PEMERINTAHAN DAERAH
Disusun Oleh :
Kelas B/Semester 5
FAKULTAS SYARIAH
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-
Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Pemerintahan Daerah” ini.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita,
Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kepada kita semua jalan yang
lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna dan menjadi anugrah terbesar
bagi seluruh alam semesta.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................. 1
C. Tujuan Masalah..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................
B. Saran...................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Inu Kencana Syafiie, Pengantar Ilmu Pemerintahan, Jakarta, Refika Aditama, 2010 hlm. 11.
1
Berdasarkan Pasal 18 Ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi atas daerah-
daerah provinsi dan daerah provinsi dibagi atas kabupaten dan kota. Daerah
provinsi, kabupaten dan kota mempunyai pemerintah daerah yang diatur dengan
Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
berkedudukan sebagai wakil pemerintah pusat di wilayah provinsi yang
bersangkutan, dalam pengertian untuk menjembatani dan memperpendek rentang
kendali pelaksanaan tugas dan fungsi pemerintah termasuk dalam pembinaan dan
pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan pemerintahan pada strata
pemerintahan kabupaten dan kota. Dalam kedudukannya sebagai wakil
pemerintahan pusat, gubernur bertanggug jawab kepada Presiden.
4
1. Taat pada peraturan perundang-undangan, dengan maksud bahwa
pengelolaan keuangan daerah harus berpedoman pada peraturan
perundang-undangan.
2. Efektif, merupakan pencapaian hasil program dengan target yang telah
ditetapkan, yaitu dengan cara membandingkan keluaran dengan hasil.
3. Efisien, merupakan pencapaian keluaran yang maksimum dengan masukan
tertentu atau penggunaan masukan terendah untuk mencapai keluaran
tertentu.
4. Ekonomis, merupakan pemerolehan masukan dengan kualitas dan
kuantitas tertentu pada tingkat harga terendah.
5. Transparan, merupakan prinsip keterbukaan ynag memungkinkan
masyarakat untuk mengetahui dan mendapatkan akses informasi seluas-
luasnya tentang keuangan daerah.
6. Bertanggung jawab, marupakan wujud dari kewajiban seseorang untuk
mempertanggungjawabkan pengelolaan dan pengendalian sumber daya
dan pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepadanya dalam rangka
pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
7. Keadilan, adalah keseimbangan distribusi kewenangan dan pendanaannya
dan/keseimbangan distribusi hak dan kewajiban berdasarkan pertimbangan
yang objektif.
8. Kepatutan, adalah tindakan atau suatu sikap yang dilakukan dengan wajar
dan proporsional.
9. Manfaat, maksudnya keuangan daerah diutamakan untuk pemenuhan
kebutuhan masayarakat.
5
1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.
2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.
3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketentraman masyarakat.
4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.
5. Penanganan bidang kesehatan.
6. Penyelenggaraan pendidikan.
7. Penanggulangan masalah sosial.
8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan.
9. Fasilitas pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah.
10. Pengendalian lingkungan hidup.
11. Pelayanan pertanahan.
6
7. Menyediakan fasilitas sosial dan fasilitas umum yang layak.
8. Mengembangkan sistem jaminan sosial.
9. Menyusun perencanaan dan tata ruang daerah.
10. Mengembangkan sumber daya produktif di daerah.
11. Melestarikan lingkungan hidup.
12. Mengelola administrasi kependudukan.
13. Melestarikan nilai sosial budaya.
14. Membentuk dan menerapkan peraturan perundang-undangan sesuai
dengan kewenangannya.
Kewenangan pemerintah daerah dalam pelaksanaan otonomi daerah
dilaksanakan secara luas, utuh, dan bulat yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian, dan evaluasi pada semua aspek pemerintahan.
Indikator untuk menentukan serta menunjukkan bahwa pelaksanaan kewenangan
tersebut berjalan dengan baik, dapat diukur dari 3 tiga indikasi berikut.
1. Terjaminnya keseimbangan pembangunan di wilayah Indonesia, baik
berskala lokal maupun nasional.
2. Terjangkaunya pelayanan pemerintah bagi seluruh penduduk Indonesia
secara adil dan merata.
3. Tersedianya pelayanan pemerintah yang lebih efektif dan efisien.
Sebaliknya, tolok ukur yang dipakai untuk merealisasikan ketiga indikator di
atas, aparat pemeritah pusat dan daerah diharapkan memiliki sikap kapabilitas
(kemampuan aparatur), integritas (mentalitas), akseptabilitas (penerimaan), dan
akuntabilitas ( kepercayaan dan tanggung jawab).
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah yaitu membebaskan
pemerintah pusat dari berbagai beban dan menangani urusan suatu daerah yang
bisa diserahkan kepada pemerintah daerah. Pemerintah pusat diharapkan lebih
mampu berkonsentrasi dalam perumusan kebijakan makro atau luas yang sifatnya
umum dan lebih mendasar, juga dengan adanya desentralisasi daerah dapat
mengalami proses pemberdayaan yang lebih optimal. Sehingga kemampuan
7
prakarsa dan kreativitas pemerintah daerah akan terpacu, dan dalam mengatasi
masalah yang terjadi di daerahnya semakin kuat.2
Asas kepastian hukum memilki dua aspek, yang satu lebih bersifat hukum
material, yang lain bersifat formal. Aspek hukum material terkait erat dengan asas
kepercayaan. Dalam banyak keadaan asas kepastian hukum menghalangi badan
pemerintahan untuk menarik kembali suatu keputusan atau mengubahnya untuk
kerugian yang berkepentingan. Dengan kata lain, asas ini menghendaki
dihormatinya hak yang telah diperoleh seseorang berdasarkan suatu keputusan
pemerintah, meskipun keputusan itu salah. Jadi demi kepastian hukum, setiap
keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah tidak untuk dicabut kembali.
Adapun aspek yang bersifat formal dari asas kepastian hukum membawa serta
ketetapan yang memberatkan dan ketentuan yang terkait pada ketetapan-ketetapan
yang menguntungkan, harus disusun dengan kata-kata yang jelas. Asas kepastian
hukum memberi hak kepada yang berkepentingan untuk mengetahui dengan tepat
apa yang dikehendaki dari padanya. Unsur ini memegang peran misalnya pada
2
Kedudukan dan Peran Pemerintah Daerah, Tersedia pada:
https://www.mikirbae.com/2015/11/kedudukan-dan-peran-pemerintah-daerah.html, 13
Oktober 2021, 10:40 WIB
3
Siswanto Sunarno, Hukum Pemerintahan Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta 2012, hal 34.
8
pemberian kuasa surat-surat perintah secara tepat dan tidak mungkin adanya
berbagai tafsiran yang dituju harus dapat terlihat, kewajiban-kewajiban apa yang
dibebankan kepadanya.
9
Jadi hukum tidak terkait dengan batas-batas wilayah suatu negara. Asas ini
diperlukan untuk masyarakat bahwa peristiwa yang menjadi beban untuk
masyarakat setempat itu untuk kepentingan bersama untuk mengatur dan
melindungi setiap peristiwa yang sudah terjadi. Tujuan asas kepentingan umum
adalah untuk mewujudkan suatu ketertiban, keamanan, dan kenyamanan seluruh
masyarakat untuk bisa menjadi warga negara yang baik. Penggunaan prinsip dari
asas kepentingan umum ini adalah ingin memberika suatu apresiasi kepada
masyarakat untuk menjalankan hukum yang sudah diberikan oleh suatu negara itu
sendiri. Dan juga asas ini memiliki arti mendahulukan kesejahteraan umum
dengan cara aspiratif, akomodatif, dan selektif.
Asas efektifitas, adalah asas yang berorientasi pada tujuan yang tepat guna dan
berdaya guna, definis dari kata efektif adalah pencapaian atau pemilihan tujuan
yang tepat dari beberapa alternatif lainnya. Jadi, jika suatu kegiatan atau pekerjaan
bisa selesai dengan pemilihan cara-cara yang sudah ditentukan, maka cara tersebut
adalah benar atau efektif. Asas efisiensi, adalah asas yang berorientasi pada
minimalisasi penggunaan sumber daya untuk mencapai hasil kerja yang terbaik,
efisiensi juga merupakan suatu ukuran keberhasilan yang dinilai dari segi
besarnya sumber/biaya untuk mencapai hasil dari kegiatan yang dijalankan.
4
Hanafi Nurcholis, Teori dan Praktek Pemberitaan dan Otonomi Daerah, PT. Grasindo, Jakarta
2005, hal 4.
10
Asas desentraliasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh
pemerintah pusat kepada daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan dalam sistem kesatuan RI. Desentralisasi dibedakan menjadi dua,
desentralisasi teritorial (territorial decentralisatie) yaitu penyerahan kekuasaan
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri (autonomie) batas
pengaturannya adalah daerah. Desentralisasi teritorial mengakibatkan adanya
otonomi pada daerah yang menerima penyerahan. Dan desentralisasi fungsional
(funcionale decentralisatie) yaitu pemilihan kekuasaan untuk mengatur dan
mengurus fungsi tertentu. Batas pengaturan tersebut adalah jenis fungsi. 5
5
Ibid, halaman 6
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
13