Disusun Oleh :
Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kita
diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “ Otonomi (Perekonomian
Indonesia). Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Perekonomian Indonesia.
Ibu Ir.Santa Lusiana Sitorus, MM. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
tugas yang diberikan
Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Dan kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Makalah Otonomi Daerah.................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis...........................................................................3
2.2 Prinsip Otonomi Daerah................................................................5
2.3 Landasan Hukum Otonomi Daerah.................................................5
2.4 Asas dan pelaksanaan otonomu daerah…………………………..6
Secara hukum setiap daerah memiliki hak dan diperbolehkan melakukan otonomi daerah. Hal
ini bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan dan kemajuan suatu daerah dan juga untuk
meminimalisir kekuatan pemerintah untuk mengurus semua daerah yang terdapat di Indonesia
ini.
Hal ini juga diatur secara hukum nomor 32 tahun 2004 yang berbunyi antara lain bahwa
disebabkan kesibukkan pemerintah dalam mengatur pemerintah maka tiap-tiap daerah dapat
mengatur urusan ke pemerintahan daerah nya sendiri atau kata lain yang mengatur otonomi
daerah.
Selain alasan itu secara fakta daerah yang dapat mengatur sistem pengurusan daerahnya akan
lebih baik. Karena lebih tepat guna dan sasaran. Aparatur daerah tertentu lebih memahami
wilayah dan kebutuhan wilayahnya sehingga lebih hemat dan sesuai kebutuhan anggaran
daerah tertentu.
Namun yang menjadi permasalahan kurangnya tenaga pemerintahan yang belum mampu
mengelola daerah tertentu. Masih berharap adanya peran serta pejabat pusat yang harus
menangani permasalahan daerah tersebut. Hal ini seharusnya menjadi perhatian para
pemerintah agar menempatkan aparatur sipil negara dengan merata dan sesuai dengan
kebutuhan daerah tertentu.
Ada banyak permasalahan dan potensi yang bisa dikembangkan. Pembangunan yang merata di
daerah tertentu harus dapat dirasakan oleh semua rakyatnya. Namun kendala pembangunan
yang tidak merata membuat sebagian masyarakat belum dapat merasakan pembangunan.
1
2.1Landasan Teoritis
Teori yang akan dibahas dalam landasan teoritis ini adalah tentang undang-undang yang
mengatur tentang otonomi daerah. Selain itu juga teori lain juga dijabarkan untuk dapat
menjawab permasalahan tentang otonomi daerah.
Dalam membahas otonomi daerah setidaknya diketahui ada dua nilai yang berpotensi
dikembangkan dalam otonom daerah tertentu yaitu nilai unitaris, dan nilai dasar desentralisasi
teritorial. Nilai unitaris yang dimaksud adalah nilai ini adalah bahwa pemerintah daerah harus
dapat mewujudkan pandangan bangsa tentang kesatuan bangsa Indonesia menjadi kesatuan.
Sehingga tidak saja pemerintah dalam pemerintahan.
Selain itu sistem otonomi daerah juga akan menunjukkan adanya daerah yang unggul dan
daerah yang tertinggal. Fenomena ini pasti akan terlihat karena potensi tiap daerah itu berbeda.
Begitu juga dengan kebutuhan anggaran belanja nya juga berbeda. Pembangunan daerah
otonom tertentunya tidaklah mudah karena berkaitan dengan sistem politik di Indonesia yang
masih menganut sistem desentralisasi. Namun tetap ada peraturan yang membolehkan adanya
otonomi daerah. Adapun landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah
sebagai berikut: Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18
B, kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004 dan tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
3
3. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi
Secara umum memang tidaklah mudah menjalankan sistem otonomi daerah tertentu. Hal ini
karena berkaitan dengan penganggaran APBD atau SKPD tertentu. Apalagi tentunya
perbedaan APBD harus dapat disertai dengan alasan yang berbeda dan alasan yang tepat.
Selain itu sistem otonomi daerah juga akan menunjukkan adanya daerah yang unggul dan
daerah yang tertinggal. Fenomena ini pasti akan terlihat karena potensi tiap daerah itu berbeda.
Begitu juga dengan kebutuhan anggaran belanja nya juga berbeda. Pembangunan daerah
otonom tertentunya tidaklah mudah karena berkaitan dengan sistem politik di Indonesia yang
masih menganut sistem desentralisasi. Namun tetap ada peraturan yang membolehkan adanya
otonomi daerah. Adapun landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah
sebagai berikut: Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18
B, kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004 dan tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Untuk hasil pajak daerah biasanya yang masuk dalam daftar pembayaran pajak resmi
yang berhasil dipungut dari daerah swatantra, apakah itu proinsi, kotpraja, maupun
kabupaten.
Dan unutk retribusi sebagaimana diketahui akan didapatkan melalui jasa pekerjaan,
usaha milik daerah seluruh jasa yang dimanfaatkan dari layanan yang disediakan oleh
daerah.
Dan untuk pengelolaan hasil kekayaan ynag dipisahkan seperti hasil laba ynag
dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam daerah otonom tertentu.
Dan yang terakhir hasil asli pendapatan daerah berupa jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih mata uang asing terhadap mata uang indonesia juga menjadi
pemasukan daerah. Pembangunan Regional
4
2.2Prinsip Otonomi Daerah
Prinsip Otonomi Daerah Ada lima prinsip penyelenggaraan pemerintah daerah yaitu:
1. Prinsip Kesatuan Otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakyat untuk
memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan tanggung jawab Otonomi daerah nyata dan bertanggung jawab untuk
kepentingan seluruh masyarakat. Pemda berperan mengatur proses pemerintahan dan
pembangunan daerah.
3. Prinsip Penyebaran Asas desentralisasi dan dekonsentrasi bermanfaat untuk masyarakat
melakukan inovasi pembangunan daerah.
4. Prinsip Keserasian daerah otonom mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di
samping aspek demokrasi
5. Prinsip Pemberdayaan Tujuan otonomi daerah adalah bisa meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyelenggaraan pemerintah di daerah. Utamanya dalam aspek pelayanan dan
pembangunan masyarakat. Selain itu dapat meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan
kesatuan bangsa.
6
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Dari pembahasan bab-ban terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut :
3.2Saran
1. Sebaiknya para aparatur pemerintah daerah dibekali dengan pendidikan yang
cukup yang dapat dimiliki oleh aparatur daerah dalam menjalankankan tugas dan
wewenangnya masing-masing. Dan dapat menjalankan tugas dan wewenangnya
dengan bijaksana dan adil.
2. Perlu segera diadakan penelitian, tindakan dan evaluasi, khususnya dalam upaya
untuk menindak lanjuti berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan
menyangkut terlaksananya Otonomi daerah, sehingga pelaksaan Otonomi daerah
baik menyangkut kelembagaan, kewenangan dan tanggung jawab aparatur maupun
sumber-sumber pembiayaan dan sarana serta prasarana pendukung lainnya benar-
benar dipastikan telah ideal dan sesuai dengan aspirasi, tuntutan dan kebutuhan
Daerah Otonom, sehingga tidak akan menimbulkan masalah-masalah fundamental
di masa yang akan datang serta masalah kemiskinan dapat diselesaikan secepat
mungkin agar pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik sehingga
kemiskinan dapat dikurangi, maka partisipasi masyarakat terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan di daerah ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat
merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan yang sedang
dilaksanakan.
7