Anda di halaman 1dari 7

POLICY BRIEF

SIGarbage : Implementasi Model Bisnis Perangkat Lunak


Sebagai Layanan (SAAS) pada Sistem Informasi Geografis
Angkutan Sampah Badan Umum Milik Desa
Komang Kurniawan Widiartha
Anak Agung Gede Bagus Ariana
I Putu Gede Eka Suryana
I Kadek Juni Arta

Ringkasan Eksekutif
Sampah sering diartikan sebagai sesuatu yang tidak terpakai lagi, tidak diinginkan
keberadaanya yang berasal dari aktivitas sehari-hari. Sampah yang timbul dapat
bersumber dari kawasan pemukiman warga berupa sampah hasil kegiatan dari rumah
tangga, hasil dari aktivitas usaha sepeti pertokoan, hotel, sentra industri dan sebagainya.
Lembaga masyarakat membentuk sebuah badan usaha milik desa (Bumdes) berbadan
hukum yang berfokus pada jasa angkutan sampah untuk melayani masyarakat. Dalam
perjalanannya, Bumdes mengandalkan sistem manual dengan mengandalkan catatan
pelanggan yang menjadi tanggung jawab Bumdes untuk mengangkut sampah berdampak
dalam pelayanannya yang tidak maksimal.
Aplikasi sigarbage memberikan kemudahan pengelolaan bagi Bumdes serta masyarakat
dalam menangani pengelolaan sampah. Sistem terdiri atas sistem berbasis web yang
diakses oleh pengelolaan Bumdes, serta berbasis mobile yang digunakan oleh
masyarakat. Tentunya adaptasi penggunaan teknologi informasi ini memerlukan payung
kebijakan agar terciptanya percepatan pengimplementasian teknologi informasi sehingga
pengelolaan sampah semakin maksimal.

Latar Belakang
Sampah sudah menjadi tugas kita bersama dalam pengelolaan yang berdampak terhadap
lingkungan. Sampah dapat menimbulkan masalah apabila tidak dikelola dengan baik, oleh
sebab itu perlu mendapatkan perhatian yang serius oleh seluruh masyarakat dan juga
pemerintah. Sampah yang timbul dapat bersumber dari kawasan pemukiman warga
berupa sampah hasil kegiatan dari rumah tangga, hasil dari aktivitas usaha sepeti
pertokoan, hotel, sentra industri dan sebagainya. Banyaknya sampah yang dihasilkan
setiap hari, pemerintah hingga lembaga masyarakat tergerak untuk melakukan
pengelolaan sampah mulai dari menyediakan tempat pembuangan sampah sampai
dengan cara pengelolaan sampah dengan pola kolektif. Pengelolaan sampah dengan pola
kolektif sering menjadi cara pemerintah serta lembaga masyarakat khususnya dalam
teknis operasional untuk penanganan sampah yang terkoordinir melayani suatu
pemukiman atau kota. Pola ini memiliki kompleksitas yang besar karena mencakup
berbagai aspek terkait, seperti aspek institusi, hukum, teknik operasional, pembiayaan,
dan retribusi serta aspek peran serta masyarakat. Aspek ini kemudian mendorong
lembaga masyarakat membentuk sebuah Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa) berbadan
hukum yang berfokus pada jasa angkutan sampah untuk melayani masyarakat. BUMDesa
merupakan lembaga usaha desa yang dikelola oleh masyarakat dan pemerintahan desa
dalam upaya memperkuat perekonomian desa dan dibentuk berdasarkan kebutuhan dan
potensi desa. BUMDesa juga berperan sebagai lembaga komersial bertujuan mencari
keuntungan melalui penawaran sumber daya lokal ke pasar. Selain jenis usaha
penyewaan alat pertanian dan perternakan, jasa usaha angkut sampah juga dilakoni
sebagian besar BUMDesa yang ada.
Mekanisme penanganan sampah yang secara umum dilakukan unit jasa pengelolaan
sampah pada BUMDesa adalah pengambilan sampah ke rumah penduduk atau tempat
usaha yang ada di desa maupun di kota dengan menggunakan tiga jenis kendaraan,
kendaraan roda tiga yang memiliki bak, mobil pickup dan truk. Sampah yang sudah
dinaikkan kedalam kendaraan pengangkut kemudian dibawa ke tempat pengelolaan
sampah terpadu (TPST) untuk dipilah dan diproses lebih lanjut. Setiap pelanggan yang
dilayani dikenakan jasa pengangkutan sampah yang dibayar setiap satu bulan sekali
dengan tarif mengacu pada peraturan pada BUMDesa tersebut. Sebagai unit usaha jasa,
maka BUMDesa ini menitikberatkan pada kualitas layanan yang diberikan kepada
pelanggannya.
Permasalahan muncul saat mencari lokasi pengambilan sampah di tempat pelanggan
sering menjadi permasalahan dalam pengambilan sampah oleh pegawai yang belum
mengetahui alamat pelanggan. Serta dalam pengelolaan data keuangan atas pembayaran
dari pelanggan, kolektor iuran sampah masih melakukan pencatatan pembayaran secara
manual ke dalam buku catatan. Selain itu, untuk mengetahui jumlah pelanggan
seluruhnya, jumlah pelanggan yang telah membayar dan belum membayar hanya bisa
diketahui ketika membuka berkas kembali.

Tujuan Penelitian
Tujuan khusus dilakukannya penelitian ini adalah menghasilkan sebuah sistem informasi
geografis (SIG) yang dapat memetakan lokasi pelanggan serta pengelolaan data
keuangan atas pembayaran iuran pelanggan yang dapat membantu BUMDesa dalam
memperlancar pemungutan sampah kepelanggan serta menjaga akuntabilitas keuangan
dan dapat menghasilkan laporan keuangan. Sistem yang dibangun berupa sistem
berbasis mobile serta web dengan mengimplementasikan basis perangkat lunak sebagai
layanan atau Software as a service (SAAS) agar seluruh BUMDesa memiliki keseragaman
sistem dalam mengelola data dalam jasa angkutan sampah masyarakat. Model sistem
seperti ini, satu aplikasi dapat dimanfaatkan oleh banyak BUMDesa dalam pengelolaan
data pada jasa usaha angkutan sampah dan menjadi urgensi penelitian untuk penulis
lakukan.

Ruang Lingkup
Cakupan penelitian meliputi pembangunan sistem Perangkat Lunak Sebagai Layanan
atau Software as a service (SAAS). Penerapan perangkat lunak sebagai layanan (SAAS)
pada sistem informasi geografis jasa angkut sampah di BUMDesa sebagai tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini, maka penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan kajian terhadap model sistem angkut sampah yang sudah ada,
kemudian berdasarkan hasil kajian itu dirumuskan satu analisis dan desain sistem
untuk mengembangkan model yang sudah ada tersebut ke dalam model sistem
baru yang mengedepankan konsep SAAS.
Diawali identifikasi pada sistem yang berjalan di BUMDesa Catu Kwero Sedana sebagai
calon mitra pengguna sistem. Peneliti melakukan teknik pengumpulan data secara
observasi dengan melakukan survey kepada masyarakat dan observasi untuk melihat
proses bisnis terkait alur dari jasa angkut sampah; dokumentasi untuk mendapatkan data
berupa dokumen Rencana Induk Pengelolaan Sampah, data pelanggan serta data
kategori jasa; wawancara untuk memperoleh data sistem yang berjalan secara umum di
lingkup BUMDesa yang bergerak dalam jasa angkut sampah serta permasalahan secara
umum. Disamping itu studi pustaka diperlukan untuk melihat kemutakhiran konsep yang
akan diterapkan, yaitu konsep perangkat lunak sebagai layanan (SAAS), sistem informasi
geografis (SIG), pemanfaatan Application Programming Interface (API) dan konsep teori
lainnya yang mendukung penelitian ini.
Selanjutnya dilakukan analisa masalah dan kebutuhan sistem yang akan dibangun.
Mendesain sistem, merancang user interface serta menentukan piranti cloud system
menjadi tahapan untuk menghasilkan luaran berupa sistem informasi geografis berbasis
web dan mobile dengan penerapan konsep SAAS. Desain model yang digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi geografis jasa angkut sampah yang
mengimplementasikan konsep SAAS adalah menggunakan perancangan terstruktur.

Rumusan Masalah
Adapun perumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana perancangan Software
as a service (SAAS) untuk membantu BUMDesa Catu Kwero Sedana meningkatkan
pengelolaan sampah di Desa Pecatu. Setelah sistem berhasil dirancang dan dibangun,
dilakukan analisis mengenai pemanfaatan dari sistem, serta menganalisis pengaruh dari
penggunaan sistem terhadap peningkatan efisiensi pengelolaan sampah. Rumusan
masalah lainnya adalah meneliti pengaruh penggunaan sistem bagi masyarakat dan juga
pengelola di BUMDesa Catu Kwero Sedana.

Hasil Penelitian
Hasil pelaksanaan penelitian yang telah dicapai, peneliti awalnya telah melakukan
identifikasi sistem pada Bumdes Catu Kwero Sedana sebagai mitra didalam melakukan
peelitian dengan melakukan observasi, survey, wawancara dan dokumentasi proses bisnis
yang ada. Forum Group Discussion dilakukan bersama jajaran kepengurusan Bumdes
Catu Kwero Sedana untuk mendapatkan informasi lebih detail dan terperinci dari
keseluruhan proses bisnis yang ada dan beberapa informasi terkait peran teknologi dalam
membantu pengelolaan sampah di Bumdes tersebut.
Selanjutnya proses analisis dilakukan dengan menganalisa masalah dan kebutuhan
berupa teknologi informasi. Permasalahan yang didapat lebih kepada pengelolaan data
harian dari transaksi pengangkutan sampah sampai dengan pengelolaan data keuangan
di Bumdes tersebut. Idak tercatat dengan baik transaksi kinerja pengangkut sampah untuk
monitoring kinerja dan memberikan layanan yang optimal ke pelanggan (masyarakat),
masalah pada pencatatan iuran pelanggan serta cara penagihan iuran yang masih door to
door, driver akomodasi yang baru tidak serta merta mengetahui lokasi titik penjemputan
sampah pelanggan, adanya pengaduan dari pelanggan yang tidak sampai kepada
manajemen dan pengelolaan data keuangan Bumdes yang terbilang manual, tidak
terdapat cara menganalisa data dari pencatatan yang manual tersebut.
Dalam pengumpulan data, peneliti memperoleh data seperti data pelanggan, data retribusi
pelanggan, bukti pembayaran pelanggan, akun-akun keuangan yang digunakan dalam
pencatatan, bentuk invoice sebagai laporan tagihan iuran ke pelanggan dan bentuk-
bentuk laporan yang nantinya dijadikan bahan laporan dari sistem.
Dari data yang didapat, digunakan sebagai dasar dalam analisis pembangunan sistem
informasi. Sistem informasi menurut Salehfar dalam bukunya Information Systems:
Introduction and Concepts, 2011. Didefinisikan menjadi “Data yang diolah menjadi bentuk
yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya”. Data adalah fakta atau gambaran
berbentuk mentah, data mewakili pengukuran atau pengamatan obyek-obyek kejadian
kemudian data diolah menjadi informasi. Proses transformasi dari data ke informasi inilah
yang disebut dengan sistem informasi. Selanjutnya, dalam pembangunan sistem
informasi, peneliti mengimplementasikan model Perangkat Lunak Sebagai Layanan atau
Software As a Service (SAAS). Merupakan model bisnis untuk menyampaikan aplikasi
dalam bentuk layanan. SaaS untuk sistem PKIA akan sangat berguna bagi puskesmas
dalam mengelola data pasien, sedangkan bagi pasien akan mempermudah mendapatkan
informasi ataupun memonitoring tentang perawatan kesehatannya secara real time dan
mempercepat proses layanan. Penggunaan SaaS akan menghasilkan berbagai manfaat
seperti penghematan biaya, ketangkasan (agility) yang lebih baik, dan mempercepat
penyampaian layanan kepada pengguna, serta peningkatan fleksibilitas dalam berbagai
skala untuk mendukung lebih banyak pengguna yang diperlukan.
Keberadaan teknologi cloud computing dengan layanan Software as a Service (SaaS)
dapat memberikan solusi untuk permasalahan tersebut. Alasan pemilihan Cloud
computing pada penelitian ini adalah karena teknologi ini memungkinkan akses data dari
mana saja dan menggunakan perangkat fixed atau mobile device.
Selanjutnya dilakukan analisa masalah dan kebutuhan sistem yang akan dibangun.
Mendesain sistem, merancang user interface serta menentukan piranti cloud system
menjadi tahapan untuk menghasilkan luaran berupa sistem informasi geografis berbasis
web dan mobile dengan penerapan konsep SAAS. Desain model yang digunakan dalam
mengembangkan sistem informasi geografis jasa angkut sampah yang
mengimplementasikan konsep SAAS adalah menggunakan perancangan terstruktur.
Hasil dari perancangan sistem tersebut selanjutnya akan dibangun backend dengan
mengimplementasikan Application Programming Interface (API) yang nantinya API ini
digunakan untuk settlement antara database dengan user interface yang dibangun.
Disamping pembangunan API tersebut, indikator capaian penelitian ini adalah
pemanfaatan Google Maps API dalam memetakan pelanggan untuk mempermudah driver
mencari lokasi tempat pengangkutan sampah yang dibuat dalam sistem berbasis mobile.

Gambar 1. Antarmuka Sistem Mobile (User Interface)

Kesimpulan
Berdasarkan hasil survey kuesioner, yang melibatkan masyarakat sebagai pemakai sistem
serta pengelola BUMDesa Catu Kwero Sedana, diperoleh hasil sebagai berikut:
Pelanggan menyatakan penggunaan aplikasi sigarbage mempermudah mereka dalam
proses pengelolaan sampah di rumah, serta mempermudah jika ada sampah yang perlu
dibuang secara insidentil, 90% Pengangkut sampah lebih mudah untuk mencari titik-titik
baru pengambilan sampah dari pelanggan baru. Mempermudah pencarian rute yang lebih
efisien dalam pengangkutan sampah. Analisis dari segi pengelolaan diperoleh hasil
berupa meningkatnya serapan sambah plastik dari sampah rumah tangga di masyarakat
mencapai 10%, hal ini diakibatkan semakin bertambahnya pelanggan baru dari semenjak
sistem ini digunakan di BUMDesa Catu Kwero Sedana.

Rekomendasi Kebijakan
Adapun beberapa hal yang menjadi dasar dari rekomendasi kebijakan adalah ada
peraturan peraturan berikut:
1. Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah
Berbasis Sumber. Salah satu isi peraturan adalah menyetor sampah yang tidak mudah
terurai oleh alam ke bank sampah atau FPS. Hal ini semakin menguatkan keberadaan
bank sampah sebagai salah satu tempat untuk pengelolaan sampah. Selain itu pada
pasal 21 ayat 2 berbunyi: produsen dalam penarikan sampah dapat bekerjasama
dengan bank sampah, desa adat dan/atau desa kelurahan.
2. Keputusan Bupati Badung Nomor 917/042/HK/2021 tentang Penetapan Pelaksana
Penanganan Sampah. Keputusan ini menetapkan pelaksana penanganan sampah
sebagai berikut: rumah tangga, desa/kelurahan, tempat pengelolaan sampah terpadu
dan dinas lingkungan hidup dan kebersihan.
Berdasarkan hasil penelitian serta dasar kebijakan-kebijakan yang berlaku sebelumnya,
maka rekomendasi kebijakan sebagai berikut:
1. Pemerintah perlu mengatur sektor-sektor usaha agar menyerahkan sepenuhnya
pengelolaan sampah kepada pihak desa. Saat ini belum semua sektor usaha yang ada
di Desa Pecatu menggunakan jasa BUMDesa Catu Kwero Sedana untuk pengelolaan
sampah. Dengan adanya regulasi ini yang didukung dengan kesiapan infrastruktur TI,
tentunya akan semakin meningkatkan efektivitas pengelolaan sampah.
2. Peraturan Gubernur Bali Nomor 47 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sampah
Berbasis Sumber, perlu disosialisasikan kembali. Pada pasal 5 poin e berbunyi
Pengelolaan Sampah rumah tangga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
dengan cara menyetor Sampah Yang Tidak Mudah Terurai Oleh Alam ke Bank
Sampah. Sosialisasi pengelolaan sampah ini dapat dilakukan melalui aplikasi
sigarbage,sehingga kampanye pengelolaan sampah dapat dilakukan langsung kepada
masyarakat di level rumah tangga.
3. Meningkatkan daya saing Bank Sampah dalam pengelolaan sampah dengan cara
memberikan bantuan berupa alat maupun pelatihan-pelatihan pengelolaan sampah.
Sehingga hasil olahan sampah dapat dijual kembali dalam bentuk pupuk kompos
maupun bijih plastik. Tentunya penyaluran dari hasil pengolahan sampah ini dapat
dilakukan melalui aplikasi sigarbage.
Daftar Pustaka
A. Dincer and B. Uraz, Google Maps JavaScript API Cookbook. 2013.
A. Y. Pratama, Y. Rahma, and A. Normassari, “Jasa Pengangkut Sampah ( Sangkuts)
Berbasis Android Di Kabupaten Kudus,” Simetris J. Tek. Mesin,
A. H. Jatmika, R. Afwani, and N. Agitha, “Perancangan Software As A Service (SAAS)
untuk Sistem Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (PKIA) pada
E. V. Koroleva and Y. Y. Nikitin, “Principles of Geographic Information Sysyem,” J.
Multivar. Anal., 2014, doi: 10.1016/j.jmva.2014.02.006.
G. S. Perdana, “Sistem informasi geografis tempat olahraga di provinsi daerah istimewa
yogyakarta berbasis,” 2017.
H. Salehfar, “Information Systems: Introduction and Concepts,” 2011, [Online]. Available:
https://mitpress.mit.edu/sites/default/files/titles/content/9780262015387_sch_0001.p
df
J. Lee, “A view of cloud computing,” Int. J. Networked Distrib. Comput., vol. 1, no. 1, pp. 2–
8, 2013, doi:10.2991/ijndc.2013.1.1.2.
LPPM STMIK STIKOM Indonesia, “Rancangan Induk Penelitian (RIP) STMIK STIKOM
Indonesia 2020 – 2024,” 2020.
M. Meng, S. Steinhardt, and A. Schubert, “Application programming interface
documentation: What do software developers want?,” J. Tech. Writ. Commun., vol.
48, no. 3, pp. 295–330, 2018, doi:10.1177/0047281617721853.
M. Konarski and W. Zabierowski, “Using google maps API along with technology .NET,”
Mod. Probl. Radio Eng.
Puskesmas Se-Kota Mataram Berbasis Cloud Computing,” J. Teknol. Inf. dan Ilmu
Komput., vol. 6, no. 5, p. 485, 2019, doi:10.25126/jtiik.2019651589.
R. Elmasri and S. B. Navathe, Fundamentals of Database Systems, Sixth. New York:
Pearson, 2010.
Telecommun. Comput. Sci. - Proc. 10th Int. Conf. TCSET’2010, no. January 2010, pp.
180–182, 2010.
W. T. Tsai, X. Y. Bai, and Y. Huang, “Software-as-a-service (SaaS): Perspectives and
challenges,” Sci. China Inf.

Anda mungkin juga menyukai