DISUSUN OLEH
KELOMPOK 4 :
ROSDIANA
USNA CAHYANI
FIPKI ADRIAN SARANDI
ADE MULTISARI
TP:2021/2022
1
KATA PENGANTAR
KELOMPOK 4
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. .i
KATA PENGANTAR.............................................. ..............................................ii
DAFTAR ISI .............................................................................. ...........................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN
A. Perengertian Otonomi Daerah.............................................................................6
B. Penerapan Otonomi Daerah.................................................................................7
D. Tujuan Otonomi Daerah......................................................................................8
E. Manfaat Otonomi Daerah....................................................................................9
F. Prinsip Otonomi Daerah......................................................................................9
G. Asas Otonomi Daerah.......................................................................................10
H. Pengertian Good Governance............................................................................13
F. Prinsip Good Governance..................................................................................14
G. Penerapan Good Governance............................................................................16
H. Hal-hal yang mempengaruhi Good Governance...............................................17
3
KATA PENGANTAR
Pertama-tama mari kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah swt.
Karena atas rahmatnya dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas ini
dengan tepat waktu. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada junjungan kita,
habibana wa nabyana Muhammad saw. kepada para sahabatnya, keluarganya dan
para pengikutnya hingga akhir zaman. Kami berterimakasih kepada semua pihak
yang telah mendukung tugas ini. Khususnya, kepada Dosen Bu AD .
Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata
kulyah kewarganegaraan. Melalui kata pengantar ini kelompok kami, juga
meminta maaf dan harap maklum apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
maupun kekurangan materi dalam makalah observasi ini. .
Tiada gading yang tak retak. Dari peribahasa itu, kami menyadari laporan
ini bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik
dalam hal isi maupun sistematika dan teknik penulisan. Oleh karena itu, kami
meminta maaf atas semua kesalahan. Akhir kata, semoga laporan ini bisa
memberikan manfaat bagi para pembaca.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Otonomi Daerah-Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut
sistem otonomi daerah dalam pelaksanaan pemerintahannya. Otonomi daerah
merupakan bagian dari desentralisasi. Dengan adanya otonomi daerah, daerah
mempunyai hak serta kewajiban untuk mengatur daerahnya sendiri tetapi masih
tetap dikontrol oleh pemerintah pusat serta sesuai dengan undang-
undang.Penerapan (Pelaksanaan) otonomi daerah di Indonesia menjadi titik fokus
penting dalam memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah
bisa disesuaikan oleh pemerintah daerah dengan potensi dan ciri khas daerah
masing-masing.
Good Governance adalah suatu peyelegaraan manajemen pembangunan
yang solid dan bertanggung jawab yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan
pasar yang efisien, penghindaran salah alokasi dana investasi dan pencegahan
korupsi baik secara politik maupun secara administratif menjalankan disiplin
anggaran serta penciptaan legal dan politican framework bagi tumbuhnya aktifitas
usaha.
Good governance pada dasarnya adalah suatu konsep yang mengacu kepada
proses pencapaian keputusan dan pelaksanaannya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara bersama. Sebagai suatu konsensus yang dicapai
oleh pemerintah, warga negara, dan sektor swasta bagi penyelenggaraan
pemerintahaan dalam suatu negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Otonomi Daerah itu sendiri?
2. Apa saja dasar hukum otonomi daerah?
3. Bagaimana penerapan otonomi daerah?
4. Apa tujuan otonomi daerah?
5
5. Apa manfaat otonomi daerah?
6. Bagaimana prinsip otonomi daerah?
7. Apa saja asas otonomi daerah?
8. Apasaja peraturan tentang otonomi daerah?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui :
1. Pengertian Otonomi Daerah
2. Dasar hukum Otonomi Daerah
3. Penerapan Otonomi Daerah
4. Tujuan Otonomi Daerah
5. Manfaat Otonomi Daerah
6. Prinsip Otonomi Daerah
7. Asas Otonomi Daerah
8. Peraturan tentang Otonomi Daerah
6
BAB II
PEMBAHASAN
“OTONOMI DAERAH “
2.1 Pengertian Otonomi Daerah
Secara etimologi (harfiah), otonomi daerahberasal dari 2 kata yaitu
"otonom" dan daerah". Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata
"autos" yang berarti sendiri dan "namos" yang berarti aturan. Sehingga otonom
dapat diartikan sebagai mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Sedangkan
daerah yaitu kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah.
Jadi, otonomi daerah dapat diartikan sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri
kepentingan suatu masyarakat atau kewenangan untuk membuat aturan guna
mengurus daerahnya sendiri.Menurut F. Sugeng Istianto: Otonomi Daerah adalah
sebuah hak dan wewenang untuk mengatur serta mengurus rumah tangga daerah.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu
pengertian otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
Daerah. Dalam UU tersebut berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang,
serta kewajiban daerah otonom guna mengurus dan mengatur sendiri urusan
pemerintahan serta kepentingan masyarakatnya sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7
Daerah. Sampai sekarang Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah telah mengalami banyak perubahan. Salah satunya yaitu
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik bagi pemerintah daerah
untuk membuktikan bahwa kemampuannya dalam mengatur serta melaksanakan
kewenangan yang menjadi hak daerah masing-masing. Berkembang atau tidaknya
suatu daerah tergantung dari kemampuan dan kemauan untuk dapat
melaksanakannya. Pemerintah daerah bisa bebas berekspresi dan berkreasi dalam
rangka membangun daerahnya sendiri, tentu saja harus sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
8
b. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat – Setelah pelayanan yang
maksimal dan memadai, diharapkan kesejahteraan masyarakat pada suatu
daerah otonom bisa lebih baik dan meningkat. Tingkat kesejahteraan
masyarakat tersebut menunjukkan bagaimana daerah otonom bisa
menggunakan hak dan wewenangnya secara tepat, bijak dan sesuai dengan
yang diharapkan.
c. Meningkatkan daya saing daerah – Dengan menerapkan otonomi daerah
diharapkan dapat meningkatkan daya saing daerah dan harus
memperhatikan bentuk keanekaragaman suatu daerah serta kekhususan
atau keistimewaan daerah tertentu serta tetap mengacu pada semboyan
negara kita “Bineka Tunggal Ika” walaupun berbeda-beda namun tetap
satu jua.
9
e. Meningkatkan pemberdayaan lembaga kemasyarakatan didaerah dalam
rangka partisipasi otonomi daerah
10
4. Asas keterbukaan yaitu asas yang membuka diri atas hak masyarakat untuk
memperoleh informasi yang benar, jujur, serta tidak diskriminatif mengenai
penyelenggara negara dengan tetap memperhatikan perlindungan atas hak asasi
pribadi, golongan, dan rahasia negara.
5. Asas proporsinalitas yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan
kewajiban.
6. Asas profesionalitas yaitu asas yang mengutamakan keadilan yang berlandaskan
kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
7. Asas akuntabilitas yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan hasil
akhir dari kegiatan penyelenggara negara harus bisa dipertanggungjawabkan
kepada rakyat atau masyarakat sebagai pemegang kedaulatan tertinggi suatu
negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8. Asas efisiensi dan efektifitas yaitu asas yang menjamin terselenggaranya kepada
masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia secara optimal dan
bertanggung jawab.
11
“GOOD GOVERNANCE”
Menurut Bank Dunia (World Bank) Good governance merupakan cara kekuasaan
yang digunakan dalam mengelola berbagai sumber daya sosial dan ekonomi untuk
pengembangan masyarakat (Mardoto, 2009).
12
2.8 Prinsip Good Governance
13
pemerintahan, lembaga-lembaga dan informasi perlu dapat diakses oleh pihak-
pihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar
dapat dimengerti dan dipantau.
4. Peduli pada Stakeholder/Dunia Usaha
Lembaga-lembaga dan seluruh proses pemerintahan harus berusaha
melayani semua pihak yang berkepentingan. Dalam konteks praktek lapangan
dunia usaha, pihak korporasi mempunyai tanggungjawab moral untuk mendukung
bagaimana good governancedapat berjalan dengan baik di masing-masing
lembaganya. Pelaksanaan good governance secara benar dan konsisten bagi dunia
usaha adalah perwujudan dari pelaksanaan etika bisnis yang seharusnya dimiliki
oleh setiap lembaga korporasi yang ada didunia. Dalam lingkup tertentu etika
bisnis berperan sebagai elemen mendasar dari konsep CSR (Corporate Social
Responsibility) yang dimiliki oleh perusahaan. Pihak perusahaan mempunyai
kewajiban sebagai bagian masyarakat yang lebih luas untuk memberikan
kontribusinya.
5. Berorientasi pada Konsensus (Consensus)
Menyatakan bahwa keputusan apapun harus dilakukan melalui proses
musyawarah melalui konsesus. Model pengambilan keputusan tersebut, selain
dapat memuaskan semua pihak atau sebagian besar pihak, juga akan menjadi
keputusan yang mengikat dan milik bersama, sehingga ia akan mempunyai
kekuatan memaksa (coercive power) bagi semua komponen yang terlibat untuk
melaksanakan keputusan tersebut. Paradigma ini perlu dikembangkan dalam
konteks pelaksanaan pemerintahan, karena urusan yang mereka kelola adalah
persoalan-persoalan publik yang harus dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
Semakin banyak yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan secara
partisipasi, maka akan semakin banyak aspirasi dan kebutuhan masyarakat yang
terwakili.
6. Kesetaraan (Equity)
Kesetaraan yakni kesamaan dalam perlakuan dan pelayanan. Semua warga
masyarakat mempunyai kesempatan memperbaiki atau mempertahankan
kesejahteraan mereka. Prinsip kesetaraan menciptakan kepercayaan timbal-balik
14
antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. Informasi
adalah suatu kebutuhan penting masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengelolaan daerah. Berkaitan dengan hal tersebut pemerintah daerah perlu
proaktif memberikan informasi lengkap tentang kebijakan dan layanan yang
disediakannya kepada masyarakat.
7. Efektifitas dan Efisiensi (Effectiveness and Efficiency)
Untuk menunjang prinsip-prinsip yang telah disebutkan di atas,
pemerintahan yang baik dan bersih juga harus memenuhi kriteria efektif dan
efisien yakni berdaya guna dan berhasil-guna. Kriteria efektif biasanya di ukur
dengan parameter produk yang dapat menjangkau sebesar-besarnya kepentingan
masyarakat dari berbagai kelompok dan lapisan sosial. Agar pemerintahan itu
efektif dan efisien, maka para pejabat pemerintahan harus mampu menyusun
perencanaan-perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan nyata masyarakat, dan
disusun secara rasional dan terukur.
8. Akuntabilitas (Accountability)
Akuntabilitas adalah pertangungjawaban pejabat publik terhadap
masyarakat yang memberinya kewenangan untuk mengurusi kepentingan mereka.
Para pengambil keputusan di pemerintah, sektor swasta dan organisasi-organisasi
masyarakat bertanggung jawab baik kepada masyarakat maupun kepada lembaga-
lembaga yang berkepentingan. Bentuk pertanggungjawaban tersebut berbeda satu
dengan lainnya tergantung dari jenis organisasi yang bersangkutan.
9. Visi Strategis (Strategic Vision)
Visi strategis adalah pandangan-pandangan strategis untuk menghadapi
masa yang akan datang. Para pemimpin dan masyarakat memiliki perspektif yang
luas dan jauh ke depan atas tata pemerintahan yang baik dan pembangunan
manusia, serta kepekaan akan apa saja yang dibutuhkan untuk mewujudkan
perkembangan tersebut. Selain itu mereka juga harus memiliki pemahaman atas
kompleksitas kesejarahan, budaya dan sosial yang menjadi dasar bagi perspektif
tersebut.
15
2.9 Penerapan Good Givernance
16
akan membawa bangsa Indonesia kedalam suatu pemerintahan yang bersih dan
amanah.
17
Menjadi bagian yang tidak terpisahkan disetiap penyelenggaraan
negara. Hukum merupakan faktor penting dalam penegakan good governance.
Kelemahan sistem hukum akan berpengaruh besar terhadap kinerja pemerintahan
secara keseluruhan. Good governanance tidak akan berjalan dengan baik di atas
sistem hukum yang lemah. Oleh karena itu penguatan sistim hukum atau
reformasi hukum merupakan kebutuhan mutlak bagi terwujudnya good
governance.
18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hakikat Otonomi Daerah adalah kemandirian suatu daerah dalam kaitan
pembuatan dan pengambilan keputusan keputusan mengenai kepentingan
daerahnya sendiri.
Pembagian kewenangan antara pemerintah daerah dan pemerintrah pusat
harus berlandaskan pada pemikiran bahwa Otonomi Daerah sebagai komitmen
dan kebijakan politik nasional merupakan langkah strategi yang diharapkan akan
mempercepat pertumbuhan dan pembangunan Daerah, disamping menciptakan
keseimbangan pembangunan antar daerah di Indonesia.
Indonesia adalah salah satu negara di dunia yang sedang berjuang dan
mendambakan clean and good governance. Untuk mencapai good governance
dalam tata pemerintahan di Indonesia, maka prinsip-prinsip good governance
hendaknya ditegakkan dalam berbagai institusi penting pemerintahan, prinsp-
prinsip tersebut meliputi: Partisipasi masyarakat, tegaknya supremasi hukum,
transparasi, peduli dan stakeholder, berorientas pada consensus, kesetaraan,
efektifitas dan efisiensi, akuntabilitas, dan visi strategis.
Sehingga apa yang didambakan Indonesia menjadi negara yang Clean and good
governance dapat terwujud dan hilangnya faktor-faktor Kepentingan politik,
KKN, peradilan yang tidak adil, bekerja di luar kewenangan, dan kurangnya
integritas dan transparansi adalah beberapa masalah yang membuat pemerintahan
yang baik masih belum bisa tercapai.
B. Saran
Otonomi daerah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat
di daerah melalui optimalisasi pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya
manusia bisa terwujud dengan baik, maka perlu selalu dalam pengawasan, baik
secara internal dari pemerintah melalui Kementrian Dalam Negeri juga partisipasi
19
masyarakat di daerah. Dengan demikian sangat diharapkan peran masyarakat sipil
di daerah seperti lembaga swadaya masyarakat, organisasi sosial keagamaan di
daerah.
20