KEWARGANEGARAAN
Dibuat untuk memenuhi salah satu tugas kewarganegaraan
Dosen Pengampu : Drs. Ahmad Syaefudin, M. Pd.
Oleh :
1. Annisa Kautsara (23060200044)
2. Fatimatuzzahro (23060200003)
3. I’dad Zamzami (23060200039)
4. Vina Anisah Khofifatul Hasanah (23060200033)
5. Primanda Rabbani (23060200049)
6. Fawwaz Lu`ay Fadhisma Mahmud (23060200054)
Kami kelompok satu mengucapkan puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga makalah berjudul "Otonomi
Daerah" ini dapat diselesaikan dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Makalah yang disusun dengan metode penelitian literatur ini bertujuan untuk
mencari tahu mengenai deskripsiotonomi daerah, dan mengidentifikasi fungsi serta
tujuan daerah. Selama penyusunan makalah ini, kami mendapat banyak petunjuk,
bimbingan, dan fasilitas dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
banyak terimakasih kepada:
1) Allah SWT yang telah melimpahkan bimbingan dan karunia-Nya.
2) Kedua orang tua kami, atas motivasi dan doa yang telah diberikan dalam kegiatan ini.
3) Bapak Drs. Ahmad Syaefudin, M. Pd., dosen mata kuliah Kewarganegaraan IAIN
Salatiga yang telah memberikan bimbingan, pengetahuan, dan nasihat dalam proses
penulisan dan penyelesaian makalah ini.
4) Teman-teman dan semua pihak yang telah membantu kami dalam menyusun makalah
ini yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.
Kami juga menekankan bahwa tentu makalah ini masih kurang sempurna karena
adanya ketidaktelitian. Kritik dan saran yang berguna untuk perbaikan makalah agar
lebih berkualitas sangat kami harapkan.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini bermanfaat bagi
banyak pihak. Sekian dan terimakasih.
Sal
atiga, 14 Oktober 2020
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
ii
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
B. Apa saja asas otonomi daerah, prinsip prinsip otonomi daerah, dan tujuan otonomi daerah?
C. Apa saja hak-hak dan kewajiban pemerintah daerah serta arti penting dari otonomi daerah?
B. Mengetahui berbagai asas otonomi daerah, prinsip prinsip otonomi daerah, dan tujuan
otonomi daerah
C. Mengetahui hak-hak dan kewajiban pemerintah daerah serta arti penting dari otonomi
daerah
1
BAB II PEMBAHASAN
Otonomi Daerah berasal dari bahasa yunani yaitu authos yang berarti sendiri dan
namos yang berarti undang-undang atau aturan. Dengan demikian otonomi dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur dan mengurus rumah tangga sendiri. Otonomi dalam
makna sempit dapat diartikan sebagai “mandiri”. Sedangkan makna yang lebih luas diartikan
sebagai “berdaya”.
Otonomi daerah dengan demikian berarti kemandirian suatu daerah dalam kaitan
pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan daerahnya sendiri. Jika daerah
sudah mampu mencapai kondisi sesuai yang dibutuhkan daerah maka dapat dikatakan bahwa
daerah sudah berdaya (mampu) untuk melakukan apa saja secaramandiri tanpa tekanan dan
paksaan dari pihak luar dan tentunya disesuaikan dengankondisi dan kebutuhan daerah.
Pelaksanaan otonomi daerah selain berlandaskan pada acuan hukum, juga sebagai
implementasi tuntutan globalisasi yang harus diberdayakan dengan cara memberikan daerah
kewenangan yang lebih luas, lebih nyata dan bertanggung jawab, terutama dalam mengatur,
memanfaatkan dan menggali sumber-sumber potensi yang ada di daerah masing-masing.
Menurut Dr. J. Kristiadi, Peneliti Senior Centre for Strategic of International Studies
(CSIS), "Sejak era reformasi digulirkan di Indonesia hingga saat ini, kebijakan desentralisasi dan
otonomi daerah terasa masih belum menemukan format yang tepat. Pemerintahan era
reformasi misalnya, melalui Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah nyatanya
2
belum memberikan pengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Sebaliknya, menimbulkan permasalahan baik dari sisi formulasi maupun implementasinya."
Saat ini, Indonesia berjalan seperti halnya raksasa, hal tersebut terjadi karena adanya distorsi
pejabat publik yang banyak memikirkan kepentingan pribadi dan kelompok dibandingkan
dengan kepentingan umum.
Makna otonomi daerah dewasa ini masih sebatas kemampuan yang dimiliki
pemerintahan daerah untuk melaksanakan berbagai kebijakan pemerintah pusat, yang
disertakan dengan kemampuan untuk membe-lanjakan keuangan negara yang dikelola daerah
belum memberi nilai tambah terhadap kemajuan daerah.
Mengingat banyaknya manfaat dari pelaksanaan dari otonomi daerah ini, diperlukan
adanya asas yang menjadi dasar bagi pelaksanaan otonomi daerah. Terdapat tiga
asas pengertian daerah otonom yang tercantum dalam Undang-Undang No. 32 tahun 2004
tentang pemerintahan daerah, yaitu asas desentralisasi, asas dekonsentrasi dan asas tugas
pembantuan. Dalam kesempatan ini, penulis akan menyampaikan penjelasan dari masing-
masing asas tersebut. Berikut uraian asas-asas otonomi daerah dan penjelasan lengkapnya
berdasarkan pendapat Dr. Agussalim Andi Gajong S.H. dalam bukunya yang berjudul
“Pemerintahan Daerah: Kajian Politik dan Hukum”:
1. Asas Desentralisasi
3
● Sementara itu, De Ruiter secara lebih lanjut menjelaskan bahwa penyerahan kekuasaan
atau wewenang ini terjadi bukan dari pemerintah pusat, tetapi dari badan yang lebih
tinggi ke badan yang lebih rendah. Dalam ketatanegaraan pula, pemaknaan desentralisasi
dibedakan dalam empat hal, yaitu:
● Sementara itu, Ateng Sjafruddin dalam bukunya “Pemerintah Daerah dan Pembangunan”
menjadikan sarana dekonsentrasi sebagai pelimpahan kewenangan dalam rangka
desentralisasi. Pakar lain seperti GS Cheema dan JR Nellis memandang bahwa pelimpahan
kewenangan dari pusat ke daerah itu berkisar pada perencanaan dan pengambilan
keputusan. Di sisi lain, The Liang Gie menganggap bahwa desentralisasi di bidang
pemerintahan dapat dimaknai sebagai pelimpahan wewenang pemerintah pusat kepada
unit-unit turunan organisasi pemerintah untuk menyelenggarakan seluruh kepentingan
dari kelompok yang mendiami suatu daerah. Pelaksanaan desentralisasi memang memiliki
banyak kelebihan, diantaranya yaitu:
4
3) Pemberlakuan desentralisasi dapat menyebabkan anggaran belanja negara
menjadi membesar dan terdapat kemungkinan terjadi kesenjangan anggaran
belanja antar daerah.
1) Bentuk hubungan antara pusat dan daerah tidak boleh mengurangi hak-hak
rakyat daerah untuk turut serta secara bebas dalam penyelenggaraan
pemerintahan di daerah,
5
2) Bentuk hubungan antara pusat dan daerah tidak boleh mengurangi hak-hak
daerah untuk berinisiatif atau berprakarsa,
3) Bentuk hubungan antara pusat dan daerah dapat berbeda-beda antara daerah
satu dengan daerah lainnya, dan
4) Bentuk hubungan antara pusat dan daerah adalah dalam rangka mewujudkan
keadilan dan kesejahteraan sosial di daerah.
2. Asas Dekonsentrasi
Sama halnya dengan asas desentralisasi, asas dekonsentrasi memiliki makna yaitu
pendelegasian wewenang dari pemerintah pusat pada pemerintah daerah atau dari badan
otonom yang memiliki wewenang lebih tinggi ke badan otonom yang wewenangnya lebih
rendah. Hanya saja dalam dekonsentrasi, pendelegasian wewenang hanya pada sektor
administrasi, tidak ada pendelegasian wewenang dalam sektor politik seperti pada
desentralisasi dan wewenang politik berada di tangan pemerintah pusat. Maka dari itu, pada
dekonsentrasi, badan otonom yang diserahi wewenang hanya dapat melaksanakan peraturan-
peraturan dan keputusan-keputusan dari pemerintah pusat. Sedangkan menurut Laica
Marzuki, dekonsentrasi adalah ambtelijke decentralisastie atau delegatie van bevoegdheid,
yaitu pendelegasian kewenangan dari alat kelengkapan negara di pusat kepada instansi di
bawahnya, untuk melakukan pekerjaan tertentu dalam terselenggaranya pemerintahan.
Pemerintah pusat tidak mungkin kehilangan kewenangannya karena instansi di bawahnya
melaksanakan tugas mereka atas nama pemerintah pusat.
Pada dasarnya, badan otonom yang diserahi wewenang administratif dalam rangka
dekonsentrasi ini sedang menjalankan sebuah pemerintahan pusat, hanya saja lingkup
wilayanya menjadi lebih kecil, yaitu daerah yang berada dalam kewenangannya tersebut. Di
sisi yang sama, Bayu Sunaningrat memaknai dekonsentrasi sebagai desentralisasi jabatan,
bahwa pemencaran kekuasaan dari atasan kepada bawahan sehubungan dengan kepegawaian
6
atau jabatan dilakukan dengan maksud untuk meningkatkan kelancaran kerja. Silverman
mengatakan bahwa dekonsentrasi merupakan bentuk desentralisasi yang paling umum yang
digunakan di dalam sup-sektor kependudukan. Di dalam sistem demikian, fungsi yang telah
diseleksi diserahkan kepada unit-unit subnasional di dalam departemen sektoral atau badan-
badan nasional yang sektoral spesifik lainnya. Menurut RG Kertasapoetra, dekonsentrasi
adalah pelimpahan wewenang dari pemerintah atau kepala wilayah atau juga kepala instansi
vertikal tingkat atas kepada pejabat-pejabat bawahannya di daerah. Evolusi adalah pelimpahan
wewenang yang merupakan tugas jabatan yang diserahkan kepada pemerintah daerah
otonom tingkat provinsi, kabupaten dan kotamadya, serta kepada badan atau perusahaan
yang mempunyai tugas lembaga negara sebagai public coorporation atau perusahaan
publik. Bulthuis mengartikan dekonsentrasi sebagai:
Perlu kita camkan bersama bahwa dalam dekonsentrasi, pemerintah pusat tidak
mungkin kehilangan kewenangannya karena instansi di bawahnya melakukan tugas atas nama
pemerintah pusat, karena suatu delegatie van bevoegdheid bersifat instruktif. Maka dari itu,
terdapat beberapa kelebihan dari berlakunya asas dekonsentrasi, yaitu:
1) Kontak langsung antara rakyat dan pemerintah baik pusat maupun daerah
menjadi lebih intens.
3) Dekonsentrasi adalah alat yang efektif untuk menjaga persatuan dan kesatuan
karena adanya perangkat politik di daerah.
7
Medebewind atau tugas pembantuan merupakan suatu asas dasar hukum otonomi
daerah yang memiliki sifat membantu pemerintah pusat atau pemerintah yang lebih tinggi
tingkatannya dalam menyelenggarakan negara atau daerah melalui kewenangan yang dimiliki
oleh pemerintah atau badan otonom yang dimintai bantuannya tersebut. Dalam hal ini, badan
otonom yang dimintai bantuan memiliki kewajiban untuk melakukan hal atau tugas dari badan
otonom yang lebih tinggi kekuasaannya. Mereka diwajibkan karena berdasarkan ketentuan
hukum yang lebih tinggi, daerah terikat untuk melakukan hal atau tugas dalam rangka
memenuhi asas tugas pembantuan. UU No. 22 tahun 1948 menyatakan bahwa pemerintahan
daerah diserahi tugas untuk menjalankan kewajiban pemerintah pusat di daerah, begitu juga
dari pemerintah daerah yang lebih atas kepada daerah yang tingkatannya lebih rendah. UU No.
1 tahun 1957 menyatakan, tugas pembantuan adalah sebagai menjalankan peraturan
perundang-undangan. UU No. 18 tahun 1965 menyatakan tugas pembantuan sebagai
pelaksanaan urusan pusat atau daerah yang lebih atas tingkatannya.
UU No. 5 tahun 1974 tentang desa secara lugas menyatakan, tugas pembantuan ialah
tugas untuk ikut serta dalam menjalankan urusan pemerintahan yang ditugaskan kepada
perangkat desa oleh pemerintah pusat atau perangkat daerah tingkat atasnya dengan
kewajiban mempertanggungjawabkan kepada yang menugaskannya. Sementara itu, UU No. 22
tahun 1999 tentang pemerintahan daerah menyebutkan dalam Bab I, Pasal 1 huruf g bahwa
tugas pembantuan ialah penugasan dari pemerintah pusat pada daerah dan desa, serta dari
daerah ke desa untuk menjalankan suatu tugas yang diikuti anggaran, sarana, dan prasarana
serta sumber daya manusia dengan diharuskan melaporkan jalannya tugas pembantuan dan
bertanggung jawab pada yang menugaskan. UU No. 32 tahun 2004 menegaskan dalam Bab I,
Pasal 1 butir 9 tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah pada daerah dan atau
desa dari pemerintah provinsi kepada kabupaten/kota dan atau desa serta dari pemerintah
kabupaten/kota kepada desa untuk melakukan tugas tertentu.
Tugas pembantuan dari pengertian yang ditegaskan dalam UU No. 5 tahun 1974
tentang desa, mengandung unsur-unsur:
8
1) Ada urusan pemerintahan dari satuan pemerintahan tingkat lebih atas yang
harus dibantu pelaksanaannya oleh pemerintahan daerah,
Tugas pembantuan dapat menjadi terminal ke arah “penyerahan penuh” suatu urusan pada
daerah atau tugas pembantuan ialah langkah awal sebagai persiapan ke arah penyerahan
penuh. Kaitan tugas antara tugas pembantuan dengan desentralisasi dalam melihat hubungan
pemerintah pusat dan pemerintah daerah, seharusnya bertolak dari :
1) Tugas pembantuan adalah bagian dari desentralisasi. Jadi,
pertanggungjawaban mengenai penyelenggaraan tugas pembantuan adalah
tanggung jawab daerah yang bersangkutan.
2) Tidak ada perbedaan pokok antara otonomi dan tugas pembantuan karena
dalam tugas pembantuan terkandung unsur otonomi, daerah punya cara-cara
sendiri melaksanakan tugas pembantuan.
Itulah asas-asas otonomi daerah dengan penjelasan lengkapnya. Wah, sangat panjang ya,
semoga pembaca tidak lelah dalam membaca artikel ini. Semoga juga para pembaca dapat
lebih memahami secara mendalam mengenai asas-asas otonomi daerah ini. Karena jangan
lupa, kemanapun kita pergi, alangkah baiknya jika kita membangun dan mengembangkan
daerah-daerah di Indonesia. Agar Indonesia menjadi negara yang lebih maju.
Otonomi diartikan sebagai pengaturan sendiri atau memerintah sendiri. Otonomi berasal dari
kata autos dari Yunani yang artinya sendiri dan nomos berarti aturan. Secara garis besar,
pengertian otonomi daerah adalah kewenangan untuk mengatur sendiri kepentingan
masyarakat atau kepentingan dalam membuat aturan untuk mengurus daerahnya sendiri.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi adalah pemerintahan sendiri. Sedangkan
otonomi daerah artinya hak, wewenang, dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus
rumah tangganya sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut buku Hukum Pemda: Otonomi Daerah dan Implikasinya (2013) karya Busrizalti,
terdapat dua nilai dasar yang dikembangkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945 terkait pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah di Indonesia. Baca juga:
9
Pengertian Desentrasliasi, Bagian, dan Tujuannya Berikut dua nilai dasar otonomi daerah di
Indonesia:
● Nilai unitaris
Nilai unitaris diwujudkan dalam pandangan bahwa Indonesia tidak memiliki kesatuan
pemerintahan lain di dalamnya yang bersifat negara. Artinya kedaulatan berada di tangan
rakyat, bangsa, dan negara Republik Indonesia. Tidak akan terbagi di antara kesatuan-kesatuan
pemerintahan.
Nilai ini bersumber dari isi dan jiwa Pasal 18 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Di mana pemerintah diwajibkan melaksanakan politik desentralisasi dan
dekonsentralisasi di bidang ketatanegaraan. Dari dua nilai tersebut, desentralisasi di Indonesia
terpusat pada pembentukan daerah-daerah otonom dan pelimpahan sebagian kekuasaan dan
kewenangan pemerintah pusat ke pemerintah daerah. Pelimpahan tersebut untuk mengatur
dan mengurus sebagian kekuasaan dan kewenangan daerah itu sendiri sesuai UUD 1945.
Otonomi secara harafiah bisa dikatakan sebagai daerah. Dalam bahasa Yunani berasal dari kata
autos artinya diri mereka sendiri dan namos artinya hukum atau aturan. Berdasarkan Undang-
undang No 32 Tahun 2004, definisi otonomi daerah atau desentralisasi adalah penyerahan
wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat kepada daerah otonomi. Untuk mengatur
dan mengurus urusan pemerintahan dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pencapaian otonomi tidak hanya dalam pemberitahuan hukum, melainkan juga kebutuhan
globalisasi, yang diperkuat dengan memberi daerah kewenangan yang lebih besar.
Dalam buku Desentralisasi dan Otonomi Daerah (2007) karya Syamsuddin Haris, otonomi
daerah memiliki beberapa nilai dasar yaitu:
● Kebebasan
Kebebasan masyarakat dan pemerintah daerah dalam mengambil tindakan dan kebijakan
untuk memecahkan masalah bersama.
● Partisipasi
Melalui kebebasan dan partisipasi masyarakat, jalannya pemerintahan akan lebih tepat
sasaran (efektif) dan tidak menghamburkan anggaran atau tidak terjadi pemborosan.
10
2.3 Prinsip Otonomi daerah
3. Asas tugas pembantuan yang dapat dilaksanakan di daerah provinsi, kabupaten, kota,
dan desa.
11
2.4 Tujuan otonomi daerah
● Menjaga hubungan yang harmonis antara pusat, daerah, dan antardaerah terhadap
integritas Republik Indonesia.
Menurut UU No 32 Tahun 2004 Pasal 21, dalam menyelenggarakan otonomi, daerah memiliki
hak sebagai berikut:
Menurut UU No 32 Tahun 2004 Pasal 22, terdapat kewajiban yang dimiliki daerah, yaitu:
12
2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
- Agar daerah bisa mandiri dalam mengurusi daerahnya dan tidak bergantung kepada
pemerintah pusat
a. Dari segi politik sebagai permainan kekuasaan, desentralisasi dimaksudkan untuk
menghindari terjadinya penumpukan kekuasaan di satu tangan yang akhirnya akan
menimbulkan tirani atau otoritarianisme.
13
d. Dari segi kultur atau budaya, desentralisasi dilaksanakan sebagai upaya untuk
memberikan perhatian yang lebih terfokus pada kekhasan daerah, seperti dalam segi
geografi, kegiatan ekonomi, watak kebudayaan, dan latar belakang sejarah.
Pendidikan politik pada tingkat lokal sangat bermanfaat bagi warga masyarakat untuk
menentukan pilihan politiknya. Dalam pencapaiannya pemerintah daerah akan
menyediakan bagi warga masyarakat untuk berpartisipasi politik, baik dalam rangka
memilih atau dipilih dalam suatu jabatan politik.
Maksudnya setelah seseorang berkarier politik di tingkat lokal atau daerah maka hal itu
dapat menjadi sebuah acuan bagi politisi tersebut untuk melanjutkan karir politiknya
dalam kancah politik yang lebih tinggi yakni, dibidang politik dan pemerintahan ditingkat
nasional.
d. Stabilitas politik.
Stabilitas politik harus dimulai dari tingkat lokal dan pemerintah harus lebih
memperhatikan masyarakat lokal tersebut dan menghindari sifat pemerintah yang hanya
dominan pada satu daerah atau satu hal yang dapat mengakibatkan kesenjangan sosial.
Yang dapat memicu pemberontakan dari suatu wilayah atau daerah kepada
pemerintah.
e. Kesetaraan politik.
14
untuk terlibat dalam politik baik pemberian suara, dan ikut terlibat dalam mempengaruhi
pemerintahnya untuk membuat kebijakan.
f. Akuntabilitas politik
Memberikan peluang bagi masyarakat untuk ikut serta dalam pengambilan keputusan
sampai dengan evaluasi. Sehingga kewajiban yang dibuat dapat dipertanggung jawabkan
karena masyarakat terlibat secara langsung dalam penyelenggaran pemerintahan.
PENUTUP
3.1 Simpulan
Jadi, otonomi dalam makna sempit dapat diartikan sebagai “mandiri”. Sedangkan makna yang
lebih luas diartikan sebagai “berdaya”. Otonomi daerah dengan demikian berarti kemandirian
suatu daerah dalam kaitan pembuatan dan pengambilan keputusan mengenai kepentingan
daerahnya sendiri.
Otonomi daerah memiliki tiga asas yaitu asas desentralisasi, asas dekonsentralisasi, dan asas
Madewebind atau asas pembantuan.
Kewajiban Pemerintah Daerah telah diatur dalam pasal 67 UU no. 23 Th 2014. Sedangkan
kepala daerah memiliki hak yang telah diatur dalam UU nomor 23 tahun 2014.
1. Agar daerah bisa mandiri dalam mengurusi daerahnya dan tidak bergantung kepada
pemerintah pusat
2. Agar pelayanan umum cepat terpenuhi
3. Dapat mengoptimalkan SDA dan SDM di daerah tertentu
4. Agar permasalahan di suatu daerah bisa cepat terselesaikan dan ditangani
5. Mengembangkan segala potensi yang terdapat di daerahnya.
2. Otonomi daerah dilakukan untuk meringankan beban pemerintahan pusat dan
meningkatkan penyelenggaraan pemerintah dan kesejahteraan masyarakat daerah
otonomi.
3.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia kita diharapkan untuk turut serta melaksanakan cita
desentralisasi yang telah dibentuk oleh pendiri negara kita sejak zaman dahulu. Setelah
membaca makalah ini, pengertian otonomi daerah asas asas otonomi daerah, prinsip-prinsip
15
otonomi daerah, tujuan otonomi daerah, hak-hak dan kewajiban pemerintah daerah serta arti
penting otonomi daerah
Daftar Pustaka
https://www.academia.edu/39218566/MAKALAH_OTONOMI_DAERAH
https://brainly.co.id/tugas/8293924
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://
www.seputarpengetahuan.co.id/2018/03/pengertian-pemerintah-daerah-syarat-asas-asas-
tugas-hak-
kewajiban.html&ved=2ahUKEwiCoKGWlovtAhValEsFHeqyAPQQFjABegQIARAF&usg=AOvVaw1
kMX5P4_2Q7JUqtfjns9iL
https://www.google.com/amp/s/guruppkn.com/asas-asas-otonomi-daerah/amp
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/07/180000469/nilai-dan-prinsip-otonomi-
daerah-di-indonesia?page=all#page2
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/160000769/otonomi-daerah--definisi-asas-
tujuan-hak-dan-kewajibannya?page=all#page2
https://www.zonareferensi.com/asas-otonomi-daerah/#:~:text=Terdapat%203%20asas
%20pelaksanaan%20otonomi,dekonsentrasi%2C%20dan%20asas%20tugas%20pembantuan.
https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/07/180000469/nilai-dan-prinsip-otonomi-
daerah-di-indonesia?page=all#page2
https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/06/160000769/otonomi-daerah--definisi-asas-
tujuan-hak-dan-kewajibannya?page=all#page2
16