Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA

“ OTONOMI DAERAH DAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH “

Dosen Pengampu : Ir. Santa Lusiana Sitorus, MM.

Disusun Oleh :

Ika Nurhaida 2020102264


Alma Odeliana Sari 2021102001
Tiara Puspitasari 2020102278
Siti Mutiah 2020102290
Budi Hendramawan 2020102277

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INSAN PEMBANGUNAN


MANAJEMEN
Tahun Akademik 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kita
diberi untuk menyelesaikan makalah tentang “ Otonomi (Perekonomian
Indonesia). Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah
Perekonomian Indonesia.

Tak lupa kami juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


setiap pihak yang telah mendukung serta membantu kami selama proses
penyelesaian hingga selesainya makalah ini. Ucapan terima kasih penulis
sampaikan pada :

Ibu Ir.Santa Lusiana Sitorus, MM. selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
tugas yang diberikan

Kami menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari
itu kami dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca. Dan kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.

Tangerang, 29 Juni 2022


i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................2
1.3 Tujuan Makalah Otonomi Daerah.................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis...........................................................................3
2.2 Prinsip Otonomi Daerah................................................................5
2.3 Landasan Hukum Otonomi Daerah.................................................5
2.4 Asas dan pelaksanaan otonomu daerah…………………………..6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan....................................................................................8
3.2 Saran..............................................................................................9
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Sebagaimana yang diatur dalam sistematika penulisan karya ilmiah makalah akan didahului
dengan latar belakang masalah. Masalah otonomi daerah dapat dijabarkan secara fakta dengan
jelas dan singkat. Adapun cara menguraikan singkat latar belakang masalah pada makalah
otonomi daerah adalah lihat contoh berikut ini

Secara hukum setiap daerah memiliki hak dan diperbolehkan melakukan otonomi daerah. Hal
ini bertujuan untuk memaksimalkan perkembangan dan kemajuan suatu daerah dan juga untuk
meminimalisir kekuatan pemerintah untuk mengurus semua daerah yang terdapat di Indonesia
ini.

Hal ini juga diatur secara hukum nomor 32 tahun 2004 yang berbunyi antara lain bahwa
disebabkan kesibukkan pemerintah dalam mengatur pemerintah maka tiap-tiap daerah dapat
mengatur urusan ke pemerintahan daerah nya sendiri atau kata lain yang mengatur otonomi
daerah.

Selain alasan itu secara fakta daerah yang dapat mengatur sistem pengurusan daerahnya akan
lebih baik. Karena lebih tepat guna dan sasaran. Aparatur daerah tertentu lebih memahami
wilayah dan kebutuhan wilayahnya sehingga lebih hemat dan sesuai kebutuhan anggaran
daerah tertentu.

Namun yang menjadi permasalahan kurangnya tenaga pemerintahan yang belum mampu
mengelola daerah tertentu. Masih berharap adanya peran serta pejabat pusat yang harus
menangani permasalahan daerah tersebut. Hal ini seharusnya menjadi perhatian para
pemerintah agar menempatkan aparatur sipil negara dengan merata dan sesuai dengan
kebutuhan daerah tertentu.

Ada banyak permasalahan dan potensi yang bisa dikembangkan. Pembangunan yang merata di
daerah tertentu harus dapat dirasakan oleh semua rakyatnya. Namun kendala pembangunan
yang tidak merata membuat sebagian masyarakat belum dapat merasakan pembangunan.
1

1.2 Rumusan Masalah


Makalah otonomi daerah ini akan dibahas berdasarkan masalah yang dirumuskan menjadi
permasalahan tertentu. Rumusan ini yang akan nantinya dibahas dalam bagain-bagain tertentu
di makalah ini. Dan adapun rumusan masalah untuk makalah ini adalah:

1. Apakah yang dimaksud dengan undang-undang dan peraturan otonomi daerah?


2. Bagaimana Pengelolaan dan pengurusan potensi aset dan pemerataan pembangunan
suatu daerah tertentu?
3. Bagaimana proses pembangunan ekonomi regional dalam daerah?

1.3 Tujuan Makalah Otonomi Daerah


Jika rumusan masalah telah dirangkum dan diklasifikasikan maka fokus tujuan makalah akan
diarahkan kepada untuk memahami masalah yang di bahas. Oleh sebab itu maka tujuan
makalah ini adalah

1. Untuk mengetahui tentang ketetapan undang-undang dan peraturan tentang otonomi


daerah?
2. Dengan makalah ini maka dapat memberikan pengetahuan tentang pengelolaan dan
pengurusan potensi aset dan pemerataan pembangunan suatu daerah tertentu
3. Serta dapat mengetahui tentang proses pembangunan ekonomi regional dalam daerah
2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1Landasan Teoritis
Teori yang akan dibahas dalam landasan teoritis ini adalah tentang undang-undang yang
mengatur tentang otonomi daerah. Selain itu juga teori lain juga dijabarkan untuk dapat
menjawab permasalahan tentang otonomi daerah.

1. Pengertian Otonomi Daerah


Sebagaimana yang diketahui secara etimologi otonomi daerah memiliki pengertian sebagai
kewajiban, hak dan wewenang daerah otonom tertentu untuk membuat dan mengatur sistem
pengurusan daerah yang menyangkut kepentingan masyarakat setempat.

Dalam membahas otonomi daerah setidaknya diketahui ada dua nilai yang berpotensi
dikembangkan dalam otonom daerah tertentu yaitu nilai unitaris, dan nilai dasar desentralisasi
teritorial. Nilai unitaris yang dimaksud adalah nilai ini adalah bahwa pemerintah daerah harus
dapat mewujudkan pandangan bangsa tentang kesatuan bangsa Indonesia menjadi kesatuan.
Sehingga tidak saja pemerintah dalam pemerintahan.

2. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi


Secara umum memang tidaklah mudah menjalankan sistem otonomi daerah tertentu. Hal ini
karena berkaitan dengan penganggaran APBD atau SKPD tertentu. Apalagi tentunya
perbedaan APBD harus dapat disertai dengan alasan yang berbeda dan alasan yang tepat.

Selain itu sistem otonomi daerah juga akan menunjukkan adanya daerah yang unggul dan
daerah yang tertinggal. Fenomena ini pasti akan terlihat karena potensi tiap daerah itu berbeda.
Begitu juga dengan kebutuhan anggaran belanja nya juga berbeda. Pembangunan daerah
otonom tertentunya tidaklah mudah karena berkaitan dengan sistem politik di Indonesia yang
masih menganut sistem desentralisasi. Namun tetap ada peraturan yang membolehkan adanya
otonomi daerah. Adapun landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah
sebagai berikut: Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18
B, kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004 dan tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
3
3. Pembangunan Daerah berdasarkan Pemasukan Daerah Otonomi
Secara umum memang tidaklah mudah menjalankan sistem otonomi daerah tertentu. Hal ini
karena berkaitan dengan penganggaran APBD atau SKPD tertentu. Apalagi tentunya
perbedaan APBD harus dapat disertai dengan alasan yang berbeda dan alasan yang tepat.

Selain itu sistem otonomi daerah juga akan menunjukkan adanya daerah yang unggul dan
daerah yang tertinggal. Fenomena ini pasti akan terlihat karena potensi tiap daerah itu berbeda.
Begitu juga dengan kebutuhan anggaran belanja nya juga berbeda. Pembangunan daerah
otonom tertentunya tidaklah mudah karena berkaitan dengan sistem politik di Indonesia yang
masih menganut sistem desentralisasi. Namun tetap ada peraturan yang membolehkan adanya
otonomi daerah. Adapun landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah
sebagai berikut: Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat pada pasal 18 A dan 18
B, kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang Pemerintah daerah no 32 tahun 2004 dan tentang
Perimbangan Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

4. Sumber Pendapatan Atau Potensi Income Daerah


Dalam undang-undang sumber pendapatan daerah tertentu hal ini sesuai dengan pasal 157
undang- undang nomor 32 tahun 2004 yang mengandung bulir yaitu tentang hasil pajak
daerah, hasil retribusi, pengelolaan hasil kekayaan yang dipisahkan, dan sumber lain yang
berstatus sah menjadi hasil asli daerah tertentu.

 Untuk hasil pajak daerah biasanya yang masuk dalam daftar pembayaran pajak resmi
yang berhasil dipungut dari daerah swatantra, apakah itu proinsi, kotpraja, maupun
kabupaten.
 Dan unutk retribusi sebagaimana diketahui akan didapatkan melalui jasa pekerjaan,
usaha milik daerah seluruh jasa yang dimanfaatkan dari layanan yang disediakan oleh
daerah.
 Dan untuk pengelolaan hasil kekayaan ynag dipisahkan seperti hasil laba ynag
dihasilkan oleh sebuah perusahaan dalam daerah otonom tertentu.

 Dan yang terakhir hasil asli pendapatan daerah berupa jasa giro, pendapatan bunga,
keuntungan selisih mata uang asing terhadap mata uang indonesia juga menjadi
pemasukan daerah. Pembangunan Regional
4
2.2Prinsip Otonomi Daerah
Prinsip Otonomi Daerah Ada lima prinsip penyelenggaraan pemerintah daerah yaitu:
1. Prinsip Kesatuan Otonomi daerah harus menunjang aspirasi perjuangan rakyat untuk
memperkokoh negara kesatuan dan mempertinggi tingkat kesejahteraan masyarakat lokal.
2. Prinsip Riil dan tanggung jawab Otonomi daerah nyata dan bertanggung jawab untuk
kepentingan seluruh masyarakat. Pemda berperan mengatur proses pemerintahan dan
pembangunan daerah.
3. Prinsip Penyebaran Asas desentralisasi dan dekonsentrasi bermanfaat untuk masyarakat
melakukan inovasi pembangunan daerah.
4. Prinsip Keserasian daerah otonom mengutamakan aspek keserasian dan tujuan di
samping aspek demokrasi

5. Prinsip Pemberdayaan Tujuan otonomi daerah adalah bisa meningkatkan daya guna dan
hasil guna penyelenggaraan pemerintah di daerah. Utamanya dalam aspek pelayanan dan
pembangunan masyarakat. Selain itu dapat meningkatkan pembinaan kestabilan politik dan
kesatuan bangsa.

2.3Landasan Hukum Otonomi Daerah


di Indonesia Ada tiga landasan 9okum yaitu Undang-undang dasar (UUD), Ketetapan MPR-RI,
dan Undang-Undang (UU). Berikut penjelasannya:
1. Undang-Undang Dasar Acuan 9okum otonomi daerah terdapat pada pasal UUD 1945.
Pasal 18 UUD ayat (1) dan (2) menyebutkan Negara Kesatuan Republik Indonesia dibagi
atasprovinsi, kabupaten, dan kota yang mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan
menurut asas otonomi dan tugas pembantuan.
2. Ketetapan MPR-RI Tap MPR-RI No. XV/MPR/1998 menjelaskan Penyelenggaraan
Otonomi Daerah antara lain Pengaturan, Pembagian dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional
yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam rangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
3. Undang-Undang (UU) Ada dua UU yang mengatur yaitu UU Nomor 12 Tahun 2008
tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Pada
prinsipnya penyelenggaraan pemerintah daerah mengutamakan pelaksanaan asas
desentralisasi. Dalam UU Nomor 12 tahun 2008 adalah mendorong pemberdayaan
masyarakat, menumbuhkan prakarsa dan kreativitas, meningkatkan peran masyarakat, serta
mengembangkan peran dan fungsi DPRD.
5
2.4 Asas dan Pelaksanaan Otonomi Daerah

Asas-asas untuk menyelenggarakan otonomi daerah pada dasarnya ada tiga,


yaitu:

a. Asas desentralisasi. Asas ini bermakna adanya penyerahan wewenang


dari pemerintah pusat kepada daerah-daerah otonomi berdasarkan
struktur Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
b. Asas dekonsentrasi. Asas ini bermakna adanya pelimpahan wewenang
dari pemerintah pusat kepadagubernur sebagai representasinya di tingkat
daerah.
c. Asas tugas pembantuan. Asas ini bermakna bahwa terdapat sebuah
penugasan yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada suatu daerah
otonomi dan oleh kepala daerah kepada kepala desa dalam rangka
melaksanakan tugas tertentu yang disertai adanya ketentuan tentang
pembiayaan, sarana, dan prasarana, serta sumber daya manusia.

6
BAB III
PENUTUP

3.1Kesimpulan
Dari pembahasan bab-ban terdahulu dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Secara etimologi otonomi daerah memiliki pengertian sebagai


kewajiban, hak dan wewenang daerah otonom tertentu untuk membuat
dan mengatur sistem pengurusan daerah yang menyangkut kepentingan
masyarakat setempat.

2. Secara harfiah otonomi daerah memiliki pengertian kewenangan untuk


mengurus dan mengatur sendiri untuk membuat dan menerapkan aturan dalam
mengurus rumah tangga daerah sendiri.

3. Adapun landasan hukum yang mengatur sistem otonomi daerah adalah


sebagai berikut: Undang undang dasar Negara RI tahun 1945 terdapat
pada pasal 18 A dan 18 B, kemudian ketetapan MPR RI, UU tentang
Pemerintah daerah no 32 tahun 2004 dan tentang Perimbangan
Keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

3.2Saran
1. Sebaiknya para aparatur pemerintah daerah dibekali dengan pendidikan yang
cukup yang dapat dimiliki oleh aparatur daerah dalam menjalankankan tugas dan
wewenangnya masing-masing. Dan dapat menjalankan tugas dan wewenangnya
dengan bijaksana dan adil.

2. Perlu segera diadakan penelitian, tindakan dan evaluasi, khususnya dalam upaya
untuk menindak lanjuti berbagai peraturan perundangan yang dikeluarkan
menyangkut terlaksananya Otonomi daerah, sehingga pelaksaan Otonomi daerah
baik menyangkut kelembagaan, kewenangan dan tanggung jawab aparatur maupun
sumber-sumber pembiayaan dan sarana serta prasarana pendukung lainnya benar-
benar dipastikan telah ideal dan sesuai dengan aspirasi, tuntutan dan kebutuhan
Daerah Otonom, sehingga tidak akan menimbulkan masalah-masalah fundamental
di masa yang akan datang serta masalah kemiskinan dapat diselesaikan secepat
mungkin agar pembangunan daerah dapat berjalan dengan baik sehingga
kemiskinan dapat dikurangi, maka partisipasi masyarakat terhadap kegiatan-
kegiatan pembangunan di daerah ditumbuhkembangkan sehingga masyarakat
merasa ikut bertanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan yang sedang
dilaksanakan.
7

Anda mungkin juga menyukai