Anda di halaman 1dari 15

OTONOMI DAERAH

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan

Dosen Pengampu:

Rini Septiowati S.E., M.M

Disusun Oleh:

Kelompok 10

Avinda Fajar Agustina NIM : 221011200217


Helmi NIM : 221011200206
N. Asyifa Sriwulan NIM : 221011200205

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2023

i
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan yang sebesar-besarnya kepada kehadirat Allah
SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas
dari mata kuliah Manajemen Ekonomi Bisnis untuk membuat makalah yang
berjudul “Manajemen PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK.”.

Kami juga mengucapkan terima kasih selaku dosen mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan Universitas Pamulang Ibu Rini Septiowati S.E., M.M yang
sudah memberikan kepercayaan kepada penulis untuk menyelesaikan tugas
makalah ini.

Penulis sangat menyadari bahwa tulisan ini pasti terdapat banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran sebagai bahan evaluasi kami demi pembuatan makalah yang lebih
baik lagi di masa yang akan datang, mengingat kritik dan saran merupakan hal-
hal yang penting untuk membuat sesuatu yang lebih sempurna dari sebelumnya.

Mudah-mudahan tulisan ini memberikan manfaat bagi para pembaca


sekalian. Penulis memohon maaf apabila terdapat kalimat yang kurang berkenan
dalam penulisan ini.

Tangerang Selatan, 07 April 2023

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i

DAFTAR ISI .................................................................................................................... ii

BAB I............................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

I. 1. Latar Belakang ........................................................................................... 1

I. 2. Rumusan Masalah .................................................................................... 2

I. 3. Tujuan ....................................................................................................... 2

BAB II.............................................................................................................................. 3

PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

II. 1. Pengertian Otonomi Daerah. ..................................................................... 3

II. 2. Prinsip Otonomi Daerah. ........................................................................... 4

II. 3. Tujuan Otonomi Daerah ............................................................................ 5

II. 4. Asas-Asas Otonomi Daerah ...................................................................... 5

II. 5. Pelaksanaan Otonomi Daerah .................................................................. 7

II. 6. Pembagian Kewenangan Berdasarkan Undang-undang no 32 tahun 2004


tentang Pemerintahan Daerah .......................................................................... 8

BAB III........................................................................................................................... 10

PENUTUP ..................................................................................................................... 10

III. 1. Kesimpulan ............................................................................................. 10

III. 2. Saran ...................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 12

ii
BAB I

PENDAHULUAN
I. 1. Latar Belakang
Secara hukum setiap daerah memiliki hak dan diperbolehkan melakukan
otonomi daerah. Hal ini bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan dan
kemajuan suatu daerah dan juga untuk meminimalisir kekuatan pemerintah untuk
mengurus semua daerah yang terdapat di Indonesia ini.

Hal ini juga diatur secara hukum nomor 32 tahun 2004 yang berbunyi antara
lain bahwa disebabkan kesibukkan pemerintah dalam mengatur pemerintah maka
tiap-tiap daerah dapat mengatur urusan ke pemerintahan daerah nya sendiri atau
kata lain yang mengatur otonomi daerah.

Selain alasan itu secara fakta daerah yang dapat mengatur sistem
pengurusan daerahnya akan lebih baik. Karena lebih tepat guna dan sasaran.
Aparatur daerah tertentu lebih memahami wilayah dan kebutuhan wilayahnya
sehingga lebih hemat dan sesuai kebutuhan anggaran daerah tertentu.

Namun yang menjadi permasalahan kurangnya tenaga pemerintahan yang


belum mampu mengelola daerah tertentu. Masih berharap adanya peran serta
pejabat pusat yang harus menangani permasalahan daerah tersebut. Hal ini
seharusnya menjadi perhatian para pemerintah agar menempatkan aparatur sipil
negara dengan merata dan sesuai dengan kebutuhan daerah tertentu.

Ada banyak permasalahan dan potensi yang bisa dikembangkan.


Pembangunan yang merata di daerah tertentu harus dapat dirasakan oleh semua
rakyatnya. Namun kendala pembangunan yang tidak merata membuat sebagian
masyarakat belum dapat merasakan pembangunan.

1
I. 2. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan pengertian otonomi daaerah
2. Menjelaskan prinsip dan tujuan otonomi daerah
3 Menjelaskan pelaksaaan otonomi daerah
4. Menjelaskan pembagian kewenangan pemerintah

I. 3. Tujuan
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah disamping
untuk memenuhi tugas dalam perkuliahan juga agar kami khususnya dan
semua mahasiswa pada umumnya mampu memahami bagaimana otonomi
daerah.

2
BAB II

PEMBAHASAN
II. 1. Pengertian Otonomi Daerah.
Sebagaimana yang diketahui secara etimologi otonomi daerah
memiliki pengertian sebagai kewajiban, hak dan wewenang daerah otonom
tertentu untuk membuat dan mengatur sistem pengurusan daerah yang
menyangkut kepentingan masyarakat setempat.

Namun secara harfiah otonomi daerah memiliki pengertian


kewenangan untuk mengurus dan mengatur sendiri untuk membuat dan
menerapkan aturan dalam mengurus rumah tangga daerah sendiri.
Pengertian tersebut diambil dari bahasa yunani yang menyatakan otonomi
dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri sedangkan namos artinya
aturan atau undang-undang peraturan.

Dalam membahas otonomi daerah setidaknya diketahui ada dua


nilai yang berpotensi dikembangkan dalam otonom daerah tertentu yaitu
nilai unitaris, dan nilai dasar desentralisasi teritorial. Nilai unitaris yang
dimaksud adalah nilai ini adalah bahwa pemerintah daerah harus dapat
mewujudkan pandangan bangsa tentang kesatuan bangsa Indonesia
menjadi kesatuan. Sehingga tidak saja pemerintah dalam pemerintahan.

Dan yang dimaksud dengan nilai dasar desentralisasi teritorial


adalah penjabaran dan makna bahwa pemerintahan wajib melaksanakan
sistem pemerintahan dan politik desentralisasi dan dekonsentrasi dalam
ketatanegaraan.

Istilah otonomi daerah memang sudah sangat sering didengar. Dan


perlahan pembangunannya juga dapat dirasakan oleh masyarakat.
Biasanya pemerintah daerah tertentu yang sukses dalam mengelola aset

3
daerahnya akan terlihat lebih maju dan berkembang.Tentunya keadaan ini
akan dapat mensejahterakan masyarakat pada umumnya.

II. 2. Prinsip Otonomi Daerah.


Prinsip otonomi daerah yaitu menggunakan prinsip otonomi yang
nyata, prinsip otonomi yang seluas-luasnya, serta berprinsip otonomi yang
dapat bertanggung jawab. Kebebasan otonomi yang diberikan terhadap
pemerintah daerah merupakan kewenangan otonomi yang luas, nyata, dan
dapat bertanggung jawab. Berikut prinsip otonomi daerah :

a. Prinsip otonomi seluas-luasnya


Daerah diberikan kebebasan dalam mengurus serta mengatur
berbagai urusan pemerintahan yang mencakup kewenangan pada
semua bidang pemerintahan, kecuali kebebasan terhadap bidang
politik luar negeri, agama, keamanan, moneter, peradilan,
keamanan, serta fiskal nasional.
b. Prinsip otonomi nyata
Daerah diberikan kebebasan dalam menangani berbagai urusan
pemerintahan dengan berdasarkan tugas, wewenang, serta
kewajiban yang senyatanya telah ada dan berpotensi dapat tumbuh,
hidup, berkembang dan sesuai dengan potensi yang ada dan ciri
khas daerah.
c. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab
Prinsip otonomi yang dalam sistem penyelenggaraannya harus
sejalan dengan tujuan yang ada dan maksud dari pemberian
otonomi, yang pada dasarnya guna untuk memberdayakan
daerahnya masing-masing termasuk dalam meningkatkan
kesejahteraan rakyat.

4
II. 3. Tujuan Otonomi Daerah

a) Peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat.


b) Pengembangan kehidupan demokrasi.
c) Keadilan.
d) Pemerataan.
e) Pemeliharaan hubungan yang serasi antara pemerintahan daerah
dan pusat.
f) Mendorong untuk memberdayakan masyarakat.
g) Menumbuhkan kreativitas, meningkatkan peran serta masyarakat,
mengembang peran dan fungsi DPRD.

II. 4. Asas-Asas Otonomi Daerah


Pedoman pemerintahan diatur Pasal 20 UU No. 32 Tahun 2004.
Penyelenggaraan pemerintahan yang berpedoman pada asas umum
dalam penyelenggaraan negara yang terdiri sebagai berikut :

a. Asas kepastian hukum


Lebih mengutamakan landasan peraturan perundang-undangan
dan keadilan dalam kebijakan penyelenggara negara.
b. Asas tertib penyelenggara
Menjadi landasan keteraturan, keseimbangan, serta keserasian
dalam pengendalian penyelenggara negara.
c. Asas kepentingan umum
Mengutamakan kesejahteraan umum dengan cara yang aspiratif,
akomodatif, serta selektif.
d. Asas keterbukaan
Membuka diri terhadap hak-hak masyarakat guna memperoleh
berbagai informasi yang benar, nyata, jujur, serta tidak diskriminatif

5
mengenai penyelenggara negara dan masih tetap memperhatikan
perlindungan hak asasi pribadi, golongan, serta rahasia negara.
e. Asas proporsionalitas
Mementingkan keseimbangan hak dan kewajiban
f. Asas profesionalitas
Mengutamakan keadilan berlandaskan kode etik serta berbagai
ketentuan peraturan perundang-undangan yang masih berlaku.
g. Asas akuntabilitas
Menentukan setiap kegiatan serta hasil akhir dari suatu kegiatan
penyelenggara negara harus dapat untuk dipertanggungjawabkan
kepada rakyat sebagai pemegang kedaulatan yang tertinggi negara
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
h. Asas efisiensi dan efektifitas
Menjamin terselenggaranya kepada masyarakat menggunakan
sumber daya yang tersedia secara optimal serta bertanggung
jawab.

Sedangkan dalam penyelenggaraan otonomi daerah


menggunakan 3 asas sebagai berikut :
a. Asas desentralisasi
Penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah dan
kepada daerah otonom dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia.
b. Asas dekosentrasi
Pelimpahan wewenang dari pemerintah kepada gubernur yang
dijadikan sebagai wakil pemerintah atau perangkat pusat
daerah.
c. Asas tugas pembantuan
Penugasan dari pemerintah kepada daerah serta desa dan dari
daerah ke desa guna melaksanakan berbagai tugas tertentu
yang disertai dengan pembiayaan, sarana, serta prasarana dan

6
sumber daya manusia dengan kewajiban dalam melaporkan
pelaksanaannya dan dapat mempertanggungjawabkannya
kepada yang menugaskan tugas tersebut.

II. 5. Pelaksanaan Otonomi Daerah


Pelaksanaan otonomi daerah adalah titik fokus penting guna
memperbaiki kesejahteraan rakyat. Pengembangan suatu daerah
disesuaikan oleh pemerintah daerah itu sendiri dengan potensi yang ada
serta ciri khas dari daerahnya masing-masing.

Otonomi daerah sudah diberlakukan di Indonesia dengan melalui


Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 mengenai Pemerintahan Daerah.
Pada tahun 2004, Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 mengenai
Pemerintahan Daerah sudah dianggap tidak sesuai dengan adanya
perkembangan keadaan dan tuntutan penyelenggaraan otonomi daerah,
sehingga sudah digantikan oleh Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
mengenai Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
sampai saat ini sudah banyak mengalami perubahan, terakhir kali adalah
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 mengenai Perubahan Kedua atas
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 mengenai Pemerintahan Daerah.

Hal ini dapat dijadikan kesempatan yang baik bagi pemerintah daerah
guna membuktikan kemampuannya untuk melaksanakan kewenangan
yang menjadi hak daerah masing-masing. Maju dan tidaknya suatu daerah
ditentukan oleh kemampuan serta kemauan dalam melaksanakannya.
Pemerintah daerah dapat bebas berkreasi dalam rangka membangun
daerahnya masing-masing, tentu saja masih tidak melanggar dengan
perundang-undangan yang berlaku.

7
II. 6. Pembagian Kewenangan Berdasarkan Undang-undang no 32
tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
1) Kewenangan Pemerintah (Pasal 10 ayat (3)
a. politik luar negeri
b. pertahanan
c. keamanan
d. Yustisi
e. moneter dan fiskal nasional
f. agama
2) Kewenangan Wajib Pemerintah Daerah Provinsi (Pasal 13)
a. perencanaan dan pengendalian pembangunanan
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang;
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum;
e. penanganan bidang kesehatan;
f. penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya masusia
potensial;
g. penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah
termasuk lintas kbupaten/kota
j. pengendalian lingkungan hidup
k. pelayanan pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota
l. pelayanan kependudukan, dan pencatatan sipil
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan
n. pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabu-
paten/ kota

8
3) Kewenangan Pemerintah Daerah Kabupaten dan Kota (pada dasarnya
sama namun dalam skala kabupaten/kota, Pasal 14)
a. perencanaan dan pengendalian pembangunanan
b. perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang
c. penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat;
d. penyediaan sarana dan prasarana umum
e. penanganan bidang kesehatan
f. penyelenggaraan pendidikan
g. penanggulangan masalah sosial
h. pelayanan bidang ketenagakerjaan
i. fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah;
j. pengendalian lingkungan hidup
k. pelayanan pertanahan
l. pelayanan kependudukan, dan pencatatan sipil
m. pelayanan administrasi umum pemerintahan
n. pelayanan administrasi penanaman modal
o. penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya
p. urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perun-dang-
undangan.
4) Kewenangan Pemerintah Daerah untuk mengelola sumber daya alam
dan sumber daya lainnya di wilayah laut meliputi (Pasal 18)
a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi dan pengelolaan laut; -
pengaturan administrasi
b. pengaturan tata ruang; - penegakan hukum terhadap peraturn yang
dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahklan kewenganannya
oleh Pemerintah
c. kut serta pemeliharaan keamanan; dan
d. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan negara.
Sedangkan batas wilayahnya adalah paling jauh 12 mil laut diukur
dari garis pantai kerah laut lepas dan 1/3 nya menjadi kewengan
daerah ka-bupaten/kota.

9
BAB III

PENUTUP
III. 1. Kesimpulan
Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam undang-undang diatas
dapat disimpulkan bahwa otonomi daerah itu adalah kewenangan dan
kewajiban otonom untuk membuat sistem pengaturan dan harus dapat
mengurus pemerintahan dan permasalahan kepentingan masyarakatnya
sendiri sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan dalam undang-
undang.

Untuk dapat membangun dan mengurus daerah otonom maka


APBD akan disesuaikan dengan pendapatan pemerintah setempat.
Pembangunan daerah otonom akan lebih cepat perkembangannya. Hal ini
karena dalam setiap kebijakan tertentu dapat mengunakan kebijakan
pemerintah daerah otonom setempat tanpa menunggu kebijakan pusat
yang sangat membutuhkan waktu yang lama.

Pembangunan regional juga dipastikan akan berjalan seiring dengan


pelaksanaan otonomi daerah. Hal ini juga karena disebabkan adanya
kebutuhan akan campur tangan pemerintah dalam menentukan arah
pembangunan dalam suatu daerah tertentu.

Jadi otonomi daerah saat ini belum sampai kepada target maksimal
hal ini karena sistem politik di Indonesia memang belum mengatur dengan
baik tentang ketentuan-ketentuan yang sifatnya permanen. Terkadang
hukum disesuaikan degan kontekstual yang terjadi dalam waktu tertentu.

10
III. 2. Saran
Adapun saran yang dapat di sampaikan dalam makalah ini bahwa:

Diharapkan pemerintah daerah dapat menjalankan sistem otonomi


daerah dengan jujur dan merata serta transparan tentunya. Hal ini dalam
rangka mencegah adanya penyelewengan yang kerap dilakukan pejabat
pemerintah.

Kekayaan daerah tertentu akan lebih baik jika digunakan kembali


untuk pengembangan daerah tertentu. Namun sayangnya minimnya SDM
di daerah membuat pembangunan terasa masih berjalan ditempat.

Itulah penjelasan tentang makalah otonomi daerah. Penjelasan


tentang otonomi daerah dijadikan sebuah makalah dan karya ilmiah yang
menyampaikan informasi penting berkaitan degan otonomi daerah.

11
DAFTAR PUSTAKA
Marzuki, M. Laica, 2007. “Hakikat Desentralisasi Dalam Sistem
Ketatanegaraan RI – Jurnal Konstitusi Vol. 4 Nomor 1 Maret 2007″,
Jakarta : Sekretariat Jenderal & Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi
RI.

Lubis, Rusdi. 2011.PEMBINAAN SDM UNTUK PELAKSANAAN OTONOMI


DAERAH.
D http://www.harianhaluan.com/index.php?option=com_content&vie
w=article&id=2474:pembinaan-sdm-untuk-pelaksanaan-otonomi-
daerah&catid=11:opini&Itemid=83,

12

Anda mungkin juga menyukai