Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
terselesaikannya makalah kami yang berjudul ”Prospek Otonomi Daerah terhadap
Pembangunan Jiwa Nasionalisme”. Makalah ini kami buat untuk memenuhi Tugas
Terstuktur Mata Kuliah NI (National Ideology), selain itu kami juga mengharapkan
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca sebagai tambahan pengetahuan tentang
Prospek Otonomi Daerah terhadap Pembangunan Jiwa Nasionalisme bangsa
Indonesia.
Kami selaku penyusun makalah ini ingin mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak yang telah ikut berperan serta dalam penyelesaian makalah ini. Tidak
lupa kami juga berterima kasih kepada Dosen Mata Kuliah NI (National Ideology)
yang telah membantu kami dalam penyusunan makalah ini.
Akhir kata kami ingin memohon maaf apabila dalam makalah ini terdapat
kata-kata yang kurang berkenan di hati para pembaca sekalian serta apabila makalah
ini kurang sempurna karena ada pepatah mengatakan “Tak Ada Gading yang Tak
Retak”. Selamat membaca.
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari otonomi daerah dan nasionalisme.
2. Mengetahui otonomi daerah saat ini.
3. Mengetahui otonomi daerah dan prospeknya di masa mendatang.
4. Mengetahui bagaimana nasionalisme saat ini.
5. Mengetahui dampak apa saja yang ditimbulkan oleh otonomi daerah.
6. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh pada otonomi daerah dan
hubungannnya dengan jiwa nasionalisme.
7. Mengetahui hubungan otonomi daerah dengan pembangunan jiwa
nasionalisme.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Menurut Sarundajang (1998) otonomi (autonomy) berasal dari bahasa Yunani,
auto berarti sendiri dan namous berarti hukum atau peraturan. Menurut Encyclopedia
of social science, otonomi dalam pengertian orisinal adalah the legal self
sufficientcyof sociall body an is actual independence. Sedangkan menurut Undang-
Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang pemerintah daerah, otonomi daerah diartikan
sebagai kewenangan daerah otonomi untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Nasionalisme memiliki banyak arti, tergantung dari penekanan dan sudut
pandang yang dipakai. Nasionalisme dapat diartikan kesadaran diri suatu bangsa.
Nasionalisme berkaitan dengan gagasan dan sentimen terhadap identitas nasional
bersamaan dengan identitas seperti agama, suku, kelas, gender, dan lain-lain.
Nasionalisme juga merupakan gerakan untuk meraih dan memelihara otonomi kohesi
dan individualitas bagi suatu kelompok.
Jika kita tinjau lebih jauh penerapan kebijakan otonomi daerah atau
desentralisasi sekarang ini, cukup memberikan dampak positif bagi perkembangan
bangsa indonesia. Dengan adanya otonomi daerah ini pemerintahan daerah diberi
wewenang dan tanggung jawab untuk mengatur daerahnya, karena dinilai
pemerintahan daerah lebih mengetahui kondisi daerahnya masing-masing. Disamping
itu dengan diterapkannya sistem desentralisasi diharapkan biaya birokrasi yang lebih
efisien. Hal ini merupakan beberapa pertimbangan mengapa otonomi daerah harus
dilakukan.
Dalam setiap kebijakan atau keputusan yang diambil pasti ada sisi positif dan
sisi negatifnya. Begitu juga dengan penerapan sistem desentaralisasi ini, memiliki
beberapa kelemahan dan kelebihan. Secara terperinci mengenai dampak dampak
positif dan negatif dari otonomi daerah dapat di uraikan sebagai berikut :
Segi Ekonomi
Dari artikel diatas telah jelas betapa perlunya suatu otonomi daerah dilakukan,
masyarakat merindukan adanya suatu kemandirian yang diberikan kepada mereka
untuk merusaha mengembangkan sumber daya alam yang mereka miliki, karena
mereka lebih mengetahui hal-hal apa saja yang terbaik bagi mereka.
Letak wilayah secara geografis memiliki pengaruh yang sangat kuat terhadap
perkembangan wilayah baik dari segi ekonomi, budaya, social, politik dan fisikal.
Letak geografis memiliki pengaruh pula terhadap letak strategis wilayah dalam
pelbagai aspek kehidupan. Kedudukan strategis wilayah yang bersangkutan dan
dapat menjadikan wilayah tersebut sebagai salah satu pasar produksi pembangunan
baik sektoral maupun non-sektoral dan bahkan mungkin dapat menjadi salah satu
produsen handal yang mampu memasok terhadap daerah lain disekitarnya, dengan
demikian kedudukan geografi memiliki peran yang penting dan dapat menjadi factor
pengaruha yang sangat kuat terhadap perkembangan wilayah yang bersangkutan dan
sekitarnya. Disamping itu, dengan letak geografi tersebut dapat dijadikan sebagai
dasar “setting” terhadap kegiatan yang prospektif dimasa depan termasuk penentuan
pola konservasi dan preservasi serta pola eksploatasinya. Rancangan yang
didasarkan pada letak geografis akan mampu memberikan hasil yang optimal
termasuk dapat mengakomodasi terhadap jiwa rancangan pembangunan daerah yang
searah (compatible) dengan Undang-Undang tentang otonomi daerah dan tata
lingkungannya, sehingga dalam pemanfaatan setiap sumberdaya perlu senantiasa
mempertimbangkan “where, what, when, why, how and by whom”?.
Peningkatan jumlah penduduk Indonesia dimasa yang akan datang disatu sisi
merupakan salah satu modal dasar pembangunan nasional, sedangkan disisi lain akan
merupakan masalah, hal ini akan besar pengaruhnya terhadap laju dan
kecenderungan pembangunan regional. Sumberdaya daerah akan menanggung beban
yang lebih besar dalam rangka menyediakan lingkunan hidup yang berkualitas baik.
Proyek pembangunan regional dan bersifat lintas administratif yang pada saat ini
sedang dilaksanakan, dibangun dengan kesadaran penuh, akan pentingnya kualitas
lingkungan hidup, oleh sebab itu, salah satu indikatobr yang akan dipergunakan
dalam mengukur kinerja pengelolaan sumberdaya daerah adalah neraca sumberdaya
daerah.
Pembangunan daerah dan regional sebagai bagian dari pembangunan nasional perlu
diselaraskan dan dilaksanakan secara terpadu dengan pembangunan sektor lain dan
pembangunan daerah secara holistik. Namun demikian, mengingat bahwa
sumberdaya alam sebagai sistem penyanggga kehidupan yang memiliki kedudukan,
fungsi dan peran yang sangat penting bagi hidup dan kehidupan, maka pembangunan
sektor lain yang menyebabkan perubahan peruntukan dan pemanfaatan sumberdaya
yang berdampak penting, bercakupan luas, atau bernilai strategis, harus dilakukan
secara cermat dan koordinatif .
Faktor Kesenjangan
Ekses tersebut tidak jarang menimbulkan kerawanan sosial yang berdampak negatif
terhadap pengelolaan sumberdaya. Oleh karena itu perlu diusahakan terlaksananya
keterlibatan masyarakat di daerah dalam setiap pelaksanaan pembangunan daerah
melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pembangunan kelembagaan yang
mendukung.
2. Faktor Eksternal
Dalam rangka memenuhi kebutuhan akan peningkatan pelayanan yang layak maka
sudah waktunya apabila IPTEK yang semula hanya sebagai pendukung
pembangunan, dimasa yang akan datang harus dapat berfungsi sebagai penggerak
perkembangan pembangunan daerah dan regional.
1
SARA: Suku, Agama, Ras dan Budaya
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
1. Cristanto, Joko. Otonomi Daerah dan Skenario Indonesia 2010 dalam Konteks
Pembangunan Daerah dengan Pendekatan Kewilayahan (Regional Development
Approach). http://www.rudytc.com/PPS702-ipd/03112/joko_cristanto.htm.
Diakses tanggal 08 Oktober 2009. Pukul 18.00.
2. Jadid, Ruhul. 2008. Dampak Positif dan Negatif Otonomi Daerah
Terhadap Kemajuan Bangsa Indonesia.
http://majidbsz.wordpress.com/2008/06/30/dampak-positif-dan-negatif-
otonomi-daerah-terhadap-kemajuan-bangsa-indonesia-dilihat/. Diakses
tanggal 9 Oktober 2009. Pukul 10.00.
3. Galih, Joko. 2009. Analisis Nasionalisme Negara Bangsa dan
Kewarganegaraan dan Pemikiran Kewarganegaraan Indonesia Dalam
Sidang BPUPKI dan UUD1. http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-
makalah-tentang/analisis-nasionalisme-negara-bangsa-dan-
kewarganegaraan-dan-pemikiran-. Diakses tanggal 8 Oktober 2009. Pukul
18.00.
4. Ali, Fachry. 2008. Dunia Masyarakat Tanpa Peta : Rakyat, Nasionalisme,
dan Globalisasi . http://www.setneg.go.id/index.php?
option=com_content&task=view&id=1684&Itemid=195. Diakses tanggal
8 Oktober 2009. Pukul 18.00.