Anda di halaman 1dari 12

Makalah

Otonomi Daerah Istimewa


Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Terstruktur dalam Mata Kuliah
Sosiologi Hukum

Disusun Oleh : Kelompok 9


YAGI FIRMAN SYAH (1910101012)
NINA (1910101023)
ZALMAN (1910101013)

LOKAL : HKI 6B

Dosen Pengampu :
LIVIA SIKMON PUTRA, M.H

JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM


FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KERINCI
2022 M

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim, Wb
Alhamdulillah, Puji beserta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah tepat pada waktunya. Shalawat serta
salam semoga tercurah limpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Makalah ini berisikan
tentang penjelasan” Otonomi Daerah Istimewa”
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini .
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir . Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita . Amin .

Sungai Penuh, Mei 2022

i
2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................


DAFTAR ISI......................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah..................................................................................
C. Tujuan Masalah......................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Otonomi Daerah...................................................................
B. Sejarah Otonomi Daerah di Indonesia....................................................
C. Hakikat Otonomi Daerah.......................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

ii
3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan negara kepualauan yang terletak di posisi strategis dengan dua
lautan yang mengelilinginya. Hal ini turut mempengaruhi mekanisme pemerintahan di
Indonesia, dimana sulitnya koordinasi pemerintah pusan dengan pemerintah daerah. Hal
ini pula yang mendorong akan terwujudnya suatu sistem pemerintahan yang efisien dan
mandiri untuk memudahkan koordinasi antara kedua belah pihak tersebut.
Hal ini juga bertujuan untuk tetap menjaga keutuhan negara Indonesia mengingat
banyaknya ancaman yang menghadang bangsa Indonesia. Diantaranya yaitu munculnya
beberapa daerah yang ingin memisahkan diri dengan negara Indonesiauntuk mngatur
kehidupannya secara mandiri. Disinilah peran pemerintah daerah untuk mengatur dan
mengelola daerah yang jauh dari jangkauan pemerintah pusat agar tidak terjadi
pengabaian sumber daya dan potensi yang ada. Maka dibentuklah suatu sistem yang
dinamakan otonomi daerah oleh pemerintah.
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang diatas, dapat diambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1.     Jelaskan apa yang di maksud otonomi daerah ?
2.    Bagaimanakah sejarah otonomi daerah di Indonesia ?
3.    Apa hakikat otonomi daerah ?

C. Tujuan Masalah
Manfaat di buatnya makalah ini bagi kami selaku penyusun adalah selain untuk
memenuhi nilai bidang study Prakarya juga dapat menambah wawasan dan pengetahuan
kami. Bagi masyarakat luas, semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan yang
positif.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian otonomi daerah
Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Secara harfiah,
otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomi
berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan namos berarti aturan atau
undang-undang, sehingga dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri
atau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.
Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum,
juga sebagai implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara
memberikan daerah kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab,
terutama dalam mengatur, memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang
ada di daerah masing-masing
Adapun itu , Pengertian Otonomi Daerah Menurut Definisi Para Ahli adalah
sebgai berikut :
• Menurut UU No. 32 Tahun 2004 : Pengertian otonomi daerah menurut
UU No. 32 Tahun 2004 adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Menurut Kamus Hukum dan Glosarium Otonomi Daerah :Pengertian
otonomi daerah menurut kamus hukum dan glosarium otonomi daerah adalah
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
• Menurut Encyclopedia of Social Scince : Pengertian otonomi daerah
menurut Encyclopedia of social scince adalah hak sebuah organisasi sosial untuk
mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktualnya.
• Menurut Pendapat Para Ahli : Pengertian otonomi daerah menurut
pendapat para ahli adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas daerah
tertentu berwenang mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat menurut

2
prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam ikatan NKRI.
• Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia : Pengertian otonomi daerah
menurut kamus besar bahasa indonesia adalah hak, wewenang dan kewajiban daerah
untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
• F. Sugeng Istianto Otonomi daerah merupakan sebuah Hhk dan
wewenang guna untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
• Ateng Syarifuddin Otonomi memiliki makna kebebasan atau
kemandirian namun bukan kemerdekaan melainkan hanya sebuah kebebasan yang
terbatas atau kemandirian itu terwujud sebagai suatu pemberian kesempatan yang harus
mampu dipertanggungjawabkan.
• Syarif Saleh Otonomi daerah merupakan hak mengatur serta
memerintah daerah sendiri dimana hak tersebut adalah hak yang diperoleh dari
pemerintah pusat.
• Kansil Otonomi daerah adalah hak, wewenang, serta kewajiban daerah
guna untuk mengatur serta mengurus rumah tangganya atau daerahnya sendiri sesuai
perundang-undangan yang masih berlaku.
• Widjaja Otonomi daerah merupakan salah satu bentuk dari
desentralisasi pemerintahan yang dasarnya ditujukan guna untuk memenuhi
kepentingan bangsa secara menyeluruh, merupakan suatu upaya yang lebih
mendekatkan berbagai tujuan penyelenggaraan pemerintahan sehingga dapat
mewujudkan cita-cita masyarakat yang adil dan makmur..

B. Sejarah otonomi daerah di indonesia


Peraturan perundang-undanag yang pertama kali menagtur tentang pemerintahan
daerah pasca proklamasi kemerdekaan adalah UU Nomor 1 tahun 1945. Undang-undang
ini merupakan hasil dari berbagai pertimbangan tentang sejarah pemerintahan di masa
kerajaan dan masa pemerintahan kolonialisme. Namun undang-undang ini belum
mengatur tentang desentralisasi dan hanya menekankan pada aspek cita-cita kedaulatan
rakyat melalui pembentukan badan perwakilan rakyat daerah.
Undang-undang tersebut diganti oleh UU nomor 22 tahun 1948 yang berfokus pada
pengaturan susunan pemerintahan daerah yang demokratis. Undang-undang ini
menetapkan dua jenis daerah otonom dan tiga tingkatan daerah otonom.

3
Perjalanan sejarah otonomi Indonesia selanjutnya ditandai dengan munculnya UU
nomor 1 tahun 1957 yang menjadi peraturan tunggal pertama yang berlaku seragam untuk
seluruh Indonesia. Selanjutnya UU nomor 18 tahun 1965 yang menganut sistem otonomi
yang riil dan seluas-luasnya. Kemudian disusul dengan munculnya UU nomor 5 tahun
1974 yang menganut sistem otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Hal ini karena
sistem otonomi yang sebelumnya dianggap memiliki kecenderungan pemikiran yang
dapat membahayakan keutuhan NKRI serta tidak serasi denagn maksud dan tujuan
pemberian otonomi kepada daerah.
UU yang terakhir ini berumur paling panjang, yaitu 25 tahun yang kemudian
digantikan dengan UU nomor 22 tahun 1999 pasca reformasi. Hal ini tidak terlepas dari
perkembangan situasi yang terjadi pada masa itu. Berdasarkan kehendak reformasi saat
itu, Sidang Istimewa MPR Nomor XV/MPR/1998 tentang penyelenggaraan otonomi
daerah; pengaturan, pembagian, dan pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan
serta peimbangan keuanagn pusat dan daerah dalam kerangka NKRI. Selain itu, hasil
amandemen MPR RI pada pasal 18 UUD 1945 dalam perubahan kedua, yang secara tegas
dan eksplisit menyebutkan bahwa negara Indonesia memakai prinsip otonomi dan
desentralisasi kekuatan politik juga semakin memberikan tempat kepada otonomi daerah
di tempatnya.
Tiga tahun setelah implementasi UU No. 22 tahun 1999, pemerintah melakukan
peninjauan dan revisi terhadap undang-undang yang berakhir pada lahirnya UU No. 32
tahun 2004 yang juga mengatur tentang pemerintah daerah yang berlaku hingga sekarang.

C. HAKIKAT OTONOMI DAERAH


Otonomi daerah dalam arti sempit adalah mandiri. Sedangkan dalam arti luas diartikan
sebagai berdaya. Dengan demikian, otonomi daerah berarti kemandirian suatu daerah
dalam kaitan pembuatan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya
sendiri. Otonomi daerah merupakan rangkaian upaya program pembangunan daerah
dalam tercapainya tujuan pembangunan nasional. Untuk itu, keberhasilan peningkatan
otonomi daerah tidak terlepas dari kemampuan aparat pemerintah pusat dan sumber daya
manusia (SDM) dalam tugasnya sebagai perumus kebijakan nasional.
Otonomi daerah dapat diartikan juga sebagai kewajiban yang diberikan kepada daerah
otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan
masyarkat setempat menurut aspirasi masyarakat untuk meningkatkan daya guna dan

4
hasil guna penyelenggaraan pemerintahan dalam rangka pelayanan terhadap masyarkat
dan pelaksanaan pembangunan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Berdasarkan pengertian-pengertian otonomi daerah tersebut dapat disimpulkan
bahwa hakikat otonomi daerah adalah sebagai berikut :
• Daerah memiliki hak untuk mengatur dan mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri, baik, jumlah, macam, maupun bentuk pelayanan
masyarakat yang sesuai kebutuhan daerah masing-masing.
• Daerah memiliki wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangganya sendiri, baik kewenangan mengatur maupun mengurus rumah tangga
pemerintahan sendiri sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
Menurut Ateng Syarifuddin, otonomi mempunyai makna kebebasan atau
kemandirian tetapi bukan kemerdekaan. Kebebasan yang terbatas atau
kemandirian itu terwujud oleh pemberian kesempatan yang harus
dipertanggungjawabkan. Sedangkan menurut Vincent Lemius, otonomi daerah
adalah kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat suatu keputusan
politik maupun administrasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di
dalam otonomi daerah terdapat kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah
untuk menentukan apa yang menjadi kebutuhan daerah. Namun apa yang menjadi
kebutuhan daerah tersebut harus senantiasa disesuaikan dengan kepentingan
nasional sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan perundang-undangan
yang lebih tinggi.
Otonomi daerah memiliki hubungan yang erat dengan desentralisasi, yaitu
penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Sedangkan otonomi daerah merupakan hak,
wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan
peraturan perundang-undangan. Hubungan erat antar pemerintah pusat dengan
pemerintah daerah harus serasi sehingga akan dapat mewujudkan tujuan yang
ingun dicapai.

Berikut beberapa pengertian konsep otonomi daerah sebagaimana tercantum


dalam UU Nomor 32 Th. 2004 Bab I Pasal 1:

5
1. Pemerintah pusat, selanjutnya disebut pemerintah adalah presiden RI yang
memegang kekuasaan pemerintah negara RI sebagaimana tercantum dalam UUD
45.
2. Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh
pemerintah daerah dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan
dengan prinsip otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip kesatuan NKRI
sebagaimana dimaksud dalam UUD Tahun 1945.
3. Pemerintah daerah adalah Gubernur, Bupati, atau Wali Kota, dan perangkat
daerah sebagai unsur penyelenggaraan pemerintah daerah.
4. DPRD adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara
pemerintah daerah.
5. Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonomi untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
6. Daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dan
kepentingan masyarakat setempat menurut prakasa sendiri berdasarkan aspirasi
masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan RI.
7. Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan dalam
sistem negara Kesatuan Republik Indonesia.
8. Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah
kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau kepada instansi vertikal di
wilayah itu.
9. Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada daerah dan/atau
desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan/atau desa serta dari
pemerintah kabupaten/atau kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.
10. Peraturan daerah selanjutnya disebut perda adalah peraturan daerah provinsi
dan/atau peraturan daerah kabupaten/kota.
11. Peraturan kepala daerah adalah peraturan gubernur dan/atau peraturan
Bupati/Walikota.
12. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah
yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

6
setempat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintah NKRI.
13. Perimbangan keuangan antara pemerintah dan pemerintah daerah adalah
suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis,
transparan, dan bertanggungjawab dalam rangka pendanaan penyelenggaraan
desentralisasi dengan mempertimbangkan potensi, kondisi dan kebutuhan daerah
serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi dan tugas pembantuan.
14. Anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) adalah rencana keuangan
tahunan pemerintahan daerah yang ditetapkan dengan peraturan daerah.
15. Pendapatan daerah adalah semua hak daerah yang diakui sebagai penambah
nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan.
16. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah yang diakui sebagai
pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan.
17. Pembiayaan adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan
maupun pada tahun anggaran berikutnya.
18. Pinjaman daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah
menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak
lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.
19. Kawasan khusus adalah bagian wilayah dalam provinsi dan/atau
kabupaten/kota yang ditetapkan oleh pemerintah untuk menyelenggarakan
fungsi-fungsi pemerintahan yang bersifat khusus bagi kepentingan nasional.

7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah dalam arti sempit adalah mandiri. Sedangkan dalam arti luas
diartikan sebagai berdaya. Dengan demikian, otonomi daerah berarti kemandirian suatu
daerah dalam kaitan pembuatan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya
sendiri. Hubungan erat antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah harus serasi
sehingga akan dapat mewujudkan tujuan yang ingun dicapai.
Otonomi daearh memiliki visi dalam tiga ruang lingkup yaitu politik, ekonomi dan
sosial budaya. Hal ini mengingat bahwa tiga aspek inilah yang menjadi perhatian yang
cukup urgen dalam pembangunan daerah.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://www.artikelsiana.com/2015/06/pengertian-otonomi-daerah-tujuan-asas.html

http://woocara.blogspot.co.id/2015/10/pengertian-otonomi-daerah-dasar-hukum-prinsip-
asas-dan-tujuan-otonomi-daerah.html

http://menulis-makalah.blogspot.co.id/2015/11/makalah-otonomi-daerah-pengertian.html

http://riantoivansky.blogspot.co.id/2012/11/makalah-otonomi-daerah.html

Anda mungkin juga menyukai