH STUDI KEBIJAKAN BERDASARKAN PENDEKATAN FORMAL
TERHADAP PERANAN INSTITUSI PEMERINTAHAN YANG TERKAIT DALAM
FORMULASI DAN IMPLEMENTASI SUATU KEBIJAKAN. MISALNYA, DEWAN
PERWAKILAN RAKYAT, EKSEKUTIF, BADAN PERADILAN DAN PARTAI-
PARTAI POLITIK. ASPEK-ASPEK FORMAL DARI INSTITUSI-INSTITUSI TERSEBUT
MENCAKUP: KEWENANGAN HUKUM, PERATURAN PROSEDURAL,
FUNGSI-FUNGSI DAN KEGIATAN-KEGIATANNYA.
Group Theory

 Adalah teori yang menganggap


kebijakan publik sebagai produk dari
perjuangan kelompok. Kebijakan publik
merupakan titik equilibrium dalam suatu
perjuangan antar kelompok. Penekanan
pada bagaimana peranan political
interests group dalam proses formulasi dan
implementasi kebijakan.
Political System Theory

 Adalah teori yang menganggap kebijakan publik


sebagai respons sistem politik terhadap permintaan
yang muncul dalam masyarakat lingkungannya. Input
dari lingkungan berupa permintaan (demands) dan
dukungan (supports). Dukungan ini dapat dalam bentuk
kepatuhan terhagap hukum, membayar pajak, memilih
dalam pemilu, dan sebagainya. Selanjutnya, kebijakan
(policy) dapat mempengaruhi masyarakat dan pada
gilirannya akan mempengaruhi permintaan baru
terhadap para pembuat kebijakan.
10. Delapan Kriteria Dalam Menilai Usulan
Kebijakan
1. Efisiensi
2. Efektivitas
3. Equity
4. Equality
5. Public Participation
6. Freedom
7. Predictability
8. Procedural Fairness
▪ EFISIENSI yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu
kebijakan publik menghasilkan sejumlah besar output
untuk sejumlah kecil input
▪ EFEKTIVITAS yaitu tentang sampai seberapa jauh suatu
kebijakan publik mencapai tujuan yang diinginkan
▪ EQUITY yaitu tentang sampai seberapa jauh
penyebaran benefits dan costs diantara berbagai
kelompok, daerah/wilayah ditinjau dari segi proporsi
jumlah penduduk, kebutuhan, dsb.
▪ EQUALITY yaitu sampai seberapa jauh penyebaran
benefits dan costs diantara berbagai kelompok dan
daerah/wilayah sehingga masing-masing memperoleh
bagian manfaat dan biaya yang sama
▪ PUBLIC PARTICIPATION yaitu sampai seberapa jauh
mayoritas penduduk yang berkepentingan mempunyai
pengaruh terhadap formulasi dan implementasi kebijakan
publik. Sebaliknya, sampai seberapa jauh pandangan
minoritas diberi kesempatan mempengaruhi pihak
mayoritas
▪ FREEDOM sampai seberapa jauh kebebasan hidup dan
berusaha dijamin
▪ PREDICTABILITY yaitu sampai seberapa jauh kebijakan publik
dilaksanakan secara objektif dan anggota masyarakat
yang berkepentingan dapat mengetahui sebelumnya apa
cakupan dan arah kebijakan tersebut
▪ PROCEDURAL FAIRNESS yaitu sampai seberapa jauh orang
yang terkena dampak kebijakan publik dapat
mempertahankan dirinya dari perlakuan sebagai orang
yang tidak perlu ditolong. Misalnya, kasus welfare policy.

Anda mungkin juga menyukai