SKRIPSI
Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai
Derajat Sarjana S1 Progam Studi Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Surakarta
OLEH :
RETNO KURNIA IMSANY
NIM. 201011019
Proposal Penelitian ini telah disetujui oleh dosen pembimbing skripsi, pada Program Studi
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta.
Hari : Senin
Pembimbing
Skripsi ini telah di uji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Skripsi, pada Program Studi
Administrasi Negara, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta.
Hari : Senin
Tanggal : 16 Juni 2014
Untuk kedua orang tuaku, dengan penuh cinta: aku adalah bagian darimu dan engkau bagian
dariku, selamanya kita akan selalu bersama. Engkau berarti selamanya bagiku, engkau
membebaskan hatiku. Engkau selalu memberikan ketenangan jiwa, kini kuiingin engkau tahu
bahwa cintaku padamu takkan pernah pudar, Anakmu (IBRAHIM ELFIKY)
Bersabarlah, karena disaat itu hati mulai merenungkan apa yang telah terjadi, otak pun mulai
berputar mengolah apa yang telah terjadi. Karena dibalik kesabaran ada suatu keindahan yang
tak ternilai (MY WORD)
PERSEMBAHAN
Karya ini ku persembahkan untuk orang-orang yang selama ini telah menemani hidupku...
Teruntuk,
Seseorang yang telah membawaku ke tanah kelahirannya untuk menuntut ilmu, seseorang yang
setiap tetes keringatnya sangat berharga, serta seseorang yang mengajari arti tanggung jawab.
Teruntuk Papaku SANYOTO.... maaf Pa, kalau selama ini terlalu banyak permintaan
Teruntuk seseorang yang siang malam selalu berdoa untuk keberhasilan anaknya, melakukan apa
saja tanpa mengharapkan imbalan. Seseorang yang sangat mengerti akan perasaan dan kondisi
anaknya, seseorang yang menjadi teman dekat tanpa pernah menyakiti hati. Teruntukmu Mamaku
Sayang MISMARNIS... maaf belum dapat memberikan apa-apa. Love you Mom
Teruntuk adikku ERIN NINGTYAS yang sama-sama berjuang menuntut ilmu disini. Terima kasih
telah menemani dan memberikan kehangatan sebagai pengganti Papa dan Mama. Untuk Adikku
tersayang TIARA SURGA dan ANGGUN SETIA DARMA (motivasi hidupku untuk menjadi
lebih baik)
Teruntuk SESEORANG yang memberikan arti kesabaran yang luar biasa,,, terimakasih buat
semuanya.
Sahabatku, sekaligus teman seperjuangan ARIYANI, orang yang selalu menerima curahan hati,
mengalami suka duka bersama selama menjadi mahasiswa.
Teruntuk para DOSEN yang selalu memberikan pengarahan dan masukan selama duduk di bangku
perkuliahan.
Almamater kebanggaanku UNIVERSITAS SURAKARTA, tempat aku menuntut ilmu selama
diperguruan tinggi selama ini.
ABSTRAK
Retno Kurnia Imsany. NIM : 201011019. Tahun Penelitian : 2014. ANALISIS KINERJA
PEGAWAI DISPENDUKCAPIL DALAM MELAYANI PEMBUATAN AKTA
KELAHIRAN DI KOTA SURAKARTA. Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Surakarta.
Meningkatnya angka kelahiran di masyarakat yang menyebabkan bertambahnya jumlah
penduduk menjadi tugas bagi pemerintah daerah untuk mengatur administrasi kependudukan
dengan cara mendata penduduk atau warga terutama untuk yang baru lahir. Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil merupakan suatu badan atau instansi pelaksana yang bertugas menata dan
menerbitkan dokumen serta data kependudukan melalaui pendaftaran penduduk. Pendaftaran
penduduk adalah pencatatan biodata penduduk, pencatatan atas pelaporan peristiwa kependudukan
dan pendataan tentang administrasi kependudukan serta penerbitan dokumen kependudukan
berupa kartu identitas atau surat keterangan kependudukan. Dengan demikian, selain pendataan
yang dilakukan sesuai dengan aturan yang berlaku tetapi juga harus sesuai dengan tugas, pokok,
dan fungsi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta serta peran pegawaipun
menjadi tolak ukur untuk menciptakan pelayanan yang baik serta kinerja yang optimal. Agar
pelayanan terhadap masyarakat optimal maka perlu dilakukan peningkatan kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakata. Dalam penelitian ini beberapa masalah
dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana pelayanan pegawai Dinas Kependudukan dan
pencatatan Sipil melayani masyarakat dalam pembuatan akta kelahiran. 2) Indikator-indikator apa
saja yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Surakarta
dalam pembuatan akta kelahiran. 3) Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan yang menghambat
tingkat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan sipil.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan bentuk penelitian kualitatif dengan metode
deskriptif. Pengumpulan data diperoleh melalui tiga metode yaitu wawancara, observasi , dan
dokumentasi. Teknisk analisis data yang digunakan adalah teknik analisis siklus atau interaktif.
Validitas data yang digunakan adalah dengan memadukan trianggulasi teknik dan trianggulasi
sumber.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1) Kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam melayani pembuatan akta kelahiran
sudah cukup baik. 2) indikator-indikator untuk meningkatkan kinerja adalah (a) hasil kerja (b)
tanggung jawab (c) kedisiplinan (d) kemampuan (e) penghargaan (f) fasilitas. 3) faktor
penghambat kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta adalah
kurangnya pegawai dalam pelayanan administrasi, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap
prosedur atau persyaratan yang diberikan, dan lingkungan kerja pegawai terutama di bidang
pencatatan sipil yang kurang kondusif.
Sedangkan untuk faktor pendorong kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Surakarta adalah (a) kedisipilinan pegawai yang cukup baik (b) Motivasi kerja pegawai yang tinggi
(c) Adanya pengawasan langsung dari kepala bidang atau atasan (d) sarana dan prasarana yang
lengkap (e) Kemampuan pegawai yang sudah sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing.
Kata Kunci : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Akta Kelahiran, Kinerja
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan dan
kesehatan untuk dapat menyelesaikan skripsi ini yang menjadi suatu kebanggaan yang pada
akhirnya akan menjadi persembahan yang berharga untuk kedua orang tua. Dan tak lupa terima
kasih untuk doa yang selalu dipanjatkan oleh kedua orang tua, doa yang selalu mengiringi langkah
Awalnya penulis hanya menulis atau menyalin semua yang berhubungan dengan teori,
tetapi seiring berjalannya waktu penulis merasa banyak kekurangan dan mengerti hal-hal penting
apa saja yang diperlukan dalam skripsi ini. Namun demikian, penulis menerima dengan senang
hati kritik dan saran yang sekiranya membangun untuk penulisan ini.
Satu hal yang pasti adalah bantuan-bantuan yang pernah penulis dapatkan dari pihak-pihak
selama penulisan ini. Untuk itu pada kesempatan yang berbahagia ini, penulis mengucapkan rasa
1. Bapak Dr. Drs. Margono, S.E, MM, selaku Rektor Universitas Surakarta atas petunjuk dan
bimbingannya
2. Bapak Drs. Djoko Sutanto, M. Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Surakarta sekaligus Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuknya
3. Seluruh dosen dan staf pengajar Program Studi Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan
4. Seluruh pihak yang telah mambantu hingga selesainya penyusunan skripsi ini, yang tentunya tidak
5. Ayahanda Sanyoto yang setiap hari berjuang membanting tulang sehingga ananda dapat
6. Ibunda Mismarnis terima kasih atas doa dan dukungannya setiap hari
Dengan demikian, semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca dan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN........................................................................ ii
HALAMAN MOTTO...................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v
ABSTRAK....................................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.............................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
A. Kerangka Pemikiran............................................................................. 8
B. Tinjauan Pustaka................................................................................... 12
1. Konsep Kinerja............................................................................... 12
3. Konsep Motivasi............................................................................. 25
B. Jenis Penelitian..................................................................................... 37
C. Lokasi Penelitian.................................................................................. 38
D. Sumber Data......................................................................................... 38
F. Validitas Data....................................................................................... 42
E. Susunan Organisasi............................................................................... 54
H. Hasil Penelitian..................................................................................... 69
A. Kesimpulan........................................................................................... 98
B. Saran..................................................................................................... 103
LAMPIRAN.................................................................................................... 108
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Bagan Organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta 56
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Negara Republik Indonesia masih menyandang status sebagai negara berkembang. Padahal
secara geografis letak Indonesia sangat strategis dan dikenal juga sebagai negara maritim dan
sebagaian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani (agraris). Namun pernyataan itu
tidak sesuai dengan kondisi yang terjadi pada saat sekarang ini. Walaupun NKRI sudah dinyatakan
merdeka namun bagi rakyatnya sendiri mereka belum merdeka. Setiap tahun pengangguran yang
bertambah karena kurangnya lapangan kerja, kemiskinan yang masih belum teratasi, bahan pangan
yang semakin mahal, serta biaya kesehatan dan biaya pendidikan yang semakin hari semakin
mahal. Tetapi walaupun demikian masyarakat harus mentaati peraturan dan norma yang berlaku
Masyarakat di tuntut untuk taat akan peraturan yang telah ditetapkan, baik yang ditetapkan
oleh pemerintah pusat maupun peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah. Peraturan-
peraturan itu telah dimiliki oleh seorang anak yang baru lahir. Ketika seorang anak dilahirkan,
setiap orang tua wajib melaporkan kelahiran anak mereka kepada instansi terkait untuk di data dan
mendapatkan pengakuan sebagai warga negara yang disebut dengan akta kelahiran.
Dalam hal ini, akta kelahiran diurus oleh instansi terkait yaitu Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta, khususnya di Bidang Pencatatan Sipil. Tata cara dan prosedur
pembuatan akta kelahiran telah ditetapkan dan telah disosialisasikan kepada masyarakat. Dengan
adanya sosialisasi yang diberikan, masyarakat terutama para orang tua paham akan tanggung
jawabnya. Pada saat sekarang ini banyak kasus yang terjadi terutama dalam pembuatan akta
kelahiran. Walaupun pemerintah daerah telah menetapkan denda kepada anak yang terlambat
dalam pembuatan akta kelahiran, namun para orang tua masih lalai untuk membuat akta kelahiran.
Denda yang diberikan kepada masyarakat tidak terlalu berat. Batas keterlambatan pelaporan 60
hari s/d 1 tahun dikenakan biaya Rp. 15.000 untuk WNI dan Rp. 250.000 untuk WNA, umur 1 s/d
5 tahun dikenakan biaya sebesar Rp. 50.000 untuk WNI dan Rp. 500.000 untuk WNA, dan umur
5 tahun lebih dikenakan biaya sebesar Rp. 100.000 untuk WNI dan Rp. 1.000.000 untuk WNA.
Biaya ini berdasarkan Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Tarif Retribusi
dan Denda Administrasi. Tetapi semuanya ini tergantung kepada kinerja para pegawai dalam
Terjadinya kelalaian dalam pembuatan akta kelahiran dapat juga disebabkan oleh faktor
pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat. Masyarakat yang tinggal diperkotaan yang mayoritas
memiliki pendidikan yang lebih tinggi mereka tahu akan manfaat akta kelahiran dibandingkan
dengan masyarakat yang tinggal dipedesaan mereka menganggap pembuatan akta kelahiran itu
sulit dan memakan biaya yang mahal. Padahal pemerintah daerah sendiri sudah menetapkan tarif
retribusi dan denda yang murah agar bisa dijangkau oleh semua kalangan masyarakat. Selain itu
informasi yang diperoleh mengenai prosedur pembuatan akta kelahiran dipedesaanpun cukup
minim, kebanyakan dari mereka menggunakan calo untuk membuat akta kelahiran agar tidak
Berdasarkan hasil observasi dan survei yang dilakukan penulis diketahui bahwa Kinerja
Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama di bidang Pencatatan Sipil sudah
disiplin. Hal ini dilihat dari kedatangan pegawai di pagi hari terutama bagian administrasi dan
bagian pendaftaran sesuai dengan jam kerja yang ditetapkan. Selain itu pemanfaatan waktu
istiarahat dimanfaatkan semaksimal mungkin dan 5 menit sebelum waktu kerja mereka sudah
berada di ruangan kerja masing-masing. Dengan demikian Pegawai Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dalam hal kedisiplinan sudah mencapai 81% dan 90% dalam hal kemampuannya,
kemampuan mereka sudah sesuai dengan bidang yang mereka tekuni. Semua pegawai sudah
terampil dalam pengoperasian komputer dan penggunaan alat-alat lain seperti mesin cetak
dokumen.
Kemudian dari segi kualitas hasil kerja, para pegawai berusaha menyelesaikan tugas tepat
pada waktunya walaupun ada keterlambatan satu hari. Dari hasil wawancara kepada masyarakat
dengan narasumber Ibu Diah, warga Sekip, Kadipiro penulis memperoleh informasi dari
masyarakat bahwa pelayanan yang diberikan kurang memuaskan, masyarakat merasakan prosedur
yang diberikan terlalu berbelit-belit yang menyebabkan pembuatan dokumen memakan waktu
yang lama dan masyarakat mengalami kesulitan karena harus pulang pergi untuk melengkapi
kekurangan dokumen. Sama halnya seperti yang disampaikan oleh Ibu yang mengeluhkan kondisi
Selain itu sarana dan prasarana juga membantu untuk meningkatkan kinerja para pegawai
seperti ruang kerja. Dari observasi yang dilakukan, ruang kerja pegawai dispendukcapil terutama
bidang pencatatan sipil belum optimal karena jarak antara meja pegawai terlalu dekat dan
menghambat pergerakan aktivitas antar pegawai serta ruang tunggu dan ruang administrasi
pendaftaran yang sempit dan masyarakat yang ramai setiap harinya terutama pada jam 08.00-
11.30 yang mempengaruhi kenyamanan dalam bekerja. Peralatan yang digunakan untuk
mendukung proses hasil kerja sudah cukup. Seperti seperangkat komputer dan alat pencetak
kegiatan pemerintahan antara dinas kependudukan catatan sipil. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kota Surakarta merupakan salah satu instansi pemerintah yang mempunyai tugas
dan tanggung jawab dalam rangka mencapai tujuan nasional. Untuk menjalankan tugas dan
tanggung jawab diperlukan adanya suatu peraturan dan kebijaksanaan yang digunakan untuk
kinerja yang dilaksanakan dalam memberikan pelayanan sehingga memiliki ketepatan pelaksana
serta tujuan yang hendak dicapai. Agar kinerja dalam memberikan pelayanan berjalan sesuai
dengan tupoksi yang berlaku perlu adanya penilaian prestasi kerja yang diberikan kepada para
pegawai. Dengan adanya penilaian prestasi kerja dalam bentuk catatan-catatan penilai yang
menggambarkan perilaku karyawan sangat baik atau sangat jelek dalam kaitannya dengan
pelaksanaan kerja. diharapkan suatu pekerjaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien.
Dengan demikian bertolak dari latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk
B. RUMUSAN MASALAH
Dalam penelitian, rumusan masalah digunakan untuk menunjukkan masalah yang diteliti
dan untuk memberikan batasan-batasan dalam penelitian sehingga penelitian itu tetap fokus pada
1. Bagaimana pelayanan pegawai Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil dalam pembuatan akta
kelahiran?
2. Indikator-indikator apa saja yang mempengaruhi kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan
3. Faktor-faktor apa saja yang mendorong dan yang menghambat kinerja pegawai Dinas
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Fungsional :
a. Untuk mengetahui kinerja pegawai pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
2. Tujuan Istitusional :
a. Sebagai bahan evaluasi agar terciptanya kinerja yang optimal serta para pegawai dapat bekerja
b. Sebagai acuan untuk kedepannya dalam meningkatkan kinerja pegawai sesuai dengan peraturan
c. Untuk menemukan solusi agar bisa meningkatkan kualitas serta kinerja pegawai dalam melayani
3. Tujuan Individual
a. Untuk memperoleh data sebagai bahan penyusunan skripsi untuk memenuhi sebagian persyaratan
guna mencapai derajat sarjana S1 Program Studi Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial
b. Untuk mengetahui berbagai teori yang telah penulis terima di bangku kuliah
D. MANFAAT PENULISAN
a. Menambah wawasan keilmuan dalam hal yang berkaitan dengan kinerja pegawai
b. Sebagai bahan acuan bagi peneliti selanjutnya yang membahas mengenai kinerja pegawai
2. Manfaat Praktis : Manfaat penelitian terhadap institusi yang diteliti adalah sebagai berikut:
a. Sebagai bentuk penerapan atau aplikasi dari ilmu pengetahuan yang telah diperoleh di dalam
bangku perkuliahan
b. Memeperoleh atau mencari kebenaran terhadap kinerja pegawai Dispendukcapil
c. Untuk menemukan solusi dari permasalahan kinerja pegawai Dispendukcapil dalam melayani
masyarakat
BAB II
LANDASAN TEORI
A. KERANGKA PEMIKIRAN
penelitian yang di angkat, atau dapat diartikan sebagai mengalirkan jalan pikiran menurut kerangka
logis atau kerangka konseptual yang relevan untuk menjawab penyebab terjadinya masalah. Untuk
membuktikan kecermatan penelitian, dasar dari teori tersebut perlu diperkuat hasil-hasil penelitian
Dari segi institusional Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam
pembuatan akta kelahiran berpedoman kepada Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23
tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan. Dimana instansi pelaksana dalam melaksanakan
Administrasi Kependudukan dengan kewajiban salah satunya ialah memberikan pelayanan yang
sama dan profesional kepada setiap penduduk atas pelaporan peristiwa kependudukan dan
peristiwa penting. Selain itu kewenangan yang dimiliki oleh instansi pelaksana melaksanakan
urusan administrasi kependudukan ialah memperoleh keterangan dan data yang benar tentang
peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dilaporkan penduduk serta mengelola data
dan mendayagunakan informasi hasil pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil untuk
kepentingan pembangunan.
untuk menjalankan kewenangan dan kewajiban yang ditetapkan perlu adanya pedoman uraian
tugas jabatan struktural. Pedoman uraian tugas jabatan struktural diatur dalam Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 27 Tahun 2012. Peraturan ini dibuat agar instansi pelaksana dalam melaksanakan
urusan administrasi kependudukan baik terhadap kewajiban maupun kewenangan sesuai dengan
bagian dan subbagian tugasnya masing-masing dan tidak mengalami tumpang tindih
Salah satu kewenangan yang dilakukan oleh instansi pelaksana administrasi kependudukan
adalah penyelenggaraan pendaftaran penduduk dan akta catatan sipil. Hal ini di atur dalam Perda
Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2002 yang dikhususkan dibidang pencatatan akta kelahiran.
Dengan demikian tugas, pokok, fungsi dinas kependudukan dan catatan sipil terutama di bidang
Pencatatan Sipil adalah melaksanakan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan
di bidang perkawinan, perceraian, kelahiran, kematian, pengakuan anak, dan pengesahan anak.
Dari pelaksanaan perumusan kebijakan dapat dilihat kinerja para pegawai dalam menjalankan
tugasnya terutama dalam pembuatan akta kelahiran dapat dinilai melalui sudah sesuai atau tidak
kebijakan yang dijalankan dengan tugas, pokok, fungsi dinas kependudukan dan pencatatan sipil.
Dari tataran individual, keberhasilan kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
motivasi dan perilaku individu. Motivasi yang dilakukan untuk memperoleh kinerja yang baik
adalah dengan memberikan imbalan dan sanksi serta tersedianya sarana prasarana atau fasilitas
yang lengkap. Selain itu untuk meningkatkan kinerja para pegawai dapat dilihat dari kemampuan
Pencapaian kinerja yang maksimal jika para pegawai telah menjalankan tugas sesuai dengan
tugas, pokok yang sudah ditetapkan, ditambah lagi dengan adanya motivasi yang membantu dan
di dukung dengan perilaku individu yang baik. Namun kinerja pegawai dispendukcapil masih
kurang memuaskan, hal ini dipengaruhi oleh fasilitas ruangan yang kurang memadai dan masih
ada beberapa pegawai yang kurang disiplin dalam menjalankan tugasnya yang kemudian
berdampak pada tugas, pokok, fungsi dinas kependudukan dan pencatatan sipil yang tidak sesuai.
Dengan demikian agar memperoleh kinerja yang optimal perlu adanya perbaharuan terhadap
sarana dan prasarana serta motivasi yang kuat untuk meningkatkan kedisiplinan para pegawai.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. KONSEP KINERJA
a. Pengertian Kinerja
kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapi oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi,
sesuai dengan wewenang atau tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya mencapi
tujuan organisasi bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral
kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi yang
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja
atau kebijakan pegawai yang diperoleh dalam Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui sebuah perencanaan dengan hukum yang berlaku.
Untuk meningkatkan kinerja, salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan
memberikan wewenang kepada karyawan yaitu dengan membentuk tim kerja. Gregory Moorhead
dan Ricky W.G (2013:132) menyatakan satu motode yang digunakan oleh beberapa perusahaan
untuk memberikan wewenang kepada para pegawai mereka adalah membentuk tim-tim kerja.
Lingkaran kualitas adalah sekelompok karyawan yang sukarela bertemu secara tetap untuk
kualitas.
Untuk mencapai kinerja tingkat tinggi, seorang karyawan harus mau melakukan perkerjaan
dengan baik (motivasi), harus mampu melakukan pekerjaan secara efektif (kemampuan), dan harus
mempunyai materi, sumber daya, perlengkapan, dan informasi untuk melakukan pekerjaan
tersebut (lingkungan). Defisiensi dalam salah satu area ini akan menurunkan kinerja. Oleh karena
itu seorang manajer harus berjuang untuk memastikan bahwa ketiga kondisi tersebut terpenuhi
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai perlu
adanya motivasi yang diberikan oleh atasan atau pimpinan, tetapi kinerja itu tidak terpaku pada
motivasi saja. Jika motivasi yang diberikan oleh atasan sangat baik namun kemampuan para
pegawai tidak sesuai dengan bidangnya masing-masing maka kinerja yang diinginkan tidak akan
tercapai. Selain itu jika kemampuan pegawai sudah sesuai dengan bidang masing-masing dan
motivasi sudah diberikan oleh atasan namun lingkungan kerja tidak mendukung untuk melakukan
hal tersebut, maka untuk memperoleh kinerja yang baik tidak dapat terpenuhi. Dengan demikian
motivasi dari atasan, kemampuan para pegawai, dan lingkungan kerja adalah salah satu faktor
penentu untuk mencapai kinerja yang baik dan dapat memberikan kontribusi positif pada
organisasi.
Dalam suatu organisasi para pegawai dituntut untuk melakukan interaksi dengan pegawai
lainnya, baik dari satu bidang maupun dengan bidang lainnya. Karena pada prinsipnya organisasi
merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa unit. Bentuk nyata dari interaksi yang dilakukan
adalah kerjasasama baik kerjasama yang dilakukan terhadap atasan atau pimpinan maupun
kerjasama sesama pegawai. Dan juga kerja sama ini harus didukung oleh komunikasi yang baik,
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa untuk mencapai kinerja pegawai yang tinggi,
perlu adanya dorongan dari atasan, kemampuan yang dimiliki, dan lingkungan yang mendukung.
Selain itu pencapaian kinerja itu juga harus di dukung oleh tugas, pokok, fungsi yang telah
ditetapkan dan juga berpedoman kepada aturan-aturan pemerintah. Seperti halnya untuk mencapai
kinerja pegawai dinas kependudukan dan pencatatan sipil yang baik harus berpedoman kepada
tugas, pokok, fungsi Dispendukcapil itu sendiri dan juga berpedoman kepada undang-undang dan
Efektivitas dari usaha kerja sama (antarindiviual) berhubungan dengan pelaksanaan yang dapat
mencapi sistem itu sendiri. Sedangkan efisiensi dari suatu kerja sama dalam suatu sistem
(antarindividual) adalah hasil gabungan efisiensi dari upaya yang dipilih masing-masing individu.
Kejelasan wewenang dan tanggung jawab setiap peserta dalam suatu organisasi akan
tanggung jawab setiap peserta harus disertai dengan kapasitas masing-masing peserta organisasi
bersangkutan.
3) Disiplin
Disiplin berkaitan erat dengan sanksi yang perlu dijatuhkan kepada sanksi yang yang
melanggar. Dalam hal ini seorang karyawan melanggar peraturan yang berlaku dalam organisasi
perusahaan, maka karyawan bersangkutan harus sanggup menerima hukuman yang telah
disepakati.
4) Inisatif
Inisiatif seseorang (atasan atau karyawan bawahan) berkaitan dengan daya pikir, kreativitas
dalam bentuk ide untuk merencanakan sesuatu yang berkaitan dengan tujuan organisasi. Setiap
inisiatif sebaiknya mendapat perhatian atau tanggapan posotif dari atasan, kalau memang dia
aspek yang diukur dalam proses penilaian kerja individu. Faktor penilaian tersebut terdiri dari
1) Hasil kerja, yaitu keberhasilan karyawan dalam pelaksanaan kerja (output) biasanya terukur,
berapa besar yang telah dihasilkan, berapa jumlahnya, dan berapa besar kenaikannya
2) Perilaku yaitu aspek tindak tanduk karyawan dalam melaksanakan pekerjaan, pelayanannya
bagaimana, kesopanannya, sikapnya, dan perilaku baik terhadap sesama karyawan maupun kepada
pelanggan
3) Atribut dan kompensasi, yaitu kemahiran dan penguasaan karyawan sesuai tuntutan jabatan,
4) Komparatif, yaitu membandingkan hasil kinerja karyawan dengan karyawan lainnya yang selevel
mempengaruhi kinerja mempunyai tujuan untuk membantu para pegawai memperoleh hasil kerja
yang optimal baik bagi perseorangan maupun kelompok dalam suatu organisasi.
tentang kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran dalam pengelolaan sumber daya manusia
untuk menghasilkan barang dan jasa, termasuk informasi atas efisiensi serta efektivitas tindakan
berikut:
1) Menetapkan tujuan, sasaran dan strategi organisasi, dengan menetapkan secara umum apa yang
2) Merumuskan indikator kinerja dan ukuran kinerja, yang mengacu kepada penilain kinerja secara
tidak langsung, sedangkan indikator kinerja mengacu pada pengukuran kinerja secara langsung
3) Mengukur tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi, menganalisis hasil pengukuran kinerja
yang diimplementasikan dengan membandingkan tingkat capaian tujuan dan sasaran organisasi
4) Mengevaluasi kinerja dengan menilai kemajuan organisasi dan pengambilan keputusan yang
berkualitas, memberikan gambaran atau hasil kepada organisasi seberapa besar tingkat
keberhasilan tersebut dan mnegevaluasi langkah apa yang diambil dlam organisasi selanjutnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengukuran kinerja diperlukan dalam suatu
organisasi karena menyangkut tujuan atau sasaran organisasi itu sesuai dengan visi dan misi yang
ditetapkan. Semuanya ini tergantung pada kinerja setiap pegawai dalam menyelesaikan tugas yang
d. Indikator kinerja
Dalam penelitian ini indikator yang penulis gunakan untuk mengukur sejauh mana tingkat
1) Hasil kerja, adalah objek yang berwujud atau tak berwujud yang merupakan hasil pelaksanaan
2) Tanggung jawab, ialah kesadaran manusia akan tingkah laku atau perbuatan yang disengaja atau
tidak sengaja
2. KONSEP PERILAKU INDIVIDU
Menurut Miftah Thoha (1993:33) mengemukakan perilaku seseorang itu adalah suatu
fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan lingkungannya. pernyataan ini di dukung
oleh Skinner dalam Gibson, Ivancevich, dan Donnely (1994:49) yang menyatakan individu itu
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku pegawai atau sesorang itu sangat
dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Karena kepribadian seseorang itu terbentuk melalui
Salah satu cara untuk sifat-sifat manusia ini ialah dengan menganalisa kembali prinsip-
prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya (Miftah Thoha, 1999:31). Prinsip-
Prinsip dasar kemampuan ini amat penting diketahui untuk mengetahui mengapa seseorang
berbuat dan berperilaku berbeda dengan yang lain. Terbatasnya kemampuan hanya membuat
seseorang bertingkah laku yang berbeda. Banyak yang diinginkan manusia, tetapi jawaban
manusia untuk mewujudkan keinginan itu terbatas. Sehingga menyebabkan semua yang
Kebutuhan seseorang berbeda dengan kebutuhan orang lain. Seseorang karyawan yang
didorong untuk mendapatkan tambahan gaji supaya dapat hidup satu bulan dengan keluarganya,
tingkah perilakunya jelas akan berbeda dengan karyawan yang didorong oleh keinginan
banyak hal, seseorang dihadapkan dengan sejumlah kebutuhan yang potensial harus dipenuhi
4) Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya dengan pengalaman masa lalu dan
kebutuhan
Lingkungan lebih banyak memberikan kepada manusia objek dan peristiwa dibandingkan
dengan kemampuan itu sendiri untuk memahami objek dan peristiwa tersebut. Aspek-aspek
lingkungan yang diketahui dan yang sudah berjalan adalah merupakan bagian dari sifat dari objek
dan peristiwa itu sendiri dan juga bagian dari pengalaman masa lalu dari sesorang.
Perasaan yang tidak senang ini akan menjadikan seseorang berbuat yang berbeda dengan
orang lain di dalam rangka menanggapi sesuatu hal. Kepuasan dan ketidakpuasan ini ditimbulkan
karena adanya perbedaan dari sesuatu yang diterima dengan sesuatu yang diharapkan seharusnya
diterima.
Perilaku seseorang itu ditentukan oleh banyak faktor. Adakalanya perilaku seseorang
dipengaruhi oleh kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga karena
pengharapan kebutuhan, dan pengalaman masa lalunya. Ini semua karakterisitik yang dipunyai
individu dan karakterisitik ini akan dibawa olehnya manakala memasuki lingkungan yang baru,
karakteristik yang berbeda-beda ketika bekerja disebuah lembaga atau intansi. Mereka
harus menyesuaikan diri dengan lingkungan yang dimasuki agar tercipta interaksi atau hubungan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setiap individu itu memiliki keinginan dan
kemampuan yang berbeda-beda. Dengan kemampuan yang dimiliki semua keingian dan
kebutuhan dapat dipenuhi walaupun terkadang hasilnya tidak memuaskan. Lingkungan dan
pengalaman juga menjadi hal yang penting dalam penentuan perilaku seseorang. Begitu juga
halnya dengan perilaku pegawai dalam menjalankan tugasnya. Kemampuan yang dimiliki para
pegawai berbeda-beda sesuai dengan bidang kerjanya masing-masing. Selain itu pengalaman kerja
dan lingkungan tempat kerja juga mempengaruhi kinerja serta hasil kerja.
Miftah Thoha (1999:41) menjelaskan ada kalanya perilaku seseorang dipengaruhi oleh
kemampuannya, adapula karena kebutuhannya dan ada juga karena pengaharapan dan
lingkungan.
Dari pernyataan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa kemampuan seorang pegawai
dapat mempengaruhi perilakunya. Dengan kemampuan yang dimiliki pegawai dapat memenuhi
3) Lingkungan, segala sesuatu disekitar subjek manusia yang terkait dengan aktifitasnya
Dari uraian penulis dapat menyimpulkan bahwa perilaku seseorang pegawai dapat dipengaruhi
oleh kemampuan yang dimiliki, karena setiap orang memiliki kebutuhan dan kemampuan yang
berbeda untuk mencukupinya. Selain itu lingkungan juga mempengaruhi perilaku para pegawai,
ini terjadi pada saat seorang pegawai berada dilingkungan kerja yang baru maka mereka memiliki
keinginan dan kebutuhan lain yang harus dipenuhi. Misalnya keinginan untuk memperoleh
penghargaan dari atasan. Dengan demikian pegawai tersebut berusaha dengan kemampuan yang
dimilikinya memperoleh penghargaan dari atasan dengan cara memaksimalkan kualitas hasil kerja
yang diberikan.
Ada beberapa hampiran yang dikembangkan oleh para ahli ilmu perilaku untuk memahami
perilaku itu pada umumnya dapat dikelompokkan atas tiga hampiran (Miftah Thoha 1999:42),
1) Hampiran Kognitif
Hampiran kognitif ini meliputi kegiatan-kegiatan mental yang sadar seperti misalnya berpikir,
mengetahui, memahami, dan kegiatan kegiatan konsepsi mental misalnya, sikap, kepercayaan, dan
pengharapan yang kesemuanya yang merupakan faktor yang menentukan di dalam perilaku.
2) Hampiran Penguatan
Teori penguatan ini tumbuh berkembang bermula dari usaha analisis eksperimen tentang
perilaku yang dilakukan oleh psikologi kenamaan Ivan Pavlov dan Edward Thorndike.
Pavlov melakukan penyelidikan atas perilaku anjing percobaan yang dikenal dengan
penyelidikan reflek berkondisi atau juga dinamakan konditioning klasik. Edward Thorndike
melakukan penyelidikan atas beberapa binatang seperti kucing, burung, dan anjing untuk
3) Hampiran Psikoanalitis
Hampiran ini menunjukkan bahwa perilaku manusia ini dikuasai oleh personalitasnya atau
kepribadiannya. Pelopor psikoanalitis ini ialah sigmund Freud. Dia menandaskan bahwa hampir
semua kegiatan mental adalah tidak dapat diketahui dan tidak dapat didekati secara mudah bagi
setiap individu, namun kegiatan tertentu dari mental ini dapat mempengaruhi perilaku manusia.
Indikator yang penulis gunakan dalam penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana perilaku
1) Kemampuan, adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri.
2) Kedisiplinan, sikap ketaatan seseorang terhadap aturan atau ketentuan yang berlaku dalam suatu
organisasi.
3. KONSEP MOTIVASI
a. Pengertian Motivasi
Motivasi (motivation) adalah serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang untuk terlibat
dalam suatu perilaku, bukan beberapa perilaku lainnya. Sedangkan menurut H. Malayu S.P
Hasibuan (2001:140) mendefinisikan Motivasi berasal dari kata latin movere yang berarti
rangsangan atau dorongan yang diberikan kepada seorang pegawai untuk melakukan suatu hal
perilaku manusia dan merupakan sebuah unsur yang vital dalam manajemen. Ia dapat
orang itu ingin melakukannya. Motivasi diri keinginan yang keras untuk mencapai suatu tujuan
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa untuk melakukan sesuatu dan menghasilkan
sesuatu perlu adanya keinginan yang berfungsi sebagai pendorong untuk melakukannya.
Keinginan itu dapat muncul melalui diri sendiri atau berupa permintaan dari orang lain.
Setiap orang memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi, oleh karena itu orang bekerja sama
agar dapat memenuhi kebutuhannya sendiri. Hal ini sesuai dengan pernyataan George dan Leslie
kurangnya sebagian dari kebutuhan mereka dengan bekerja sama dengan yang lain dalam sebuah
kelompok.
Menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2001:149) ada dua jenis motivasi yaitu motivasi positif
1) Motivasi Positif (insentif positif), manajer memotivasi bawahan dengan memberikan hadiah
kepada mereka yang berprestasi baik. Dengan motivasi positif ini semangat kerja bawahan akan
meningkat, karena manusia pada umumnya senang menerima yang baik-baik saja.
hukuman kepada mereka yang pekerjaannya kurang baik (prestasi rendah). Dengan motivasi
negatif ini semangat kerja bawahan dalam jangka waktu pendek akan meningkat, karena takut di
Penggunaannya harus tepat dan seimbang, supaya dapat meningkatkan semangat kerja karyawan.
Yang menjadi masalah ialah kapan motivasi positif dan motivasi negatif itu efektif merangsang
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi positif lebih kepada pemberian
penghargaan atau imbalan kepada pegawai yang berprestasi dalam menjalankan tugasnya,
sedangkan motivasi negatif lebih kepada pemberian hukuman atau punisment. Keduanya jenis
motivasi ini lebih baik berjalan secara seimbang, hal ini lebih diutamakan kepada atasan atau
a) Teori-teori Motivasi
Douglas McGregor mengemukakan dua pandangan yang jealas berbeda mengenai manusia.
Pada dasarnya satu negatif yang ditandai sebagai Teori X, dan yang lain positif yang ditandai
dengan Teori Y. Setelah memandang cara para manajer menangani karyawan, McGregor
menyimpulkan bahwa pandangan seorang manajer mengenai kodrat manusia didasarkan pada
Menurut Teori X, empat pengandaian yang dipegang para manajer adalah sebagai berikut:
1) Karyawan secara inheren (tertanam dalam dirinya) tidak menyukai kerja dan bilamana
2) Karena karyawan tidak menyukai kerja, mereka harus dipaksa, diawasi, atau diancam dengan
dimungkinkan
4) Kebanyakan karyawan menaruh keamanan di atas semua faktor lain yang dikaitkan dengan kerja
Kontras dengan pandangan negatif ini mengenai kodrat manusia, McGregor mendaftar
1) Karyawan dapat memandang kerja sama wajarnya seperti istirahat atau bermain
2) Orang-orang akan menjalankan pengarahan diri dan pengawasan diri jika mereka komit pada
sasaran
3) Rata-rata orang dapat belajar untuk menerima, bahkan mengusahakan tanggung jawab
4) Kemampuan untuk mengambil keputusan inovatif (pembaruan) tersebar meluas dalam populasi
dan tidak hanya milik dari mereka yang berada dalam posisi manajemen
Menurut Maslow yang dikutip dari H. Malayu S.P Hasibuan (2001:152), dasar teori hierarki
kebutuhan:
Pertama, manusia adalah makhluk sosial yang berkeinginan. Ia selalu menginginkan lebih
banyak. Keinginan ini terus-menerus dan hanya akan berhenti bila akhir hayat tiba.
Kedua, suau kebutuhan yang telah dipuaskan tidak menjadi alat motivator bagi pelakunya, hanya
1) Physiological Needs
Physiological Needs yaitu kebutuhan untuk mempertahankan hidup. Yang termasuk kedalam
kebutuhan ini adalah kebutuhan makan, minum, perumahan, udara, dan sebagainya.
2) Safety and security needs
Safety and security needs adalah kebutuhan akan kebebasan dari ancaman yakni merasa aman
Affiliation or Accetance Needs adalah kebutuhan sosial, teman, afiliasi, interaksi, dicintai dan
mencintai, serta diterima dalam pergaulan kelompok pekerja dan masyarakat lingkungannya.
Esteem or Status Needs adalah kebutuhan akan penghargaan diri dan pengakuan serta
5) Self Aktulization
Self Aktulization adalah kebutuhan akan aktualisasi diri dengan menggunakan kemampuan,
keterampilan, dan potensi optimal untuk mencapai prestasi kerja yang sangat memuaskan/luar
biasa.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kebutuhan seseorang akan motivasi tersusun
dalam bentuk jenjang atau hierarki yang artinya jika sebuah kebutuhan telah terpenuhi maka
muncul kebutuhan lainnya yang lebih tinggi dan muncul pula keinginan untuk memenuhinya.
c. Teori Pengukuhan
Menurut H. Malayu S.P Hasibuan (2001:165), teori pengukuhan terdiri dari dua jenis:
1) Pengukuhan positif yaitu bertambahnya frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuhan positif
2) Pengukuhan negatif yakni bertambah frekuensi perilaku, terjadi apabila pengukuh negatif
tanggapan, apabila diikuti oleh stimulus yang bersyarat. Demikian juga prinsip hukuman selalu
1) Hukuman dengan kehilangan, terjadi apabila suatu pengukuhan positif dihilangkan secara
bersyarat (misalnya kelambatan seseorang menyebabkan kehilangan sejumlah uang dari upahnya)
2) Hukuman dengan penerapan, terjadi apabila suatu pengukuhan negatif diterapkan secara bersyarat
d) Pengawasan (supervision)
e) Pujian (praise)
a) Kebutuhan-kebutuhan (needs)
b) Tujuan-tujuan (goals)
c) Sikap (atitude)
d) Kemampuan (sbilities)
kerja dapat menjadi dua, yaitu: faktor internal yang berasal dari individu yang bersangkutan,
motivasi berbeda-beda di kalangan para manajer. Tiga buah pendekatan-pendekatan umum dipilih
Asumsinya adalah bahwa pegawai yang khas akan melaksanakan paling baik jika diberikan
pribadi dan ramah diperluas sampai kepada pegawai-pegawai, sengketa-sengketa dikurangi, dan
kerja dilakukan secara terperinci dan tingkat upah atau gaji dinyatakan dengan jelas
situasi pekerjaan. Orang selalu mempunyai kebutuhan segera sesudah sebuah keinginan
Claude S. George dalam Drs. H. S.P Hasibuan (2001:162) menyatakan bahwa seseorang
mempunyai kebutuhan yang berhubungan dengan tempat dan suasana di lingkungan ia bekerja,
yaitu:
1) Upah yang adil dan layak
4) Keamanan kerja
keinginan yang ingin dicapai, jika keinginan itu sudah terpenuhi maka muncul keinginan lain yang
ingin dimiliki. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut didukung oleh lingkungan yang
baik serta produktivitas kerja yang baik juga. Selain itu dorongan dari diri sendiri atau orang lain
juga menjadi salah satu hal yang penting dalam hal pemenuhan kebutuhan.
d. Indikator Motivasi
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini untuk mengukur sejauh mana motivasi para
pegawai. Dari uraian-uraian sebelumnya penulis merumuskan indikator motivasi sebagai berikut:
1) Penghargaan, yaitu berupa imbalan atau hukuman yang diberikan kepada pegawai yang dilakukan
2) Fasilitas, yaitu peralatan atau sarana yang digunakan untuk mempermudah pegawai dalam
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. METODE PENELITIAN
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Rober
Bogdan dan Steven (1993: 30) metodologi kualitatif menunjuk kepada perosedur-prosedur riset
yang menghasilkan data kualitatif: ungkapan atau catatan orang itu sendiri atau tingkah laku
mereka yang terobservasi. Pendekatan ini mengarah kepada keadaan-keadaan dan individu-
individu secara holistik (utuh). Jadi pokok kajian baik sebuah organisasi atau individu tidak akan
diredusir (disederhanakan) kepada variabel yang telah ditata atau sebuah hipotesa yang
direncanakan sebelumnya. Tetapi akan dilihat dari sebagai bagian dari sesuatu yang utuh.
B. JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif
dengan jenis kualitatif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang digunakan untuk
mendeskripsikan dan menjawab persoalan-persoalan suatu fenomena atau peristiwa yang terjadi
saat ini, baik tentang fenomena dalam variabel tunggal maupun korelasi maupun perbandingan
berbagai variabel (Zainal Arifin, 2012:54). Ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan yaitu
menggambarkan, memaparkan, dan menerangkan cara kerja yang Dinas Kependudukan dan
Pencacatan Sipil Kota Surakarta dalam melayani masyarakat terutama dalam pembuatan akta
kelahiran.
C. LOKASI PENELITIAN
Penelitian yang dilakukan ini mengambil lokasi di Kantor Dinas Kependudukan dan
1. Di Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta terutama di Bidang Pencatatan Sipil
ditemukan adanya masyarakat yang kurang puas dengan pelayanan administrasi Pegawai Dinas
3. Pertimbangan dari sudut geografis dan praktis, yaitu waktu, biaya, dan tenaga yang dapat digunakan
D. SUMBER DATA
Menurut Lofland (1984:47) dalam Maleong (2000:112) sumber data utama dalam
penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti
1. Data utama diperoleh langsung dari narasumber dan responden yang memiliki keterkaitan dengan
penelitian melalui wawancara dan observasi langsung. Adapun tokoh-tokoh kunci (key persons)
a. Bapak Yohanes Pramono, SH, M.Si selaku Kepala Bidang Pencatatan Sipil Surakarta. Beliau
dipilih sebagai narasumber karena menjabat sebagai Kepala Bidang Pencatatan Sipil dan beliau
b. Bapak Eko Purnomo, SH selaku Kasi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan pengakuan Anak
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Beliau dipilih menjadi narasumber
karena masyarakat langsung terlibat dalam hal pengurusan akta kelahiran dan juga yang
bersangkutan dipandang memiliki pengalaman dan pengetahuan yang lebih mengenai pembuatan
akta kelahiran.
c. Bapak Sulasto selaku Staf Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan pengakuan Anak Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta. Beliau dipilih menjadi narasumber karena
yang bersangkutan merupakan merupakan soseorang staf yang memiliki cara pandang dan
adalah seorang yang mengurus perkawinan dan memiliki kemampuan di bidangnya sendiri, selain
e. Mas Hadi Saputro selaku masyarakat. Dipilih menjadi narasumber karena beliau melakukan
administrasi dalam hal melegalisir akta kelahiran dan memiliki cara pandang tersendiri terhadap
f. Ibu Heni selaku Ibu Rumah Tangga. Dipilih menjadi narasumber karena beliau dirasakan memiliki
cara pandang tersendiri terhadap mekanisme pembuatan akta kelahiran dan beliau juga dapat
memberikan penilaian terhadap pelayanan dan kinerja pegawai terutama di Bidang Pencatatan
Sipil.
g. Ibu Diah warga Sekip, Kadipiro selaku Ibu Rumh Tangga. Beliau dipilih menjadi narasumber
karena beliau terlibat langsung dalam pembuatan akta kelahiran serta dapat merasakan bagaimana
kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama dalam pembuatan akta
kelahiran
2. Data tambahan, yaitu keterangan-keterangan lain yang bersumber dari dokumen dan arsip resmi
sebagai informasi pendukung bagi pembahasan hasil penelitian tentang Dinas Kependudukan dan
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua
pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Maleong, 2000:135). Wawancara
yang digunakan oleh peneliti adalah pendekatan menggunakan petunjuk umum wawancara. Jenis
wawancara ini mengharuskan pewawancara membuat kerangka dan garis besar pokok-pokok yang
ditanyakan dalam proses wawancara. Penyusunan pokok-pokok itu dilakukan sebelum wawancara
Gambar 3.1
2. Observasi
Sutrisno Hadi (1986) dalam Sugiyono (2009:145) mengemukakan bahwa, observasi merupakan
suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan
psikologis. Dua diantaranya yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Jenis
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku
manusia, proses kerja, gejala-gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
3. Dokumentasi
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan,
gambar, atau karya-karya monumental dari sesorang (Sugiyono, 2009:240). Dokumen yang
berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah kehidupan, ceritera, biografi, peraturan,
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto gambar hidup, sketsa dan lain-lain.
Dokumen yang bebentuk karya seni dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-lain.
F. VALIDITAS DATA
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Trianggulasi teknik, berarti
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari
sumber yang sama. Trianggulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari sumber yang
berbeda-beda dengan teknik yang sama (Sugiyono, 2009:241). Dalam penelitian ini peneliti
memadukan antara trianggulasi teknik dan trianggulasi sumber untuk memperoleh data yang
valid.
Gambar 3.2
Sama)
selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan. Dalam hal ini Nasution (1988) dalam
Sugiyono (2009:245) menyatakan Analisis data sejak merumuskan dan menjelaskan masalah,
sebelum terjun kelapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian. Dalam
kenyataannya, analisis data kualitatif berlangsung selama proses pengumpulan data dari pada
Analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data,
1. Reduksi Data
tranformasi data kasar yang dihasilkan dari catatan-catatan tertulis lapangan. Sebagaimana yang
diketahui reduksi data berlangsung terus menerus selama proyek yang berorientasi kualitatif
berlangsung. Reduksi data atau proses transformasi ini berlanjut terus sesudah penelitian lapangan,
2. Penyajian Data
Alur penting yang kedua dari kegiatan analisis adalah penyajian data. Dengan melihat
penyajian-penyajian kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus
dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang
di dapat dari penyajian-penyajian tersebut. Penyajian yang paling sering digunakan pada kualitatif
pada masa lalu adalah bentuk teks naratif. Penciptaan dan penggunaan penyajian tidaklah terpisah
dari analisis.
3. Penarikan Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dalam hal ini dilakukan setelah tahap reduksi data dan
penyajian data selesai. Dari permulaan mengumpulkan data, seorang penganalisis kualitatif
konfigurasi yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan-kesimpulan juga
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Teknik analisis data kualitatif yang penulis gunakan
dalam penelitian ini adalah teknik analisis siklus atau interaktif dimana peneliti harus bergerak di
antara empat alur itu selama pengumpulan data selanjutnya bergerak di antara reduksi, penyajian,
Gambar 3.3
1. Definisi Konseptual
a. Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai
mengarahkan perilaku.
c. Perilaku individu adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya
2. Definisi Operasional
1) Hasil kerja
2) Tanggung jawab
1) Penghargaan
2) Fasilitas
1) Kemampuan
2) Kedisiplinan
BAB IV
Kota Surakarta yang dikenal dengan sebutan Kota Solo terletak di Propinsi Jawa Tengah.
Kota ini mempunyai luas wilayah 44.04 km2. terdiri atas 5 kecamatan, 51 kelurahan, 602 Rukun
Warga (RW) dan 2.708 Rukun Tetangga (RT). Kota Surakarta terletak antara 110o4515 -
110o4535 Bujur Timur dan 7o3600 - 7o5600 Lintang Selatan. Wilayah ini merupakan dataran
rendah dengan ketinggian 92 meter dari permukaan laut dan dilalui oleh sungai Pepe, Jenes dan
Luas wilayah Kota Surakarta mencapai 44,0406 km2. Secara administratif Kota Surakarta
terbagi menjadi 51 Kelurahan dan 5 Kecamatan yaitu; Kecamatan Jebres, Kecamatan Laweyan,
Kecamatan Pasar Kliwon, Kecamatan Banjarsari, dan Kecamatan Serengan. Kecamatan terluas
adalah Kecamatan Banjarsari dengan luas 14,81 km2 dan wilayah terkecil adalah Kecamatan
Serengan dengan luas 3,19 km2. Kepadatan penduduk tertinggi berada di daerah Kecamatan
SURAKARTA
Awal mulanya Dinas Kependudukan dan Pencacatan Sipil Surakarta berbentuk kantor
yang bernama Kantor Catatan Sipil Surakarta. Kantor Catatan Sipil ini hanya membidangi satu
tugas saja, yaitu tugas di bidang pencatatan sipil sedangkan fungsi Kantor Catatan Sipil adalah
sebagai berikut:
a. Mengeluarkan produk yang berupa dokumen negara antara lain akta kelahiran, akta kematian,
akta perkawinan, akta perceraian, serta akta pengakuan dan pengesahan anak
pembangunan
diawali dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 6 Tahun 2008 tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kota Surakarta yang terdiri dari 15 Dinas, 5
Badan, 4 Bagian, dan 8 Kantor. Dengan dikeluarkannya Perda tersebut maka nomenklatur Perda
Kantor Catatan Sipil Surakarta berubah menjadi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
Surakarta dengan dasar pelaksanaan tugas diatur dalam Keputusan Walikota Surakarta Nomor 26
Tahun 2001 tentang Pedoman Uraian Tugas Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak
hanya bertugas di bidang catatan sipil saja, namun juga melaksanakan kebijakan di bidang
kependudukan.
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta berdiri pada tahun 2001,
merupakan merger dari Dinas Kependudukan, Kantor Catatan Sipil, dan Kantor Transmigrasi.
Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta resmi dibentuk berdasarkan Perda Kota
Surakarta Nomor 15 Tahun 2008 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah
Kota Surakarta.
Dengan luas 100m, gedung yang sebagian besar arsitekturnya peninggalan Belanda
tersebut di tata sedemikian rupa sehingga mampu menampung seluruh aktivitas pegawainya dalam
melaksanakan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil, maka terdapat 2 loket pelayanan,
masing-masing untuk pendaftaran penduduk ( KK, KTP, KIA, KIT ) dan Akta Catatan Sipil
2010:52).
Saat itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta menempati sebuah
gedung yang beralokasi di kawasan Stadion R. Maladi Solo. Tepatnya di Jl. Bhayangkara No. 3.
Pencatatan sipil adalah institusi publik yang diselenggarakan negara untuk melayani
kaitannya dengan status sipil individu dan sebagaimana peristiwa-peristiwa penting berpengaruh
pada individu dan keluarganya dengan jalan memberikan catatan resmi tentang keberadaan,
dan tujuan- tujuan lainnya. Pencatatan sipil kadang-kadang memainkan peranan dalam penciptaan
catatan status sipil tertentu, seperti upacara pernikahan, kumpulan data pencatatan sipil akan
Pencatatan sipil merupakan sumber utama untuk pengumpulan data untuk membuat sistem
vital statitik yang andal, berkelanjutan, permanen dan berkualitas di suatu Negara. Informasi yang
tersimpan dalam sistem pencatatan sipil merupakan dasar bagi sistem vital statistik. Sumber data
lain yang memberikan vital statistik seperti sampel survey dan sensus penduduk dianggap sebagai
teknis tak langsung atau suplementer yang dapat diadopsi berdasarkan ketentuan saat sistem
pencatatan sipil yang komprehensif masih dalam taraf perkenalan atau sebagai alat bantu dalam
Secara umum peranan lembaga masyarakat tercermin pada fungsi dari lembaga
a. Memberikan pedoman pada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus betingkah laku atau
kebutuhan-kebutuhan
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melaksanakan tugas dipimpin oleh
seorang Kepala Dinas yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota
melalui Sekretaris Daerah. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mempunyai tugas
sebagai berikut :
g. Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
h. Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan Kartu Tanda Penduduk Berbasis
i. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 10 Tahun 2010 tentang Penyelanggaraan Administrasi
Kependudukan
j. Peraturan Daerah Kota Surakarta Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Daerah
k. Peraturan Walikota Surakarta Nomor 11 Tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
Berkualitas.
b. Misi :
menerbitkan identitas dan dokumen penduduk serta pelayanan Transmigrasi dalam rangka
sehingga mampu menyediakan data dan informasi kependudukan secara lengkap, akurat, dan
4. Mengembangkan pranata hukum, kelembagaan serta peran masyarakat untuk pelaksanaan dan
pendayagunaan manfaat administrasi kependudukan guna perlindungan sosial dan penegakan hak-
hak penduduk.
E. SUSUNAN ORGANISASI
a. Kepala
b. Sekretariat, membawahi:
2) Subbagian Keuangan
Untuk lebih jelasnya mengenai susunan organisasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Surakarta berikut ini akan disajikan dalam bentuk struktur bagan organisasi :
Gambar 4.1
a. Kepala Dinas
menyelenggarakan urusan pemerintah dibidang kependudukan dan pencatatan sipil. Uraian tugas
sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012
tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
b. Sekretariat
secara terpadu, pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang perencanaan, evaluasi dan
pelaporan, keuangan, umum dan kepegawaian sesuai kebijakan teknis yang ditetapkan oleh kepala
dinas. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor
27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan
1) Subbagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan dibidang perencanaan, evaluasi, dan pelaporan. Uraian
tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012
tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
2) Kepala Subbagian Keuangan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan
administrasi, dan pelaksanaan di bidang keuangan. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum
pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Pedoman Uraian Tugas
Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal
7 BAB III.
3) Kepala Subbagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
pelayanan administrasi, dan pelaksanaan di bidang umum dan kepegawaian. Uraian tugas
sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012
Tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan Dan Pencatatan
Kepala bidang data statistik mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan teknis,
pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengelohan data dan statistik dan sistem teknologi
informasi. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 10 BAB III.
1) Seksi Pengolahan Data Dan Statistik mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang pengolahan data dan statistik, meliputi:
pengumpulan, verifikasi, pengolahan, penyajian data, dan statistik. Uraian tugas sebagaimana
dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman
Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta,
2) Kepala Seksi Sistem Teknologi Informasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang sistem informasi, meliputi:
tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012
tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang identitas penduduk, perpindahan, dan pendataan
penduduk. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta
Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 14 BAB III.
1) Kepala Seksi Identitas Penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan perumusan
kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang identitas penduduk, meliputi: pendaftaran
penduduk dan penerbitan identitas penduduk. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 15 BAB
III
2) Kepala Seksi Perpindahan Dan Pendataan Penduduk mempunyai tugas melakukan penyiapan
bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang perpindahan dan
pendataan penduduk, meliputi: pengelolaan data perpindahan dan penduduk rentan serta pelayanan
perpindahan dan pendataan penduduk dan penduduk rentan. Uraian tugas sebagaimana dimaksud
tercantum pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian
Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1)
pengakuan anak, dan pengesahan anak. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 18 BAB
III.
1) Seksi Kepala Perkawinan dan Perceraian mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perubahan, dan pembatalan akta. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan
Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 19 BAB III
2) Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, Dan Pengesahan Anak mempunyai tugas
melakukan penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis, pembinaan, dan pelaksanaan di bidang
kelahiran, kematian, pengakuan anak, dan pengesahan anak, meliputi: palayanan pencatatan dan
penerbitan akta kelahiran, kematian, pengakuan anak, pengesahan anak, perubahan, dan
pembatalan akta. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 20 BAB III.
kebijakan teknis, pembinan dan pelaksanaan di bidang pengelolaan dokumentasi, penyuluhan, dan
pelayanan dokumen. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada Peraturan Walikota
Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan Struktural Pada Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 22 BAB III.
1) Kepala Seksi Pengelolaan Dokumentasi mempunyai tugas melakukan bahan perumusan kebijakan
pemeliharaan, dan pelayanan dokumen. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum pada
Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 23 BAB
III
2) Kepala Seksi Penyuluhan dan Pelayanan mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
perumusan kebijakan teknis, pembinaan dan pelaksanaan di bidang penyuluhan dan pelayanan,
meliputi: penyuluhan dan pelayanan informasi. Uraian tugas sebagaimana dimaksud tercantum
pada Peraturan Walikota Surakarta Nomor 27 Tahun 2012 tentang Pedoman Uraian Tugas Jabatan
Struktural Pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta, ayat (1) pasal 24 BAB
III.
1) Setiap kelahiran wajib dilaporkan oleh penduduk kepada instansi pelaksana di tempat terjadinya
2) Pencatatan kelahiran yang melebihi jangka waktu 60 (enam puluh) hari sampai dengan 1 (satu)
3) Penetapan Pengadilan Negeri bagi pencatatan pelaporan kelahiran lebih dari 1 (satu) sejak tanggal
kelahiran
4) Apabila kelahiran warga negara Indonesia di luar wilayah Negara Kesatuan Indonesia, wajib
dilaporkan oleh orang tuanya atau di kuasakan kepada dinas paling lambat 30 (tiga puluh) hari
a) Foto Copy Sertifikat Kelahiran dari negara dimana kelahiran terjadi, paspor anak, pelaporan ke
perwakilan RI
b) Foto Copy Paspor, akta kelahiran, dan Akta Perkawinan orang tua
f) Semua berkas foto copy dilegalisir dan menunjukkan dokumen yang asli pada saat mengajukan
permohonan
b) Surat keterangan kelahiran dari lurah atau kepala desa dimana orang tua tercatat sebagai penduduk
tetap
d) Foto copy surat nikah atau akta perkawinan orang tua yang dilegalisir oleh instansi yang
berwenang, (khusus legalisir surat nikah/akta perkawinan yang diterbitkan di luar Surakarta dapat
diganti dengan menunjukkan aslinya dan mengisi formulir pernyataan bermaterai cukup).
e) Foto copy KTp dan KK pemohon/orang tua yang dilegalisir instansi yang berwenang atau
menunjukkan aslinya
f) 2 (dua) orang saksi hadir dengan melampirkan foto copy KTP yang dilegalisir oleh instansi yang
g) Apabila akta perkawinan atau surat nikah orang tua belum tercatat sebagai WNI maka dilengkapi
bukti pewarganegaraan orang tua yang diterbitkan oleh instansi yang berwenang
h) Foto copy dokumen imigrasi bagi pemohon WNA yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang
c. Persyaratan Untuk Pencatatan Kelahiran Terlambat Pencatatan Kurang dari 1 (satu) Tahun
1) Surat keterangan kelahiran asli/legalisir dari lurah atau kepala desa dimana orang tua tercatat
2) Surat kelahiran dari dokter/bidan/penolong kelahiran dikecualikan bagi yang lahir sebelum tahun
2006 dapat melampirkan surat pernyataan persaksian kelahiran diketahui Lurah dan Camat
3) Foto copy surat nikah/akta perkawinan orang tua yang dilegalisir oleh instansi yang berwenang,
(khusus legalisir surat nikah/akta perkwinan yang diterbitkan dari luar Surakarta dapat diganti
4) Foto copy KTP dan KK pemohon/orang tua yang dilegalisir istansi yang berwewang
6) 2 (dua) orang saksi hadir dengan melampirkan foto copy KTP yang dilegalisir oleh instansi yang
d. Mekanisme
a. Pemohon berkewajiban :
1) Mengisi dan menandatangani formulir diketahui Lurah dan Camat dimana orang tua bertempat
tinggal
3) Melampirkan persyaratan
4) Pemohon kelahiran baru/terlambat dan dispensasi yang dikuasakan mengisi surat kuasa
bermaterai cukup
secara tertulis ditujukan kepada Walikota Cq Kepala Dinas bermaterai cukup dan selanjutnya akan
diterbitkan
H. HASIL PENELITIAN
Dalam pembahasan ini akan dijelaskan mengenai kinerja dari Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil dalam melayani pembuatan Akta Kelahiran. Untuk mengukur kinerja Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melayani pembuatan Akta Kelahiran digunakan
Untuk mengetahui baik tidaknya kinerja suatu pegawai dapat dilihat dari hasil kerjanya. Hal
ini sesuai dengan penuturan yang diberikan oleh Bapak Yohanes Pramono selaku Kepala Bidang
Kita kan sudah ada yang namanya standar pelayanan minimal, semua pada tataran harus
memenuhi standar pelayanan itu. Misalnya dari segi waktu tidak oleh melebihi waktu yang
ditentukan dalam menyelesaikan tugas
(Wawancara, 21 Maret 2014)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas hasil kerja yang diperoleh oleh
pegawai berbanding lurus dengan kinerja, dimana jika kualitas hasil kerja pegawai tidak maksimal
maka penilaian terhadap kinerjanya pun kurang baik, begitu juga sebaliknya jika kualitas hasil
kerja pegawai maksimal maka kinerja yang dihasilkan akan baik. Begitu juga halnya dengan hasil
kerja para pegawai dalam pembuatan akta kelahiran. Untuk memperoleh hasil kerja yang maksimal
perlu adanya standar pelayanan maksimal. Standar pelayanan maksimal menjadi acuan untuk
Agar terciptanya kualitas hasil kerja baik, dalam menjalankan tugas harus sesuai dengan
tupoksi dan tidak boleh menyimpang. Selain itu hasil kerja masing-masing bawahan juga menjadi
pedoman untuk hasil kerja berikutnya. Secara teknis baik dari pusat ataupun daerah tugas-tugas
itu sudah ada yang menetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak
Tugas-tugas itukan sudah ada aturan yang menetapkan, secara teknis baik dari tingkat pusat
sampai dengan daerah. Jadi kita tinggal menjalankannya sesuai dengan aturan yang berlaku. Setiap
kepala seksi melaporkan hasil tugas masing-masing bawahannya kepada kepala bidang. Setiap
lapor yang diterima kami jadikan sebagai bahan koreksi untuk hasil kerja berikutnya.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa di Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil terutama di Bidang Pencatatan Sipil setiap tugas atau hasil kerja dilaporkan
kepada kepala bidang, hal ini sebagai acuan untuk hasil kerja berikutnya, agar hasil kerja yang
diperoleh optimal.
Disamping itu, pengawasan dari atasan perlu dilakukan. Hal ini sesuai dengan penuturan
yang diberikan oleh Bapak Yohanes Pramono selaku Kepala Bidang Pencatatan Sipil sebagai
berikut :
...jelas yang saya lakukan sebagai kepala disini ya seperti pembinaan dan pengawasan kepada
para pegawai. Perencanaan, pengorganisasian, sampai dengan mengontrol dan laporan hasil
kerja.
(Wawancara, 21 Maret 2014)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa agar kualitas hasil kerja yang diperoleh
baik, perlu adanya pengawasan dari pimpinan atau atasan kepada bawahan. Pengawasan yang
diberikan bisa berupa kontrol kerja secara langsung atau dari laporan hasil kerja yang diterima
oleh pimpinan.
Dalam setiap pencapaian hasil selalu ada hambatan yang mempengaruhi. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Yohanes Pramono sebagai berikut :
Kalau ada permasalah kami diskusi bersama...agar hasil kerja terealisir dengan baik, ya semua
pada posisi sumber daya itu harus siap, tidak hanya sumber daya manusia tapi juga seperti mesin
peralatannya, bahan-bahannya. Kalau kita mau nyetak akta kan kalau gak ada blangkonya nya kan
gak jadi.
Dari hasil wawancara di atas disimpulkan bahwa hal yang dilakukan oleh para pegawai
dalam memecahkan masalah lebih kepada diskusi atau bertukar fikiran. Selain itu agar hasil kerja
dapat terealisir dengan baik, tidak hanya berpedoman kepada hasil dari tugas yang diberikan
melainkan dari sumber daya yang harus siap. Tidak hanya sumber daya manusia saja yang
dibutuhkan tetapi peralatan-peralatan yang lengkap juga menjadi sumber daya pendukung agar
Dimaksimalkan pergerakan antara pegawai yang satu dan pegawai yang lainnya tidak terlalu jauh.
Hal ini sesuai dengan penuturan yang diberikan oleh Bapak Yohanes Pramono sebagai berikut:
Itu sebisa mungkin pergerakan kerja antara pegawai yang satu dengan yang lain tidak terlalu jauh.
Misalnya pendaftaran jangan terlalu jauh dengan administrasi bagian pengurusan akta kelahiran.
Dari pernyataan dapat disimpulkan bahwa hasil kerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Surakarta sudah menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini dibuktikan dengan adanya
standar pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dalam membuat akta kelahiran, kemudian di
tambah lagi dengan adanya pengawasan secara langsung yang diberikan oleh kepala bidang
Dengan demikian dari uraian wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama di Bidang Pencatatan Sipil memiliki standar
pelayanan minimal sebagai dasar untuk memperoleh hasil kerja yang optimal selain itu di dukung
dengan adanya pengawasan hasil kerja oleh kepala bidang secara langsung. Selain itu, hal yang
paling penting adalah adanya kerja sama yang dilakukan dalam antar pegawai dalam pembuatan
akta kelahiran.
Selain kualitas hasil kerja, kehandalan atau tanggung jawab merupakan salah satu indikator
yang mempengaruhi kinerja. Hal ini sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak Eko
selaku Kepala Seksi Bidang Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan pengesahan anak sebagai
berikut :
Konsistensi itu masing-masing sesuai dengan tugas dan pekerjaan yang diberikan. Masing-
masing pegawai itu kan ada yang bertugas dalam bidang kelahiran dan perkawinan. Mereka boleh
ikut campur ketugas yang lain kecuali karena ada data atau informasi yang dibutuhkan.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa sejauh ini tanggung jawab yang dilakukan
oleh pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terkait dengan pembuatan akta kelahiran
sudah konsisten. Dimana setiap tugas dibagi berdasarkan jenisnya dan kemudian diberikan kepada
seksi kelahiran atau seksi perkawinan untuk di proses. Campur tangan atau kerja sama terjadi jika
ada salah satu dari seksi membutuhkan data atau informasi dari seksi lain mengenai akta kelahiran.
Tanggung jawab terhadap pemanfaatan waktu kerja pun agar tugas yang diberikan selesai
tepat waktu harus diperhatikan, dengan memahami seluruh uraian tugas dan dan fungsi sesuai
dengan tanggung jawab dapat dilihat dari SOP (Standar Operasional Prosedur) Hal ini sesuai
Sebisa mungkin berkas-berkas yanng dibutuhkan itu selesai pada waktu yang ditetapkan,
misalnya berkas tanggal 21 Maret kalau bisa sudah selesai tanggal 20 Maret, jadi tugas baru yang
datang tidak menumpuk lagi. Dari program pelaksanaan kerjanya dan hasil kerjanya sendiri. Selain
itu juga sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang sudah ditetapkan.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa di dalam sebuah organisasi terutama
di Bidang Pencatatan Sipil perlu adanya campur tangan, campur tangan yang dimaksud adalah
misalnya dalam pengurusan akta pernikahan salah satu syarat yang dibutuhkan adalah akta
kelahiran, dengan demikian dalam hal ini seksi kelahiran dan seksi perkawinan bekerja sama.
Selain itu di bidang pencatatan sipil, dengan adanya standar operasional prosedur setiap pegawai
menyelesaikan tugas tepat waktu agar tugas yang baru tidak menumpuk dan terbengkalai.
Pendekatan secara personal juga merupakan langkah yang sering diambil oleh para pegawai
dalam menangani masalah yang timbul antara sesama pegawai. Oleh karena itu perlu adanya
penciptaan hubungan kerja sama dengan pegawai lain. Dan juga membantu sesama pegawai dalam
hal pelaksanaan tugas. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Yohanes Pramono Selaku Kepala
...paling utama yang terpenting adalah kenyamanan. Bagi saya kalau kerja itu gak usah yang
terlalu serius, saling menghargai antar sesama pegawai juga itu perlu. Disini komunikasinya harus
tinggi. Memang dituntut harus tinggi antar sesama pegawai. Contoh kecil kerja sama yang
dilakukan kayak gini mbak, karena saya bagian kepala bidang maka saya harus membubuhkan
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar pegawai sangat
dibutuhkan, selain untuk menciptakan kondisi kerja yang baik yaitu dengan menimbulkan
kenyamanan agar para pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak jenuh dalam
Pengaruh tanggung jawab terhadap kinerja juga berbanding lurus. Pimpinan pun tidak harus
memberikan tekanan kepada bawahan untuk meningkatkan rasa tanggung jawab. Hal ini sesuai
dengan pernyataan yang diberikan oleh Bapak Yohanes Pramono Selaku Kepala Bidang
baik. Tidak perlu dipaksa dan takut kepada pimpinan, itu sudah kesadaran dari pegawai masing-
Terkait dengan pelayanan pembuatan akta kelahiran, Pegawai. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil juga menganggapi keluhan dari masyarakat. Hal ini sesuai dengan penuturan
Bapak Yohanes Parmono selaku Kepala Bidang Pencatatan Sipil sebagai berikut :
kita menampung semua keluhan dari masyarakat, dan kita berusaha langsung menindak lanjuti
keluhan yang disampaikan. Kita menganggap keluhan-keluhan ini sebagai koreksi untuk menjadi
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, untuk meningkatkan kinerja pegawai
Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil yang baik dapat dilihat dari beberapa aspek seperti
kualitas hasil kerja yang diperoleh, rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan, dan kerja
sama yang baik dengan pegawai yang lain. Selain itu respon dari masyarakat harus ditanggapi
karena semua respon atau komplen bisa menjadi tolak ukur atau acuan untuk memperoleh kinerja
yang lebih baik. Disamping itu komunikasi yang dilakukan baik komunikasi secara vertikal
maupun secara horizontal juga sangat mempengaruhi. Tidak hanya keluhan dari masyarakat saja
Tetapi beda halnya dengan tanggapan masyarakat terhadap kinerja pegawai. Hal ini sesuai
dengan penuturan yang diberikan oleh ibu Diah warga Sekip, Kadipiro sebagai berikut :
Gimana ya mbak, maunya kita kalau ada surat yang kurang harus kasih tahu semuanya, jangan
satu-satu besok kesini ada aja yang kurang, kita kan jadi capek mbak. Untuk berkas itu kalau bisa
apa yang kurang langsung di kasih tahu. Jadi kalau nesok-besoknya datang lagi sudah langsung
ngurus. Jadi jangan hari ini kurang ini besok kesini kurang yang lain lagi. Terkadang orang itu kan
punya kepentingan lain kerja keluar kota, izinkan juga terbatas. Dia kesini dari pagi sampai siang
suruh pulang lagi. Kalau bisa pegawainya lebih teliti lagi biar kita sama-sama mudah.
Dari wawancara di atas disimpulkan bahwa masyarakat merasa prosedur yang diberikan
terlalu berbelit-belit dikarenakan para pegawai bagian administrasi tidak langsung sekaligus
Tetapi dari sudut pandang pegawai dispendukcapil masyarakatlah yang kurang memahami
prosedur yang telah disediakan. Hal ini sesuai dengan penuturan yang disampaikan oleh Bapak
kami sebagai petugas pelayanan sudah memberikan prosedur kepada masyarakat dengan
membuat brosur-brosur mengenai pelayanan pencatatan sipil. Itu mulai dari syarat pembuatan akta
Dari wawancara di atas disimpulkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah
menerbitkan tata cara penyelenggaraan akta kelahiran dan prosedur-prosedur yang harus
dilengkapi masyarakat, tinggal bagaimana tanggapan masyarakat terhadap hal yang telah
dilakukan pegawai, padahal jika masyarakat memahami prosedur itu dengan baik akan berdampak
positif pada proses pembuatan akta kelahiran dan tidak memakan waktu yang lama.
Dengan demikian dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa tanggung jawab pegawai
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan akta kelahiran cukup baik, ini di lihat
dari pengumpulan berkas yang sesuai dengan waktu yang ditentukan. Di samping itu keluhan dari
yang disampaikan oleh masyarakat langsung ditanggapi oleh pegawai di Bidang Pencatatan Sipil
untuk ditindak lanjuti, kemudian untuk masyarakat diharapkan lebih memahami prosedur dan tata
cara dalam pembuatan akta kelahiran. Agar kedua belah pihak baik pegawai maupun masyarakat
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberikan pelayanan yang baik kepada setiap
masyarakat terkait dengan pembuatan akta kelahiran, yang kemudian berdampak baik terhadap
kinerjanya sendiri. Tetapi kesemuanya itu bergantung kepada perilaku individu dari setiap pegawai
yang menjalankan tugasnya masing-masing. Dalam pembahasan ini indikator dari perilaku
individu yang digunakan untuk meningkatkan kinerja adalah kedisipilanan dan kemampuan para
pegawai.
Perilaku individu yang paling utama penentu keberhasilan adalah disiplin pegawai. Disiplin
ini dapat dilihat dari pemanfaatan waktu kerja yang baik seperti pemanfaatan terhadap jam
istirahat. Selain itu pelaksanaan tugas yang dibebankan juga harus selesai tepat pada waktunya,
agar tugas-tugas yang menyusul tidak menumpuk dan tidak mengahambat untuk pengerjaan tugas
lainnya. Hal ini sesuai dengan penuturan yang diberikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi
Cara memanfaatkan waktu kerja ya dengan mengikuti jadwal yang telah ditetapkan sesuai aturan,
jam 7. 15 kita sudah mulai pelayanan. Saya upayakan memaksimalkan waktu yang ada, jadi kalau
gak selesai pas jam pulang ya diselesaikan besoknya lagi. Ada beberapa tugas tapi tugas saya kan
mengoreksi akta segitu banyak kan gak bakal selesai kalau sehari belum bisa selesai itu. Kalau
disini terutama bidang pencatatan sipil jarang ya ada yang terlambat. Kita biasanyakan kalau
pulang jam 3. 30, ya paling kalau temen-temen yang shlat ashar iu ja 3. 15 turun ke musholla.
Kalau kita sudah tepat waktu, kan pekerjaannya gak keteteran, dan setelah itu ita juga bisa
Hal ini senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh ibu Diah warga Sekip, Kadipiro
sebagai berikut :
Untuk yang sekarang ini sudah bagus, kalau dulu memang ada tapi sekarang gak. Malah kadang
Kependudukan dan Pencatatan sipil terutama di Bidang Pencatatan Sipil cukup baik, hal ini
dibutikan dengan memanfaatkan waktu istirahat dengan baik, bukti lainnya adalah adanya
penilaian langsung dari masyarakat terhadap pemanfaatan waktu tersebut. Selain itu untuk waktu
Untuk disiplin berpakaian pun demikian, sesuai dengan pernyataan yang diberikan oleh
Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak sebagai
berikut:
kalau disiplin berpekaian pegawai disini bisa mbak lihat sendiri, semua pegawai tertib
mengenakkan seragam sesuai dengan hari kerja, seperti hari rabu para pegawai memakai batik dan
kalau hari jumat begini memakai baju bebas ber-kra tapi sopan.
(Wawancara, 21 Maret 2014)
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil sudah disiplin dan tertib dalam hal berpakaian sesuai dengan hari kerja. Misalnya
setiap hari Rabu para pegawai menggunakan baju batik dengan atribut yang lengkap seperti
Dengan demikian dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa disiplin para pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melayani pembuatan akta kelahiran sudah baik. Hal ini
dilihat dari pemanfaatan waktu istirahat dengan baik dan penyelesaian tugas yang diberikan
diselesaikan tepat pada waktunya. Selain itu cara berpakaian sudah sesuai dengan hari kerja.
Disamping disiplin, kemampuan pegawai juga menjadi faktor penentu untuk menciptakan
kinerja yang baik, kemampuan ada dua yaitu kemampuan fisik dan kemampuan intelektual.
Menurut penuturan Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan
Kalau pelatihan kan teknis tapi kalau pendidikan termasuk non teknis. Pelatihankan tidak perlu
dalam bentuk formal kan ya, kalau itu supaya mengetahui tugas pokok dan fungsi bidang
pelayanan seperti apa. Cara penelaah suatu tugas itukan beda, cara menilainya itu dengan hasil
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kemampuan dapat di ukur dari pendidikan
dan pemberian pelatihan yang diikuti oleh para pegawai. Selain itu hubungan antara pendidikan
dan kemampuan pegawai dalam menyelesaikan tugas juga sangat berpengaruh. Pelatihan yang
diberikan kepada Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama dalam pembuatan
dengan Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, kemampuan intelektual para pegawai
dinilai melalui kecakapan kerja sehari-hari. Selain itu selama satu minggu diadakan pelatihan
untuk meningkatkan kinerja para pegawai terutama dalam hal pembuatan akta kelahiran.
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi
...kalau yang PNS, kalau yang dibidang pencatatan sipil semuanya berkompeten. Kalau cara
penilaiannya itu pegawainya dikasih tugas lalu diproses dan dilihat apakah dia cakap atau tidak.
Tapi kalau memang gak bisa nantikan dikasih bimbingan tiga kali, tapi nantik kalau dikasih tiga
kali tetap gak bisa baru kita tahu itu tidak kompeten. Kalau secara teknis ada untuk melakukan
pelatihan kepada pegawai yang baru satu minggu. Dan yang lebih ditekankan adalah tupoksinya.
Dalam hal pelayanan akta dan bagaimana prosedurnya, persyaratannya apa saja.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui kemampuannya
dalam pembuatan akta kelahiran pegawai di Bidang Pencatatan Sipil diberikan tugas oleh kepala
bidang. Melalui hasil tugas yang diberikan dapat dilihat dan diketahui sejauh mana kecakapan atau
kemampuan para pegawai dalam melayani masyarakat terutama dalam pembuatan akta kelahiran.
Terkait dengan perilaku individu. Usia mempengaruhi kinerja. Hal ini sesuai dengan
penuturan Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan
Kalau menurut saya ada pengaruhnya, tapi gak banyak. Kalau produktifitas mungkin tapi kalau
kinerja tidak. Karenakan kinerja pengaruhnya terhadap motivasi.
(Wawancara, 11 Maret 2014)
Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa menunjukkan bahwa usia lebih
Pencatatan Sipil, karena kinerja pengaruhnya lebih kepada motivasi diri sendiri.
Menurutt pernyataan Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan
Ada, ya seperti pengalaman, karena yang lebih tua biasanya pengalaman. Lama bekerjakan kalau
kita gak tahu bertanya kepada yang lebih tua.
(Wawancara, 11 Maret 2014)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
terutama di Bidang Pencatatan Sipil, pegawai yang lebih tua memiliki dampak positif terhadap
kinerja pegawai lainnya yaitu berupa pemberian motivasi untuk memperoleh hasil kerja yang baik
Selain pengalaman yang diperoleh dari pegawai yang lebih senior. Sebagaian besar Pegawai
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama dalam pembuatan akta kelahiran sudah
kompeten dalam bidangnya masing-masing. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Sulasto selaku
Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak sebagai berikut :
kalau selama ini yang saya tahu ya, pegawai muda itu banyak juga yang kompeten. Artinyakan
dari rekrutmennya udah diperhatikan. Trus kebutuhannya dan dari latar pendidikannya. Kalau
menurut saya gini, nantik pada saat pegawai itu masuk, akan ada kebijakan sendiri dan para senior
memberikan arahan dan membimbing, pelatihan secara formal juga ada. Selain bekerja kami juga
memantau dan membimbing secara langsung.
(Wawancara, 11 Maret 2014)
Dari pernyataan dapat disimpulkan bahwa setiap pegawai yang ada Di Dinas Kependudukan
dan Pencatatan Sipil sudah memiliki kemampuan sesuai dengan bidangnya masing-masing. Selain
itu pada saat bekerja secara langsung atasan memantau para pegawainya dan memberikan
selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak sebagai berikut :
Kalau disini aturannya kita jelas, pensiun itu juga terkait dengan undang-undang. Kalau PNS
(Pegawai Negeri Sipil) kan aturannya jelas mbak. Sekarangkan undang-undang ASN (Aparatur
Sipil Negara) itu yang tadinya itu pensiunan yang nonformal 56 tahun sekarang 58 tahun, itu
otomatis kalau udah 58 tahun ya udah pensiun.
(Wawancara, 11 Maret 2014)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai yang lebih tua kecil kemungkinan akan
berhenti, karena mereka mendapat gaji yang lebih tinggi dan tunjangan pensiun. Tetapi hal
semacam ini tidak terjadi pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta terutama
dalam pembuatan akta kelahiran, karena memiliki aturan yang jelas terkait pensiun. Sebelum PNS
(Pegawai Negeri Sipil) di rubah menjadi ASN (Aparatur Sipil Negara) jika telah mencapai umur
56 Tahun harus pensiun tetapi untuk saat sekarang ini pensiun berumur 58 Tahun.
Selain usia kepuasan kerja para pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil juga
memperngaruhi kinerja. Kepuasan kerja itu lebih berdampak kepada diri pegawai itu sendiri. Hal
ini sesuai dengan penuturan Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan,
ada, biasanya kalau orang tua itu, ini saya ya, sayakan sudah tua kalau bekerja kemudian hasil
kerja saya bermanfaat itu memiliki kepuasan tersendiri. Itu memacu saya untuk berbuat yang lebih
baik. Tetapi kalau respon terhadap masyarakat ada sih yang komplen, tapi selama saya bekerja
disini begini. Masyarakat banyak yang tidak tahu persyaratan apa yang harus dipenuhi setelah
sampai disini, karena berkasnya gak lengkap kan kita gak bisa kerja makanya harus dilengkapi, itu
mereka merasa dipersulit atau berbelit-belit, padahal tidak. Contohnya kayak akta kelahiran.
Itukan kalau ngurus akta kelahiran itu harus melampirkan surat nikah orang tua yang dilegalisir
itukan mutlak. Kadang-kadang mereka belum legalisir.
(Wawancara, 11 Maret 2014)
Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja pegawai muncul berdasarkan
hasil kerja mereka sendiri. Karena kepuasan juga mempengaruhi kinerja, jika kepuasaan yang
diperoleh tinggi, maka kinerjanya juga tinggi, karena kepuasan dapat menjadi patokan kualitas
hadir kerja terutama dalam melayani masyarakat. Sedangkan kepuasan untuk masyarakat
terkadang merasa dipersulit atau berbelit-belit. Tetapi hal ini terjadi karena masyarakat tidak
mengikuti prosedur yang sudah ditetapkan yang mengakibatkan masyarakat merasa tidak puas.
Terkait hubungan jenis kelamin terhadap kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, bahwa wanita dan pria memiliki kinerja yang sama. Hal ini susuai dengan
pernyataan Bapak Eko Purnomo selaku Kasi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan
Disini tidak ada, karena semua pekerjaan bisa dikerjakan oleh laki-laki dan perempuan, tidak ada
peredaan sama sekali.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak Eko Purnomo selaku Kasi Kelahiran, Kematian,
sama mbk, karena kan kita ini tidak membedakan jenis kelamin. Disini kita sama-sama mencari
solusi ketika ada masalah, nah dari situ dibutuhkan analisis dari setiap pegawai dan dari situ juga
kita bisa menilai kemampuan para pegawai.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari beberapa hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin tidak
membedakan kinerja pegawai laki-laki dan pegawai perempuan baik dalam segi memecahkan
masalah, keterampilan analisis, dan kemampuan kerja. Hal ini juga menjadi salah satu cara untuk
mengetahui kemampuan para pegawai dengan melihat cara mereka menganalisis dan memecahkan
suatu masalah.
Salah satu masalah yang membedakan antar jenis kelamin, khusunya saat karyawan
memiliki anak-anak prasekolah, adalah pilihan atas jadwal kerja. Ibu-ibu yang bekerja lebih
mungkin untuk memilih pekerjaan paruh waktu, jadwal kerja lentur (fleksibel), dan telekouting
(mengerjakan pekerjaan kantor dirumah, agar bisa menampung tanggung jawab terhadap keluarga.
(Stephen, 2003:48)
Hal ini susuai dengan penuturan Bapak Eko Purnomo selaku Kasi Kelahiran, Kematian,
kalau diperbandingkan ya mungkin perempuan lebih banyak. Kebetulan kalau disinikan kita
perempuan cuman berapa. Terutama terkadang ibu rumah tangga anaknya ada yang sakit, itukan
masih manusiawi masih bisa kita atasi.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari wawancara dapat disimpulkan bahwa pegawai wanita lebih banyak melakukan
kemangkiran atau keluar masuk kantor. Karena jika ada anak yang sakit atau seseorang tinggal
dirumah untuk menunggui tukang ledeng, maka wanita yang secara tradisional mengambil cuti
dari kerja.
Selain jenis kelamin, perkawinan juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja
pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil. Hal ini sesuai dengan penuturan yang
disampaikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan
ada pengaruhnya, dari segi kinerja ya mbak ya, kalau masih bujang itukan masih bebas. Kadang-
kadang kalau ada pekerjaan yang banyak dia lembur sampek sore pun gak apa-apa. Tapi kalau
udah berkeluargakan membagi waktunya dengan keluarga. Tetapi bukan berarti belum waktunya
pulang ya ndak gitu. Artinya gini, misalnya bujang gitu ya kalau pekerjaan banyak jam 4 jam 5
masih bisalah, tapi kalau berkeluargakan kalau jamnya pulang langsung pulang.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
tanggung jawab yang dapat membuat suatu pekerjaan yang tetap menjadi lebih berharga dan
penting. Sangat mungkin bahwa karyawan yang tekun dan puas lebih besar kemungkinan terdapat
Selain itu untuk kepuasan kerja pegawai yang sudah menikah kinerja lebih tinggi karena
mereka memiliki orang lain untuk mengatur hal-hal yang mereka sendiri tidak sempat untuk
mengaturnya, jadi ketika mereka mengerjakan tugas tidak ada beban lain yang dipikirkan. Ini
sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran,
...biasanya malah lebih bagus, maksudnya karena memiliki tanggung jawab. Seperti saya tidak
lagi memikirkan nantik pulang kerumah makan apa.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari wawancara di atas tentang hubungan status perkawinan terhadap kinerja pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dapat disimpulkan bahwa pegawai yang sudah menikah
memiliki kepuasan kerja yang rendah dibandingkan pegawai yang belum menikah karena mereka
memiliki tanggung jawab yang lain di luar pekerjaan, tetapi sebaliknya dalam hal kinerja pegawai
yang belum menikah memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan pegawai yang sudah
menikah.
Menurut pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran,
...kalau saya kebetulan yang penting saya kerja saja, masalah nanti ada spekulasi senioritas saya
tidak memperhatikan itu. Organisasi dipemerintahan itu sudah jelas, kita punya atasan kalau
memang kita bingung ada yang ngatur, karena kita orang di atur. Nantik masalah punya jabatan
atau tidak itu kan amanah, kalau kita dapat kepercayaan berarti kita harus kerjakan, baik, diterima,
dan layak untuk mendapatkan jabatan. Disini yang saya bedakan bukan lamanya masa kerja tapi
jabatan, yang formal gitu.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu dari perilaku individu yang
mempengaruhi kinerja adalah masa kerja. Terkait dengan Pegawai Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil terutama dalam hal pembuatan akta kelahiran tidak menanamkan senioritas atau
tergantung pada lamanya masa jabatan, tetapi lebih diutamakan kepada jabatan formal yang
dimiliki.
Kemudian kaitannya dengan kinerja, masa kerja sangat mempengaruhi. Dimana pegawai
yang akan pensiun kinerjanya menurun dan produktivitasnya juga menurun. Di setiap instansi hal
Hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Bapak Sulasto selaku Staf Seksi
...ada yang begitu, orang yang mau pensiun trus males-malesan itu ada. Saya tidak menutupi itu,
itu faktanya ada.
(Wawancara, 12 Maret 2014)
Dari hasil wawancara di atas dipeoleh kesimpulan bahwa perilaku individu terutama disiplin
dan kemampuan pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah cukup baik. Ini dilihat
dari pemanfaatan waktu kerja dan waktu istirahat dengan baik serta melaksanakan tugas yang
diberikan selesai pada waktu yang ditentukan. Disiplin kerja berbanding lurus terhadap kinerja,
begitu juga halnya dengan kemampuan pegawai jua berbanding lurus terhadap kinerja.
Dengan demikian dari uraian di atas penulis menyimpulkan bahwa selain disiplin dan
kemampuan kerja, hal lain yang mempengaruhi kinerja terkait dengan perilaku individu adalah
usia, jenis kelamin, dan masa kerja. Dari hal tersebut dapat dibandingkan beberapa hal juga seperti
kemangkiran yang terbesar terjadi pada lak-laki atau perempuan, usia yang mempengaruhi
produktifitas kerja, serta masa kerja yang masa kerja yang mempengaruhi hasil kerja. Dengan
demikian perilaku individu atau perilaku setiap pegawai mempengaruhi kinerja. Baiknya perilaku
seorang pegawai maka kinerja yang diperoleh juga baik. Pencapaian kinerja suatu lembaga atau
organisasi dapat dilihat dari sejauh mana lembaga atau organisasi tersebut dapat menjalankan tugas
dan fungsi yang diberikan dengan sebaik-baiknya guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi untuk tujuan organisasi,
yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu dalam memenuhi beberapa kebutuhan individual.
Dalam pembahasan ini indikator dari motivasi yang digunakan untuk meningkatkan kinerja adalah
Untuk mencapai kinerja yang baik tidak hanya terpaku kepada hasil kerja, tanggung jawab,
dan kerja sama dengan pegawai yang lain. Dalam hal ini motivasi juga sangat diperlukan untuk
mencapai kinerja yang baik. Motivasi pun bisa berpengaruh kepada hasil kerja dan tanggung jawab
karena tidak ada dorongan yang memicu untuk melakukan pencapaian hasil yang maksimal.
Begitu juga halnya dengan Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil mereka semua
Sesuai dengan pernyataan Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Pramono selaku Kepala
Motivasi yang diberikan kepada para pegawai dengan memberikan wejangan untuk selalu
memberikan pelayan yang terbaik kepada masyarakat, karena keberhasilan kinerja pegawai dapat
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa, motivasi yang diberikan untuk para
pegawai adalah dengan memberikan nasihat untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada
masyarakat. Karena keberhasilan kinerja salah satunya dilihat dari respon masyarakat mengenai
pelayanan yang diberikan, terutama dalam pembuatan akta kelahiran. Selain memberikan nasihat
atau wejangan, salah satu motivasi yang diberikan adalah dengan memberikan upah atau gaji
Pengahargaan yang dapat diperoleh melalui hasil kerja dan kemampuan pegawai itu sendiri.
Walaupun pengaruhnya tidak terlalu signifikan namun upah atau gaji yang tetap ditambah lagi
dengan adanya tunjangan dapat mempengaruhi kinerja pegawai. Hal ini sesuai dengan penuturan
yang disampaikan oleh Bapak Eko selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan
...ya pengaruhnya tidak terlalu signifikanlah mbak, selama ini belum, tapi yang ada gaji insentif
dalam bentuk tunjangan kesejahteraan itu lo mbak. Pejabat yang berpangkat, jadi kalau jabatannya
tinggi tunjangan pekerjaan tinggi. Dan kalau tidak masuk kerja nantik ada potongan tunjangan
kerja.
(Wawancara, 21 Maret 2014)
Hal serupa juga diberikan oleh bapak Pramono selaku Kepala Bidang Pencatatan Sipil
sebagai berikut :
Pemberian upah atau gaji itu pasti ada seperti adanya tambahan gaji atau tunjangan, kemudian
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa salah satu perngahargaan yang
diberikan kepada para pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil adalah dengan
memberikan gaji dan beberapa tunjangan tambahan. Pemberian upah atau gaji ini tidak sama
antara yang satu dengan yang lain, pemberiannya berdasarkan pangkat dan golongan masing-
masing pegawai.
Beberapa Instansi terkait melakukan promosi jabatan sebagai motivasi untuk meningkatkan
kinerja para pegawainya. Tetapi dalam hal ini Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
beranggapan bahwa promosi jabatan itu adalah hal yang mutlak. Hal ini dituturkan oleh Bapak
Untuk promosi jabatan atau kenaikan pangkat disini bersifat mutlak, karena itu sudah ada yang
mengatur dan kita semua disini hanya menjalankan tugas sebaik mungkin, yang terpenting
bagaimana agar masyarakat merasa puas dengan pelayanan yang diberikan.
(Wawancara, 6 Maret 2014)
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil lebih mengutamakan pelayanan terhadap masyarakat. Karena jika masyarakat puas dengan
pelayanan pembuatan akta yang diberikan, maka kinerja pegawaipun ikut baik.
Selain dari pemberian reward dan punisment. Motivasi yang paling baik adalah motivasi
yang muncul dari dalam diri sendiri. Karena motivasi yang berasal dari diri sendiri dapat
memberikan dorongan positif. Dengan demikian kinerja yang diperoleh sesuai dengan yang
diharapkan. Selain berdampak kepada diri sendiri, hal ini juga berdampak kepada masyarakat yang
Ada spekulasi mengenai pembatasan pangkat terhadap dorongan kerja. Pembatasan pangkat
ini lebih diutamakan kepada taraf pendidikan, karena taraf pendidikan dalam suatu organisasi
terutama pada Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil menjadi acuan sebagai penentu
golongan. Misalnya saja seorang pegawai yang lulusan S1 dia memperoleh Golongan IIIC dalam
organisasi. Hal ini sesuai dengan penuturan Bapak Eko Pramono selaku Kepala Seksi Kelahiran,
Kalau dari sisi karirnya mungkin dibatasi, tetapi kalau lainnya yang ada pembatasan pangkat dari
motivasi yang lain misalnya seseorang itu ingin memiliki pangkat yang lebih tinggi makanya dia
sekolah. Kayak S1 kan dia masuk golongan IIIC, kalau dia termotivasi untuk memiliki pangkat
yang tinggi dia bisa belajar lagi.
(Wawancara, 21 Maret 2014
Dengan demikian, dari uraian di atas disimpulkan bahwa pengahargaan yang diberikan
kepada para pegawai juga mempengaruhi kinerja. Penghargaan yang diberikan dapat berasal dari
atasan atau pimpinan dengan melihat hasil kerja dan dapat juga berasal dari diri pegawai itu sendiri.
Selain itu penghargaan yang diterima oleh pegawaipun tidak terpaku kepada upah atau gaji yang
diterima setiap bulan atau peberian tunjangan lainnya. Penghargaan yang diterima dapat berupa
Fasilitas juga menjadi aspek untuk meningkatan motivasi. Karena fasilitas berhubungan
dengan kenyamanan kerja dan hasil kerja. Hal ini sesuai dengan penuturan yang diberikan oleh
Bapak Sulasto selaku Staf Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak sebagai
berikut :
Fasilitas yang belum terealisasi adalah ruangan yang cukup memadai, kalau komputernya sudah
cukup membantulah dalam menyelesaikan pekerjaan, selain itu jika ingin memfoto copy berkas,
sudah ada koperasi yang menyediakan, lokasi sangat dekat disamping gedung capil ini.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan untuk mengoptimalkan operasional kerja, harus ada
fasilitas atau sarana dan prasarana yang lengkap. Fasilitas yang dimiliki oleh Dinas kependudukan
dan Pencatatan Sipil terutama dalam melayani pembuatan akta kelahiran belum cukup, karena
ruangan yang dimiliki beluk memadai dan masih kurang dalam segi kenyamanannya, itu salah satu
fasilitas yang belum terealisasi sampai sekarang. Tetapi untuk fasilitas penduplikatan dokumen
seperti komputer, mesin cetak, dan mesin foto copy sudah ada, dan lokasinya sendiri berada
disamping gedung Dispendukcapil dan mudah terjangkau oleh masyarakat yang membutuhkan.
Sesuai dengan penuturan yang disampaikan oleh Bapak Eko Selaku Kepala Seksi Kelahiran,
Fasilitas yang belum terealisasi saat ini ruangan yang cukup memadai, karena kita disini
sementara menanti selesai dibangunnya gedung yang baru. Kalau susunan kursi dan mejanya bisa
mbak lihat sangat berdekatan jadi untuk jalan aja susah kalau banyak tamu untuk kebisingan disini
ya cukup tinggi mbak, karena ruang tunggu dan ruang kerja kita sendiri sangat berdekatan. Kalau
untuk penerangannya cukup. Ya mbak tahu sendiri ruangannya ini kayak apa. Alhamdulillah kalau
kualitas udara cukup baik mbak. Cuman ya masih ada debu-debu yang tertinggal di lantai, tapi
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa selain ruangan serta sarana dan prasarana
lainnya, faktor lingkungan fisik juga mempengaruhi kinerja. Seperti frekuensi kebisingan,
penerangan, dan kualitas udara. Di kantor Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, frekuensi
kebisingan cukup tinggi, ini dikarenakan ruang tunggu dengan ruang pegawai saat bekerja sangat
dekat, selain itu ditunjang dengan tatanan meja dan kursi yang sangat berdekatan antara meja
petugas yang satu dengan petugas yang lain sehingga ketika berjalan di dalam ruangan mengalami
kesulitan. Untuk penerangan yang ada di kantor sudah cukup karena ukuran ruangan yang
sederhana. Kemudian jika dilihat dari mutu udara cukup baik. Ini dikarenakan ruangan pegawai
Dispendukcapil teruama dalam pembuatan akta kelahiran terbuka dan jendela serta ventilasi cukup
baik.
Disamping itu, pengadaan ruang privasi juga diperlukan. Hal ini disampaikan oleh Bapak
Eko Selaku Kepala Seksi Kelahiran, Kematian, Pengakuan, dan Pengesahan Anak berikut ini :
Perlu juga adanya ruangan privasi, tapi privasi bukan maksudnya membatasi sesuai jabatan itu
tidak. Yang penting bagaimana supaya nyaman dan enak dalam bekerja.
Dari wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa untuk setiap kepala bidang perlu adanya
ruang privasi, akan tetapi privasi disini bukan untuk membeda-bedakan jabatan. Pengadaan
Dengan demikian dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pecatatan Sipil memiliki kinerja yang cukup baik terkait dengan kelengkapan
fasilitas atau sarana dan prasana yang memadai. Tetapi disisi lain kenyamanan yang di ukur dari
ruangan kerja yang kurang efektif dan efisien bagi para pegawai, karena ukuran ruangan yang
sederhana menyebabkan pergerakan pegawai agak sedikit terhambat. Apalagi pada saat
pengunjung yang sangat ramai untuk meminta pelayanan dalam pembuatan akta kelahiran,
pergerakan di dalam ruangan sangat sempit dan menimbulkan ketidaknyamanan baik bagi
Gambar 4.2
Analisis Kinerja Pegawai Dinas Kependudukan Dan Pencatatan Sipil Dalam Melayani
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan mengenai analisis kinerja Pegawai Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam pembuatan akta kelahiran di Kota Surakarta dapat
Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil cukup baik dalam menanggapi keluhan
dari masyarakat dengan langsung memperbaiki kesalahan atau keluhan-keluhan tersebut. Selain
itu penyelesaian hasil kerja sudah tepat waktu seperti penerbitan dokumen akta kelahiran karena
di dalam bidang pencatatan sipil sudah diterapkan standar operasional prosedur dalam bekerja dan
Prosedur dam persyaratan yang dibuat oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah
jelas. Namun masih ada masyarakat yang belum tahu sehingga dokumen-dokumen yang diajukan
ke bidang administrasi untuk membuat akta kelahiran masih ada yang kurang. Di samping itu
diharapkan juga kepada para pegawai untuk memberikan sosialisasi dan memberikan pejelasan
secara jelas dan akurat mengenai dokumen-dokumen yang akan dilengkapi agar dalam proses
pembuatan akta kelahiran tidak memakan waktu yang lama. Fasilitas yang digunakan sudah sangat
membantu dalam pembuatan akta kelahiran dan kemampuan setiap pegawai sudah sesuai dengan
bidangnya masing-masing. Hal ini berdampak kepada pelayanan yang dilakukan kepada
Selain itu Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil terutama di Bidang Pencatatan Sipil dari
adanya pengawasan dari kepala bidang dan adanya laporan pertanggung jawaban terhadap tugas
masing-masing. Selanjutnya laporan yang ada dikoreksi mengenai hambatan dan kekurangan dan
dijadikan petunjuk dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil juga mempertanggungjawab pelayanan kepada masyarakat jika terdapat kesalahan
dan kekeliruan yang dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dengan
a. Hasil kerja
Penyelesaian tugas oleh pegawai Dispendukcapil terutama dalam pembuatan akta kelahiran cukup
baik, hal ini dilihat dari waktu penyelesaian sudah sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Selain itu kepala bidang langsung memberikan pengawasan dan terhadap hasil kerja
b. Tanggung Jawab
Tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan terutama dalam pembuatan akta kelahiran cukup
baik, hal ini terlihat dari pengumpulan berkas atau dokumen akta kelahiran yang tepat waktu,
selain itu keluhan yang disampaikan oleh masyarakat secara langsung segera ditindak lanjuti
c. Kedisiplinan
Kedisiplinan pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil dalam melayani pembuatan akta
kelahiran sudah baik, hal ini dibuktikan dengan pemanafaatan jam istirahat dengan baik dan
sebelum jam kerja dimulai para pegawai sudah berada diruangan kerjanya masing-masing
d. Kemampuan
Semua pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil sudah memiliki kemampuan sesuai
dengan bidang kerjanya masing-masing terutama dalam penggunaan fasilitas seperti mesin
e. Penghargaan
Pengahargaan yang diberikan kepada pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil tidak
hanya berupa gaji yang diterima setiap bulan dan tunjangan tambahan. Penghargaan berupa
f. Fasilitas
Fasilitas atau sarana prasarana Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil cukup lengkap terutama
untuk pembuatan akta kelahiran. Tetapi untuk fasilitas ruangan kerja perlu diperluas karena bidang
ini mengarah kepada pelayanan masyarakat sehingga untuk faktor kenyamanan sedikit terganggu
Dari indikator-indikator di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa kinerja pegawai
dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta dalam melayani pembuatan akta
3. Faktor Pendorong dan Faktor Penghambat Kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Faktor yang menjadi pendorong kinerja pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Surakarta adalah dengan adanya pelatihan atau diklat yang diberikan untuk meningkatkan
kemampuan pegawai. Selain itu beberapa faktor yang mendorong kinerja sebagai berikut:
Sedangkan faktor yang menjadi pengahambat kinerja Dinas Kependudukan dan Pencatatan
Sipil Kota Surakarta adalah kurangnya pegawai dalam pelayanan administrasi sehingga proses
yang dibutuhkan untuk membuat akta kelahiran menjadi lama serta kurangnya pemahaman
masyarakat terhadap prosedur atau persyaratan yang diberikan oleh Dispendukcapil. Selain itu
lingkungan kerja pegawai terutama di bidang pencatatan sipil yang kurang kondusif menyebabkan
Jadi dapat disimpulkan bahwa kinerja Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil
Kota Surakarta dalam melayani pembuatan akta kelahiran termasuk dalam kategori baik walaupun
tidak terlepas dari faktor pendorong dan faktor penghambat yang tujuan utamanya adalah
memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat sehingga masyarakat tersebut merasa puas
B. SARAN
Dari hasil penelitian dan kesimpulan sebelumnya, penulis memberikan saran yang
diharapkan dapat menjadi masukan bagi Pegawai Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota
a. Fasilitas ruangan terutama untuk ruang tunggu atau ruang pelayanan administrasi yang sempit
perlu diperluas dengan cara memperlebar atau memperluas bentuk ruangan dan menambahkan
kursi tunggu untuk masyarakat, kemudian sebaiknya penempatan kursi jangan diletakkan di sekitar
tangga hal ini dilakukan untuk keamanan dan mengurangi resiko jatuh terhadap anak-anak yang
ikut bersama orang tuanya selain itu agar terciptanya rasa nyaman ketika mengantri dan
b. Perlu adanya pembatasan ruangan atau ruangan privasi yang dapat membedakan ruangan kepala
bidang dan ruangan pegawai lainnya dengan cara memberi sekat atau batas berupa tembok
permanen, tetapi berhubung gedung Dinas kependudukan dan Pencatatan Sipil yang baru belum
selesai untuk sementara pembatasan ruangan dapat dilakukan menggunakan triplek atau bahan
semi permanen.
c. Perlu adanya sosialisasi yang rutin kepada masyarakat akan pentingnya akta kelahiran dan
penjelasan mengenai prosedur serta persyaratan pembuatan akta kelahiran. Hal dapat dilakukan
dengan cara para pegawai dapat langsung terjun kelapangan menuju kedaerah-daerah yang jauh
dari perkotaan dengan sasaran masyarakat yang pendidikannya masih minim atau dapat juga
dilakukan dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil memberikan surat edaran mengenai
sosialisasi dalam hal pembuatan akta kelahiran kepada kelurahan-kelurahan agar masyarakat tahu
akan pentingnya akta kelahiran itu dan beranggapan bahwa pembuatan akta kelahiran itu tidak
d. Karena semakin bertambahnya jumlah penduduk, maka masyarakat yang membutuhkan akta
kelahiranpun semakin meningkat agar masyarakat tidak terlalu lama mengantri perlu
adanya penambahan pegawai dibagian administrasi agar proses administrasi berjalan dengan
a. Perlu memahami prosedur dan persyaratan yang diberikan oleh Dispendukcapil agar tidak terjadi
kesalahan dalam pengurusan dokumen akta kelahiran dengan cara ketika ada kegitan sosialisasi
yang diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Surakarta masyarakat harus
b. Perlu adanya kedisipilinan ketika berada di dalam kantor Pencatatan Sipil agar tercipta ruang kerja
yang kondusif dengan cara tidak menimbulkan polusi suara atau kebisingan
waktu pelayanan dengan baik dan seefisien mungkin agar warga yang lain mendapatkan
kesempatan juga untuk membuat akta kelahiran dan juga bertujuan untuk mengurangi volume
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. Zainal,. 2012. Penelitian Pendidikan (metode dan paradigma baru). Bandung: PT. Remaja
Rosdakrya
B. Mattew Miles dan Michael A. Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press)
Bogdan R dan J. Taylor S. 1993. Kualitatif (Dasar-dasar Penelitian). Surabaya: Usaha Nasional
Bungin, Burhan. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Danim, Sudarwan. 2008. Kinerja Staff dan Organisasi. Bandung: Pustaka Setia
Gomes. Fautino. Cardoso. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakata: Andi Offset
Hasibuan, Malayu. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara
Mamur J. Asmani. 2011. Tuntunan Lengkap Metodologi Praktis Penelitian Pendidikan. Jogjakarta:
DIVA Press.
Moeheriono, Prof, Dr. 2012. Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Moleong, Lexy, J,. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moleong, Lexy, J,. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Moorhead, Gregory dan G. W. Ricky,. 2013. Perilaku organisasi: Manajemen Sumber Daya Manusia
P, Sondang,. Siagin. 2004. Teori Motivasi Dan Aplikasi. Jakarta: PT Asdi Mahastya
Sastrohadiwiryo. Siswanto. 2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Thoha, Miftah. 1999. Perilaku Organisasi (konsep dan dasar aplikasinya). Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada
Sumber Lain :
Pedoman pelayanan Administrasi Kependudukan Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Surakarta