Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

DESENTRALISASI DAN OTONOMI DAERAH

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemerintahan Daerah

Dosen Pengampu : Sri Agusmila Aneta Herlinda, S. Pd., M. AP

Lokal : 7A – Non Reguler

Disusun Oleh:
Delia Okta Joriska 202207740
Indria Ariani 202207748
Lini Rabiati 202207753
Muhammad Rizki Ariadi 202207764
Sahri Ramdani 202207778
Siska 202207780
Tria Vina Nadila 202207784
Wida Amalia 202207786

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK

AMUNTAI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya berupa kesehatan dan pengetahuan

sehingga makalah ini bisa diselesaikan pada waktunya.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Junjungan Nabi Besar

Muhammad SAW. yang telah membawa kita dari alam kegelapan menuju alam

yang terang benderang.

Terima kasih kami ucapkan kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah

Pemerintahan Daerah yakni Ibu Sri Agusmila Aneta Herlinda, S. Pd., M. AP yang

telah membimbing kami dalam penulisan makalah yang berjudul “Desentralisasi

dan Otonomi Daerah”.

Kami berharap makalah ini bisa menambah pengetahuan dan wawasan

bagi kami selaku penulis dan para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran

yang membangun untuk pembuatan makalah yang lebih baik lagi.

Amuntai, November 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ............................................................ 3

C. Tujuan Penulisan.............................................................. 3

D. Manfaat Penulisan ............................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Desentralisasi ................................................. 5

B. Asas-Asas Desentralisasi .................................................. 6

C. Tujuan Desentralisasi ....................................................... 6

D. Jenis Desentralisasi .......................................................... 7

E. Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi ........................ 8

F. Pengertian Otonomi Daerah ............................................. 10

G. Jenis Otonomi Daerah ...................................................... 11

H. Tujuan Otonomi Daerah ................................................... 11

I. Prinsip Otonomi Daerah ................................................... 12

J. Asas Otonomi Daerah ...................................................... 13

K. Desentralisasi dan Otonomi Daerah.................................. 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................... 15

B. Saran................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 16

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Desentralisasi merupakan salah satu perwujudan dari pelaksanaan

otonomi daerah, dimana tugas dan wewenang untuk mengatur dan mengurus

sendiri pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat diserahkan

kepada pemerintah daerah. Tugas tersebut dilaksanakan pemerintah daerah

dengan tetap berpedoman pada perundang-undangan yaitu Undang-Undang

No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang No.

33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Daerah

dan Pusat sebagai perubahan dari Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 dan

Undang-Undang No. 25 Tahun 1999.

Dalam rangka optimalisasi pelaksanaan otonomi, daerah dituntut

untuk lebih inovatif dan kreatif dalam merumuskan kebijakan pemerintah dan

pengelolaannya khususnya di bidang keuangan. Atas dasar pemikiran

tersebut, satuan kerja pengelola pendapatan daerah harus mampu

mengoptimalkan partisipasinya dalam meningkatkan Pendapatan Asli Daerah

(PAD) dan pembiayaan lainnya untuk kelangsungan pembiayaan

penyelenggaraan pemerintah.

Otonomi daerah merupakan bagian dari sistem desentralisasi yang

memberikan kebebasan kepada masing-masing daerah untuk mengurus

daerahnya. Sistem ini diterapkan pada masa reformasi tahun 1999 setelah

disadari bahwa sistem sentralistik yang selama ini diterapkan di Indonesia

dinilai tidak efektif dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat Indonesia

1
2

yang terkenal akan keberagamannya. Dengan adanya sistem otonomi daerah

maka daerah memiliki kesempatan untuk bertumbuh dan berkembang

bersama.

Kebijakan otonomi daerah dalam Undang-Undang No. 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, secara eksplisit memberikan otonomi

yang luas kepada pemerintah daerah untuk mengurus dan mengelola berbagai

kepentingan dan kesejahteraan masyarakat daerah. Pemerintah daerah harus

mengoptimalkan pembangunan daerah yang berorientasi kepada kepentingan

masyarakat. Melalui Undang-Undang No. 32 Tahun 2004, pemerintah daerah

dan masyarakat di daerah lebih diberdayakan sekaligus diberi tanggung

jawab yang lebih besar untuk mempercepat laju pembangunan daerah.

Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia menitikberatkan pada tingkat

kabupaten/kota dirasakan sudah cukup tepat dengan pertimbangan untuk

lebih mendekatkan pelayanan kepada masyarakat.

Jadi, desentralisasi adalah penyerahan kewenangan dari pemerintah

pusat kepada pemerintah lokal atau daerah dan kewenangan daerah untuk

mengatur dan mengurus kepentingannya sesuai dengan aspirasi dan

keputusannya dikenal sebagai otonomi daerah.

Sejalan dengan hal tersebut, maka implementasi kebijakan otonomi

daerah telah mendorong terjadinya perubahan, baik secara struktural,

fungsional maupun kultural dalam tatanan penyelenggaraan pemerintahan

daerah. Berdasarkan latar belakang diatas, maka kami akan memaparkan

lebih jelas tentang “Desentralisasi dan Otonomi Daerah”.


3

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Desentralisasi?

2. Apa saja asas Desentralisasi?

3. Apa tujuan Desentralisasi?

4. Apa saja jenis Desentralisasi?

5. Apa kelebihan dan kekurangan Desentralisasi?

6. Apa yang dimaksud dengan Otonomi Daerah?

7. Apa saja jenis Otonomi Daerah?

8. Apa tujuan Otonomi Daerah?

9. Apa saja prinsip Otonomi Daerah?

10. Apa saja asas Otonomi Daerah?

11. Bagaimana Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Desentralisasi

2. Untuk mengetahui asas-asas Desentralisasi

3. Untuk mengetahui tujuan Desentralisasi

4. Untuk mengetahui jenis-jenis Desentralisasi

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Desentralisasi

6. Untuk mengetahui pengertian Otonomi Daerah

7. Untuk mengetahui jenis-jenis Otonomi Daerah

8. Untuk mengetahui tujuan Otonomi Daerah

9. Untuk mengetahui prinsip Otonomi Daerah

10. Untuk mengetahui asas-asas Otonomi Daerah

11. Untuk mengetahui Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Indonesia


4

D. Manfaat Penulisan

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi kami dan pembaca

tentang Desentralisasi dan Otonomi Daerah

2. Untuk menambah pengetahuan tentang penerapan desentralisasi dan

otonomi daerah di Indonesia

3. Dapat dijadikan sebagai bahan dan tambahan materi untuk pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Desentralisasi

Secara etimologis, kata desentralisasi berasal dari Bahasa Belanda

yaitu de yang berarti lepas dan centerum yang berarti pusat. Menurut Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI), desentralisasi adalah sistem pemerintahan

yang lebih banyak memberikan kekuasaan kepada pemerintah daerah. Konsep

desentralisasi telah diterapkan pada dinamika kelompok mulai dari bisnis,

organisasi, ilmu politik, hukum dan administrasi publik, ekonomi, dan

teknologi.

Berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, desentralisasi adalah penyerahan wewenang

pemerintahan oleh pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan

mengurus pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Tujuannya untuk membentuk delegasi yang mampu mengadakan

pengambilan keputusan secara mandiri.

Pendelegasian wewenang dalam desentralisasi berlangsung antara

lembaga-lembaga otonom di pusat dengan lembaga-lembaga otonom di

daerah. Desentralisasi memberikan ruang terhadap penyerahan wewenang

atau urusan dari pemerintah daerah tingkat atas kepada daerah tingkat

bawahnya. Ada banyak kelebihan desentralisasi untuk sebuah daerah yaitu

bisa memberikan keuntungan bagi daerah yang menerapkannya. Hal ini

memungkinkan pembangunan sebuah daerah yang lebih efektif dan efisien.

Delia Okta Joriska 5


6

B. Asas-Asas Desentralisasi

Asas desentralisasi dibagi menjadi empat hal yaitu sebagai berikut:

1. Desentralisasi sebagai penyerahan kewenangan dan kekuasaan.

2. Desentralisasi sebagai pelimpahan kekuasaan dan kewenangan.

3. Desentralisasi sebagai pembagian, penyebaran, perencanaan, pemberian

kekuasaan dan wewenang.

4. Desentralisasi sebagai sarana dalam pembagian dan pembentukan dalam

pemerintah.

C. Tujuan Desentralisasi

Tujuan umum pengelolaan dengan asas desentralisasi ini adalah untuk

meningkatkan efektivitas dan produktivitas dalam pencapaian tujuan

organisasi juga diharapkan dapat membentuk delegasi yang mampu

mengambil keputusan secara mandiri.

Tujuan desentralisasi adalah meningkatkan kesejahteraan dan menjadi

salah satu upaya mengurangi angka kemiskinan di daerah. Salah satu fokus

desentralisasi adalah pembangunan-pembangunan daerah tertinggal. Tujuan

desentralisasi yaitu:

1. Wujud demokrasi pemerintahan daerah

Desentralisasi salah satu perwujudan dari demokrasi negara,

khususnya di tingkat pemerintah daerah yang diharapkan akan membuka

peluang dan wadah yang semakin luas bagi partisipasi masyarakat.

2. Merealisasikan potensi dan kesetaraan daerah

Desentralisasi memungkinkan pelimpahan pengelolaan keuangan

sehingga memperkecil peluang eksploitasi keuangan.

Indria Ariani
7

D. Jenis Desentralisasi

1. Desentralisasi politik

Desentralisasi politik bertujuan untuk memberi warga negara atau

perwakilan terpilih mereka lebih banyak kekuasaan dalam pengambilan

keputusan publik.

2. Desentralisasi administrasi

Desentralisasi administrasi melibatkan pendistribusian kembali

wewenang, tanggung jawab dan sumber daya keuangan untuk

menyediakan layanan publik dari pemerintah pusat ke daerah.

3. Desentralisasi fiskal

Jika pemerintah daerah ingin menjalankan fungsi desentralisasi

secara efektif, mereka harus memiliki tingkat pendapatan yang memadai

baik yang diperoleh secara lokal atau ditransfer dari pemerintah pusat serta

kewenangan untuk membuat keputusan tentang pengeluaran.

4. Desentralisasi pasar

Desentralisasi pasar melibatkan pengalihan tanggung jawab

terhadap pasar dari publik ke sektor swasta. Desentralisasi pasar mungkin

melibatkan reformasi hukum konstitusional serta pengesahan undang-

undang baru.

5. Desentralisasi lingkungan

Pemerintah bisa mengontrol hutan, air, mineral, satwa liar, dan

sumber daya yang dimiliki. Pelimpahan kendali kepada pemerintah daerah

terbukti merupakan cara yang efektif untuk menangani masalah seperti

penggunaan lahan illegal, zonasi, kerusakan lingkungan, dan eskploitasi.

Lini Rabiati
8

E. Kelebihan dan Kekurangan Desentralisasi dalam Pemerintahan

1. Kelebihan desentralisasi

a. Lebih efektif

Dengan desentralisasi, penyelenggaraan pemerintah jadi

lebih efektif karena tidak perlu menunggu arahan dan instruksi

langsung dari pusat untuk mengatasi masalah tertentu.

b. Meringankan pekerjaan pemerintah pusat

Dengan tiap-tiap daerah melaksanakan kegiatan

pemerintahannya sendiri, pekerjaan pemerintah pusat jadi lebih

ringan. Desentralisasi merupakan upaya mengurangi penumpukan

pekerjaan yang dimiliki pemerintah pusat.

c. Birokrasi tidak terlalu panjang

Memangkas tahapan procedural dalam birokrasi dapat

membuat sistem pemerintahan lebih efisien. Birokrasi yang

panjang seringkali menjadi tindak pidana korupsi.

d. Lebih efisien biaya

Tanpa birokrasi yang panjang dan financial turut dipegang

oleh pemerintah daerah, pengeluaran daerah jadi lebih terkontrol.

Pelayanan masyarakat akan menjadi lebih cepat dan efisien.

e. Kemajuan daerah terukur

Daerah yang tertinggal akan lebih diperhatikan oleh

pemerintah setempat. Pemerintah daerah jadi lebih fokus

membangun daerahnya. Pengembangan beserta perencanaan dari

beragam lembaga pemerintahan akan lebih terintegrasi.

Muhammad Rizki Ariadi


9

2. Kekurangan desentralisasi

a. Mendorong timbulnya paham kedaerahan

Desentralisasi juga memicu paham kedaerahan yang kuat.

Jika berlebihan, sikap ini dapat memicu perpecahan antardaerah.

Paham kedaerahan dapat menjadi ancaman bagi keutuhan nasional.

b. Mengikis peran pemerintah pusat

Berkurangnya peran pemerintah pusat bisa mengikis

keterlibatan pusat dalam daerah. Sebagai pemegang arahan

tertinggi, pemerintah pusat tetap harus memiliki peran utama dalam

penyelenggaraan pemerintah daerah.

c. Penyelenggaraan lebih kompleks

Kebijakan pemerintah daerah bisa membutuhkan waktu

yang lebih lama untuk memutuskan suatu perkara. Keseimbangan

nasioanl bisa terganggu karena beragamnya kepentingan

pemerintah daerah.

d. Rawan eksploitasi kekayaan daerah

Dengan desentralisasi, pemerintah daerah bisa bebas

menggunakan kekayaan daerahnya. Jika pemerintahan tidak

berjalan dengan baik, maka bisa memicu eksploitasi dan korupsi.

e. Tidak efektif jika pemerintah daerah tidak kompeten

Desentralisasi harus dilaksanakan oleh pemerintah daerah

yang benar-benar kompeten. Jika pemerintah tidak berjalan dengan

baik, desentralisasi bisa menambah beban inefektivitas dalam

penyelenggaraan pemerintah.

Sahri Ramdani
10

F. Pengertian Otonomi Daerah

Secara etimologi, istilah otonomi berasal dari bahasa Latin yaitu autos

yang berarti sendiri dan nomos yang berarti aturan. Otonomi daerah adalah

sebuah kewenangan otonomi daerah. Kewenangan tersebut untuk mengatur

serta mengurus kepentingan masyarakat setempat. Hal ini didasari oleh

pelaksanaannya sendiri dan berdasarkan aspirasi dari masyarakat.

Otonomi daerah adalah pemberian kewenangan kepada pemerintah

daerah untuk secara mandiri mengatur dan mengelola urusan nasional.

Dengan kata lain, pemerintah daerah memiliki hak dan kewajiban untuk

membuat keputusan yang berkaitan dengan kepentingan lokal. Artinya

wewenang dan tanggung jawab ditransfer ke tingkat daerah yang lebih rendah

dari pemerintah pusat.

Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah mendefinisikan otonomi daerah sebagai wewenang dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat lokal sesuai dengan peraturan

perundang-undangan.

Dalam konteks ini, dapat diambil dua substansi penting pada otonomi

daerah. Pertama, yaitu otonomi yang berimplikasi terhadap hak maupun

wewenang bagi daerah untuk melakukan manajerial terhadap kebijakan

daerah. Kedua, pemerintah daerah sebagai perpanjangan tangan pemerintah

pusat untuk mengatur daerahnya. Pada prinsipnya, otonomi daerah

diimplementasikan untuk melakukan desentralisasi kewenangan pada

pemerintah daerah.

Siska
11

G. Jenis Otonomi Daerah

Otonomi daerah ini terkategorisasi menjadi beberapa jenis. Hal ini dituturkan

oleh S. H. Sarundajang dalam bukunya yang berjudul Arus Balik Kekuasaan

Pusat ke Daerah, yaitu sebagai berikut:

1. Otonomi organik yaitu otonomi menjadi akumulasi urusan yang memiliki

peran untuk menentukan ritme dari badan otonom.

2. Otonomi formal yaitu segala hal yang menyangkut persoalan otonom tidak

memiliki limitasi secara positif.

3. Otonom riil yaitu pemerintah daerah memiliki legitimasi wewenang

pangkal untuk kemudian dieksekusi secara gradual.

4. Otonomi nyata yaitu hak dan wewenang pemerintah daerah untuk

mengurus “rumah tangganya” sendiri sesuai dengan konstitusi.

H. Tujuan Otonomi Daerah

1. Meningkatkan pelayanan kepada para masyarakat

2. Mengembangkan kehidupan masyarakat yang didasari oleh demokrasi

3. Mewujudkan suatu keadilan sosial kepada seluruh lapisan masyarakat

4. Mewujudkan pemerataan daerah

5. Memelihara hubungan yang serasi dan baik antara pusat dan daerah

maupun sesama daerah dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan

Republik Indonesia

6. Mendorong upaya pemberdayaan masyarakat

7. Menumbuhkan prakarasa sekaligus kreativitas.

8. Meningkatkan peran masyarakat dan mengembangkan peran serta fungsi

dari pihak DPRD.

Tria Vina Nadila


12

I. Prinsip Otonomi Daerah

Adapun prinsip otonomi daerah adalah sebagai berikut:

1. Prinsip otonomi seluas-luasnya

Memiliki arti bahwa suatu daerah akan diberikan sebuah

wewenang. Kewenangan tersebut dipakai untuk mengatur dan mengurus

urusan rumah tangganya sendiri. Kewenangan ini juga membuat daerah

dapat mengatur pemerintahannya sendiri.

Akan tetapi harus tetap sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Seperti ketika sebuah hal menjadi kewenangan pemerintah

pusat. Maka pemerintah daerah harus mengikuti aturan dari undang-

undang tersebut.

2. Prinsip otonomi nyata

Suatu daerah akan diberikan sebuah wewenang. Kewenangan

tersebut digunakan untuk menangani urusan-urusan dari pemerintahan.

Urusan tersebut didasarkan dari sebuah tugas, wewenang, serta kewajiban.

Ketiga hal tersebut secara nyata sudah ada dan memiliki potensi untuk

terus berkembang serta hidup sesuai dengan potensi dari daerah tertentu.

3. Prinsip otonomi yang bertanggung jawab

Prinsip ini memiliki makna dalam suatu sistem penyelenggaraan

pemerintahan. Prinsip ini harus disesuaikan serta diperhatikan. Mengenai

tujuan dan maksud dari pemberian otonomi, tujuan yang akan dicapai

menurut prinsip otonomi yang bertanggung jawab adalah mampu dan

dapat memberdayakan daerahnya masing-masing. Ini dilakukan dalam

rangka meningkatkan kesejahteraan dari masyarakat luas.JKKKK L/

Tria Vina Nadila


13

J. Asas Otonomi Daerah

Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah

Daerah, terdapat tiga jenis penyelenggaraan urusan pemerintahan yang

menjadi dasar bagi pemerintah daerah dalam melaksanakan otonomi daerah.

Adapun asas-asas otonomi daerah adalah sebagai berikut:

1. Asas desentralisasi

Asas desentralisasi adalah sebuah penyerahan wewenang.

Penyerahan tersebut dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah

daerah. Pemerintah daerah memiliki wewenang untuk mengurus

daerahnya tersebut secara mandiri. Hal ini berdasarkan dari asas otonom.

2. Asas dekonsentrasi

Asas dekonsentrasi adalah sebagian urusan dari pemerintahan yang

menjadi wewenang pemerintah pusat pada gubernur. Hal tersebut karena

gubernur adalah wakil dari pemerintahan pusat. Gubernur sebagai wakil

pemerintah pusat pada instansi vertikal di sebuah wilayah tertentu

dan/atau pada gubernur dan walikota atau bupati sebagai penanggung

jawab dari urusan pemerintahan umum.

3. Tugas pembantuan

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pusat kepada

daerah otonom untuk melaksanakan sebagian urusan pemerintahan yang

menjadi kewenangan pemerintah pusat atau dari pemerintah daerah

provinsi kepada daerah kabupaten/kota untuk melaksanakan sebagian

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah provinsi.

Wida Amalia
14

K. Desentralisasi dan Otonomi Daerah

Otonomi daerah di Indonesia pasca reformasi adalah upaya nyata

merespon tuntutan masyarakat terkait isu sharing power, distribution of

income, dan empowering. Kebijakan desentralisasi dan pemberian otonomi

luas, nyata dan bertanggung jawab adalah upaya nyata empowerment

manajemen dan administrasi daerah. Diberikannya otonomi kepada

pemerintah daerah merupakan upaya nyata pemberdayaan manajemen dan

administrasi pemerintah daerah.

Otonomi daerah sebagai instrument untuk mencapai tujuan negara

diharapkan dapat mewujudkan pemberian pelayanan publik yang lebih baik.

Dalam bidang ekonomi, otonomi daerah diharapkan dapat meningkatkan taraf

hidup dan kesejahteraan rakyat daerah. Dalam bidang sosial budaya, otonomi

daerah diharapkan dapat memelihara, memberdayakan, dan memajukan

tingkat keadaban masyarakat.

Implementasi kebijakan otonomi daerah berimplikasi pada

pembangunan daerah. Desentralisasi dan otonomi daerah yang telah

berlangsung sejak tahun 2001 adalah suatu peristiwa yang menimbulkan

perubahan mendasar pada hubungan pusat dan daerah, sekaligus mengubah

sebagian perilaku masyarakat Indonesia yang sebelumnya hanya terfokus

pada satu pusat kekuasaan saja. Di dalam desentralisasi, dimana ada

pelimpahan kewenangan dari pemerintah pusat ke daerah, dan daerah yang

menerima pelimpahan kewenangan tersebut disebut otonom.

Wida Amalia
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Desentralisasi adalah sistem pemerintahan yang lebih banyak memberikan

kekuasaan kepada pemerintah daerah.

2. Tujuan desentralisasi adalah meningkatkan kesejahteraan dan menjadi

salah satu upaya mengurangi angka kemiskinan di daerah.

3. Jenis desentralisasi terbagi enam yaitu politik, administrasi, fiskal, pasar,

dan lingkungan.

4. Otonomi daerah adalah pemberian kewenangan kepada pemerintah daerah

untuk secara mandiri mengatur dan mengelola urusan nasional.

5. Jenis otonomi daerah terbagi tiga yaitu organik, formal, riil, dan nyata.

6. Prinsip otonomi daerah terbagi tiga yaitu seluas-luasnya, nyata, dan

bertanggung jawab.

7. Asas otonomi daerah terbagi tiga yaitu desentralisasi, dekonsentrasi, dan

tugas pembantuan.

B. Saran

1. Pemerintah daerah hendaknya menyadari bahwa desentralisasi bertujuan

meningkatkan pelayanan dasar untuk masyarakat sehingga akses dalam

mendapatkan pelayanan dasar semakin luas.

2. Perlu adanya pengawasan yang lebih teliti dari pemerintah pusat sehingga

proses pembangunan di daerah menjadi lebih terjamin.

3. Untuk penulisan selanjutnya, disarankan untuk lebih mendalami terkait

dengan Desentralisasi dan Otonomi Daerah.

15
DAFTAR PUSTAKA

Abdi, H. (2021, Oktober 16). Pengertian Desentralisasi, Jenis, serta Kelebihan


dan Kekurangannya. Retrieved November 22, 2023, from liputan6:
hhtps://www.liputan6.com/hot/read/4685982/pengertian-desentralisasi-
jenis-serta-kelebihan-dan-kekurangannya?page=6

Isabela, M. A. (2022, Februari 4). Desentralisasi: Asas, Tujuan, dan


Penerapannya. Retrieved November 22, 2023, from kompas:
https://amp.kompas.com/nasional/read/2022/02/02000081/desentralisasi-
asas-tujuan-dan-penerapannya

Lathifa, D. (2022, September 21). Asas Desentralisasi: Pengertian, Tujuan &


Penerapannya dalam Fiskal. Retrieved November 22, 2023, from online-
pajak.com: https://www.online-pajak.com/tentang-pajak/asas-
desentralisasi

Mawardi, R. A. (2022, Juni 8). Otonomi Daerah: Pengertian, Jenis, dan


Tujuannya. Retrieved November 22, 2023, from detik.com:
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6116318/otonomi-daerah-
pengertian-jenis-dan-tujuannya

Rosyda. (2021). Pengertian Otonomi Daerah: Tujuan, Prinsip, Asas, dan


Landasan Hukum. Retrieved November 2022, 2023, from gramedia.com:
https://www.gramedia.com/literasi/otonomi-daerah/

Sari, A. M. (2023, Agustus 2). Pengertian Otonomi Daerah. Retrieved November


22, 2023, from fahum.unsu: https://fahum.umsu.ac.id/pengertian-otonomi-
daerah/

Wikipedia. (2023, November 7). Desentralisasi. Retrieved November 22, 2023,


from wikipedia: https://id.m.wikipedia.org/wiki/Desentralisasi

16

Anda mungkin juga menyukai