Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Tugas Ekonomi ini dengan baik dan
tepat waktu.

Makalah ini kami buat untuk memberikan  penjelasan Tentang BUMD (Badan Usaha
Milik Daerah). Semoga makalah yang kami buat ini dapat membantu menambah wawasan kita
menjadi lebih luas lagi.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam menyusun  makalah ini. Oleh
karena itu,  kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna
kesempurnaan makalah ini.

Atas perhatian dan waktunya, kami sampaikan terima kasih.

Kopo, 23 Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI...................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................……… 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................. 1

1.3 Tujuan Masalah..................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BUMD................................................................................ 3

2.2 Ciri - Ciri BUMD................................................................................... 3

2.3 Tujuan Pendirian BUMD ...................................................................... 4

2.4 Kelebihan dan Kekurangan BUMD ...................................................... 4

2.5 Bentuk - Bentuk dan Kinerja BUMD ................................................... 5

2.6 Peran BUMD dalam Perekonomian Indonesia ..................................... 5

2.7 BUMD Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah ................................... 6

2.8 Jenis - Jenis Kegiatan Usaha BUMD .................................................... 6

2.9 Contoh BUMD di Indonesia ................................................................. 8

2.10 Permasalahan dan Kendala BUMD..................................................... 8

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan............................................................................................ 11

3.2 Saran..................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pada umumnya Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) di indonesia dalam menjalankan
usahanya dibebankan pada tiga misi yaitu, sebagai pelayanan publik, sebagai sumber
pendapatan daerah (PAD), dan juga sebagai agen pendorong pertumbuhan ekonomi daerah,
namun dalam perkembangan saat ini kinerja BUMD masih rendah. Hal ini disebabkan oleh
adanya campur tangan politis dalam aktivitas perusahaan, dan sifat kegiatan yang tidak
dikelola dengan benar sebagai usaha bisnis. Usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang
bersumber dari hasil badan usaha milik daerah (BUMD) telah berjalan sejak lama.
BUMD tersebut dibentuk berdasarkan UU No. 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan
Daerah, yang diperkuat oleh UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di
Daerah (Nota Keuangan dan RAPBN, 1997/1998). Tujuan dibentuknya BUMD tersebut adalah
untuk melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada masyarakat,
penyelenggaraan kemanfaatan umum dan peningkatan penghasilan pemerintah daerah.
Dapat dikemukakan lebih lanjut bahwa BUMD itu berdasarkan kategori sasarannya
dapat perusahaan daerah untuk tujuan peningkatan penerimaan daerah dalam PADnya. Dan
BUMD dibedakan dua golongan, yaitu perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum
dan itu bergerak dalam berbagai bidang usaha, yaitu jasa keuangan dan perbankan (BPD dan
Bank Pasar), jasa air bersih (PDAM) dan berbgai jasa dan usaha produktif lainnya pada
industri, perdagangan dan perhotelan, pertanian-perkebunan, perparkiran, percetakan, dan lain-
lain.

1.2 Rumusan Masalah


Dari latar belakang diatas kita dapat mengambil beberapa rumusan masalah antara lain
sebagai berikut :
a) Apa Pengertian BUMD ?
b) Apa Saja Ciri - Ciri BUM ?
c) Apa Saja Tujuan Pendirian BUMD ?
d) Apa Saja Kelebihan dan Kekurangan BUMD ?
e) Bagaimana Bentuk - Bentuk dan Kinerja BUMD ?
f) Bagaimana Peran BUMD dalam Perekonomian Indonesia ?
g) Bagaimana BUMD Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah ?
iii
h) Apa Saja Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD ?
i) Apa Saja Contoh BUMD di Indonesia ?
j) Bagaimana Permasalahan dan Kendala BUMD Dalam Pembinaan dan
Pengembangannya ?

1.3 Tujuan Penulisan


Dari latar belakang diatas kita dapat mengambil beberapa Tujuan Penulisan antara lain
sebagai berikut :
a) Kita Dapat Mengetahui Pengertian BUMD.
b) Kita Dapat Mengetahui Ciri - Ciri BUM.
c) Kita Dapat Mengetahui Tujuan Pendirian BUMD.
d) Kita Dapat Mengetahui Kelebihan dan Kekurangan BUMD.
e) Kita Dapat Mengetahui Bentuk - Bentuk dan Kinerja BUMD.
f) Kita Dapat Mengetahui Peran BUMD dalam Perekonomian Indonesia.
g) Kita Dapat Mengetahui BUMD Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah
h) Kita Dapat Mengetahui Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD.
i) Kita Dapat Mengetahui Contoh BUMD di Indonesia
j) Kita Dapat Mengetahui Permasalahan dan Kendala BUMD Dalam Pembinaan dan
Pengembangannya.

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian BUMD


Badan usaha milik negara yang dikelola oleh pemerintah daerah disebut badan usaha
milik daerah (BUMD).Perusahaan aerah adalah perusahaan yang didirikan oleh pemerintah
daerah yang modalnya sebagian besar / seluruhnya adalah milik pemerintah daerah.Tujuan
pendirian perusahaan daerah untuk pengembangan dan pembangunan potensi ekonomi di
daerah yang bersangkutan. Contoh perusahaan daerah antara lain: perusahaan air minum
(PDAM) dan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD )
memiliki kedudukan sangat panting dan strategis dalam menunjang pelaksanaan otonomi.
Oleh karena itu, BUMD perlu dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi
kekuatan ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam menjalankan fungsi
dan tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah.Laba dari BUMD diharapkan
memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah. Otonomi daerah
memberikan konsekuensi yang cukup besar bagi peran Badan Usaha Milik Daerah ( BUMD )
dalam menopang Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Sesungguhnya usaha dan kegiatan ekonomi daerah yang bersumber dari BUMD telah
berjalan sejak lama sebelum UU tentang otonomi daerah disahkan. Untuk mencapai sasaran
tujuan BUMD sebagai salah satu sarana PAD, perlu adanya upaya optimalisasi BUMD yaitu
dengan adanya peningkatan profesionalisasi baik dart segi manajemen. sumber daya manusia
maupun sarana dan prasarana yang memadai sehingga memiliki kedudukan yang sejajar
dengan kekuatan sektor perekonomian lainnya.

2.2 Ciri - Ciri BUMD


a) Pemerintah memegang hak atas segala kekayaan dan usaha
b) Pemerintah berkedudukan sebagai pemegang saham dalam pemodalan
perusahaan
c) Pemerintah memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menetapkan kebijakan
perusahaan
d) Pengawasan dilakukan alat pelengkap negara yang berwenan.
e) Melayani kepentingan umum, selain mencari keuntungan

v
f) Sebagai stabillisator perekonomian dalam rangka menyejahterakan
rakyat
g) Sebagai sumber pemasukan Negara
h) Seluruh atau sebagian besar modalnya milik Negara
i) Modalnya dapat berupa saham atau obligasi bagi perusahaan yang go
public
j) Dapat menghimpun dana dari pihak lain, baik berupa bank maupun
nonbank
k) Direksi bertanggung jawab penuh atas BUMN, dan mewakili BUMN di
pengadilan

2.3 Tujuan Pendirian BUMD


a) Memberikan sumbangsih pada perekonomian nasional dan penerimaan
kas Negara
b) Mengejar dan mencari keuntungan
c) Pemenuhan hajat hidup orang banyak
d) Perintis kegiatan-kegiatan usaha
e) Memberikan bantuan dan perlindungan pada usaha kecil dan lemah
f) Melaksanakan pembangunan daerah melalui pelayanan jasa kepada
masyarakat
g) Penyelenggara kemanfaatan umum, dan peningkatan penghasilan
pemerintah  daerah

Berdasarkan kategori sasarannya secara lebih detail, BUMD dibedakan menjadi dua
yaitu sebagai perusahaan daerah untuk melayani kepentingan umum yang bergerak di bidang
jasa dan bidang usaha. Tetapi, jelas dari kedua sasaran tersebut tujuan pendirian BUMD adalah
untuk meningkatkan PAD.

2.4 Kelebihan dan Kekurangan BUMD


Seperti halnya bentuk badan usaha lainnya. BUMD juga memiliki kelebihan dan
kekurangan,
A. Kelebihan BUMD
1)      Kegiatan ekonomi yang dilakukan untuk melayani kepentingan umum
2)      Modal berasal dari kekayaan Negara yang dipisahkan
vi
3)      Apabila menderita kerugian, pemerintah yang akan menanggungnya
4)      Status pegawai diatur oleh peraturan pemerintah atau daerah
5)      Memperoleh fasilitas dari Negara

B. Kekurangan BUMD
1)      Banyak fasilitas yang diperoleh dari Negara menjadikan pegawai kurang disiplin.
2)      Pengelolaan BUMD kurang efisien, sehingga sering mengalami kerugian.BUMD
didirikan tentunya untuk membantu pemerintah dalam mengelola perekonomian di
tingkat regional.

2.5 Bentuk - Bentuk dan Kinerja BUMD


Bentuk-bentuk BUMD (Badan Usaha Milik Daerah ) adalah sebagai berikut :
a)      Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
b)       Bank Pembangunan Daerah (BPD)
c)      PT Bank Jateng
d)     PT Bank DKI
e)      PT Bank Mestika Medan
f)       PERUMDA
g)      PERSERODA
h)      Perseroan Terbatas ( PT )

Kinerja BUMD yang dimaksud kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang


diperoleh darifungsi-fungsi pekerjaan tertentu selama kurun waktu tertentu
(Sedarmayanti).Kinerja BUMD dimaksudkan sebagai kesehatan perusahaan/badan usaha
dalamrangka kemampuannya untuk :
1)      Membayar hutang-hutangnya terutama jangka pendek (diukur oleh likuiditas).
2)      Menghasilkan keuntungan (diukur oleh rentabilitas) 
3)      Aktiva/kekayaannya cukup/lebih besar dari utang-utangnya.(diukur olehsolvabilitas)

2.6 Peran BUMD dalam Perekonomian Indonesia


Badan Usaha milik negara/daerah memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan
kemakmuran rakyat indonesia pada umumnya dan daerah pada khususnya. Berdasarkan pasal
33 dan penjelasannya UUD 1945, peranan BUMN dan BUMD itu sebagai berikut :
a) Mengembangkan perekonomian negara dan penerimaan Negara
vii
b) Memupuk keuntungan (Persero) dan pendapatan
c) Menyelenggarakan kemanfaatan umum (Perum) berupa barang dan jasa berdaya saing
tinggi bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak
d) Menjadi perintis kegiatan usaha yang belum dapat dilaksanakan badan usaha swasta
dan koperasi
e) Menyelenggarakan kegiatan usaha yang bersifat melengkapi kegitan dan badan usaha
swasta dan koperasi
f) Membimbing sektor swasta, khususnya pengusaha golongan ekonomi lemah (sektor
usaha informal) dan sektor koperasi.
g) Melaksanakan dan menunjang pelaksanaan program dan kebijakan pemerintah di
bidang ekonomi dan pembangunan

Secara keseluruhan, perusahaan-perusahaan negara memainkan peran penting dalam


perekonomian nasional.Selain, menyumbang dan pembentukan modal nasional.

2.7 BUMD Dalam Pembangunan Ekonomi Daerah


Eksistensi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) sebagai lembaga bisnis yang dimiliki
dan dikelola oleh pemerintah daerah memiliki peran strategis dalam pembangunan ekonomi
daerah.Keberadaan BUMD diyakini dapat memberikan multiplier effect yang sangat besar bagi
perekonomian masyarakat. Dengan adanya pendirian BUMD, hal itu akan membuka lapangan
kerja baru, menggerakkan sektor-sektor ekonomi produktif, serta menjadi stimulan bagi
pertumbuhan ekonomi di daerah.
Budi Ernawan, Kasubdit BUMD, Direktorat Pendapatan dan Investasi Daerah, Dirjen
Keuangan Daerah, Kementerian Dalam Negeri mengungkapkan BUMD akan mendorong
munculnya usaha-usaha baru sebagai usaha pendukung. Budi menjelaskan jika BUMD dapat
menjadi pendorong down effect ekonomi secara menyeluruh, maka secara langsung akan
menambah penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui sektor pajak dan restribusi.
“BUMD lebih dari sekadar penyumbang bagi PAD, namun menjadi salah satu penggerak
ekonomi daerah.

2.8 Jenis-Jenis Kegiatan Usaha BUMD


Kegiatan usaha BUMD pada umumnya adalah usaha yang menyangkut hajat hidup orang
banyak, diantaranya sebagai berikut.

viii
A. Transportasi Umum
Masyarakat tentu memerlukan jasa transportasi yang dapat mempermudah
mobilisasinya di masyarakat, sehingga pemerintah daerah mengembangkan BUMD dalam
bidang transportasi, Contohnya di Jakarta terdapat Transjakarta dan di Kota Bandung terdapat
Trans Metro Bandung (TMB)

B. Penyediaan Air Bersih


Air bersih menjadi kebutuhan dasar bagi masyarakat di suatu daerah, sehingga setiap
Kabupaten atau Kota dipastikan memiliki BUMD yang mengelola air bersih bagi
masyarakatnya yang dikenal Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). PDAM merupakan
salah satu unit usaha rnilik daerah, yang bergerak dalarn distribusi air bersih bagi masyarakat
umum. PDAM terdapat di setiap provinsi, kabupaten, dan kotamadya di seluruh Indonesia.
PDAM merupakan perusahaan daerah sebagai sarana penyedia air bersih yang diawasi dan
dimonitor oleh aparat-aparat eksekutif maupun legislatif daerah. Perusaliaan air minum yang
dikelola negara secara modem sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda pada tahun 1920-an
dengan nama Waterleiding sedangkan pada pendudukan Jepang perusaliaan air minum dinamai
Suido Syo.

C. Pengelolaan Pasar
Pasar menjadi tempat bertemunya masyarakat penjual dan masyarakat pembeli untuk
selling berinteraksi dalam memenuhi kebutuhannya. Keberadaan pasar sangat penting agar
masyarakat bisa dengan mudah menemukan barang yang menjadi kebutuhan hidupnya maupun
barang yang akan dip'erjualbelikannya. Hampir setiap provinsi kabupaten atau kota memiliki
perusahaan daerah yang mengelola pasar di daerahnya. Seperti di Jakarta terdapat PD. Pasar
Jaya yang mengelola pasar tradisional di wilayah Jakarta, di Makasar terdapat PD. Pasar
Makasar, di Surabaya terdapat PD. Pasar Surya Surabaya, di Kota Bandung terdapat PD. Pasar
Bermartabat, dan sebagainya

D. Jasa Perbankan
Melalui artikel sebelumnya, mungkin anda sudah mengetahui bahwa Bank berfungsi
sebagai lembaga intermediasi atau perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan
masyarakat yang kekurangan dana, baik untuk kegiatan produktif atau usaha maupun untuk
kebutuhan konsumtif. Oleh karena pentingnya peran bank, maka setiap pemerintah provinsi
mendirikan Bank Pembangunan Daerah (BPD). Contohnya di Jakarta terdapat Bank DKI, di
ix
Jawa Barat terdapat Bankjabar dan Banten (BJB), di Sumatra Barat terdapat Bank Sumbar, di
Papua terdapat terdapat Bank Papua, di Bah terdapat Bank Bali, di Sulawesi Selatan terdapat
Bank Sulselbar, dan sebagainya.Selain jenis usaha di atas, di beberapa daerah adapula yang
mengembangkan BUMD yang bergerak dalam jasa asuransi seperti Asuransi ASKBIDA.
Adapula yang memiliki jenis kegiatan usaha dalam bidang properti, hotel, pariwisata dan
sebagainya.

2.9 Contoh BUMD di Indonesia


a)      Bank Pembangunan Daerah (BPD)
b)      Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
c)      Perusahaan Daerah Angkutan Kota (bus kota)
d)     Perusahaan Daerah Angkutan Antarkota (bus AKDP dan AKAP),
digunakan dari bulan Oktober 1991 (UU no. 22 tahun 1991) sampai akhir 1999/awal 2000,
dirubah status menjadi PO (Perusahaan otobus) pada awal tahun 2000, sesuai Pasal 5 ayat 3
UU no. 58 tahun 2000. Contoh: Menurut pasal 5 ayat 3 UU no. 58 tahun 2000, Perusahaan
Daerah Angkutan Antarkota (PDAAK) Haryanto dirubah statusnya menjadi PO dan diganti
nama menjadi Perusahaan Otobus (PO) Haryanto dan Perusahaaan Daerah Angkutan Antarkota
(PDAAK) Miniarta dirubah statusnya menjadi PO dan diganti nama menjadi Perusahaan
Otobus (PO) Miniarta.

2.10 Permasalahan dan Kendala BUMD Dalam Pembinaan dan Pengembangannya


Relatif masih kecilnya penerimaan Bagian laba perusahaan daerah sebagai salah satu
sumber PAD daerah, kecuali pada daerah tertentu seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa
Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Timur dan Sumatera Utara, adalah bahwa kebanyakan
usahanya relatif berskala menengah dan kecil, di samping banyak pula diantaranya yang belum
diselenggarakan berdasarkan asas ekonomi perusahaan, namun relatif lebih banyak didasarkan
atas pertimbangan pelayanan publik.
Tambahan pula menurut UU No. 5 Tahun 1962 yang mendasarinya, terdapat rincian yang
menetapkan bahwa penggunaan laba bersih perusahaan, setelah terlebih dulu dikurangi
penyusutan, ditetapkan sebagai berikut (Kunarjo, 1993) :
a)      Perusahaan Daerah yang memiliki modal seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang
dipisahkan adalah:
x
1)      Untuk dana pembangunan daerah 30%.
2)      Untuk anggaran belanja daerah 25%.
3)      Untuk cadangan umum, sosial dan pendidikan, jasa produksi, sumbangan dana
pensiun dan sokongan sejumlah 45%.

b)      Perusahaan daerah yang sebagian modalnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan
setelah dikeluarkan zakat yang dipandang perlu adalah
1)      Untuk dana pembangunan daerah 8%.
2)      Untuk anggaran belanja daerah 7%.
3)      Selebihnya (85%) untuk pemegang saham dan untuk cadangan umum.
Dengan demikian Bagian laba perusahaan daerah yang jumlahnya relatif kecil
diberbagai daerah menjadi semakin kecil lagi dengan penetapan bagian daerah dalam
penggunaan keuntungan bersihnya yang diperuntukkan bagi penerimaan daerah yang relatif
kecil pula. Bahkan adakalanya pula pada daerah tertentu dan tahun-tahun anggaran tertentu
praktis Bagian laba perusahaan daerah itu “tidak terealisir” karena daerah sendiri terpaksa
menambah permodalan (atau investasi) pada BUMD yang bersangkutan yang jumlahnya sama
atau bahkan melebihi Bagian laba perusahaan daerah yang seharusnya disetorkan dalam
mendukung APBD daerah yang bersangkutan.

Dari Dari laporan hasil studi Biro Analisa Keungan Daerah Depkeu tentang Analisis
Kinerja Kinerja BUMN Non PDAM (1997) dikemukakan bahwa berbagai permasalahan yang
dihadapi BUMD dalam perjalanan hidupnya dapat disimpulkan sebagai berikut:
a) Lemahnya kemampuan manajemen perusahaan.
b) Lemahnya kemampuan modal usaha.
c)   Kondisi mesin dan peralatan yang sudah tua atau ketinggalan dibandingkan usaha lain
yang sejenis.
d) Lemahnya kemampuan pelayanan dan pemasaran sehingga sulit bersaing.
e) Kurang adanya koordinasi antar BUMD khususnya dalam kaitannya dengan industri hulu
maupun hilir.
f) Kurangnya perhatian dan kemampuan atas pemeliharaan aset yang dimiliki, sehingga
rendahnya produktivitas, serta mutu dan ketepatan hasil produksi.
g) Besarnya beban administrasi, akibat relatif besarnya jumlah pegawai dengan kualitas
yang rendah.

xi
h) Masih dipertahankannya BUMD yang merugi, dengan alasan menghindarkan PHK dan
“kewajiban” pemberian pelayanan umum bagi masyarakat.]

Selain dari pada itu, dari berbagai pengamatan dan keluhan yang seringkali
disampaikan oleh pihak internal maupun eksternal dari perusahaan daerah sendiri adalah
adanya berbagai kendala lain dalam pembinaan dan pengembangan usaha BUMD tersebut.
Diantaranya dirasakan adanya campur tangan pemerintah daerah yang cukup besar atas
jalannya organisasi BUMD serta adanya keterbatasan kewenangan tertentu dalam
operasionalisasi perusahaan. Selanjutnya seringkali pula dalam penempatan direksi tidak
terlepas dari pertimbangan KKN atau kedekatan para calonnya dengan pimpinan daerah.
Dalam hubungan ini banyak pula penempatan direksi dan bahkan tenaga kerja yang kurang
didasarkan pada pertimbangan profesionalisme, keahlian dan keterampilaan, bahkan
adakalanya penempatan di perusahaan daerah itu sebagai “tempat buangan” bagi pejabat
tertentu yang tergeser kedudukannya.

xii
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
BUMD perlu dioptimalkan pengelolaannya agar benar-benar menjadi kekuatan
ekonomi yang handal sehingga dapat berperan aktif, baik dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya maupun sebagai kekuatan perekonomian daerah. Laba dari BUMD diharapkan
memberikan kontribusi yang besar terhadap Pendapatan Asli Daerah.

Mengingat dipandang cukup pentingnya peran BUMD khususnya sebagai salah satu
sumber PAD di Daerah, maka tentu saja BUMD dituntut agar lebih profesional dan lebih
efisien dalam melaksanakan usahanya. Kebijakan dan upaya ke arah itu telah banyak
dilakukan, namum karena berbagai kendala, ternyata BUMD pada umumnya, khususnya di
luar PDAM dan BPD menunjukkan hasil yang belum menggembirakan.

Hal ini tampak, antara lain, relatif masih kecilnya peran dan kontribusi laba BUMD
dalam penerimaan PAD di daerah, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten dan kota.
Berikut ini pertama-tama dikemukakan seberapa jauh peran atau kontribusi PAD, baik provinsi
maupun kabupaten/kota, dalam penerimaan daerah seluruhnya. Kemudian dilanjutkan dengan
seberapa jauh pula peran atau kontribusi Bagian laba perusahaan.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa  hasil makalah ini belum lengkap dan masih jauh dari
pengharapan, Hal ini disebabkan karena keterbatasan ilmu dan literatur yang penulis miliki
xiii
pada saat ini. Penulis sangat mengharapkan kritikan terutama dari pembaca dan teman-teman.
Adanya kritikan  yang membangun  yang bisa melengkapi makalah ini di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA

- Abdullah,Rozali,Pelaksanaan Otonomi Luas dan Isu Federalisme Sebagai Suatu


Alternatif, PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 2000.
- Andrews, Colin Mac &IchlasulAmal (eds.), Hubungan Pusat Daerah Dalam
Pembangunan. PT Raja GrafindoPersada, Jakarta, 1993.
-  Anwar, M. Arsyad, et.al.(eds), Prospek Ekonomi Indonesia dan Sumber Pembiayaan
Pembangunan. Penerbit PT GramediaPustakaUtama, Jakarta, 1992.
- http://ensiklopedi.mitrasites.com/arti-bumd.html
- https://baritoko.blogspot.com/2017/01/jenis-jenis-kegiatan-usaha-bumd.html
- https://www.ilmudasar.com/2017/08/Penertian-Ciri-Kelebihan-dan-Kekurangan-
Badan-Usaha-Milik-Daerah-adalah.html
- http://iininayatus23.blogspot.com/2016/06/makalah-akuntansi-bumd.html
- http://cindyarifananda.blogspot.com/2016/03/makalah-ekonomi-tentang-bumd.html

xiv

Anda mungkin juga menyukai