MAKALAH
DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH
“Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah”
Oleh:
SRI RAHAYU
217 101 001
SAMPUL..............................................................................................................i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
LatarBelakang.....................................................................................1
Rumusan Masalah...............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Hubungan pemerintah pusat dan pemerintah daerah............................
B.Pemerintah Kewenangan Pusat dan daerah
dalam UU No 22 tahun 1999...................................................................
C.Pelaksanaan Kewenangan Pemerintah Pusat dan
daerah dalam melakukan pengelolaan lingkungan hidup...................
D. Menganalisa Kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah...................
A. Kesimpulan.......................................................................................
B. Saran................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan
tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik.
kami juga mengucapkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
nikmat kesehatan darinya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah
Desentralisasi dan otonnomi daerah dengan judul “Hubungan pemerintah pusat dan
pemerintah daerah”.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat
menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada
makalah ini kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era otonomi daerah sesuai dengan ketentuan dalam UU No 22 Tentang
Pemerintahan Daerah, maka kewenangan daerah akan sedemikian kuat dan luas sehingga
diperlukan suatu peraturan perundang-undangan yang ketat untuk menghindari
ketidakteraturan dalam menyusun kebijakan dalam bidang lingkungan hidup terutama
dalam masalah penanganan penegakan hukum lingkungan dalam era otonomi daerah.
BAB III
iv
PEMBAHASAN
1. Hubungan struktural
fungsional merupakan hubungan yang didasarkan dengan fungsi yang dimiliki oleh
masing-masing pemerintah. Hubungan tersebut saling memengaruhi dan bergantung antara
satu dengan yang lain. Hubungan tersebut juga terletak pada visi, misi, tujuan hingga
fungsi yang dimiliki masing-masing pemerintah. Visi dan misi yang dimiliki tersebut
bersama-sama untuk melindungi dan memberi ruang kebebasan kepada daerah untuk
mengolah dan mengurusi rumah tangganya.
Dalam bidang lingkungan hidup kewenangan Pemerintah Pusat dan Daerah sangat
menentukan akan tetapi dengan adanya UU No 22 tentang Otonomi daerah maka
kewenangan pengelolaan lingkungan hidup menjadi terbagi dua hal ini dapat dicermati
dalam pasal 7 UU NO 22 tahun 1999, yaitu:
v
(1) Kewenangan daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidang pemerintah,
kecuali kewenangan dalam bidang politik luar negeri, pertahanan keamanan, peradilan,
moneter dan fiskal, agama, serta kewenangan bidang lain.
(2) Kewenangan bidang lain, sebagaimana dimaksud pada ayat(1), meliputi kebijakan
tentang perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional secara makro, dana
perimbangan keuangan, sistem administrasi negara dan lembaga perekonomian negara,
pembinaan dan pemberdayaan sumber daya alam serta teknologi tinggi yang strategis,
konservasi, dan standarisasi nasional.
vi
Permasalahan yang dihadapi oleh Pemerintah Daerah sekarang adalah
Pemerintahan daerah harus meningkatkan Pendapatan Asli Daerah mereka untuk
memenuhi target APBD (Anggaran Penerimaan dan Belanja Daerah) sehingga jalan
termudah untuk memenuhi itu semua adalah mengeksploitasi kembali lingkungan hidup
karena cara tersebut adalah cara yang biasa dilakukan pemerintah pusat untuk memenuhi
APBN, dan cara ini akan terus dilakukan oleh Pemerintah daerah dengan baik.
Sehingga jika waktu yang lalu pemusatan eksploitasi lingkungan hidup hanya di
daerah-daerah tertentu seperti Daerah Istimewa Aceh, Riau, Irian Jaya/ Papua, Kalimantan
dan sebagian Proponsi di Pulau Jawa maka sekarang semua Pemerintah daerah di
Indonesia akan mengekspoitasi lingkungan hidup sebesar-besarnya untuk memenuhi target
APBD untuk daerah-daerah yang mempunyai sumber kekayaan lingkungan hidup yang
besar, sehingga akan dapat terbayang semua daerah kota dan kabupaten di Indonesia akan
melakukan eksploitasi lingkungan hidup secara besar-besaran.
Permasalahan yang timbul adalah antisipasi dari pemerintah pusat sebagai pemegan
kewenangan tertinggi dalam penyelenggaraan pemerintahan. Karena seperti kita ketahui
kewenangan Pemerintah Pusat adalah:
vii
Standarisasi nasional;
Jika dilihat Kewenangan Pemerintah Pusat juga besar dalam hal ini sehingga perlu
diberdayakan peran pemerintah dalam pengelolaan lingkungan dan juga fungsi dari
pemerintah sebagai suatu instansi pengawas jika terjadi pengelolaan lingkungan yang tidak
baik pad pemerintah daerah. Dalam hal ini perlu dikaji kembali berbagai kebijakan yang
ada pada pemerintah Daerah sehingga tidak ada kebijkan-kebijakan yang berupa peraturan
daerah yang merugikan lingkungan dan tidak memperhatikan keadaan masyarakat.
“ Kebebasan bagian-bagin Negara sama sekali tidak boleh berakhir dengan kehancuran
hubungan negara. Di dalam pengawasan tertinggi letaknya jaminan, bahwa selalu terdapat
keserasian anatara pelaksanaan bebas dari tugas Pemerintah Daerah dan kebebasan
pelaksanaan tugas Tugas Negara oleh Penguasa negara itu.
viii
Van Kempen juga menulis dalam “Inleiding tot het Nederlandsch Indisch
Gemeenterecht” bahwa otonomi mempunyai arti lain daripada kedaulatan( souvereniteit),
yang merupakan atribut dari negara, akan tetapi tidak pernah merupakan atribut dari
bagian- bagiannya seperti Gemeente, Provincie dan sebagainya, yang hanya dapat
memiliki hak-hak yang berasal dari negara, bagaian-bagaian mana justru sebagai bagian-
bagian dapat berdiri sendiri( zelfstandig) akan tetapi tidak mungkin dapat dianggap
merdeka( onafhnjelijk), lepas dari, ataupun sejajar dengan negara. Dapatlah ditambahkan,
bahwa pengawasan itu dimaksudkan pula agar daerah selalu melakukan kebijkannya
dengan sebaik-baiknya sehingga produk kebijakan berupa peraturan daerah tidak
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berada diatasnya.
Hal ini juga memerlukan peran penting dan koordinasi yang baik antara Meteri
NegaraLingkungan Hidup denga aparat Pemerintahan Daerah sehinggdapat terjalinnya
kerjasama yang baik antara pusat dan daerah dalam pengelolaan lingkungan.
Pengawasan oleh Pemerintah Pusat dapat dibenarkan untuk membangun negara Indonesia
karena Pemerintah Pusat yang bertanggung jawab secara keseluruhan terhadap
penyelenggaraan Pemerintah Negara dan Daerah.
Pengawasan preventif
Pengawasan represif
Pengawasan umum
Dan pemerintah Pusat juga harus diawasi oleh lembaga negara yang lain terutama
lembaga perwakilan yang fungsinya berupa pengawasan, karena Pemrintah Pusat juga
mempunyai kebijakan yang menyangkut pengelolaan lingkungan.
ix
BAB III
PENUTUP
A Kesimpulan
Dan dalam melaksanakan hal tersebut telah diatur beberapa batasan yang jelas
dalam Keputusan Bersama Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menko Wasbangpan.
Yang perlu dicermati adalah kewenangan Pemerintah Daerah yang sangat besar
sehingga perlu adanya bentuk pengawasan yang baik yang dilakukan oleh Pemerintah
Pusat sehingga janagn sampai terjadi berbagai kebijakan yang merusak lingkungan yang
terjadi di setiap kabupaten atau kota yang ada di Indonesia. Pemerintah Pusat harus aktif
dalam melakukan pengawasan sehingga pembangunan yang berwawasan lingkungan dapat
dijalankan dengan baik oleh Pemerintah Indonesia baik oleh Pemerintah Pusat maupun
Pemerintah Daerah
B. Saran
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya
dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman dusi
memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah
ini dan dan penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah
ini berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
x
M. Kusnardi dan Harmaily Ibrahim, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta:
Pusat Studi Hukum Tata Negara FHUI dan CV Sinar Bakti , 1988,h.256 op.cit, h. 257
http://www.bapedal.go.id/media/serasi/00okt/lu1.html
Irawan Soejito, Pengawasan Terhadap Peraturan Daerah dan Keputusan Kepala Daerah,
Bina Aksara, Jakarta, 1983
http://hidayatwawan.blogspot.com/2012/03/makalah-hubungan-pemerintah-pusat-
dan.html
xi