Anda di halaman 1dari 11

Makalah

BENTUK DAN STRUKTUR PEMERINTAH DAERAH

Mata Kuliah : Pemerintah Daerah


Dosen Pengampu : Umunnisa Hidayati, M. Interdevprac

Di Susun Oleh :
Chairul Anwar 222463125
Ali Hasyimi 222463124
Mina 222463119

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA


SEKOLAH TINGGI ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIk
AL WASHLIYAH BANDA ACEH
T.A : 2023/2024
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji beserta syukur kita panjatkan atas kehadirat ALLAH SWT , karena atas
berkat,rahmat dan karunianya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Struktur Sosial Masyarakat Indonesia” shalawat beserta salam tidak lupa saya
tuturkan kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, beserta para sahabat dan para
pengikutnya sampai hari kiamat nanti.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktikkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan makalah ini
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan Masalah .................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A.Struktur Pemerintahan Daerah.................................................................2.1
1. Pengertian Pemerintah Daerah.........................................................2.2
2. Otonomi Daerah..................................................................................2.3
3. Pendapatan Asli Daerah ....................................................................2.4
4. Produk Domestik Regional Bruto.....................................................2.5
5. Sektor Basis Dan Non Basis...............................................................2.6
B.Kedudukan Dan Fungsi Pemerintah Daerah............................................3.1
1. Kedudukan Pemerintahan Daerah....................................................3.2
2. Fungsi Pemerintahan Daerah ............................................................3.3

BAB III PENUTUP........................................................................................ 11


A.Kesimpulan...................................................................................... 12
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latat Belakang
Berdasarkan UUD 1945, negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk
republik. Sesuai ketentuan pasal 4 ayat (1) UUD 1945, dalam penyelenggaraan pemerintahan
dinyatakan bahwa Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintahan.Mengingat wilayah Indonesia yang sangat luas, UUD 1945 beserta
perubahannyan telah memberikan landasan konstitusional mengenai penyelenggaraan
pemerintahan daerah di Indonesia. Di antara ketentuan tersebut yaitu :
1) prinsip pengakuan dan penghormatan negara terhadap kesatuan-kesatuan masyarakat
hukum adat serta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik indonesia
2) Prinsip daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan
3)Prinsip menjalankan otonomi seluas-luasnya
4 ) prinsip mengakui dan menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus dan
istimewa
5) prinsip badan perwakil an dipilih langsung dalam suatu pemilu
6) prinsip hubungan pusat dan daerah harus dilaksanakan secara selaras dan adil
7) prinsip hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus
memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah
8) Prinsip hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber
daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah dilaksanakan secara adil dan
selaras berdasarkan undang-undang
9) prinsip pengakuan dan penghormatan negara terhadap satuan-satuan pemerintahan daerah
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa.
Sebagai pelaksanaan lebih lanjut dari dasar konstitusional tersebut, satuan pemerintahan
di bawah pemerintah pusat yaitu daerah provinsi dan kabupaten/kota memiliki urusan yang
bersifat wajib dan pilihan.
Selain itu ditetapkan pula kewenangan pemerintah Pusat menjadi urusan Pemerintahan
yang meliputi :
a) Politik luar negeri
b) pertahanan
c) Keamanan
d) yustisi
e) moneter dan fiskal nasional
f) agama. Walaupun

Dengan ketentuan pemberlakuan otonomi seluas-luasnya dalam UUD 1945 13 namun


muncul pula pengaturan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 yang membagi
urusan pemerintahan antara pemerintah, pemerintahan daerah provinsi, dan pemerintahan
daerah kabupaten/kota. Hubungan-hubungan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah
memiliki empat dimensi penting untuk dicermati, yaitu :
• Hubungan kewenangan
• Kelembagaan
• Keuangan
• Pengawasan. Pertama, pembagian

Dewan Perwakilan Daerah juga mengidentifikasi adanya kewenangan yang tumpah tindih
antar instansi pemerintahan dan aturan yang berlaku, baik aturan di tingkat pusat dan/atau
peraturan di tingkat daerah.
Hal tersebut terutama berhubungan dengan:
a) otoritas terkait tanggungjawab pemerintah pusat dan daerah.
b) kewenangan yang didelegasikan dan fungsi-fungsi yang disediakan oleh departemen
kepada daerah.
c) kewenangan yang dalam menyusun standar operasional prosedur bagi daerah dalam
menterjemahkan setiap peraturan perundang-undangan yang ada.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana peran pemerintahan daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah ?
2. Mengapa penyelenggaraan pemerintahan daerah harus diawasi oleh DPRD ?
3. Apakah peraturan daerah sangat penting dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah ?

C . Tujuan
1.Mengetahui peran pemerintahan daerah dalam pelaksanaan otonomi
2.Mengetahui penyebab penyelenggaraan daerah yang diawasi DPRD
3.Mengetahui peraturan penting dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah
BAB II
PEMBAHASAN

A.Struktur Pemerintahan Daerah


1.Pengertian Pemerintah Daerah
Pemerintahan Daerah adalah penyelenggaraan urusan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan dewan perwakilan rakyat daerah menurut asas otonomi dan
tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip
Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang
dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.Negara Kesatuan Republik Indonesia
dibagi menjadi 34 daerah provinsi yang dipimpin oleh gubernur sebagai wakil dari
pemerintah pusat.Provinsi kemudian dibagi lagi menjadi kabupaten atau
kota.Kabupaten dipimpin oleh seorang bupati dan kota dipimpin oleh seorang wali
kota.

Bagir Manan dalam buku berjudul Menyongsong Fajar Otonomi Daerah (2002)
menyebutkan bahwa pemerintahan daerah adalah pemerintah daerah dan
DPRD.Kepala Daerah dan jajarannya bukan alat kekuasaan sentralisme yang
menampakkan diri sebagai pengaruh dengan simbol-simbol dan tingkah laku
ototarian. Melainkan sebagai penyelenggara pemerintahan yang bertanggung jawab
dan harus tunduk pada pengawasan publik untuk mewujudkan kesejahteraan
umum.Sehingga dalam pemerintahan daerah, kepala negara baik bupati dan wali kota
bekerja sama dengan DPRD. DPRD bertugas untuk mengawasi keputusan, kebijakan,
peraturan, dan rencana kerja yang diambil kepala daerah juga meminta laporan
pertanggung jawaban kepala daerah.

Perangkat daerah kabupaten atau kota terdiri dari:


• Sekretaris daerah,
• Secretariat DPRD,
• Inspektorat,
• Dinas,
• Badan,
• Kecamatan.

2.Otonomi Daerah
Otonomi daerah berasal dari dua kata Yunani yaitu autos yang berarti sendiri dan nomos
yang berarti hukum. Sedangkan kata self-government berarti membuat undang-undang
sendiri (zelfwetgeving), dan seiring berjalannya waktu konsep pemerintahan daerah sendiri
berkembang meliputi, selain arti zelfwetgeving (membuat peraturan daerah).Otonomi daerah
pertama kali diatur dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang kemudian diubah
menjadi Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah. Undang-Undang tersebut menjelaskan bahwa otonomi daerah adalah hak, kewajiban,
dan wewenang daerah otonom dalam mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
dan kepentingan masyarakat dalam sistem nasional Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Hubungan kewenangan antara pemerintahan pusat dan pemerintahan daerah terjadi
dengan adanya pembagian urusan penyelenggaraan pemerintahan atau menentukan urusan
rumah tangga daerah. Cara penentuan tersebut dapat digolongkan dalam bentuk otonomi
terbatas atau otonomi luas. Pemberian wewenang pemerintah pusat kepada pemerintah
daerah dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan dan kapasitas pemerintahan daerah
dalam menyelenggarakan peraturan dan urusan kepentingan masyarakat daerah tersebut. Pada
konteks otonomi daerah ini, pemerintah pusat berperan :
• melakukan supervisi,
• Memantau, mengawasi,
• Mngevaluasi pelaksanaan otonomi daerah.
Syaukani (2004), berpendapat bahwa dalam pelaksanaan otonomi daerah diperlukan
kombinasi yang efektif antara visi yang jelas dan kepemimpinan yang kuat dari pemerintah
pusat, dengan kekuasaan berprakarsa dan berkreasi dari pemerintah daerah.

3.Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan asli daerah diatur dalam Pasal 1 Ayat 18 Undang-Undang nomor 33 Tahun
2004 yang menyatakan bahwa pendapatan asli daerah merupakan pendapatan yang
didapatkan oleh daerah yang pemungutannya didasarkan kepada peraturan daerah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan. Pendapatan asli daerah adalah akumulasi dari pos
penerimaan pajak yang terdiri dari pajak daerah dan retribusi daerah, pos penerimaan bukan
pajak berupa pendapatan dari hasil badan usaha milik daerah, serta pos penerimaan investasi
dan pengelolaan sumber daya alam. Menurut Nasir,(2019) pendapatan asli daerah merupakan
penerimaan daerah yang bersumber dari wilayahnya sendiri yang dipungut berdasarkan
peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) dapat dikategorikan menjadi empat jenis pendapatan, yaitu :
• pajak dan retribusi daerah,
• hasil perusahaan milik daerah
• Hasil pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
• Serta lain-lain PAD yang sah.

Tujuan pendapatan daerah dijelaskan dalam Pasal 3 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 33 Tahun
2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah yang menyatakan
bahwa PAD dimaksudkan untuk memberdayakan pemerintah daerah untuk membiayai
pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah sebagai wujud
desentralisasi. Sejalan dengan yang dijelaskan dalam undang-undang tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pendapatan asli daerah merupakan sumber utama pendapatan daerah
yang ditujukan untuk pelaksanaan pembangunan oleh Pemerintah Daerah agar hasil
pembangunan dapat bermanfaat untuk masyarakat daerah setempat. Oleh karena itu, semakin
besar jumlah dana PAD yang diterima daerah, akan sebanding dengan kecepatan
pembangunan di daerah tersebut .

4.Produk Domestik Regional Bruto


Produk domestik regional bruto atau sering disingkat sebagai PDRB adalah total nilai
tambah bruto barang dan jasa yang dihasilkan dari semua aktivitas perekonomian di semua
daerah dalam tahun atau periode tertentu dan umumnya dalam waktu satu tahun. PDRB dapat
disusun menggunakan tiga jenis pendekatan yaitu :
• Pendekatan pengeluaran,
• Pendekatan pendapatan,
• Pendekatan produksi.

PDRB menggunakan dua bentuk perhitungan, yaitu atas harga berlaku dan atas harga
konstan. Penggunaan kedua perhitungan tersebut dikarenakan adanya dua faktor yang terdiri
atas kenaikan atau penurunan pendapatan akibat adanya perubahan harga dan kenaikan atau
penurunan pendapatan yang sebenarnya.
Pendapatan regional atas harga berlaku merupakan pendapatan regional yang masih
mengandung unsur inflasi, sedangkan pendapatan regional atas harga konstan merupakan
pendapatan regional tanpa inflasi. Harga konstan tersebut adalah harga produk berdasarkan
harga pada tahun tertentu. Tahun tertentu kemudian dijadikan acuan dalam menghitung
kenaikan atau penurunan pendapatan. Fungsi PDRB diuraikan sebagai berikut:
1. PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan hasil yang diperoleh dari
kemampuan sumber daya ekonomi dalam suatu wilayah.
2. PDRB atas dasar harga konstan menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi secara
keseluruhan atau pada setiap sektor usaha maupun sub sektor usaha dari tahun ke
tahun.
3. Distribusi PDRB harga berlaku menurut lapangan usaha menunjukkan struktur
perekonomian dalam suatu wilayah tertentu.
4. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB pada masing-
masing penduduk.
5. PDRB per kapita atas dasar harga konstan menunjukkan pertumbuhan nyata
ekonomi per kapita penduduk dari suatu wilayah.

4. Sektor Basis dan Non-basis


Teori basis ekonomi merupakan faktor penentu utama dalam pertumbuhan ekonomi di
suatu daerah yang berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa dari luar
daerah. Teori basis ekonomi digunakan untuk membedakan aktivitas sektor basis dan
aktivitas sektor non-basis. Aktivitas sektor basis merupakan pertumbuhan sektor yang
digunakan untuk menentukan pembangunan menyeluruh di suatu daerah. Aktivitas sektor
non-basis adalah sektor sekunder, hal tersebut bermakna tergantung pada perkembangan yang
terjadi dari pembangunan secara keseluruhan. Teori basis ekonomi bertujuan untuk
menemukan dan mengenali aktivitas basis dari suatu wilayah, selanjutnya meramalkan
aktivitas tersebut dan menganalisis dampak tambahan dari aktivitas ekspor yang terjadi. Teori
basis ekonomi menjelaskan bahwa kegiatan ekspor merupakan mesin pertumbuhan. Ada
tidaknya pertumbuhan dalam suatu wilayah ditentukan oleh bagaimana kinerja wilayah
tersebut terhadap permintaan barang dan jasa dari luar daerah.
Berdasarkan penjelasan teori basis ekonomi tersebut, maka teori basis ekonomi juga dapat
digunakan untuk menentukan sektor dan sub sektor potensial yang ada didasarkan pada
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Apabila sektor potensial yang ada di suatu daerah
dapat dikembangkan dengan optimal, maka diharapkan dapat memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, kemudian diharapkan dapat meningkatkan
pendapatan daerah secara optimal. Suatu daerah dapat dibedakan menjadi daerah andalan dan
bukan andalan, kemudian dimodifikasi menjadi sektor atau sub sektor ekonomi potensial dan
bukan sektor atau sub sektor ekonomi

B.Kedudukan Dan Fungsi Pemerintah Daerah


1. Kedudukan Pemerintahan Daerah
Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Otonomi yang dilakukan
pemerintah daerah bersifat seluas-luasnya, kecuali urusan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat.Tidak semua urusan pemerintah pusat dilimpahkan kepada
pemerintah daerah. Pasal 18 UUD 1945 tentang pemerintah daerah telah menjelaskan
kedudukan pemerintah daerah dalam pembangunan dan pemerintahan negara.Pemerintah
daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk
melaksanakan wewenangnya dalam mengurus rumah tangga daerah.
Pemerintah daerah provinsi, kabupaten, dan kota mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan. Otonomi yang dilakukan
pemerintah daerah bersifat seluas-luasnya, kecuali urusan yang oleh UU ditentukan sebagai
urusan pemerintah pusat. Pemerintah daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan
peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan wewenangnya dalam mengurus rumah tangga
daerah.Negara akan Berbentuk Pemerintahan Daerah Khusus Pembangunan negara dilakukan
berkesinambungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Maka, antara pemerintah
pusat dan pemerintah daerah haruslah ada komunikasi dan hubungan dalam menjalankan
urusan pemerintahannya. Komunikasi dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan
wewenang. Hubungan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah diatur dalam UUD
1945 BAB VI Pasal 18A. Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah
daerah provinsi, kabupaten, dan kota diatur dengan memerhatikan kekhususan dan
keragaman daerah. Hubungan yang dimaksud adalah hubungan keuangan, pelayanan umum,
pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya yang diatur secara adil dan selaras.
Negara juga mengakui dan menghormati pemerintahan daerah dan satuannya yang bersifat
istimewa atau khusus. Negara mengakui pemerintahan daerah yang bersifat adat dan
tradisional seperti kesultanan dan kerajaan adat yang memiliki pemerintahan sendiri.
Kewenangan yang dimiliki daerah berkaitan dengan demokrasi dan nilai-nilai lokalitas untuk
mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik, efektif, dan efisien..
2.Fungsi Pemerintahan Daerah

Pemerintah daerah dibagi menjadi tingkat provinsi dan kabupaten atau kota. Di dalamnya,
terdapat Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagai kepala daerah dan DPRD yang dibantu oleh
perangkat daerah. Ketentuan-ketentuan tentang pemerintah daerah adalah:
• DPRD pada tingkat provinsi, kabupaten, dan kota harus dipilih melalui pemilihan
umum.
• Gubernur, Bupati, dan Walikota pada setiap daerah dipilih secara demokratis melalui
pemilihan kepala daerah atau pilkada.
• Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-
undang.
Fungsi pemerintahan daerah dapat diartikan sebagai perangkat daerah yang menjalankan,
mengatur, dan menyelenggarakan jalannya pemerintahan. Fungsi pemerintah daerah diatur
dalam UU Nomor 32 Tahun 2004, yaitu:
• Pemerintah daerah mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas
otonomi dan tugas pembantuan.
• Menjalankan otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang menjadi
urusan pemerintahan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
pelayanan umum, dan daya saing daerah.
• Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki
hubungan pemerintahan pusat dengan pemerintahan daerah.
• Hubungan tersebut meliputi wewenang, keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan
sumber daya alam, dan sumber daya lainnya.
BAB III
PENUTUP

A.Kesimpulan
Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangandaerah,
pemerintahan daerah menjalankan otonomi seluas-luasnya untukmengatur dan mengurus
sendiri urusan pemerintahan berdasarkan asas otonomidan tugas pembantuan. Pemerintahan
daerah dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan memiliki hubungan dengan
pemerintah pusat dan dengan pemerintahan daerah yang meliputi hubungan wewenang,
keuangan, pelayananumum, pemanfaatan sumber daya alam, dan sumber daya lainnya. Agar
kegiatan penyelenggaraan pemerintahan daerah berjalan lancar, dibutuhkan lembaga
pemerintahan daerah yang menjalankan peranannya sesuai dengan kedudukan,tugas pokok,
dan fungsinya dalam sistem pemerintahan negara indonesia.

Anda mungkin juga menyukai