Dosen Pengampu :
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya,
Karena berkatrahmat serta hidayah-Nya penulis berhasil menyelesaikan karya yang
berjudul Otonomi Daerah dalam Kerangka NKRI". Adapun Makalah ini diajukan
guna memenuhi tugas matakuliah Pendidikan Kewarganearaan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I .............................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
BAB II .............................................................................................................. 3
PEMBAHASAN .............................................................................................. 3
PENUTUP ........................................................................................................ 8
A. Kesimpulan .................................................................................... 8
B. Saran ............................................................................................... 8
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Secara harfiah, otonomi daerah berasal dari kata otonomi dan daerah. Dalam
bahasa Yunani, otonomi berasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri
dan namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai
kewenangan untuk mengatur sendiri atau kewenangan untuk membuat aturan
guna mengurus rumah tangga sendiri. Sedangkan daerah adalah kesatuan
masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.1
1 Syaukani dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, cet.VIII (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 209
2 Syaukani, dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 77
3
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintah oleh Pemerintah
kepada Daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dekonsentrasi adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah pusat kepada
Gubernur sebagai Wakil Pemerintah dan/atau perangkat pusat di daerah
3 Syaukani, dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 78
4
sejarah pemerintahan di masa kerajaan dan masa pemerintahan kolonialisme.
Namun undang-undang ini belum mengatur tentang desentralisasi dan hanya
menekankan pada aspek cita-cita kedaulatan rakyat melalui pembentukan badan
perwakilan rakyat daerah.
UU yang terakhir ini berumur paling panjang, yaitu 25 tahun yang kemudian
digantikan dengan UU nomor 22 tahun 1999 pasca reformasi. Hal ini tidak
terlepas dari perkembangan situasi yang terjadi pada masa itu. Berdasarkan
kehendak reformasi saat itu, Sidang Istimewa MPR Nomor XV/MPR/1998
tentang penyelenggaraan otonomi daerah; pengaturan, pembagian, dan
pemanfaatan sumber daya nasional yang berkeadilan serta peimbangan
keuanagn pusat dan daerah dalam kerangka NKRI. Selain itu, hasil amandemen
MPR RI pada pasal 18 UUD 1945 dalam perubahan kedua, yang secara tegas
dan eksplisit menyebutkan bahwa negara Indonesia memakai prinsip otonomi
dan desentralisasi kekuatan politik juga semakin memberikan tempat kepada
otonomi daerah di tempatnya.
4 Sava Lova, Pengeritan dan Sejarah Otonomi Daerah , diunggah pada 11/10/2015 pukul 13.00 Wib, dan diakses pada 12/09/2018 pukul
17.00 Wib
5
C. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Otonomi Daerah
5 Sakinah Nadir, Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa: Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa, (Jurnal PFDF: Jurnal Politik
6
12. Melancarkan penyerahan dana dan daya masyarakat di daerah terutama
dalam bidang perekonomian.6
6 Sakinah Nadir, Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa: Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa, (Jurnal PFDF: Jurnal Politik
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Otonomi daerah dalam arti sempit adalah mandiri. Sedangkan dalam arti
luas diartikan sebagai berdaya. Dengan demikian, otonomi daerah berarti
kemandirian suatu daerah dalam kaitan pembuatan pengambilan keputusan
mengenai kepentingan daerahnya sendiri. Hubungan erat antar pemerintah pusat
dengan pemerintah daerah harus serasi sehingga akan dapat mewujudkan tujuan
yang ingun dicapai.
B. Saran
8
DAFTAR PUSTAKA
Syaukani dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, cet.VIII (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 209.
Syaukani, dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 77.
Syaukani, dkk, Otonomi Daerah Dalam Negara Kesatuan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), h. 78.
Sava Lova, Pengeritan dan Sejarah Otonomi Daerah , diunggah pada 11/10/2015 pukul 13.00 Wib, dan diakses pada
12/09/2018 pukul 17.00 Wib.
Sakinah Nadir, Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa: Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa, (Jurnal PFDF: Jurnal
Politik ProfetikVolume 1 Nomor1 Tahun 2013).
Sakinah Nadir, Otonomi Daerah Dan Desentralisasi Desa: Menuju Pemberdayaan Masyarakat Desa, (Jurnal PFDF: Jurnal
Politik ProfetikVolume 1 Nomor1 Tahun 2013).