Anda di halaman 1dari 14

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

“OTONOMI DAERAH’’

DOSEN PENGAMPU :

I GEDE SUTRISNA ADHI, S.H, M.H

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 3

I GEDE BAYU PERMANA (2207521039) (ANGKATAN2022)

I PUTU AGUS MAHENDRA (2207521040) (ANGKATAN 2022)

NI LUH INTAN SARI (2207521041) (ANGKATAN 2022)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang
Maha Esa karena atas asung kerta wara nugrahanya penulis dapat menyusun makalah dengan
judul “Otonomi Daerah”. Makalah ini tidak mungkin dapat terselesaikan tepat pada waktu
tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Bapak I Gede Sutrisna Adhi, SH, MH, selaku dosen pengampu mata kuliah
Pendidikan Pancasila
2. Serta berbagai pihak lain yang penulis tidak bisa sebutkan satu persatu.

Mengingat banyak kekurangan yang penulis miliki, tentunya makalah ini memiliki
banyak kekurangan. Untuk itu penulis akan sangat berterima kasih jika ada pendapat, saran,
ataupun kritik yang membangun demi perbaikan makalah ini, sehingga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Jimbaran, 11 November 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................................................2
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah ?..........................................................2
1.2.2 Apa urgensi dari otonomi daerah ?..........................................................................2
1.2.3 Apa tujuan dan manfaat dari otonomi daerah...........................................................2
1.2.4 Apa saja bentuk-bentuk otonomi daerah?.................................................................2
1.2.5 Bagaimana landasan hukum perkembangan otonomi daerah?....................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................................2
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari otonomi daerah...................................................2
1.3.2 Untuk mengetahui urgensi otonomi daerah..............................................................2
1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat adanya otonomi daerah..................................2
1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari otonomi daerah..............................................2
1.3.5 Untuk mengedahui landasan hukum perkembangan otonomi daerah...........................2
BAB II.......................................................................................................................................3
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Pengertian Otonomi Daerah.............................................................................................3
2.2 Urgensi Otonomi Daerah..................................................................................................4
2.3 Tujuan dan Manfaat Otonomi Daerah..............................................................................4
2.4 Bentuk Bentuk Otonomi Daerah................................................................................................8
2.5 Landasan Hukum Perkembangan Otonomi Daerah................................................................8
BAB III..................................................................................................................................................10
PENUTUP.............................................................................................................................................10
3.1 Kesimpulan.................................................................................................................................10
3.2 Saran ...........................................................................................................................................10
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, pemerintah Indonesia
membuat suatu kebijakan untuk daerah. Yaitu daerah tingkat I dan daerah tingkat II
diberi wewenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan rumah tangganya
sendiri, dengan tujuan mensejahterakan masyarakat. Kebijakan ini dikenal dengan
Otonomi Daerah. Terbentuknya Otonomi Daerah memiliki sejarah yang sangat
panjang mulai dari zaman kolonial sampai dengan sekarang. Dimulai dari zaman
kolonial yang memberi peluang untuk daerah dibentuknya satuan pemerintahan
yang mempunyai keuangan sendiri. Pada zaman penjajahan Jepang semua daerah
otonom disebutkan memiliki sifat bersifat misleading. Kemudian pada saat
kemerdekaan dan pasca kemerdekaan banyak sekali dikeluarkan undang-undang
untuk mengatur Otonomi Daerah. Pada era ini Indonesia juga harus memikirkan hal
yang strategis, terutama pemerintah yang ada di pusat, dimana yang terjadi saat ini
pemerintah pusat yang memiliki urusan yang terlalu banyak sehingga tidak satupun
yang terselesaikan dengan baik, pusat mengurusa sampai pada urusan yang bersifat
teknis yang ada di daerah. Pemerintah seharusnya memikirkan yang strategis dan
terfokus, dengan hal tersebut tujuan dapat tercapai. Hal yang sama sepertinya mulai
terulang kembali, kalau kita memperhatikan pengelolaan pemerintahan yang ada
saat ini ada usaha untuk sentralisasi kembali meskipun dengan cara yang berbeda
sentralisasi yang berbeda pada orde baru, menurut wawan mas’udi sentralisasi yang
ada pada saat ini berada pada software, mencontohkan pada penganggaran.
Disadari atau tidak bahwa watak dasar pemerintah di indonesia adalah sentralistik,
sehingga upaya pengelolaan pemerintahan yang sentralistik bisa saja terjadi,
meskipun pada konsep otonomi daerah.
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan otonomi daerah ?

1.2.2 Apa urgensi dari otonomi daerah ?

1.2.3 Apa tujuan dan manfaat dari otonomi daerah

1.2.4 Apa saja bentuk-bentuk otonomi daerah?

1.2.5 Bagaimana landasan hukum perkembangan otonomi daerah?

1.3 Tujuan

1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari otonomi daerah

1.3.2 Untuk mengetahui urgensi otonomi daerah

1.3.3 Untuk mengetahui tujuan dan manfaat adanya otonomi daerah

1.3.4 Untuk mengetahui bentuk-bentuk dari otonomi daerah

1.3.5 Untuk mengedahui landasan hukum perkembangan otonomi daerah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Otonomi Daerah


Secara etimologi (harfiah), otonomi daerah berasal dari 2 kata yaitu "otonom" dan
"daerah". Kata otonom dalam bahasa Yunani berasal dari kata "autos" yang berarti
sendiri dan "namos" yang berarti aturan. Sehingga otonom dapat diartikan sebagai
mengatur sendiri atau memerintah sendiri. Sedangkan daerah yaitu kesatuan masyarakat
hukum yang mempunyai batas-batas wilayah. Jadi, otonomi daerah dapat diartikan
sebagai kewenangan untuk mengatur sendiri kepentingan suatu masyarakat atau
kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus daerahnya sendiri.
Secara umum, pengertian otonomi daerah yang biasa digunakan yaitu pengertian
otonomi daerah menurut UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah. Dalam UU
tersebut berbunyi otonomi daerah merupakan hak, wewenang, serta kewajiban daerah
otonom guna mengurus dan mengatur sendiri urusan pemerintahan serta kepentingan
masyarakatnya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Syarief saleh mengartikan Otonomi daerah sebagai hak untuk mengatur
dan memerintah daerah sendiri, dimana hak tersebut merupakan hak yang diperoleh dari
pemerintah pusat. Benyamin Hoesein mengatakan Otonomi daerah adalah pemerintahan
oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu negara secara informal berada di
luar pemerintahan pusat.
Menurut Mariun, Otonomi daerah adalah kebebasan yang dimiliki oleh
pemerintahan daerah yang memungkinkan mereka untuk membuat inisiatif sendiri dalam
rangka mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya
sendiri. Otonomi daerah merupakan kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat. Sedangkan Philip Malwood mengartikan Otonomi
daerah adalah suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan sendiri di mana
keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna
mengalokasikan sumber material yang bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda
Menurut Kamus Hukum dan Glosarium, otonomi daerah merupakan kewenangan
untuk mengatur serta mengurus kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi dari masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
Menurut Encyclopedia of Social Scince, otonomi daerah merupakan hak sebuah
organisasi sosial untuk mencukupi diri sendiri dan kebebasan aktualnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, otonomi daerah adalah hak, wewenang
dan kewajiban daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengertian otonomi daerah berdasarkan Undang-undang Nomor 9 Tahun 2015
juncto (jo.) Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014, tentang pemerintahan daerah adalah
hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur serta mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan
perundang- undangan.
Dengan demikian otonomi daerah dapat dipahami sebagai wewenang atau
kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk
kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri. Pengertian lebih luas dapat
dipahami sebagai wewenang atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang
mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri
mulai dari ekonomi, politik, dan pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan
sosial, budaya, dan ideologi yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah
lingkungannya.

2.2 Urgensi Otonomi Daerah


Berbagai pendapat yang mendukung dilaksanakannya desentralisasi dengan
memberikan otonomi kepada daerah, dapat disimpulkan bahwa motivasi dan urgensi
pemberian otonomi daerah adalah: Pertama, upaya peningkatan efisiensi dan efektivitas
penyelenggaraan pemerintahan. Kedua, upaya melancarkan pelaksanaan pembangunan.

2.3 Tujuan dan Manfaat Otonomi Daerah


Tujuan Otonomi Daerah
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah antara lain adalah
membebaskan Pemerintah Pusat dari beban- beban yang tidak perlu dalam menangani
urusan daerah. Dengan demikan pusat berkesempatan mempelajari, memahami,
merespon berbagai kecenderungan global dan mengambil manfaat daripadanya. Pada saat
yang sama Pemerintah Pusat diharapkan lebih mampu berkonsentrasi pada perumusan
kebijakan makro (luas atau yang bersifat umum dan mendasar) nasional yang bersifat
strategis. Di lain pihak, dengan desentralisasi daerah akan mengalami proses pem-
berdayaan yang optimal. Kemampuan prakarsa dan kreatifitas Pemerintah Daerah akan
terpacu, sehingga kemampuannya da- lam mengatasi berbagai masalah yang terjadi akan
semakin kuat.

Berikut adalah beberapa tujuan otonomi daerah & implementasinya yang pada saat
ini ada di Indonesia beserta penjelasannya, yakni :
 Meningkatkan pelayanan masyarakat
Dengan adanya Otonomi daerah menjadikan lembaga daerah bisa
melakukan pelayanan publik tanpa perlu menunggu perintah dari
pemerintah pusat hal ini tentunya dapat memudahkan masyarakat.
 Meningkatkan keadilan nasional
Adapun tujuan adanya pelaksanaan otonomi daerah juga sangat penting
untuk keadilan nasional. Hal ini dilaksanakan melalui kebijakan dari pemda
kepada masyakarat agar terwujud keadilan & stabilitas nasional.
 Memeratakan wilayah daerah
Adanya otonomi daerah ini bertujuan untuk pemerataan wilayah daerah.
Hal ini dinyatakan melalui pemerintah daerah yang melakukan
pembangunan guna memajukan daerahnya yang mana sesuai dengan
kebutuhan daeranya itu sendiri.
 Mengembangkan kehidupan berdemokrasi
Dengan adanya otonomi daerah membuat struktur pemerintah daerah harus
jelas sehingga perlu melakukan pemilihan kepala daerah & anggota Dewan
Perwakilan Rakyat (DPR) melalui proses demokrasi yang telah diatur.
 Memelihara hubungan yang serasi antara pusat dan daerah
Dengan adanya otonomi daerah diharapkan agar bisa mempererat kerjasama
antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah juga diharapkan
koordinasi & sinergi antara pusat dan daerah menjadi semakin baik demi
terwujudnya keutuhan NKRI.
 Mendorong pemberdayaan masyarakat
Otonomi daerah juga ikut serta dalam mendorong pemberdayaan
masyarakat. Hal ini dinyatakan dengan peran aktif dari masyarakat melalui
organisasi daerah di bidang ekonomi, sosial, politik, serta kesehatan, Seperti
Karang Taruna, Kelompok Tani dan Ibu PKK, Tentunya tujuan ini ialah
untuk memberdayakan masyarakat.
 Menumbuhkan prakarsa & kreativitas masyarakat
Adanya otonomi daerah juga memiliki peran dalam menumbuhkan
kreativitas masyarakat. Dan prakarsa masyarakat akan semakin berkembang
seiring dengan aturan otonomi.
 Menumbuhkan ekonomi daerah
Fungsi otonomi daerah tentunya berdampak pada kondisi ekonomi daerah-
daerahtertentu. Apabila masyarakat berperan aktif akan membuat roda
ekonomi daerah menjadi lebih meningkat. Akibatnya perkembangan
ekonomi daerah dapat berkembang pula sesuai dengan apa yang telah
menjadi tujuan ekonomi daerah indonesia.
 Meningkatkan peran serta masyarakat
Adapun hal yang pasti terhadap adanya otonomi daerah yakni adanya peran
serta dari masyarakat daerah. Peran masyarakat ini dapat diwujudkan dalam
berbagai hal salahs atunya yaitu pemberdayaan masyarakat lewat
organisasi-organisasi atau kreativitas masyarakat dalam bidang ekonomi.
 Mengembangkan peran dan fungsi DPRD
Peran maupun fungsi DPRD menjadi lebih penting dengan adanya otonomi
daerah. Kartena kebijakan dari DPRD akan berpengaruh langsung untuk
warga karena itulah peran DPRD menjadi sangat penting, termasuk juga
sebagai penampung aspirasi bagi masyarakat.

Secara konseptual, penyelenggaraan otonomi daerah di Indonesia didasarkan pada tiga


tujuan utama, yakni sebagai berikut.
a) Tujuan politik
Hal yang diwujudkan melalui tujuan politik dalam pelaksanaan otonomi
daerah adalah upaya untuk mewujudkan demokratisasi politik melalui
partai politik dan Dewan Perwakilan Daerah.
b) Tujuan administratif
Tujuan administratif perwujudan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan
otonomi daerah adalah pembagian urusan antara pemerintah pusat dan
daerah, termasuk sumber daya keuangan, serta pembaharuan manajemen
birokrasi di pemerintah daerah.

c) Tujuan ekonomi
Adapun tujuan ekonomi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan otonomi
daerah di Indonesia adalah realisasi dari peningkatan indeks pembangunan
manusia sebagai indikator peningkatan kesejahteraan masyarakat
Indonesia.

Dalam buku pengantar pemerintahan daerah karangan Ani Sri Rahayu juga disebutkan
tujuan dari pemberian otonomi daerah, yaitu sebagai berikut.
1. Peningkatan pelayanan publik yang semakin baik.
2. Pengembangan kehidupan demokrasi.
3. Peradilan nasional.
4. Wilayah regional adil.
5. Pemeliharaan hubungan harmonis antara pusat dan daerah serta antar
daerah di integritas urusan Republik.
6. Mendorong pemberdayaan masyarakat.
7. Peningkatan inisiatif dan kreativitas daerah, peningkatan
8. partisipasi masyarakat, mengembangkan peran dan fungsi Dewan
Perwakilan Daerah.

Manfaat Otonomi Daerah


Terdapat beberapa manfaat dari diterapkannya sistem otonomi daerah yakni :
 Supaya tidak terjadi pemusatan kekuasaan di pusat sehingga
penyelenggaraan pemerintahan berjalan baik.
 Pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, Karena
pemerintah daerah juga terlibat didalamnya.
 Memudahkan pengaturan administrasi pemerintahan.
 Lembaga masyarakat mengalami peningkatan.
 Kesejahteraan masyarakat di daerah lebihberkembang
 Meningkatkan pengawasan kegiatan yang dilaksanakan.
 Meningkatkan pasokan barang dan jasa di daerah dengan biasa yang telah
disesuaikan.

Adapun Manfaat dari Otonomi daerah adalah sebagai berikut.


a) Pelaksanaan otonomi daerah dapat dilaksanakan untuk kepentingan
masyarakat.
b) Memotong birokrasi yang sedikit prosedur yang rumit dan sangat
terstruktur dari pemerintah pusat.
c) Supaya meningkatkan efisiensi pemerintah pusat, pemerintah pusat tidak
lagi melakukan tugas-tugas rutin ke daerah- daerah karena bisa diserahkan
kepada pejabat daerah otonom.
d) Demi meningkatkan pengawasan kegiatan atau aktivitas yang dilakukan
oleh Elit lokal, yang biasanya tidak simpatik terhadap program
pembangunan nasional dan peka terhadap kebutuhan masyarakat miskin
pedesaan.
e) Demi meningkatkan pasokan barang dan jasa di daerah dengan biaya yang
terjangkau dan lebih rendah, itu tidak lagi menjadi beban pemerintah pusat
karena telah diserahkan kepada pemerintah daerah

2.4 Bentuk-bentuk Otonomi Daerah


1. Otonomi Luas
Wewenang mengatur daerah miliknya sendiri seluas - luas seperti yang diinginkan.

2. Otonomi Nyata
Keluasan daerah untuk mengatur daerahnya sendiri yang meliputi tugas, wewenang,
dan kewajiban.

3. Otonomi yang Bertanggung Jawab


Penyelenggaraan daerah harus sesuai dengan tujuan dan yang dimaksud pemberian
dari otonomi.

2.5 Landasan Hukum Perkembangan Otonomi Derah


A. UUD Tahun 1945 Pasal 18
Dalam keseluruhan Pasal 18 UUD 1945 ini menjadi dasar utama dalam
pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia. Di dalamnya disebut tentang
berbagai hal mengenai otonomi daerah, seperti prinsip, tujuan, hingga asas
otonomi daerah. Dalam pasal tersebut terdiri dari Pasal 18 Ayat 1 – 7, 18A
Ayat 1 – 2, dan 18B Ayat 1 – 2.
B. TAP MPR RI Nomor XV Tahun 1998
Di dalam ketetapan MPR RI ini mengatur tentang berbagai hal mengenai
otonomi daerah. Mulai dari penyelenggaraan otonomi daerah, pengaturan,
pemanfaatan sumber daya alam, dan lain sebagainya.
C. TAP MPR RI Nomor IV Tahun 2000
Dalam ketetapan MPR RI ini menyebutkan tentang rekomendasi kebijakan
pemerintah dalam menyelenggarakan otonomi daerah. Dari adanya ketetapan
MPR ini semakin memperkuat adanya landasan terhadap pelaksanaan otonomi
daerah yang ada di Indonesia.
D. UU Nomor 33 Tahun 2004
Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia juga mengatur sisi ekonomi. Ada
pembagian pengaturan yang jelas antara keuangan dari pemerintah pusat dan
pemerintah daerah. Karena pemerintah daerah juga punya wewenang dalam
melakukan kebijakan politiknya. Dalam UU ini menyebutkan tentang
perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
E. UU Nomor 23 Tahun 2014
UU ini merupakan revisi dari Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
pemerintah daerah. Adanya revisi ini untuk menyesuaikan dengan
perkembangan pemerintahan daerah. Sehingga kelebihan desentralisasi ini
akan benar-benar terlaksana di pemerintahan daerah.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Otonomi daerah dapat dipahami sebagai wewenang atau kekuasaan pada suatu
wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk kepentingan wilayah atau
daerah masyarakat itu sendiri. Pengertian lebih luas dapat dipahami sebagai wewenang
atau kekuasaan pada suatu wilayah atau daerah yang mengatur dan mengelola untuk
kepentingan wilayah atau daerah masyarakat itu sendiri mulai dari ekonomi, politik, dan
pengaturan perimbangan keuangan termasuk pengaturan sosial, budaya, dan ideologi
yang sesuai dengan tradisi adat istiadat daerah lingkungannya.
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan otonomi daerah adalah membebaskan
Pemerintah Pusat dari beban- beban yang tidak perlu dalam menangani urusan daerah.
Dengan demikan pusat berkesempatan mempelajari, memahami, merespon berbagai
kecenderungan global dan mengambil manfaat daripadanya.
Manfaat dari diterapkannya sistem otonomi daerah adalah Supaya tidak terjadi
pemusatan kekuasaan di pusat sehingga penyelenggaraan pemerintahan berjalan baik.
Pemerintahan tidak hanya dijalankan oleh pemerintah pusat, Karena pemerintah daerah
juga terlibat didalamnya. Memudahkan pengaturan administrasi pemerintahan.
Bentuk otonomi daerah dibagi menjadi 3 bentuk, yakni Otonomi luas, Otonomi
Nyata, dan Otonomi bertanggung jawab. Landasan Hukum Perkembangan Otonomi
daerah yakni UUD Tahun 1945 Pasal 18, TAP MPR RI Nomor XV Tahun 1998, TAP
MPR RI Nomor IV Tahun 2000, UU Nomor 33 Tahun 2004, UU Nomor 23 Tahun 2014

3.2 Saran

Dalam menjalankan Otonomi Daerah, sebaiknya tidak hanya dijalankan oleh


pemerintah pusat, namun pemerintah daerah juga harus terlibat didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA

Ni’matul Huda, Otonomi Daerah, Filosofi, Sejarah Perkembangan dan Problematika, Pustaka
pelajar, Jakarta,2009,hlm.87-88.

Dadang Solihin. dkk, Otonomi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, Gramedia Pustaka


Utama, Jakarta, 2001, hlm.11.

Materi Admin (30 Oktober 2022), Pengertian, Tujuan dan Manfaat Otonomi Daerah [ Lengkap ]
diakses pada 11 November 2022 dari: https://materibelajar.co.id/tujuan-dan-manfaat-
otonomi-daerah/

Admin (2020) Otonomi Daerah (Lengkap Pengertian, Dasar Hukum, Pelaksanaan, Tujuan
dan Manfaat) diakses pada 11 November 2022 dari :
https://www.markijar.com/2016/07/otonomi-daerah-lengkap-pengertian-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai